VISUAL BASIC :

3. Menambah atau menghapus lini produk

Manajer berhadapan secara rutin dengan keputusan-keputusan yang melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang akan menghasilkan laba yang dapat diterima. Produk lama sering menjadi tidak populer lagi dan tidak menguntungkan manakala selera konsumen mengalami pergeseran, sehingga produk lama harus dihapus dari bauran penjualan.

Proses pengambilan keputusan untuk menambah atau menghapus produk dapat pula diperluas ke lini produk, departemen, atau segmen bisnis lain seperti buah toko, pabrik atau cabang perusahaan.

Contoh-contoh keputusan semacam itu meliputi :

a. Pembukaan atau penutupan sebuah cabang atau toko eceran

b. Penambahan atau penghapusan sebuah produk atau seluruh lini produk

c. Penambahan atau penghapusan layanan khusus di sebuah rumah sakit

d. Penggabungan departemen pembelian dalam dua unit produk

4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk

Banyak produk yang dapat dijual pada titik batas pemisah dengan harga tertentu, atau produk tadi diolah lebih lanjut dan dijual pada harga yang lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi tentu disebabkan karena dibutuhkannya pengolahan tambahan. Manajer mungkin saja berhadapan dengan keputusan apakah akan menjual pada titik batas pemisah atau mengolahnya lebih lanjut agar mendapatkan harga jual yang lebih mahal. Ketentuan dalam keputusan menjual atau mengolah lebih lanjut adalah mengolah lebih lanjut manakala pendapatan inkremental pengolahan lebih lanjut lebih besar daripada biaya inkrementalnya.

Pendapatan dalam situasi ini adalah :

a. Semua biaya pengolahan tambahan diasumsikan bersifat inkremental.

b. Biaya dikeluarkan sebelum titik batas pemisah adalah biaya bersama bagi pilihan menjual atau mengolah lebih lanjut dan tidak relevan bagi keputusan lebih jauh.

c. Keputusan ini terlepas dari penentuan biaya pokok produk. Penentuan baiaya pokok produk menyertakan semua biaya produk ke unit produk, termasuk biaya bersama dan biaya historis. Dalam keputusan pengolahan lebih lanjut, hanya pendapatan dan biaya sekarang serta masa depanlah yang dianggap relevan.

d. Keputusan mengasumsikan bahwa produk bisa dijual sebagaimana adanya maupun diolah lebih lanjut.

Contoh Kasus Decision Making Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus

PT. GUNADARMA yang berlokasi di Depok adalah perusahaan yang memproduksi kaos. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi kaos sebanyak 1000 unit/bln. Ramalan penjualan untuk bulan Januari, perusahaan hanya memproduksi 800 unit dengan Harga Jual Rp 60.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai berikut: Biaya Variabel Rp 6.000/unit Biaya Tetap Pabrikasi Rp 14.000.000/bln Biaya Penjualan dan Administratif Rp 600.000/bln

Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 150 unit dengan harga Rp 30.000/unit. Namun, diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 1.000.000 untuk mencetak logo tertentu pada kaos pesanan khusus. Keputusan apakah yang diambil perusahaan? Menerima atau menolak pesanan khusus?

Jawaban Contoh Kasus

Analisis Diferensial Penjualan : (800 unit x Rp 60.000) Rp 48.000.000

Dengan Pesanan

Tanpa Pesanan

Rp 48.000.000

(150 unit x Rp 30.000) Rp 4.500.000 Rp 4.500.000 Biaya Variabel (800 unit x Rp 6000)

(Rp 4.800.000)

(Rp 4.800.000)

(150 unit x Rp 6000)

(Rp 900.000)

(Rp 900.000)

Margin Kontribusi

Biaya Tetap : Pabrikasi Reguler

(Rp 14.000.000)

(Rp 14.000.000)

(Rp 1.000.000) Penjualan dan Administratif (Rp 600.000)

Pabrikasi Tambahan

(Rp 1.000.000)

(Rp 600.000)

Laba Bersih

Pesanan khusus diterima karena Pendapatan Diferensial > Biaya Diferensial yaitu Rp 4.500.000 – (Rp 900.000 + Rp 1.000.000) = Rp 2.600.000. Perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih tinggi sebesar Rp 2.600.000 apabila menerima pesanan khusus tersebut.

Kasus Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus

PT. Monetta memproduksi ikat pinggang dalam pabrik yang berkapasitas 1500 satuan perbulan. Untuk bulan Maret 2012 perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual produk tersebut sebanyak 1000 satuan dengan harga jual sebesar Rp 10.000 persatuan. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan rincian biaya sebagai berikut: Biaya Variabel Rp 2000/unit Biaya Tetap Pabrikasi Rp 500.000/bln Biaya Penjualan dan Administratif Rp 150.000/bln

Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 350 unit dengan harga Rp 7.000/unit. Namun, diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 300.000 untuk mencetak gambar tertentu pada ikat pinggang pesanan khusus. Keputusan apakah yang diambil perusahaan? Menerima atau menolak pesanan khusus?

Decision Making Membuat Sendiri atau Membeli

PT. MUTIARA adalah perusahaan makanan yang berada di daerah Bogor. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan Keripik Cokelat. Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu memproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan 1 ton cokelat. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli cokelat dari perusahaan lain dengan harga Rp 12.000/kg. (1 ton = 1000 kg) Berikut ini adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat tempe satu bulan : BBB

BTK Tidak Langsung

Rp 3.000.000

BOP Variabel

Rp 600.000

Biaya Listrik

Rp 300.000

Biaya Telepon

Rp 150.000

Biaya Air

Rp 130.000

Depresiasi Mesin

Rp 700.000 +

Total Biaya

Rp 14.380.000

Biaya tambahan jika membeli dari luar : Biaya Angkut Rp 250.000

PERTANYAAN :

1. Jika mesin yang dipakai membuat cokelat menganggur (tidak dipakai dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya dipilih pihak manajemen, apakah memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan lain?

2. Jika mesin yang dipakai untuk membuat cokelat disewakan kepada perusahaan lain dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 500.000, alternatif manakah yang sebaiknya diambil oleh manajemen, membeli dari perusahaan lain atau membuat sendiri?

JAWABAN CONTOH KASUS :

1. Tabel Perbandingan Biaya No

Jenis Biaya

3 BTK Tidak Langsung

Rp 3.000.000

4 BOP Variabel

Rp 600.000

5 Biaya Listrik

Rp 300.000

Rp 300.000

6 Biaya Telepon

Rp 150.000

Rp 150.000

7 Biaya Air

Rp 130.000

Rp 130.000

8 Harga Beli

Rp 12.000.000

9 Biaya Angkut

Rp 250.000

10 Biaya Depresiasi Mesin

Rp 700.000 Total

Rp 700.000

Rp 13.530.000 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sendiri lebih besar dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan jika membeli dari luar.

Rp 14.380.000

2. Tabel Perbandingan Keterangan

Membuat Sendiri

Membeli dari Luar Selisih Biaya Diferensial

Biaya Cokelat

Rp 850.000 Biaya Kesempatan

Rp 14.380.000

Rp 13.530.000

Rp 500.000 Jumlah Biaya

(Rp 500.000)

Rp 1.350.000 Diferensial Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya tambahan biaya kesempatan sebesar Rp500.000, jumlah biaya diferensial membuat sendiri lebih besar daripada membeli dari luar yaitu selisihnya sebesar Rp 1.350.000 KESIMPULAN : Sebaiknya PT. MUTIARA membeli dari luar untuk cokelatnya dalam pembuatan produk keripik cokelat, karena jika membuat sendiri akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

Rp 14.380.000

Rp 13.030.000

Kasus Membuat Sendiri Atau Membeli

PT. SEGAR SARI adalah perusahaan minuman yang berada di daerah Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan Yoghurt Buah. Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu memproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan membutuhkan 1 ton cokelat. Kini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli Plan Yoghurt dari perusahaan lain dengan harga Rp 15.000/kg. (1 ton = 1000 kg) Berikut ini adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat tempe satu bulan : BBB

BTK Tidak Langsung

Rp 3.000.000

BOP Variabel

Rp 600.000

Biaya Listrik

Rp 300.000

Biaya Telepon

Rp 150.000

Biaya Air

Rp 130.000

Depresiasi Mesin

Rp 600.000 +

Total Biaya

Rp 15.280.000

Biaya tambahan jika membeli dari luar : Biaya Angkut Rp 550.000

PERTANYAAN :

1. Jika mesin yang dipakai membuat yoghurt menganggur (tidak dipakai dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya dipilih pihak manajemen, apakah memproduksi sendiri atau membeli dari perusahaan lain?

2. Jika mesin yang dipakai untuk membuat yoghurt disewakan kepada perusahaan lain dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 700.000, alternatif manakah yang sebaiknya diambil oleh manajemen, membeli dari perusahaan lain atau membuat sendiri?

CONTOH KASUS DECISION MAKING Menambah / Menghapus Lini Produk

PT. LABALA yang bergerak dalam bisnis eceran / distribusi 3 lini produk, beberapa tahun terakhir mengalami kerugian pada lini produk obat. Manajer mulai berfikir apakah sebaiknya lini produk obat ditutup atau diteruskan?

Keterangan Produk Obat

Produk

Produk Kimia Jumlah

Kosmetik

Penjualan Rp 1.000.000

Rp 5.000.000 Biaya Variabel

Margin Rp 400.000

Rp 3.000.000 Kontribusi

Rp 1.400.000

Rp 1.200.000

Biaya Tetap : Gaji Wiraniaga Rp 300.000

Rp 700.000 Periklanan

Rp 200.000

Rp 200.000

Rp 80.000 Asuransi

Rp 90.000 Pajak PBB

Rp 65.000 Penyusutan

Rp 50.000 Lain-Lain

Jumlah (Rp 440.000)

(Rp 1.000.000) Laba Bersih

(Rp 290.000)

(Rp 270.000)

(Rp 40.000)

Rp1.110.000

Rp 930.000

Rp 2.000.000

JAWABAN CONTOH KASUS :

Dengan Produk

Tanpa produk

Analisis

Diferensial Penjualan

Biaya Variabel

Margin Kontribusi

Biaya Tetap : Terhindarkan (Gaji Wiraniaga)

Tidak Terhindarkan

(Rp 300.000) Laba Bersih

Analisis : Hasil laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 100.000 apabila lini obat dihapuskan, perusahaan merosot dari yang semula Rp 2.000.000 dengan lini produk obat menjadi Rp 1.900.000. Oleh sebab itu, penghapusan lini produk obat bukan merupakan tindakan bijaksana karena penurunan yang terjadi bila tanpa produk obat.

KASUS Menambah / Menghapus Lini Produk

PT. AJI MUMPUNG yang bergerak dalam bisnis eceran / distribusi 3 lini produk, beberapa tahun terakhir mengalami kerugian pada lini produk kosmetik. Manajer mulai berfikir apakah sebaiknya lini produk kosmetik ditutup atau diteruskan?

Keterangan Produk Obat

Produk

Produk Kimia Jumlah

Kosmetik

Penjualan Rp 2.000.000

Rp 5.520.000 Biaya Variabel

Margin Rp 1.200.000

Rp 2.800.000 Kontribusi

Rp 320.000

Rp 1.200.000

Biaya Tetap : Gaji Wiraniaga Rp 300.000

Rp 900.000 Periklanan

Rp 400.000

Rp 200.000

Rp 90.000 Asuransi

Rp 100.000 Pajak PBB

Rp 70.000 Penyusutan

Rp 60.000 Lain-Lain

Jumlah (Rp 545.000)

(Rp 1.240.000) Laba Bersih

(Rp 410.000)

(Rp 285.000)

Rp 655.000

(Rp 90.000)

Rp 915.000

Rp 1.560.000

VISUAL BASIC : MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS FORM KOSONG+ANGKA FORM CONTOH KASUS

MEMBUAT SENDIRI ATAU MEMBELI DARI LUAR FORM KOSONG+ANGKA

FORM CONTOH KASUS

MENAMBAH ATAU MENGHAPUS LINI PRODUK FORM KOSONG+ANGKA FORM CONTOH KASUS

BAB VII TIME VALUE OF MONEY

Time value of money merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu. Nilai waktu uang merupakan akibat dari adanya peluang investasi, peminjaman, pemberian pinjaman, dan preferensi konsumsi pada saat kini ketimbang pada masa depan, serta ekspektasi inflasi.

Sebagai contoh uang Rp 100.000 sekarang berbeda nilainya dengan Rp 100.000 yang akan diterima satu tahun kemudian. Jika seseorang diminta untuk memilih apakah uang Rp 100.000 lebih baik diterima sekarang atau setahun kemudian, maka ia akan memilih menerima uang tersebut sekarang. Jika ia menerimanya sekarang, maka ia akan menanamkan uang tersebut untuk memperoleh pendapatan bunga selama setahun. Dengan demikian setahun kemudian ia akan menerima uang Rp 100.000 beserta dengan bunga setahun yang ia peroleh atas investasinya.

Oleh karena itu, seseorang akan lebih menyukai menerima uang segera daripada ditunda dan kemudian ia akan menukarkan sejumlah uangnya sekrang dengan jumlah yang sama pada masa yang akan datang. Ia akan memegang prinsip bahwa jumlah uang yang akan diterima di kemudian hari harus lebih besar daripada jumlah uang saat ini.

 Manfaat time value of money Manfaat dari time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa time value of money sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan yang akan datang.

 Keterbatasan time value of money Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi.

 Metode yang digunakan

a. Future Value ( Nilai yang Akan Datang ) Future value adalah banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh pada tingkat suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode masa depan. Jumlah penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini (Po) yang akan tumbuh selama n tahun dengan tingkat bunga sebesar r per tahun.

Rumus: n FV ( r, n ) = Po ( 1 + r )

Keterangan : FV : Future Value Po

: jumlah nilai sekarang r

: tingkat bunga/tahun n

: Jangka waktu

b. Present Value (Nilai Sekarang) Present value adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima beberapa waktu atau periode yang akan datang.

Keterangan : Po

: jumlah nilai sekarang FV : Future Value

r : tingkat bunga/tahun n

: jangka waktu

Rumus :

PV= fv[

FV= fv[

d. Payback period (Periode Pengembalian) Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi tidak akan menutup investasinya sebelum mencapai periode pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian, semakin tinggi pula risikonya. Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian yang lebih singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen. Kelemahan:

 Mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang.  Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.  Mengabaikan imbalan investasi.

Kelebihan:  Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan dipahami.

 Periode pengembalian berfungsi sebagai indicator likuiditas yang

tersedia bagi perusahaan.

 Semakin cepat kas menutupi investasi perdana, semakin lekas pula dapat di investasikan kembali dalam aktiva produktif lain.

 Periode pengembalian yang singkat dapat mengurangi resiko investasi karena ketidakpastian biasanya meningkat seiring dengan berlalunya waktu.

 Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera, suatu

pertimbangan bagi beberapa perusahaan. Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang periode, maka rumus berikut dapat dipakai untuk menghitung periode pengembalian:

Periode Pengambilan = Investasi Perdana

Arus Masuk Kas Tahunan

BAB 7 CONTOH KASUS TIME VALUE OF MONEY

A. Future Value ( Nilai yang akan datang )

PT. AKU mengeluarkan sejumlah uang untuk investasi pada PT. KAMU sebesar Rp65.000.000 yang memberikan bunga 4% / tahun. Dalam waktu 5 tahun, berapakah jumlah uang yang akan diterima?

Penyelesaian :

FV ( 4% , 5 ) = Rp65.000.000 ( 1 + 0,04 ) ^5

= Rp 65.000.000 (1,22) = Rp.79.300.000

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan jika PT. AKU berinvestasi sebesar Rp65.000.000 selama 5 tahun dan dengan bunga 4% / tahun. Maka PT. AKU akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 14.300.000 dan investasinya menjadi = Rp 79.300.000 pada akhir tahun ke 5.

B. Present Value ( Nilai sekarang )

PT. WOW akan mendapatkan uang dari PT. BOOM sebesar Rp 82.000.000 pada 3 tahun yang akan datang. Berapakah nilai yang setara pada saat ini jika bunganya 7%?

Penyelesaian :

PO = Rp 82.000.000 [ 1/ ( 1 + 0,07 ) ^3] = Rp 82.000.000 (1/1,23) = Rp 82.000.000 (0,81) = Rp 66.420.000

Kesimpulan :

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan uang yang akan diterima sejumlah Rp 82.000.000 memiliki nilai Rp 66.420.000 pada permulaan periode (sekarang).

C. Anuitas (Annuity)

1. PT. UG ingin meminjam uang namun hanya sanggup membayar Rp 90.000.000 per tahun selama 4 tahun. Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh PT. UG pada saat ini? Dengan tingkat bunga 10%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan beri kesimpulan.

Penyelesaian :

PV= Rp 90.000.000 [ (1+0,1) 4 −1 4 ]

=Rp 90.000.000(0,46/0,15) =Rp 90.000.000(3,07) =Rp.276.300.000

Kesimpulan:

Bank akan meminjamkan uang kepada PT. UG sebesar Rp 276.300.000 dengan pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp 90.000.000 selama 4 tahun.

2. Tuan Roni ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp 24.000.000 per tahun selama 3 tahun dengan suku bunga sebesar 5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya nanti?

Penyelesaian :

FV= Rp 24.000.000[

= Rp 24.000.000(0,16/0,05) = Rp 24.000.000(3,2) =Rp 76.800.000

Kesimpulan:

Dengan demikian dengan menabung Rp 24.000.000 per tahun selama 3 tahun dengan suku bunga 5%,, maka Roni akan memiliki dana Rp 76.800.000 .

D. Periode Pengembalian (Payback Period)

Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang menganggur sebesar Rp 25.000.000, dengan menentukan satu dari dua pilihan usaha yang berbeda. Sebuah usaha A meempunyai masa manfaat 6 tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar Rp 6.250.000. Sedangkan usaha B mempunyai masa manfaat 10 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan sebesar Rp 5.000.000. Hitung dan tentukanlah proyek mana yang layak dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah.

Penyelesaian :

Usaha A

Usaha B Rp

Investasi Rp25.000.000 25.000.000 Masa manfaat (dalam tahun)

Arus kas tahunan selama masa manfaaat Rp 6.250.000 Rp 5.000.000 Periode pengembalian (dalam tahun)

Analisis :

Investasi pada Usaha A mempunyai periode pengembalian 2 tahun lebih cepat dari enam tahun masa manfaat diawalnya, sedangkan investasi dalam Usaha B mempunyai periode pengembalian 5 tahun lebih cepat dari 10 tahun masa manfaatnya.Jadi perusahaan seharusnya lebih memilih Usaha A. Walaupun masa pengembalian usaha

B lebih lama 1 tahun dari A, tetapi masa manfaat B masih tersisa 5 yang lebih banyak dari A.

KASUS TIME VALUE OF MONEY FUTURE VALUE

Tn. Ryan menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan rumah miliknya dalam bentuk deposito senilai Rp80.000.000 pada Bank DKI. Dengan tingkat suku bunga 4% per tahun. Berapa uang yang diterima Tn. Ryan pada akhir tahun ke-4?

PRESENT VALUE

Tentukan nilai sekarang dari uang Sofi sejumlah Rp55.000.000 yang jatuh tempo 5 tahun dengan tingkat bunga 5%?

ANNUITY

1.Nona Elis sanggup membayar Rp15.000.000 per tahun selama 10 tahun. Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Elis pada saat ini? Dengan tingkat bunga 2,5%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan analisislah.

2.Tiara ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp 45.000.000 per tahun selama 5 tahun dengan suku bunga sebesar 3%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya nanti?

PAYBACK PERIOD

PT. BAGUS ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa dana yang menganggur sebesar Rp 12.600.000, dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek yang berbeda. Sebuah proyek A memiliki masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar Rp2.520.000. Sedangkan proyek B mempunyai masa manfaat 12 tahun, dan bisa

VISUAL BASIC :

FORM 1

FORM 2

82

CONTOH KASUS

FORM 1

FORM 2

83

BAB VIII CAPITAL BUDGETING

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa anggaran, dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan mengorbankan sumber daya yang tidak terkendali (at any cost). (Mulyadi Edisi 3: 488-489).

Dilihat dari segi bidangnya, anggaran dibagi menjadi 2 yaitu: (M. Nafarin Edisi 3:32)

1. Anggaran Operasional (Operational Budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran

laba rugi, antara lain terdiri dari:

a. Anggaran Penjualan

b. Anggaran Biaya Pabrik

c. Anggaran BBB, BTKL, BOP

d. Anggaran Beban Usaha

e. Anggaran Rugi-Laba

2. Anggaran Keuangan (Financial Budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca, antara lain terdiri dari:

a. Anggaran Kas

b. Anggaran Piutang

c. Anggaran Persediaaan

d. Anggaran Utang

e. Anggaran Neraca

Fungsi Anggaran

a. Fungi Perencanaan

Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang diinginkan.

b. Fungsi Pengawasan

Pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan.

c. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.

d. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

Karakteristik Anggaran

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1 tahun

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yanng berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.

6. secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Tujuan Anggaran

Terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain:

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Manfaat Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain:

1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan.

3. Dapat memotivasi karyawan.

4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

6. Sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Kelemahan Anggaran

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap dan akurat.

3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi, antara lain:

a. Payback Period Method

Dalam payback method, faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Jadi payback method bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan laba, tetapi mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi (Mulyadi Edisi 3: 292).

Rumus :

Payback Period =

Ket

: I = Investasi atau aktiva diferensial yang direncanakan L= Laba tunai rata-rata pertahun atau pendapatan diferensial dikurangi biaya diferensial tunai.

b. Average Return On Investment Method

Metode ini sering disebut dengan accounting method atau financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi (Mulyadi Edisi 3: 301) Rumus :

Rata – rata kembalian investasi =

Laba setelah pajak sama dengan laba tunai dikurangi dengan biaya depresiasi.

Rumus :

Tarif kembalian investasi =

c. Present Value Method

Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang (nilai rupiah yang diterima sekarang lebih besar nilainya dibandingkan dengan nilai rupiah yang diterima setahun kemudian). (Mulyadi Edisi 3: 305)

Rumus : Nilai tunai = 𝐴𝐾 𝑥

Ket

: AK = Arus Kas

i = Tarif kembalian investasi (%) n = Jangka waktu (tahun)