Produksi Hasil Ternak Indonesia

13.Pengayaan

11.Aplikasi Konsep

1. Manusia mengkonsumsi hasil ternak Amatilah suatu usaha peternakan

(susu dan daging) sebagai sumber disekitar siswa. Buatlah suatu wawan-

a. Protein

cara dengan peternak tersebut, untuk

b. Lemak

mencari informasi berapa banyak ter-

c. Mineral

naknya, apa tujuan pemeliharaan dan

d. Energi

berapa kuntungan yang diperloleh dari usaha peternakan tersebut.

2. Tingkat konsumsi susu rata-rata per orang per tahun adalah

12.Pemecahan Masalah

a. 10 kg

b. 7,7 kg

Diskusikan dengan teman-teman

c. 23 kg

secara berkelompok beberapa persoalan

d. 15 kg

faktual dibawah ini.

3. Daging sapi mengandung protein se-

a. Jika dalam sehari kita makan susu

banyak

sapi 0,4 liter, makan daging sapi 300

a. 17,5%

gram, dan makan daging domba 200

b. 20,2%

gram, berapa gram protein yang loya

c. 15,7%

konsumsi dalam sehari.

d. 20%

b. Di beberapa daerah di Indonesia terjadi anak balita yang lapar gizi.

4. Susu dengan kadar protein tertinggi Walaupun mereka cukup karbohidrat

adalah

tetapi lurang protein, coba diskusikan

a. Sapi

bagaimana fungsi protein bagi tubuh

b. Kambing

manusia.

c. Domba

d. Kerbau

5. Produksi daging terbanyak di Indonesia

10. Kulit sapi dapat diolah menjadi adalah dari ternak

a. Jaket

a. Sapi

b. Sepatu

b. Kerbau

c. Dompet

c. Domba

d. Semua jawaban benar

d. Kambing

6. Yoghurt adalah produk susu diolah dengan proses

Kunci jawaban

a. Ditambah gula

b. Fermentasi bakteri

1. a

c. Lemak susu yang dipisahkan

2. b

d. Penambahan renet

3. a

4. c

7. Tujuan peternak memelihara sapi

5. a

potong adalah:

6. b

a. Sebagai tabungan

7. d

b. Pemanfaatan limbah pertanian

8. b

c. Untuk mencari keuntungan

9. d

d. Semua jawaban benar

10. d

8. Sektor peternakan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak

a. 3 juta orang

b. 2,6 juta orang

c. 5 juta orang

d. 4 juta orang

9. Susu dengan kandunga lemak tertinggi adalah

a. Sapi

b. Kambing

c. Domba

d. Kerbau

BAB 2 DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR

1. Identifi kasi Ternak

Kemudian dilihat berdasarkan uku- Ternak merupakan hewan yang ran bobot badan atau besar tubuhnya umum telah dibudidayakan oleh ma- maka ternak ruminansia dapat dibedakan syarakat. Ditinjau dari struktur pencer- menjadi dua kelompok besar yaitu rumi- nakannya maka dapat dibedakan men- nansia besar dan ruminansia kecil. Pada jadi dua golongan besar yaitu ternak buku ini hanya akan dinahas ternak ru- ruminansia dan ternak non ruminansia.

minansia besar. Ruminansia besar terdiri atas beberapa jenis atau bangsa ternak,

Ternak ruminansia adalah sebutan diantaranya: untuk semua ternak yang mempunyai struktur pencernakan ganda yaitu terdiri

1.1. Ternak Sapi.

atas rumen, retikulum, omasum dan abo- masum. Atau lebih tepat dikatakan bah-

Sapi adalah salah satu jenis ternak wa ternak ruminansia adalah ternak yang yang cukup dikenal oleh masyarakat mempunyai sistim pencernakan pakan luas. Beternak sapi mempunyai beberapa yang khas sehingga menyebabkan ternak manfaat dan merupakan suatu usaha tersebut mampu mengkonversi pakan- yang mempunyai prospek yang cukup pakan berkualitas relatif rendah menjadi menjanjikan. Sapi juga merupakan ternak produk bergizi tinggi, seperti daging dan yang paling berperan dalam memenuhi susu. Ciri khas dari ternak ruminansia kebutuhan sumber protein hewani. adalah adanya rumen yang merupakan

ekosistem mikroba yang berperan dalam Salah satu manfaat yang secara penguraian bahan pakan dan mikroba langsung dapat dirasakan pada kita juga berfungsi sebagai bahan protein semua adalah ternak sapi sangat ber- ternak.

manfaat bagi manusia sebagai sumber protein hewani yang paling besar yaitu manfaat bagi manusia sebagai sumber protein hewani yang paling besar yaitu

dengan semua bagian badan penuh katakan bahwa kebutuhan daging sapi

berisi daging.

meningkat sejajar dengan meningkatnya Sapi-sapi yang termasuk dalam tipe taraf hidup bangsa.

sapi potong diantaranya: • Sapi Brahman

Sapi yang ada di dunia pada saat ini • Sapi Ongole dapat dibedakan menjadi dua kelompok • Sapi Sumba Ongole (SO) besar yaitu kelompok sapi-sapi tropis dan • Sapi Hereford kelompok sapi-sapi sub topis. Kelompok • Sapi Shorthorn sapi tropis contohnya sapi Zebu, Bos • Sapi Brangus sondaicus, sapi Bali dan sapi Madura. • Sapi Aberden Angus Sedangkan yang termasuk kelompok • Sapi Santa Gartudis sapi sub tropis adalah sapi Aberdeen • Sapi Droughtmaster angus, sapi Hereford, sapi Shorthorn, • Sapi Australian Commercial Cross sapi Charolais, sapi Simmental, sapi • Sapi Sahiwal Cross Frisien Holland, dan masih banyak lagi • Sapi Limosin jenisnya.

• Sapi Simmental • Sapi Peranakan Ongole

Sedangkan berdasarkan tujuan dari pemeliharaan maka bangsa sapi dapat

1.1.1.1. Sapi Brahman

dibedakan beberapa tipe yaitu: Brahman merupakan sapi yang

1.1.1. Sapi Tipe Potong

berasal dari India, termasuk dalam Bos indicus, yang kemudian diekspor

Sapi tipe potong adalah sapi-sapi ke seluruh dunia. Jenis yang utama yang mempunyai kemampuan untuk adalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir, memproduksi daging dengan cepat, dan Ongole. Sapi Brahman digunakan pembentukan karkas baik dengan sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi komposisi perbandingan protein dan Brahman mempunyai punuk besar, lemak seimbang hingga umur tertentu. tanduk, telinga besar dan gelambir yang Sapi potong pada umumnya mempunyai memanjang berlipat-lipat dari kepala ciri-ciri:

ke dada. Gambar pejantan Brahman • Bentuk tubuh yang lurus dan padat

tertera pada Gambar 6. Sapi Brahman • Dalam dan lebar, tertera pada Gambar 6. Sapi Brahman • Dalam dan lebar,

Sumber: farm3.static.fl ickr.com

Gambar 6. Sapi Brahman Jantan

Di India menjadikan sapi Brahman nyai sifat pemalu dan cerdas serta dapat mampu beradaptasi dengan berbagai beradaptasi dengan lingkungannya yang lingkungan. Daya tahan terhadap panas bervariasi. Sapi ini suka menerima per- juga lebih baik dari sapi eropa karena lakuan halus dan dapat menjadi liar jika memiliki lebih banyak kelenjar keringat, menerima perlakuan kasar. Konsekuen- kulit berminyak di seluruh tubuh yang sinya penaganan sapi ini harus hati-hati. membantu resistensi terhadap parasit.

Tetapi secara keseluruhan sapi Brahman mudah dikendalikan.

Kharakteristik Sapi Brahman berukur- an sedang dengan berat jantan dewasa

Sapi Brahman warnanya bervariasi, antara 800 sd 10 kg, sedang betina dari abu-abu muda, merah sampai hitam. 500-700 kg. berat pedet yang baru lahir Kebanyakan berwarna abu muda dan antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat abu tua. Sapi jantan warnanya lebih tua dengan berat sapih kompettif dengan je- dari betina dan memeliki warna gelap nis sapi lainnya. Persentase karkas 48,6 didaerah leher, bahu dan paha bawah. s.d 54,2%, dan pertambahan berat hari-

Sapi Brahman dapat beradaptasi an 0,83-1,5 kg. Sapi Brahman mempu- dengan baik terhadap panas, mereka Sapi Brahman dapat beradaptasi an 0,83-1,5 kg. Sapi Brahman mempu- dengan baik terhadap panas, mereka

1.1.1.3. Sumba Ongole (SO)

1.1.1.2. Sapi Ongole

Sapi ongole (Bos indicus) meme- Sapi Ongole berasal dari India, tepat- rankan peran yang penting dalam sejarah nya di kabupaten Guntur, propinsi Andra sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole Pradesh. Sapi ini menyebar keseluruh dibawa dari daerah Madras, India ke pu- dunia termasuk Indonesia.

lau Jawa, Madura dan Sumba. Di Sumba dikenal dengan sapi Sumba Ongole.

Karakteristik Sapi ongole merupakan Sapi Sumba Ongole (SO) dibawa jenis ternak berukuran sedang, dengan ke Jawa dan dikawinkan dengan sapi gelambir yang lebar yang longgar dan asal jawa dan kemudian dikenal dengan menggantung. Badannya panjang se- peranakan ongole (PO). dangkan lehernya pendek. Kepala ba-

Sapi ongole dan PO baik untuk gian depan lebar diantara kedua mata. mengolah lahan karena badan besar, Bentuk mata elip dengan bola mata dan kuat, jinak dan bertemperamen tenang, sekitar mata berwarna hitam. Telingan tahan terhadap panas, dan mampu agak kuat, ukuran 20-25 cm, dan agak beradaptasi dengan kondisi yang minim. menjatuh. Tanduknya pendek dan tum- Sapi-sapi ongole asal India dimasukkan pul, tumbuh kedepan dan kebelakang. kali pertama oleh Pemerintah Hindia Pada pangkal tanduk tebal dan tidak Belanda ke Pulau Sumba, pada awal ada retakan. Gambar sapi jantan tertera abad ke 20, sekitar tahun 1906-1907. pada Gambar 7. Warna yang populer Dari empat jenis sapi, yang dimasuk- adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya kan ke Sumba saat itu, yaitu sapi Bali, berwarna abu tua, pada leher dan kaki sapi Madura, sapi Jawa, dan sapi On- kadang-kadang berwarna hitam. Warna gole, ternyata hanya sapi Ongole yang ekor putih, kelopak mata putih dan otot mampu beradaptasi dengan baik dan berwarna segar, kuku berwarna cerah berkembang dengan cepat, di pulau yang dan badan berwarna abu tua.

panjang musim kemaraunya ini. Sekitar Sapi ini lambat dewasa, pada umur tujuh atau delapan tahun kemudian, pada

4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot tahun 1914, Pemerintah Hindia Belanda 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot tahun 1914, Pemerintah Hindia Belanda

828 ekor. Sapi-sapi asal Sumba ini pun Dalam laporan tahunan Dinas Peter- memiliki merek dagang, sapi Sumba On- nakan Kabupaten Sumba Timur (1989) gole (SO). tercatat, pada tahun 1915, Pulau Sumba

Sumber: www.ansi.okstate.com

Gambar 7. Sapi Ongole Jantan

Perkembangan selanjutnya, Sumba Timur adalah padang rerumputan (sa- kembali ditetapkan sebagai pusat pem- bana). Bentangan sabana kering tampak bibitan sapi ongole murni di masa pemer- bagaikan lautan menguning. Kemarau intahan Presiden Soeharto, melalui panjang mencapai puncaknya di bulan Undang-Undang Pokok Peternakan dan Oktober. Kondisi alam yang menantang Kesehatan Hewan Nomor 6 Tahun 1967. ini menjadi rutinitas bagi sebagian pen-

Sapi ongole memang menjadi ciri duduk di Pulau Sumba, yang mengan- khas Pulau Sumba, terutama Sumba dalkan penghidupan mereka sebagai Timur. Selain sapi, kekhasan lain Sumba penggembala.

Memasuki wilayah kecamatan Pan- tahun 2003, di Kecamatan Pandawai ter- dawai, Sumba Timur, misalnya terlihat catat terdapat lebih dari 6.000 ekor sapi, kawanan sapi berkeliaran di hamparan re- sedangkan di kecamatan Panguda Lodu rumputan kering. Sumba Timur memang menjadi kecamatan yang memiliki ternak berpotensi mengembangkan peternakan kuda dan kerbau terbanyak, masing- secara ekstensif. Tidak hanya sapi, tetapi masing 6.095 ekor kuda dan 5.126 ekor juga kuda dan kerbau, atau ternak-ternak kerbau. kecil lainnya. Statistik Pertanian Sumba Timur (2003) menunjukkan, jumlah ter-

1.1.1.4. Sapi Hereford

nak sapi potong, kerbau, dan kuda di kabupaten ini mencapai 100.600 ekor. Sapi ini turunan dari sapi Eropa yang Jumlah ternak di satu kabupaten ini jauh dikembangkan di Inggris, berat jantan lebih banyak dibanding jumlah ternak di rata-rata 900 kg dan berat betina 725 Provinsi Kalimantan Timur (73.200 ekor) kg. Bulunya berwarna merah, kecuali ba- atau Papua (74.000 ekor).

gian muka, dada, perut bawah dan ekor Kabupaten seluas 7.000,50 kilometer berwarna putih. Bentuk badan membulat persegi ini terbagi menjadi 15 kecamatan, panjang dengan ukuran lambung besar. dan rata-rata di setiap kecamatan ter- Sebagaian sapi bertanduk dan lainnya ti- dapat lebih dari 2.000 ekor ternak besar, dak. Contoh gambar sapi Hereford jantan baik sapi, kerbau, ataupun kuda. Hingga tertera pada Gambar 8.

Sumber: www.highridgeherefords.com

Gambar 8. Sapi Hereford Jantan Gambar 8. Sapi Hereford Jantan

1.1.1.5. Shorthorn

Sumber : www.shorthorn.co.nz

Gambar 9. Sapi Shorthorn Jantan

rangga dan mudah menyesuaikan diri Sapi Brangus merupakan persilan- dengan pakan yang mutunya kurang gan sapi betina Brahman dan pejantan baik. Sedangkan sapi Angus yang di- Angus. Ciri khasnya adalah warna hitam turunkan produktifi tas dagingnya tinggi dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang dan persentase karkasnya tinggi. Contoh diwarisi brangus adalah adanya punuk, gambar sapi Brangus jantan tertera pada tahan udara panas, tahan gigitan se- Gambar 10.

1.1.1.6. Brangus

Sumber : www.mpescador.com

Gambar 10. Sapi Brangus Jantan

toh gambar sapi Angus jantan tertera Sapi angus (Aberden Angus) ber- pada gambar 11. Di Indonesia sapi angus asal dari Inggris dan Skotlandia. Sapi di perkenalkan pada tahun 1973 dari ini tidak memiliki tanduk umur dewasa Selandia Baru di di beberapa tempat di sapi Angus adalah 2 tahun, hasil karkas Jawa Tengah. Ciri sapi ini berbulu hitam tinggi, sebagai penghasil daging dan ti- legam, berukuran agak panjang, keriting dak digunakan untuk menghasilkan susu. dan halus. Tubuhnya kekar padat, rata, Anak sapi ukurannya kecil sehingga in- panjang dan ototnya kompak. Sapi tidak duk tidak banyak mengalami banyak bertanduk dan kakinya pendek. Berat stres pada saat melahirkan pedet. Untuk sapi jantan 900 kg, sedangkan betina memperbaiki genetik sapi angus sering 700 kg. persentase karkas 60%, dengan di kawin silangkan dengan sapi lain, mi- mutu daging sangat baik dan lemak me- salnya sapi Brahman. Hasil persilangan nyebar dengan baik di dalam daging. disebut Brangus (Brahman Angus). Con-

1.1.1.7. Aberden Angus

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia,2007

Gambar 11. Sapi Angus Jantan

berlekuk dan mukanya lurus. Gelambir Sapi ini persilangan dari sapi jantan lebar berada di bawah leher dan perut. Brahman dengan sapi betina Short- Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalan- horn, dikembangkan pertama kali di ya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai King Ranch Texas AS tahun 1943 dan 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. sapi Eropa sapi Santa Gertrudis mem- Bobot.jantan.rata-rata.900.kg dan bobot punyai toleransi terhadap panas yang betina.725.kg. Badan sapi besar dan pa- lebih baik dan pakan yang sederhana dat. Seluruh tubuh dipenuhi bulu pendek dan tahan gigitan caplak. Contoh gambar dan halus serta berwarna merah ke- sapi Santa Gertudis jantan tertera pada coklatan. Punggungnya lebar dan dada Gambar 12. berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak

1.1.1.8. Santa Gertrudis

Sumber : King Ranch, 2007

Gambar 12. Santa Gertrudis Jantan

nya besar dan otot padat. Warna bulu Merupakan persilangan antara beti- merah coklat muda hingga merah atau na Brahman dengan jantan Shorthorn, cokelat tua. Pada ambing sapi betina dikembangkan di Australia. Banyak di- terdapat bercak putih. Contoh gambar jumpai di peternakan besar di Indonesia. sapi Droughmaster jantan tertera pada Sifat Brahman lebih dominan, badan- Gambar 13.

1.1.1.9. Droughmaster

Sumber : www.adimagephotos

Gambar 13. Sapi Droughmaster Jantan Gambar 13. Sapi Droughmaster Jantan

1.1.1.10. Sapi ACC

Beattie (1990), menyatakan bahwa Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross Northern Territory, Kimberley dan Quens- maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi land merupakan tempat pengembang an Australia yang cenderung masih mempu- sapi ACC di Australia yang memiliki sapi- nyai darah Brahman (Ngadiyono, 1995).

sapi Eropa antara lain Shorthorn dan Meskipun demikian pengamatan ter- Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu hadap sapi-sapi bakalan ACC yang diim- sapi Brahman. Program ini telah meng- por ke Indonesia menunjukkan bahwa se- hasilkan beberapa bangsa hasil persi- cara fenotipik, karakteristik fi sik sapi ACC langan seperti Santa Gertrudis, Braford, lebih mirip sapi Hereford dan Shorthorn Droughmaster dan sapi-sapi persilangan yakni tubuh lebih pendek dan padat, ke- lain yang masih mempunyai darah Brah- pala besar, telinga kecil dan tidak meng- man.

gantung, tidak mempunyai punuk dan Sapi Shorthorn berasal dari Inggris gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, dan merupakan tipe daging dengan bo- pola warna bervariasi antara warna sapi bot jantan dan betina dewasa masing- Hereford dan Shorthorn (Hafi d, 1998). masing mencapai sekitar 1.000 kg dan Menurut Australian Meat and Livestock 750 kg (Pane, 1986). Sifat yang menonjol Corporation (1991), sapi ACC meru- yaitu temperamen yang baik dan pertum- pakan campuran dari Bos Indicus (sapi buhan yang cepat pada pemeliharaan Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, secara feedlot (Blakely dan Bade, 1992). Shorthorn dan Hereford), sehingga sapi Sapi Shorthorn dimasukkan ke Australia ini mempunyai karakteristik menguntung- pada abad ke 19. Kemudian di CSIRO’S kan dari kedua bangsa tersebut, yaitu Tropical Cattle Research Centre di mudah beradaptasi terhadap lingkungan Rockhampton disilangkan dengan sapi

Hereford dan menghasilkan sapi Here- sifat-sifat seperti: persentase kelahiran ford Shorthorn (HS) dengan proporsi 81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg, darah 50% Hereford dan 50% Shorthorn bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg (Turner, 1977; Vercoe dan Frisch, 1980). dan umur 18 bulan bisa mencapai 295

kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai

umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas se- Minish dan Fox (1979) menyatakan belum disapih 4.4%, mortalitas lepas sa- bahwa sapi Brahman di Australia secara pih sampai umur 15 bulan sebesar 1.2% komersial jarang dikembangkan secara dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%, (4) murni dan banyak disilangkan dengan daya tahan terhadap panas cukup tinggi sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil per- karena produksi panas basal rendah silangan dengan Hereford dikenal de- dengan pengeluaran panas yang efek- ngan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini tif, (5) ketahanan terhadap parasit dan mempunyai keistimewaan karena tahan penyakit sangat baik, serta (6) efi siensi terhadap suhu panas dan gigitan caplak, penggunaan pakan terletak antara sapi mampu beradaptasi terhadap makanan Brahman dan persilangan Hereford jelek serta mempunyai kecepatan per- Shorthorn (Turner, 1977). tumbuhan yang tinggi.

1.1.1.11. Sapi Brahman Cross

Menurut Winks et al. (1979), jantan

Menurut Turner (1977) sapi Brahman kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland Cross (BX) pada awalnya dikembangkan secara normal performansnya di bawah di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Re- bangsa sapi eropa. Pada lingkungan search Centre di Rockhampton Australia. beriklim sedang, steer sapi Hereford leb- Materi dasarnya adalah sapi American ih cepat pertumbuhannya dibandingkan Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada BX mempunyai proporsi 50% darah bobot hidup fi nishing yang sama produksi Brahman, 25% darah Hereford dan 25% karkas sapi BX lebih berat dibandingkan darah Shorthorn. Secara fi sik bentuk sapi Frisian karena memiliki persentase fenotif sapi BX lebih cenderung mirip karkas (dressing percentage) yang lebih sapi American Brahman karena proporsi tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn ter- darahnya yang lebih dominan, seperti letak antara sapi Brahman dan Hereford. punuk dan gelambir masih jelas, bentuk Persentase karkas sapi

kepala dan telinga besar menggantung. Hereford lebih rendah dibandingkan Sedangkan pola warna kulit sangat ber- sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan variasi mewarisi tetuanya.

sapi Frisian. Karkas sapi Frisian memiliki Sapi Brahman Cross (BX) memiliki persentase tulang lebih tinggi dibanding- sapi Frisian. Karkas sapi Frisian memiliki Sapi Brahman Cross (BX) memiliki persentase tulang lebih tinggi dibanding-

ka. Persilangan antara kedua bangsa Di Indonesia, sapi BX diimpor dari sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan Australia sekitar tahun 1973 namun bangsa sapi yang sama dengan sapi penampilan yang dihasilkan tidak sebaik American Brahman dan Santa Gertrudis dengan di Australia. Hasil pengamatan di yakni Brangus dan Braford. Persilangan ladang ternak Sulawesi Selatan memper- lebih lanjut menghasilkan sapi Drought- lihatkan:

master yang merupakan hasil persilan- • persentase beranak 40.91%,

gan dengan komposisi darah 3/8-5/8 • calf crop 42.54%,

darah Zebu utamanya American Brah- • mortalitas pedet 5.93%,

man yang di impor dari Texas (Payne, • mortalitas induk 2.92%,

1970). Sementara sapi Brangus mempu- • bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg nyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 (jantan) dan 138.3 kg (betina),

Brahman (Minish dan Fox, 1979). Contoh • pertambahan bobot badan se-belum gambar sapi BX tertera pada Gambar 14 disapih sebesar 0.38 kg/hari (Har- djosubroto, 1984; Ditjen Peternakan dan Fapet UGM, 1986).

Sumber: dealers.nutrenaworld

Gambar 14. Sapi BX Gambar 14. Sapi BX

1.1.1.12. Sapi Limousin

Sumber: Vedca, 2007

Gambar 15. Sapi Limousin

negeri. Kemudian sapi disebar pada 6 Sapi simental berasal dari Swiss, benua. Jumlah sapi Simental diperkira- dipublikasikan pertama kali pada tahun kan sekitar 60 juta ekor. 1806. Pemanfaatan sapi Simental untuk

1.1.1.13. Sapi Simmental

Pada tahun 1990 bulu sapi Simental produksi susu, mentega (butter), keju berwarna kuning, merah dan putih. Pada dan daging serta dimanfaatkan untuk dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. hewan penarik beban. Pada awal 1785 Peternak berkeyakinan sapi hitam mem- parlemen Swiss membatasi ekpor sapi punyai harga yang lebih baik.

Simental karena mereka kekurangan Sapi Simental adalah jenis sapi jinak sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam dan mudah untuk dikelola, dan dikenal Simental karena mereka kekurangan Sapi Simental adalah jenis sapi jinak sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam dan mudah untuk dikelola, dan dikenal

Perkawinannya dilakukan dengan 600-850 kg. masa produktif sapi betina cara IB, dimana semen yang di pilih

antara 10-12 tahun. sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak Sapi Simental dikembangkan Indone- simental yang dikehendaki adalah yang

sia tahun 1985 melalui semen beku yang jantan, karena jika betina produksi susu- dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi nya dan dagingnya kurang baik contoh yang berumur 2 bulan pertumbuhannya gambar sapi Simental betina dan jantan pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan tertera pada Gambar 16 dan 17. dapat mencapai bobot 800 kg dan pada

Sumber : Fleckviehupload.wikimedia.org

Gambar 16. Sapi Simental Betina

Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007

Gambar 17. Simental Jantan

sekali. Warna bulu sangat bervariasi, Sapi Peranakan Ongole (PO) meru- tetapi pada umumnya berwarna putih pakan persilangan antara sapi Ongole atau putih keabu-abuan. Banyak terdapat dengan sapi-sapi lokal yg ada di Jawa di pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Sumatera. Ponok dan gelambir dan Jawa Timur. Contoh gambar sapi PO kelihatannya kecil atau tidak ada sama tertera pada Gambar 18

1.1.1.14. Sapi PO

Sumber: Vedca, 2007

Gambar 18. Sapi Peranakan Ongole Gambar 18. Sapi Peranakan Ongole

1.1.2. Sapi Tipe Pekerja

sekitas pantan dan paha. Bentuk tanduk pada sapi jantan berbentuk U. Di Sulawe-

si selatan sapi bali dikawinkan dengan Ditinjau dari sistematika ternak, sapi sapi ongole, tetapi darah sapi bali masih Bali masuk familia Bovidae, Genus bos dominan. dan Sub-Genus Bovine. yang termasuk Menurut Hardjosubroto (1994) bah- dalam sub-genus tersebut adalah; Bibos wa ada tanda-tanda khusus yang harus gaurus, Bibos frontalis dan Bibos son- dipenuhi sebagai sapi Bali murni, yaitu daicus, sedang Williamson dan Payne warna putih pada bagian belakang paha, menyatakan bahwa sapi Bali (Bos-Bibos pinggiran bibir atas, dan pada paha kaki Banteng) yang spesies liarnya adalah bawah mulai tarsus dan carpus sampai banteng termasuk Famili bovidae, Genus batas pinggir atas kuku, bulu pada ujung bos dan sub-genus bibos. Sapi Bali mem- ekor hitam, bulu pada bagian dalam punyai ciri-ciri khusus antara lain; warna telinga putih, terdapat garis belut (garis bulu merah bata, tetapi yang jantan hitam) yang jelas pada bagian atas pung- dewasa berubah menjadi hitam. Satu gung, bentuk tanduk pada jantan yang karakter lain yakni perubahan warna sapi paling edial disebut bentuk tanduk silak jantan kebirian dari warna hitam kembali congklok yaitu jalannya pertumbuhan pada warna semula yakni coklat muda tanduk mula-mula dari dasar sedikit ke- keemasan yang diduga karena makin luar lalu membengkok keatas, kemudian tersedianya hormon testosteron sebagai pada ujungnya membengkok sedikit ke- hasil produk testis. Sapi Bali merupakan luar. sapi asli Indonesia, yang didomestikasi

1.1.2.1. Sapi Bali

Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007

Gambar 19. Banteng Liar

Pada yang betina bentuk tanduk Produktivitas adalah hasil yang di- yang ideal yang disebut manggul gangsa peroleh dari seekor ternak pada ukuran yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu waktu tertentu (Hardjosubroto, 1994), garis dengan dahi arah kebelakang se- dan Seiffert (1978) menyatakan bahwa dikit melengkung kebawah dan pada produktivitas sapi potong biasanya din- ujungnya sedikit mengarah kebawah yatakan sebagai fungsi dari tingkat re- dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam. produksi dan pertumbuhan. Contoh gambar sapi Bali tertera pada

Wodzicka Tomas zewska et al. Gambar 20 dan 21. Saat ini penyebaran (1988) menyatakan bahwa aspek pro- sapi Bali telah meluas hampir keseluruh duksi seekor ternak tidak dapat dipisah- wilayah Indonesia, konsentrasi sapi Bali kan dari reproduksi ternak yang bersang- terbesar adalah di Sulawesi Selatan, Pu- kutan, dapat dikatakan bahwa tanpa lau Timor, Bali dan Lombok. Pane (1989) berlangsungnya reproduksi tidak akan menyatakan bahwa jumlah sapi Bali di terjadi produksi. Dijelaskan pula bahwa Sulawesi Selatan dan Pulau Timor telah tingkat dan efesiensi produksi ternak jauh melampaui populasi sapi Bali di- dibatasi oleh tingkat dan efesiensi re- tempat asalnya (Pulau Bali). Pada tahun produksinya. Dalton (1987) menyatakan 1991 ditaksir jumlah sapi Bali di Indonesia bahwa produktivitas ternak merupakan sekitar 3,2 juta, dengan jumlah terbanyak hasil pengaruh genetik dan lingkungan di Sulawesi Selatan (1,8 juta ekor), Nusa terhadap komponen produktivitas. Tenggara Timur (625 ekor) dan Pulau Bali (456 ekor) (Hardjosubroto, 1994.)

Sumber : bp0.blogger.com

Gambar 20. Sapi Bali Jantan

Sumber : www.formatnews.com

Gambar 21. Sapi Bali Betina

Selanjutnya Warwick dan Lagetes apabila tidak didukung oleh lingkungan (1979) menyatakan bahwa performansi yang baik dimana ternak hidup atau seekor ternak merupakan hasil dari pe- dipelihara, sebaliknya lingkungan yang ngaruh faktor keturunan dan pengaruh baik tidak menjamin panampilan apabila komulatif dari faktor lingkungan yang di- ternak tidak memiliki mutu genetik yang alami oleh ternak bersangkutan sejak ter- baik. Trikesowo et al. (1993) menyatakan jadinya pembuahan hingga saat ternak bahwa yang termasuk dalam komponen diukur dan diobservasi. Hardjosubroto produktivitas sapi potong adalah jumlah (1994) dan Astuti (1999) menyatakan kebuntingan, kelahiran, kematian, panen bahwa faktor genetik ternak menentukan pedet (calf crop), perbandingan anak kemampuan yang dimiliki oleh seekor jantan dan betina, jarak beranak, bobot ternak sedang faktor lingkungan mem- sapih, bobot setahun (yearling), bobot beri kesempatan kepada ternak untuk potong dan pertambahan bobot badan. menampilkan kemampuannya. Ditegas- Tabel 6 menunjukkan rataan persentase kan pula bahwa seekor ternak tidak akan kelahiran, kematian dan calf crop bebe- menunjukkan penampilan yang baik rapa sapi potong di Indonesia.

Tabel 6. Rataan Persentase Kelahiran, Kematian dan Calf Crop beberapa Sapi Potong di Indonesia

Calf crop

Brahman

48,80 Brahman cross

48,53 Lokal cross

52,15 a 2,64 b 51,40 c

Sumber: Januar(1985) Astuti et al. (1983) dan Keman (1986) (1980); Djanuar (1985); Keman (1986)

menyatakan bahwa produktivitas ternak menyatakan bahwa produktivitas sapi potong di Indonesia masih tergolong daging dapat ditingkatkan baik melalui rendah dibanding dengan produktivitas modifi kasi lingkungan atau mengubah dari ternak sapi di negara-negara yang mutu genetiknya dan dalam praktek telah maju dalam bidang peternakan- adalah kombinasi antara kedua alternatif nya, namun demikian Vercoe dan Frisch diatas.

ragaman jenis sapi telah dikembangkan Sapi Madura merupakan hasil per- oleh orang madura. Secara umum tubuh silangan sapi Bali (Bibos banteng), sapi kecil dan berkaki pendek. Sapi jantan Ongole (Bos indicus) dan sapi Jawa (bos mempunyai punuk yang berkembang javanicus). Warna sapi merah kecoklat- baik dan jelas, sedangkan sapi betina an tanpa warna putih di pantat. Kese- tidak berpunuk.

1.1.2.2. Sapi Madura

Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007

Gambar 22. Sapi Madura Untuk Karapan

Pada kepala terdapat tanduk kecil,

1.1.3. Sapi Tipe Perah

melengkung ke depan dan melingkar Sapi perah adalah sapi-sapi yang seperti bulan sabit. Bobot sapi jantan 300 mempunyai kemampuan memproduksi kg dan sapi betina 250 kg. berat pedet air susu dalam jumlah yang cukup ban- pada waktu lahir 12-18 kg. umur dewasa yak. Sapi perah pada umumnya mempu- kelamin 20-24 bulan. Pertambahan berat nyai bentuk tubuh bagian belakang me- badan 0,25-0,6 kg per hari. Persentase lebar kesegala arah sehingga terdapat karkas 48-63% dan perbandingan daging kebebasan untuk pertumbuhan ambing tulang adalah 5,84 :1. Sapi Madura ban- atau mempunyai bentuk trapesium. Jenis yak digunakan untuk lomba pacuan sapi sapi perah antara lain: yang dikenal dengan karapan sapi. Con- • Sapi Friesian holstein (FH) toh gambar Sapi Madura untuk karapan • Sapi Grati sapi tertera pada Gambar 22.

• Sapi Jersey

• Sapi Sahiwal Australia serta Selandia baru, Amerika, • Sapi Brown swiss

Kanada, dan Jepang. Warnanya putih • Sapi Guernsey

dan hitam dan sangat disukai peternak. • Sapi Ayrshire

Sapi FH memiliki performansi yang baik • Australian Illawara Shorthorn

sebagai penghasil daging dan susu. • Sapi Autralian Milking Zebu

Distribusinya sebagian di dataran tinggi (700 m di atas permukaan laut) dengan

temperatur antara 16-23º C, lembab dan Sapi FH sangat populer sebagai sapi basah di pulau Jawa. Contoh gambar perah. Pertama dibawa dari pulau Fries sapi FH betina tertera pada Gambar 23. Land barat Belanda dan sebagian dari

1.1.3.1. Sapi FH

Gambar 23. Sapi FH Betina

Sapi Holsteins dapat dikenali de- mencapai 400 kg, diharapkan umur pada ngan cepat dari warnanya yaitu putih waktu pertama kali melahirkan antara dan hitam/merah serta produksi susunya 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar yang tinggi. Berat pedet yang baru lahir

9 bulan. Dengan lama produksi sekitar dapat mencapai 45 kg, berat dewasa

6 tahun. Produksi susunya di Amerika dapat mencapai 750 kg dengan tinggi 58 8.000 liter dengan lemak 330 kg dan inchi.

protein 275 kg per ekor per tahun. Di Sapi dara dapat dikawinkan pada Indonesia produksi susu masih rendah, umur 15 bulan, jika berat badan sudah pertahun berkisar 3.000 liter.

hasil susu. Ukuran sapi kecil berkisar 360 Sapi grati merupakan hasil persilan- sampai 540 kg untuk sapi betina dan 540 gan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole. sd 820 kg untuk sapi pejantan. Kandung- Sapi Grati dikembangkan di dataran ren- an lemak susu pada susu sapi jersey dah di daerah Grati, Jawa Timur. Popu- tinggi. Jenis sapi ini belum ada di Indone- lasi sapi Grati sekitar 10.000 ekor.

1.1.3.2. Sapi Grati

sia. Warna sapi bervariasi dari abu-abu terang sampai hitam. Paha, kepala dan

bahu sapi warnanya lebih gelap daripada Sapi Jersey berasal dari pulau Jer- warna tubuhnya. Gambar sapi Jersey sey di Inggris, digunakan sebagai peng- betina tertera pada Gambar 24.

1.1.3.3. Sapi Jersey

Sumber: Wikipedia, 2007

Gambar 24 Sapi Jersey Betina

bisa bertahan hidup, karena Holstein me- Habitat asli sapi Holstein di Holland mang punya daya adapatasi yang cukup memang beda dengan kondisi Indonesia. baik. Kondisi disini mencakup: iklim, fauna dan

1.1.3.4. Sapi Sahiwal Cross

Untuk di Indonesia, sapi perah bi- vegetasi sebagai pensuplai nutrisi (pa- asanya dipelihara dengan penyediaan kan). Holstein murni memang kurang pakan yang tidak maksimal. Penyediaan nyaman bila dipaksa tinggal dan bermu- rumput berkualitas rendah tidak cukup kim di negeri kita. Kalau dipaksa, tentu Untuk di Indonesia, sapi perah bi- vegetasi sebagai pensuplai nutrisi (pa- asanya dipelihara dengan penyediaan kan). Holstein murni memang kurang pakan yang tidak maksimal. Penyediaan nyaman bila dipaksa tinggal dan bermu- rumput berkualitas rendah tidak cukup kim di negeri kita. Kalau dipaksa, tentu

Sumber : image50.webshots

Gambar 25. Sahiwal Betina

Sumber : www.pakistanpaedia.com

Gambar 26. Sahiwal Jantan

1.2. Ternak Kerbau

adaptasinya yang luas ke berbagai dae- rah di dunia. Menurut Rukmana R (2003)

Ternak kerbau merupakan ternak ada beberapa jenis kerbau yang ada di ruminansia. Berdasarkan taksonominya India, diantaranya kerbau Murrah, kerbau maka kerbau termasuk dalam :

Surti, kerbau Nilli, kerbau Mehsana dan Filum : Chordata

kerbau Nagfuri. Sedangkan di negara Subfi lum : Vertebrata

Indonesia ada empat jenis kerbau yang Kelas : mammalia

telah dikembangkan yaitu kerbau lumpur, Sub famili : Bovinae

kerbau rawa, kerbau murrah dan kerbau Genus : Buballus

lokal.

Species : Dari hasil penelitian Mason (1969) • Buballus arnee

Kerbau Indonesia merupakan modifi kasi • Buballus depressicornis

antara bentuk antelope dan sapi, dan di- • Buballus mindorensis

golongkan menjadi 4 kelompok yaitu: • Buballus caffer

• Anoa (Buballus depresi cornis) ada- • Buballus merah

lah sekelompok anoa yang terdapat Kerbau mempunyai beberapa bang-

di Sulawesi

sa atau jenis, akibat dari penyebaran dan

• Borneo buffalo (Buballus arneehosei)

1.2.3. Kerbau Murrah

adalah jenis kerbau lumpur yang ada di Kalimantan

Kerbau Murrah adalah salah satu jen- • Kerbau-banteng Delhi: yaitu Kerbau is kerbau perah yang banyak diternakkan sungai, terdapat di Sumatera

di Indonesia. Kerbau ini banyak terdapat • Bos arni: adalah Kerbau yang ter- di daerah sekitar Medan Sumatera Utara. dapat di Asia Tenggara

Kerbau Murah merupakan kerbau perah yang paling penting.

1.2.1. Kerbau Lumpur

Ciri-ciri kerbau Murrah adalah: • memiliki bentuk tubuh padat

Kerbau lumpur banyak ditemu di Asia • tubuhnya kuat, punggungnya pendek Tenggara seperti Vietnam, Laos, Kam-

dan luas

boja, Thailand, Malaysia maupun di In- • leher ringan dan kepala seimbang donesia. Kerbau lumpur mempunyai sifat

dengan bagian tubuhnya yang pa- senang berkubang dalam lumpur. Pada

dat,

umumnya kerbau Lumpur merupakan • ekornya mempunyai bulu kipas ber- tipe pekerja yang ulet, baik sebagai pe-

warna putih yang meluas sampai ngolah (membajak) sawah maupun se-

separuh bagian hock, bagai penarik gerobak. Namun demikian • tanduknya melingkar dalam bentuk kerbau lumpur juga cocok pula sebagai

spiral. Kerbau Murrah mempunyai penghasil daging.

ambing susu yang berukuran besar.

1.2.2. Kerbau Rawa

1.2.4. Kerbau Lokal

Kerbau rawa terdapat Di Sumatera Kerbau lokal terdapat di seluruh In- Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Se- donesia. Warna tubuhnya pada umum- latan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa nya hitam tetapi ada juga yang berwarna Timur, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, putih. Kerbau Lokal yang berwarna hitam Timor, Selawesi utara sulawesi tenggara pada umumnya digunakan untuk upaca- dan Sulawesi tengah. Di Kalimantan Se- ra keagamaan sedangkanyang berwarna latan kerbau rawa disebut dengan kerbau putih umumnya digunakan sebagai ter- kalang. Kerbau Rawa mempunyai sifat nak kerja karena disamping lebih kuat yang mirip dengan kerbau Lumpur yaitu juga lebih tahan terhadap terik matahari. suka mandi di air.

2. Menentukan Umur Ternak

nama induk, tipe kelahiran, berat lahir, berat sapih, jenis penyakit yang per-

Penentuan umur ternak biasa di- nah menyerang, tanggal vaksinasi dll. lakukan oleh peternak dengan maksud- Metode ini adalah yang paling tepat dan maksud tertentu. Adapun tujuan daripada akurat dibanding dengan cara-cara yang penentuan umur ternak pada umumnya lain, namun biasanya peternak belum adalah sebagai berikut

banyak yang melakukan rekording dalam • Untuk penentuan bibit yaitu apabila manajemen pemeliharaannya, sehingga diinginkan memilih ternak yang se- menemukan kesulitan untuk menentukan tepat-tepatnya untuk tujuan bibit

umur ternak

• Untuk tujuan pemeliharaan, yaitu un- tuk mengetahui sampai umur berapa

2.2. Wawancara

ternak tersebut masih produktif untuk dipelihara dan apabila dipandang Penentuan umur dengan cara men- sudah tidak produktif maka harus gadakan wawancara adalah dengan berani memutuskan merubah bentuk menanyakan secara langsung pada usahanya.

pemilik ternak tersebut baik mengenahi • Untuk tujuan preventif, terutama tanggal kawin, tanggal lahir, nama induk, pada ternak yang tidak sehat/sakit tipe kelahiran, berat lahir, berat sapih dll. agar dapat dengan tepat diketahui Ketepatan dan keakuratan hasil sangat dosis pengobatannya

tergantung dari kejujuran dari peternak • Untuk menghindari pemalsuan pada yang diwawacarai nya. proses jual beli ternak terutama di- pasaran

2.3. Habitusnya (tingkahlaku)

Ada beberapa cara yang dapat di- lakukan untuk menentukan atau menaksir

Kebiasaan ternak pada umumnya umur ternak, beberapa diantaranya:

secara alami bahwa pada ternak yang sehat atau yang muda mempunyai tem-

2.1. Catatan (recording)

peramen yang lebih lincah dari ternak yang tidak sehat atau yang sudah tua.

Menentukan umur ternak dengan cara melihat catatat dilakukan dengan

2.4. Gelang atau Cincin pada Tanduk

melihat catatan dari pemilik ternak. Biasanya catatan (recording) ternak Yang dimaksud dengan melihat mengenahi tanggal kawin, tanggal lahir, gelang atau cincin pada tanduk adalah melihat catatan dari pemilik ternak. Biasanya catatan (recording) ternak Yang dimaksud dengan melihat mengenahi tanggal kawin, tanggal lahir, gelang atau cincin pada tanduk adalah

2.6. Pertumbuhan Gigi

duk. Proses terjadinya cincin tanduk adalah sebagai berikut. Selama ternak Yang dimaksud untuk melihat gigi tersebut bunting, dimana setiap ternak adalah meliputi : mempunyai variasi lama bunting yang • Mulai timbulnya gigi berbeda-beda, dimana didalam rahim • Pergeseran bidang asah gigi foetus untuk dapat melakukan pertum- • Pergantian gigi buhan nya dibutuhkan sari-sari makanan • Tanggal/lepasnya gigi (zat gizi) yang tidak sedikit, sehingga • Mulai terbentuknya bintang gigi untuk memenuhinya maka sari-sari ma-

Dalam menentukan umur ternak kanan yang seharusnya dipergunakan dengan melihat pertumbuhan gigi, perlu untuk kebutuhan pertumbuhan tanduk diperhatikan bentuk gigi dari jenis ternak sementara diperhentikan. Akibat terhenti- apakah herbivora, carnivora dan omniv- nya suplay makanan untuk pertumbuhan ora. Ada perbedaan bentuk dan kondisi tanduk maka pertumbuhan tanduk akan gigi antara hewan herbivora, comnivora terhenti dan ini menyebabkan terjadi dan omnivora. Pada ternak herbivora bentuk cincin pada diameter tanduk. Hal (contoh:sapi, kerbau dll) mempunyai ben- ini dapat dilihat terutama pada sapi dan tuk gigi yang lebih besar daripada gigi kerbau yang suplay makanan kurang.

ternak carnivora, karena tugasnya lebih Penentuan umur ternak dengan me- berat daripada gigi cornivoranya. lihat cincin tanduk dapat dihitung dengan

Menurut klasifi kasinya gigi dapat menggunakan rumus: Umur ternak = x + dibedakan atas:

2. Namun cara ini mempunyai kelemah- • Gigi seri (dentis incesivi) an dipasaran, karena cincin tanduk dapat • Gigi taring (dentis canimis) dihapus dengan cara mengikir tanduk • Gigi geraham muka (Praemolaris) ternak.

yaitu molar yang masih bisa berganti • Gigi geraham belakang (Molaris)

2.5. Pertumbuhan Bulu

yaitu molar yang tidak berganti

Pada umumnya bahwa ternak yang Formula gigi ternak ruminansia adalah : masih muda pertumbuhan bulunya kasar

I 0 C 0 P 3 M 3 = 32

tidak teratur dan lebih panjang daripada

yang tua yaitu pendek, teratur dan halus. Formula gigi : I 4 C 0 P 3 M 3

Keterangan :

Gigi seri tengah dalam terasah penuh

I : gigi seri (Incesivus)

umur 14 bulan

C : gigi taring (Caninus) P : geraham depan (Pre molar)

2.6.2. Periode bulan I- 1,5 th.

M : geraham belakang (Molar) Dalam menentukan umur dengan Pada periode ini harus sudah mem-

melihat pertumbuhan gigi, perlu diper- perhatikan adanya bidang asahan, di- hatikan perbedaan antara gigi temporer mana : dan gigi permanen. Perbedaan gigi seri • Gigi seri dalam (dent incesivus temporer dengan gigi permanent adalah:

daciduil I) mulai terasah paling sedikit • Bentuk gigi temporer lebih kecil dari-

umur 45 hari.

pada permanen • Gigi seri tengah dalam (dent in- •

Gigi temporer dapat berganti gigi per- cesivus decidual I) mulai terasa manen tetap

sesudah berumur 50 hari) • Warna gigi temporer putih, gigi per- • Gigi seri tengah luar ( dent incisivus manen kekuning-kuningan

decidual III) mulai terasah sesudah • Bagian mahkota relatif lebih kecil

umur 70 hari.

bentuknya daripada permanen.

Gigi seri luar (dent incesivus decudual Ada pembagian periode dalam pe-

IV) sudah terasah umur 3 bulan. nentuan umur, yaitu :

2.6.3. Periode I,5 - 4 tahun

2.6.1. Periode I (bulan I)

Pada periode ini perlu memperhati- Pertumbuhan gigi pada bulan per- kan pergantian gigi temporer ke perma-

tama ini dapat diketahui sebagai berikut: nent, dan hasilnya sebagai berikut : • Sebagian besar sejak lahir semua Id • Gigi seri I berganti pada akhir tanun

sudah tumbuh

ke II

• Pedet yang belum tumbuh Id 4 nya • Gigi seri tengah dalam pada awal umurnya kurang dari 15 hari

tahun ke III

• Apabila Id semua sudah tumbuh dan • Gigi seri tengah luar berganti pada letaknya tersusun rapi (bentuk yang

awal tahun ke IV

mirip) umurnya sudah satu bulan. • Gigi seri luar berganti pada awal • Gigi seri dalam terasah penuh umur

tahun ke V.

10-12 bulan

Sapi tidak dapat melihat, mencium bau atau mendengar lingkungannya sep- Pada ternak yang umurnya lebih dari erti yang dilakukan manusia. Mata sapi

2.6.4. Periode 4 th ke atas/ lebih

4 tahun maka terlihat bentuk giginya: terdapat pada kedua sisi kepalanya. Sapi • Semua gigi seri permanen sudah melihat dan memperkirakan jarak benda tumbuh sempurna, perkiraan sapi disampingnya dengan satu mata (mon- berumur 4 tahun

ocular vision) dan pandangan dimuka • Luas bidang asahan pada I1 bagian kepalanya dengan dua mata (binocular yang terasah setengah bagian dari vision). luas seluruhnya, perkiraan sapi berumur 5 tahun

Sapi cukup sensitif dengan gerakan • Luas bidang asahan I2 setengah atau suara yang mengejutkan. Seekor bagian dari luas seluuhnya perkiraan pejantan akan sangat agresif pada saat sapi berumur 6 tahun

musim kawin, demikian pula sapi yang • Luas bidang asahan I3 setengah ba- baru melahirkan akan selalu melindungi gian dari luas seluruhnya, perkiraan anaknya dengan segala kekuatannya, umur 7 tahun

sehingga peternak harus mengetahui • Bentuk semua bidang asahan sudah apa karakteristik dari sapi. Peternak ha- berlekuk perkiraan umur 8-9 tahun

rus tanggap atau respek pada kemam- • Bentuk bidang asahan bagian yang puan ternak sapi seperti kekuatan dan terasah merupakan segi empat, per- kecepatan dari sapi, sehingga tidak ada kiraan umur 10 tahun

keragu-raguan atau rasa takut dalam • Bentuk bidang asahan membulat melakukan penangananan ternak sapi. perkiraan umur 12-13 tahun

Keragu-raguan dan rasa takut merupa- • Bentuk bidang asahan lonjong kan rintangan yang akan memberhen- terbalik (kerucut terbalik) perkiraan tikan peternak untuk bereaksi dengan umur 14-15 tahun

tenang dan penuh perhatian.

3. Identifi kasi Tingkah Laku Ternak

Pengetahuan tentang tingkah laku Seorang peternak perlu memahami sapi sangat mendukung dalam pen- bagaimana behaviour atau tingkah laku dugaan ternak memberikan respon. dari ternak yang akan ditanganinya. Bila Pendugaan reaksi sapi adalah salah satu memahami tingkah laku sapi, dapat didu- kunci penangananan sapi.

ga bagaimana sapi tersebut memberikan respon bila diberi stimulus.

Ternak akan memberikan respon bila tergantung pada bangsa dan kemudian diberi stimulus. Sehingga amatlah pent- menjadi lebih agresif dan bahkan men- ing untuk mengetahui respon dari sapi guasai areal tertentu serta menyerang dalam berbagai macam situasi. Stimulus pengganggu-pengganggu di wilayahnya. yang diberikan harus dapat dikontrol se- Seorang peternak mungkin dapat terluka hingga tidak menciptakan respon yang karena ulah dari perkelahian sapi ketika tidak terkendali.

sapi-sapi jantan tersebut dalam keadaan yang tidak terkendali. Untuk menghindari

Arausal adalah kunci lain dari ke- keadaan kacau akibat tingkah laku sapi berhasilan penangananan ternak sapi. jantan tersebut, maka harus diusahakan Arausal dapat digambarkan sebagai jalan keluar yang tepat. tingkah aktivitas dari seekor ternak. Ini

dapat diamati dari mulai tidur sampai kon- Sapi potong betina mungkin juga pada disi yang paling ekstrim seperti menan- suatu saat seperti setelah melahirkan, duk atau menendang bahkan menyerang akan menyerang sapi lainnya atau seorang dengan membabi buta.

peternak untuk melindungi anaknya. Secara umum pemahaman arausal Sapi potong dapat melukai peternak

dimaksudkan menjaga ternak setenang dan merusak fasilitas yang ada, sebagai mungkin, sehingga mereka bergerak de- akibat benturan-benturan dan kecepatan ngan tenang. Stimulus pada ternak dalam bergerak serta agresifi tasnya, jangan beberapa cara dapat meningkatkan atau salah menduga atau memperkirakan ke- menurunkan tingkat dari arausal.

cepatan, arah dan ketepatan bila seekor sapi menendang. Sapi yang berdiri

Tingkah laku sosial sapi bervariasi biasanya menendang keluar dengan menurut umur dan bangsa, dibandingkan membentuk sudut 45 derajat kearah be- dengan domba. Sapi muda tidak meng- lakang. Tetapi sapi yang sedang berger- ikuti induknya saat setelah dilahirkan se- ak cenderung untuk menendang kearah perti halnya domba. Sapi muda berbaring belakang secara lurus. secara tenang diantara makanan pada

suatu tempat dimana induknya sedang Banyak hal-hal yang berkaitan de- merumput.

ngan sapi potong juga diterapkan pada sapi perah. Pada sapi perah banyak

Penjantan muda cenderung untuk ber- tingkah laku yang harus dipelajari dari main, tetapi hanya sampai umur tertentu, pengalaman. Sapi perah sering meng- Penjantan muda cenderung untuk ber- tingkah laku yang harus dipelajari dari main, tetapi hanya sampai umur tertentu, pengalaman. Sapi perah sering meng-

adalah bagaimana cara/teknik menan- gani atau handling ternak dengan benar.

Sapi adalah hewan sosial dan sapi Sehingga tidak menyebabkan cidera sangat mudah terpisah dari kelom- bagi ternak dan sipelakui handling. Hal poknya, jika diganggu oleh sapi lainnya. ini sangat penting karena penanganan Sapi-sapi yang baru melahirkan tidak se- ternak ruminansia akan jauh berbeda lalu seagresif sapi potong betina dalam dengan ternak unggas. mempertahankan anaknya. Bagaimana

seekor induk sapi perah dapat berubah Ternak ruminansia seperti sapi, dan menjadi agresif, karena teriakan atau kerbau memiliki tenaga yang lebih besar/ gonggongan seekor anjing.

kuat dibandingkan dengan ternak ung- gas. Disamping mempunyai tenaga yang

Pejantan sapi perah sering pula besar/kuat, ternak tersebut mempunyai menguasai tempat tertentu dan dapat tanduk untuk menyeruduk yang berba- menjadi agresif, serta berbahaya bagi haya bagi keselamatan orang yang akan peternak atau sapi lainnya.

menangani serta bisa menendang. Sapi perah suka menggosok-gosok-

4. Prinsip Pemberian Pakan

kan badannya pada dinding pagar dan membuatnya menjadi tenang. Jika ingin

Ternak memerlukan pakan untuk menyentuhnya, maka usahakan agar kebutuhan pokok hidup, pertumbuhan sapi tersebut melihat terlebih dahulu. dan produksi. Kebutuhan pokok hidup Tindakan yang mengejutkan dapat mem- meliputi menjaga temperatur tubuh, ber- buatnya menendang.

nafas, aktifi tas, fungsi metabolisme tubuh dan lain-lain. Untuk ternak yang masih

Keberhasilan didalam budidaya atau muda yang dalam masa pertumbuhan, pemeliharan ternak sangat ditentukan maka ternak akan memerlukan pakan Keberhasilan didalam budidaya atau muda yang dalam masa pertumbuhan, pemeliharan ternak sangat ditentukan maka ternak akan memerlukan pakan

4.1.2. Lingkungan

Pada ternak yang bunting memerlukan pakan untuk pertumbuhan janin yang di-

Faktor lingkungan berpengaruh lang- kandungnya, disamping untuk kebutuhan sung dan tidak langsung terhadap ternak. pokok hidup induknya.

Faktor yang berpengaruh langsung me- liputi temperatur, kelembaban dan sinar

4.1. Kebutuhan Pakan

matahari.

Kebutuhan pakan bervariasi tergan- Temperatur

tung dari jenis ternak, lingkungan, kecer- Ternak perlu menjaga temperatur naan pakan, selera dll tubuh idealnya. Perbedaan temperatur

tubuh ternak dan lingkungannya akan

4.1.1. Jenis Ternak

mempengaruhi kebutuhan pakan ternak tersebut. Semakin tinggi perbedaan tem-

Permintaan fi siologis ternak untuk peratur ternak dengan lingkungannya hidup pokok, pertumbuhan dan produksi makin banyak energi yang di perlukan berbeda antara ternak yang satu dengan untuk menjaga temperatur tubuhnya yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh dengan demikian semakin banyak pakan kapasitas dari saluran pencernaan dari yang di konsumsi ternak tersebut. ternak yang bersangkutan. Faktor-faktor

yang berpengaruh dari ternak meliputi, Sebaliknya temperatur lingkungan bobot badan, jenis kelamin, umur, faktor yang tinggi akan menurunkan tingkat genetik dan tipe bangsa ternak :

konsumsi ternak. Ternak di daerah dingin • ternak yang bobot badannya lebih (dataran tinggi) memerlukan pakan lebih besar akan memerlukan pakan yang banyak di banding ternak daerah panas lebih banyak. Hal ini dikarenakan (dataran rendah). Perubahan tingkat kon- kebutuhan nutrisi untuk kebutuhan sumsi setiap ternak berbeda-beda. Mis- hidup pokok, pertumbuhan dan alnya sapi Holstein, Jersey dan Brahman produksi makin banyak.

akan berubah tingkat konsumsinya pada • jenis kelamin

temperatur lingkungan 21,1º C, 23,9º C • umur

dan 35 º C.

Kelembaban

trat di susun dari beberapa bahan pakan semacam biji-bijian, bungkil kedelai, te-

Kelembaban dapat pula mempenga- pung limbah ternak, lemak dan campuran ruhi mekanisme pengaturan temperatur vitamin-mineral. Bahan pakan tersebut tubuh. Pengeluaran panas dengan jalan dengan bantuan mikroba didalam perut berkeringat ataupun melalui respirasi akan menghasilkan energi dan nutrisi akan lebih cepat di daerah yang ker- yang penting untuk pertumbuhan, re- ing. Kelembaban ini terutama penting di produksi dan kesehatan ternak. perhatikan di daerah tropis. Contoh sapi Brahman akan menurun konsumsinya

4.2.1. Energi

pada suhu 23º C dan kelembaban udara meningkat.

Energi bukan merupakan nutrisi, tetapi merupakan hasil dari proses oksi-

Sinar Matahari.

dasi bahan pakan yang akan menghasil- kan energi dan nutrisi selama proses me-

Tubuh ternak dapat pula memperoleh tabolisme. Nilai energi dari bahan pakan panas secara langsung dari sinar ma- dapat diekspresikan dengan beberapa tahari. Tingkat penyerapan panas tergan- cara. Deskripsi tersebut berhubungan tung pada tipe kulit hewan bersangkutan. dengan nilai energi, termasuk pengu- Warna kulit tidak gelap, licin mengkilap, kuran (digestible energy, metabolisme akan memantulkan cahaya lebih banyak energy dll). dari pada ternak dengan kulit kasar, dan gelap. Demikian pula bulu yang melekat

4.2.1.1. Pengukuran Unit Energi

pada kulit dapat berfungsi sebagai pena- Unit pengukuran energi dapat meng- han panas.

gunakan kalori, erg atau Joule. Satuan tersebut dapat dikonversi antara satu

4.2. Kebutuhan Nutrisi

satuan dengan satuan lainnya dan semua unit satuan benar. Di Amerika

Kebutuhan nutrisi untuk hidup dan menggunakan satuan Joules sedangkan produksi ternak ruminansia dipenuhi di Indonesia menggunakan satuan kalori. dengan memberikan pakan yang berupa Masing-masing unit satuan dijelaskan hijauan dan konsentrat. Hijuan terdiri dari sebagai berikut: rumput dan leguminosa. Pakan konsen-

Kalori (Cal)

dan air (H2O). Pengukuran GE menggu- nakan bom kalorimeter dengan tekanan

Satu kalori adalah panas yang di- oksigen 25 sampai 30 atmosphere. perlukan untuk menaikkan temperatur

1 gram air dari 16,50C menjadi 17,50C.

4.2.1.2. Terminologi Energi

Karena panas spesifi k air berubah de- ngan temperatur maka secara lebih aku-

Beberapa singkatan telah digunakan rat 1 kalori sama dengan 4,184 joules.

untuk mendeskripsikan fraksi energi pada sistem ternak. Masing-masing singkatan

Kilo Kalori (kcal)

dijelaskan sebagai berikut:

1 kilo kalori sama dengan 1.000 IE (Intake Energy)

kalori dan merupakan unit yang sering digunakan pada pakan ternak.

IE merupakan energi bruto yang ter- kandung dalam pakan yang dikonsumsi

Mega kalori

ternak. Nilai IE sama dengan berat pakan yang dikonsumsi dikalikan dengan GE

Satu megakalori sama dengan (Gross Energy). 1.000.000 kalori dan banyak digunakan

untuk mengekspresikan kebutuhan nu- DE (Digestible Energy)

trisi yang lain yang berhubungan dengan energi pakan

DE merupakan gross energi pakan yang dikonsumsi (IE) dikurangi gross

Joules

energi pada kotoran sapi (feces).

Satu joules sama dengan 107 erg (1 FE (Fecal Energy)

erg adalah jumlah energi yang diperlukan untuk mempercepat perpindahan masa 1

FE adalah energi bruto yang terkan- gram dengan kecepatan 1 cm/detik)

dung dalan feces. Nilai FE dihitung de- ngan berat feces dikalikan dengan energi

Gross Energy (GE)

bruto yang terkandung didalamnya. FE bersumber dari energi dalam bahan pa-

GE merupakan energi yang dilepas- kan yang tidak tercerna (FiE) dan energi kan sebagai panas jika suatu substansi campuran bahan metabolik tubuh (FmE). dioksidasi menjadi karbon dioksida (CO2)

TDE (True Digested Energy)

faatkan untuk menjaga temperatur tubuh tetapi di daerah panas akan dibuang me-

TDE dihitung dari IE dikurangi de- lalui konveksi ke udara sekeliling ternak. ngan energi, kehilangan panas fermen- NE bisa terdiri dari energi yang diguna- tasi dan gas pencernaan.

kan untuk menjaga (maintain) tubuh atau kebutuhan hidup pokok dan produksi se-

GE (Gaseous Energy)

hingga tidak ada NE absolut pada bahan pakan. NE bisa merupakan energi yang

GE berasal dari gas yang dihasilkan diperlukan untuk menjaga tubuh (NEm) oleh fermentasi pakan. Gas yang utama dan energi untuk produksi (NEp). adalah gas metan. Gas-gas lainnya

adalah hidrogen, karbon monoksida, TDN (Total Digestible Nutrient)

aseton, etana, dan hidrogen sulfi da. Sistem ini berdasarkan analisis proxi-

UE (Urine Energy)

mat yang memberi nilai DE pada lemak dapat dicerna dan protein dapat dicerna.

UE merupakan energi bruto dari urin. Sistem TDN merupakan bentuk pen- Sumber EU adalah nutrisi yang tidak di- gukuran kompromi antara DE dan ME. gunakan dan produk metabolisme.

(0,45 kg TDN setara dengan 2.000 kkal

ME (Metabolisme Energy)

DE atau 1,600 kkal ME. Menurut NRC (National Researh Council) nilai TDN

ME merupakan gross energi pakan hampir semua merupakan hasil konversi yang dikonsumsi dikurangi dengan gross dari ME, dengan persamaan: 1 kg TDN = energi pada feces, urine dan gas hasil 3.615 Kkal ME = 4.400 Kkal DE. Skema metabolisme.

Energi tertera pada Gambar 28.

Net Energy (NE)

4.3. Nutrisi Pakan

NE merupakan enegi metabolisme Zat makanan (nutrisi) merupakan dikurangi energi yang hilang sebagai substansi yang diperoleh dari bahan tambahan panas atau panas yang timbul pakan yang dapat digunakan ternak bila dalam tubuh oleh reaksi biokimia dalam tersedia dalam bentuk yang telah siap di- saluran pencernaan atau dalam sel. Di gunakan oleh sel, organ dan jaringan. Zat daerah dingin panas tersebut diman- NE merupakan enegi metabolisme Zat makanan (nutrisi) merupakan dikurangi energi yang hilang sebagai substansi yang diperoleh dari bahan tambahan panas atau panas yang timbul pakan yang dapat digunakan ternak bila dalam tubuh oleh reaksi biokimia dalam tersedia dalam bentuk yang telah siap di- saluran pencernaan atau dalam sel. Di gunakan oleh sel, organ dan jaringan. Zat daerah dingin panas tersebut diman-

sukrosa terdapat pada sebagian besar Masing-masing kelompok diuraikan tanaman. sebagai berikut:

Polisakarida seperti pati, selulosa, merupakan komponen penting dalam

4. 3.1. Karbohidrat

ransum ternak ruminansia. Selulosa me- rupakan persenyawaan organik dengan

Karbohidrat merupakan sumber en- hemiselulosa dan lignin yang banyak ergi yang utama bagi ruminansia. Sumber terdapat di alam. Hampir 50% bahan or- karbohidrat berasal dari hijauan pakan ganik pada tanaman terdiri dari selulosa. ternak dan konsentrat yang di susun dari Pada ternak unggas tidak bisa mencerna biji-bijian dan limbah pertanian. Biji-bijian selulosa karena tidak memiliki enzim se- semacam jagung, sorgum, gandum dan lulase, pada ternak ruminansia enzim se- barley merupakan bahan pakan sumber lulase di produksi oleh mikroba di dalam karbohidrat. Di Indonesia juga terdapat rumen sehingga mampu mencerna sumber karbohidrat seperti gaplek, ong- selulosa. Pencernaan karbohidrat akan gok, dedak dll.

menghasilkan Volatil Fatty Acyd (asam Karbohidrat dapat di klasifi kasikan lemak terbang) yang disingkat dengan menjadi 5 jenis yaitu monosakarida, VFA. VFA terdiri dari sebagian besar disakarida, trisakarida, poliskarida dan asam asetat, propionat dan butirat dan mixed polisakarida. Unit dasar karbohi- sebagian kecil asam format, isobutirat, drat adalah gula sederhana, yaitu hek- valerat, isovalerat dan kaproat. Percer- sosa karena setiap molekul mengandung naan karbohidrat menghasilkan limbah enam atom karbon. Sedikit heksosa berupa gas methan yang di keluarkan bebas dapat di temukan pada tanaman. ternak melalui proses sendawa. Hexosa terdiri dari glukosa, fruktosa, ga- laktosa dan manosa.

VFA sebagian besar diserap dalam Sebagian besar karbohidrat adalah dinding rumen dan sebagian kecil lolos bentuk disakarida, yang merupakan yang kemudian diserap pada usus halus. kombinasi dua gula heksosa atau poli- Senyawa VFA yang masuk sirkulasi darah sakarida-polimer beberapa molekul akan mengalami proses katabolisme yang heksosa. Disakarida yang paling penting menghasilkan energi dan biosintesis mem- dijumpai di alam adalah sukrosa maltosa, bentuk jaringan tubuh dan lemak susu.

KONSUMSI ENERGI BRUTO (GE) ENERGI FECES (20-60%)

1. Dari makanan

2. Dari metabolisme

ENERGI TERCERNA (DE)

1. gas CH4 (Methana) (5-12%)

2. energi urin 3-5%

ENERGI METABOLISME (ME) PRODUK PANAS (10-40%)

1. panas fermentasi

2. panas metabolisme zat makanan ENERGI NETTO (NE)

Untuk hidup pokok

Untuk produksi

- metabolisme basal - pertumbuhan - aktivitas

- penggemukan

- memanaskan tubuh - air susu

- wol - kerja

Sumber: Kromann, 1973

Gambar 27. Skema Pemanfaatan Energi

4.3.2. Protein dan Asam Amino

tersusun atas ikatan panjang beberapa asam amino yang disebut ikatan peptida.

Protein adalah persenyawaan organ- Oleh karena suatu protein rata-rata men- ic komplek yang mengandung unsur kar- gandung 16% nitrogen maka kandungan bon, hydrogen, oksigen, nitrogen, forfor, protein dari bahan pakan atau karkas dan sulfur. Protein tersusun oleh lebih dapat diduga dengan mengalikan kan- dari 20 persenyawaan organik yang dise- dungan nitrogen dengan 6,2, dan akan but asam amino. Satu molekul protein menghasilkan kandungan protein kasar.

Kebutuhan protein sebenarnya lebih larut (FVA) untuk membentuk asam di tekankan pada kebutuhan asam amino amino yang dibutuhkan dalam rangka yang terdapat dalam pakan. Terdapat 20 memenuhi kebutuhan proteinnya sendiri. asam amino dalam protein dan semua- Sebanyak 50-80% N mikroba berasal nya penting bagi ternak. Asam amino dari amonia rumen, sedangkan 30% pro- terdiri dari Arginine, Cystine, Histidine, tein berasal dari sumber selain amonia Isoleucine, Leucine, Methionine, Lysine, seperti peptida dan asam-asam amino. Phenilalanin Threonine, Tryptophan, Ty-

rosine, Valine, Cystein, Alanine, Asam Pemberian urea sebagai suplai Non Aspastat, Asam Glutamat, Glysine, Hy- Protein Nitrogen (NPN) bertujuan untuk droxyl Proline, Proline, dan Serine.

menyediakan N bagi perkembangan mikro organisme rumen. Untuk memacu

Keberadaan mikroba di dalam ru- pertumbuhan mikro organisme memer- men, mengakibatkan metabolisme pro- lukan N dan tetes tebu sebagai sumber tein pada ruminansia berbeda dengan energi. monogastrik dan unggas. Mikroba mem-

punyai kemampuan mensintesa semua Produk degradasi yang terbentuk asam amino termasuk asam-asam amino dalam rumen, terutama amonia, di gu- yang di butuhkan oleh induk semang. Hal nakan oleh mikroba bersama-sumber ini menunjukkan bahwa kualitas protein energi untuk mensintesis protein dan ba- tidak menjadi unsur mutlak dalam ran- han-bahan sel mikroba seperti bahan sel sum ruminansia.

yang mengandung N dan asam nukleat. Penggunaan protein pakan yang Bagian amonia bebas akan diserap

dicerna oleh ruminansia adalah Protein masuk ke pembuluh darah ternak dan di pakan didegradasi menjadi peptida oleh transformasikan menjadi urea di dalam protease di dalam rumen. Peptida dika- liver. Sebagian besar urea tidak dapat tabolisasi menjadi asam amino bebas digunakan oleh ternak dan diekresikan lalu menjadi amonia, asam lemak dan ke dalam urin. CO2.

Sel-sel mikroba (bakteri dan proto- Amonia hasil perombakan asam zoa) mengandung protein sebagai kom- amino adalah sumber nutrien bagi bak- ponen utama, bersama protein pakan teri. Bakteri ini akan menggunakan amo- melalui omasum dan abomasum dan nia bersama dengan karbohidrat mudah usus halus. Sel-sel pakan yang dicerna Sel-sel mikroba (bakteri dan proto- Amonia hasil perombakan asam zoa) mengandung protein sebagai kom- amino adalah sumber nutrien bagi bak- ponen utama, bersama protein pakan teri. Bakteri ini akan menggunakan amo- melalui omasum dan abomasum dan nia bersama dengan karbohidrat mudah usus halus. Sel-sel pakan yang dicerna

sedang tumbuh, bagian-bagian ter- jauan di cerna dalam rumen sebesar

sebut memerlukan protein. 30-80%. Jumlah ini tergantung kepada • Membangun dan membentuk jaring- waktu tinggal di dalam rumen dan tingkat

an tubuh

pemberian makan. • Pembentukan cairan tubuh dan sistem enzim. Cairan tubuh dan Pencernaan dan penyerapan mi-

enzim merupakan faktor terpenting kroba dan protein pakan terjadi di usus

bagi kehidupan ternak. Untuk pem- halus ternak (ruminan dan monogastrik)

bentukan kedua faktor tersebut oleh protease. Asam amino esensial bagi

memerlukan protein. semua jenis ternak. Komposisi asam- • Produksi daging, susu dan bulu asam amino yang mencapai usus akan

membutuhkan protein sangat tergantung kepada jenis protein, • Cadangan energi, protein juga kuantitas dan kualitas sumber protein

berguna untuk cadangan energi. pensuplai. Ternak ruminansia tergantung

Walaupun prosesnya tidak efi sien, pada protein mikroba dan protein pakan

dalam keadaan tidak ada energi yang lolos dari pencernaan dalam rumen

protein tubuh akan diubah menjadi untuk mensuplai asam amino esensial.

energi. Ini sebagai tanda betapa pentingnya energi, energi digunakan

Fungsi protein antara lain untuk untuk segala efektifi tas tubuh. membentuk jaringan, cairan tubuh, en- sim, produksi, cadangan energi, dll.

4. 3.3. Lemak

Membangun dan Membentuk Jaringan Lemak murni merupakan ester glyc- Tubuh

erol yang memiliki asam lemak rantai • Protein berfungi membentuk dan panjang dan merupakan persenyawaan

membangunan jaringan tubuh, mi- karbon, hydrogen dan oksigen. Perse- salnya daging, pembentukan dan nyawaan oksigennya lebih rendah perkembangan organ-organ tubuh dibanding karbohidrat sehingga energi dan pertumbuhan bulu. Kebutuhan lebih tinggi (2,25 kali lipat) dari karbo- terhadap protein untuk ternak yang hidrat dan protein. Perbedaan lemak lebih muda lebih tinggi dari pada dan minyak pada bentuknya, pada suhu untuk ternak yang lebih tua. Ini normal lemak berbentuk padat sedang disebabkan anak ternak yang sedang minyak berbentuk cair.

Molekul lemak terdiri dari glycerol Pada ternak ruminansia lemak di dan kombinasi dengan 3 asam lemak. dapat dari hijauan makanan ternak (3% Asam lemak terdiri dari caprilat, caprat, kandungan lemak). Akan tetapi karena laurat, miristat, palmitat, palmitoleat, konsumsi hijauan cukup banyak maka stearat, oleat, linoleat, linolenat, arachi- konsumsi absolut lemak relatif banyak donat, gadoleat, behenat, eurat, lignoc- pula. Bentuk lipida dalam daun adalah erat. Komposisi kandungan lemak beber- galaktoserida dan digalakto glicerida. apa bahan seperti tertera pada Tabel 7. Pemberian pakan konsentrat pada ter- Sumber minyak yang baik adalah minyak nak ruminansia juga akan memberikan sawit, dan minyak kelapa.

suplai lemak. Lemak pada konsentrat kebanyakan dalam bentuk trigliserida.

Table 7. Komposisi Lemak Nabati

No Asam lemak Jagung

Kedelai Minyak

- - Sumber: Potter, 1996.

15 Lignocerat

Asam lemak dibedakan menjadi halus). Sumber asam lemak adalah dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak bahan pakan dan bakteri rumen. Bentuk jenuh. Asam lemak jenuh hanya memi- asam lemak adalan asam lemak bebas. liki ikatan tunggal di antara atom-atom Penyerapan asam lemak bebas akan ter- karbon penyusunnya, sementara asam jadi pada jujenum. lemak tak jenuh memiliki paling sedikit

satu ikatan ganda di antara atom-atom Ketengikan bahan pakan (rancidity) karbon penyusunnya.

terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau ok-

Pakan hijauan dan biji-bijian umum- sidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau nya berbentuk lemak tidak jenuh. Pada keton, serta sedikit epoksi dan alkohol rumen terjadi proses hidrolisa ikatan es- (alkanol). Bau yang kurang sedap mun- ter dan biohidogenasi asam lemak jenuh. cul akibat campuran dari berbagai produk Hidrolisis lemak trigliserida, phospholipin ini. Penambahan lemak pada konsentrat dan glycolipid oleh lipase asal mikroba mempunyai nilai posistif dan negatif. akan membebaskan asam-asam lemak bebas, sehingga galaktosa (gula) dan

4.3.3.1. Nilai Positif Menurunkan Kon-

gliserol akan difermentasi menghasilkan

sumsi Pakan

VFA (asam lemak bebas). Asam lemak tak jenuh (linoleat dan linolenat) akan Kadar energi dalam lemak tinggi, dipisahkan dari kombinasi ester melalui dengan penambahan sedikit pada ran- proses biohidrogenasi oleh bakteria sum akan meningkatkan energi sangat menghasilkan asam stearat.

jelas. Energi ransum yang tinggi akan menurunkan tingkat konsumsi pakan.

Mikroba rumen juga mampu men- Dari hasil percobaan pada sapi peda- sintesis beberapa asam lemak rantai ging dengan pemberian konsentrat 50%, panjang dari propionat dan asam lemak kadar lemak 5%, akan menurunkan kon- rantai cabang dari kerangka karbon sumsi sebesar 2% pertambahan bobot asam-asam amino valin, leusin dan isole- badan meningkat 28%. usin. Asam-asam lemak tersebut akan di

inkorporasikan ke dalam lemak susu dan Mengurangi Sifat Berdebu

lemak tubuh ruminansia. Penambahan lemak dapat mengikat Asam lemak yang dihasilkan dalam partikel debu. Lemak/minyak dapat me- rumen akan memasuki jujenum (usus ngurangi sifat berdebu dari ransum. Pe- lemak tubuh ruminansia. Penambahan lemak dapat mengikat Asam lemak yang dihasilkan dalam partikel debu. Lemak/minyak dapat me- rumen akan memasuki jujenum (usus ngurangi sifat berdebu dari ransum. Pe-

Memperbaiki Rasio Asetat : Propionat Sumber Asam Lemak Esensial

Pemberian minyak biji rami (linseed) atau linolenat akan menurunkan rasio Ternak tidak dapat mensitesakan asetat : propionate sehingga meningkat- asam linoleat (asam lemak esensial) kan efi siensi penggunaan ransum. Pem- sehingga harus disediakan melalui rans- berian minyak ikan menurunkan produksi umnya. Untuk pertumbuhan berat badan propionate sedangkan penambahan le- yang tinggi diperlukan ransum dengan mak hewani menurunkan asetat. energi tinggi, penambahan lemak akan membantu meningkatkan kandungan

4.3.3.2. Nilai Negatif Menurunnya Kon-

energi dalam pakan. Untuk pertumbuhan

sumsi

sedang dan normal tidak diperlukan lemak tambahan, karena energi cukup dari kon-

Penambahan lemak kedalam ransum sentrat biasa dan hijauan pakan ternak.

akan meningkatkan tingkat konsumsi ransum. Pada batas tertentu penamba-

Meningkatkan Palatabilas

han energi yang terlalu banyak akan me- nyebabkan tingkat konsumsi menurun.

Penambahan lemak akan menin-

gkatkan daya cerna ransum, sehingga Menurunkan Kecernaan Serat Kasar

konsumsi ransum meningkat. Jika ternak mampu konsumsi ransum tersebut maka

Pada ternak yang diberi hijauan pak- pertumbuhannya juga akan membaik.

an dalam jumlah tinggi maka pencernaan serat kasar yang terkandung dalam hi-

Menurunkan Produksi Gas Metan

jauan akan menurun. Sebaliknya karbo- hidrat yang mudah dicerna dan lemak itu

Didalam rumen ternak ruminansia sendiri akan meningkat daya cernanya. yang mengkonsunsi hijauan pakan ter- Disarankan untuk menambahkan lemak/ nak dalam jumlah besar, akan meningkat minyak pada ternak yang pemberian kon- produksi gas metan. Penambahan lemak sentratnya banyak. pada ransum akan menurunkan produksi

4.3.4. Mineral

Fungsi masing-masing mineral ma- Mineral merupakan bahan anorganik kro dijelaskan sebagai berikut: dalam bahan pakan atau jaringan tu-

buh. Fungsi mineral membantu proses Kalsium dan Pospor

metabolisme. Mineral esensial terdapat

15 macam dan sering di bagi menjadi 2 Kalsium dan pospor diperlukan untuk kategori berdasarkan pada jumlah yang pembentukan dan merawat tulang. Rasio diperlukan dalam pakan. Mineral yang Ca-P pada ternak ruminansia dianjurkan diperlukan dalam jumlah banyak disebut 1:1 sampai 1:2, rasio yang terlalu lebar mineral makro dan dinyatakan dalam misalnya 8:1 akan menurunkan produksi persen dari pakan. Mineral yang dibutuh- ternak. Komposisi kalsium dan pospor kan dalam jumlah sedikit disebut mineral dari bagian mineral tubuh sebersar 70%. mikro (trace) dan dinyatakan dalam ppm Fungsi kalsium untuk membentuk tulang, (part per million) atau milligram per kilo- proses pembekuan darah, kontraksi otot- gram.

syaraf, keseimbangan asam-basa dan aktifi tas sejumlah ensim.

Dengan berkembangnya ilmu ma- kanan ternak beberapa mineral diduga Kebutuhan Ca-P pada ternak sapi esensial bagi ternak, misalnya : fl our (F), dihitung berdasarkan kebutuhan untuk silikon (Si), titanium (Ti), vanadium (V), hidup pokok dan produksi, Untuk kebu- chromium (Cr), nickel (Ni), arsenic (As), tuhan hidup pokok 1,54 gram Ca dan bromine (Br), strontium (Sr), Cadmium 2,80 gram P untuk setiap 100 kg berat (Cd) dan Tin (Sn). Masing-masing kelom- badan ternak. Untuk pertumbuhan di hi- pok mineral dijelaskan sebagai berikut:

tung Ca sebanyak 7,1 gram dan P seba- nyak 3,9 gram untuk setiap pertambahan

4.3.4.1. Mineral Makro

protein 100 gram. Untuk produksi susu diperlukan Ca sebanyak 1,23 gram dan

Mineral berfungsi membentuk tulang, P sebanyak 0,95 gram untuk setiap Kg merupakan komponen dari organ tubuh, produksi air susu. kofaktor enzim, dan menjaga tekanan osmotic. Kelompok mineral makro terdiri

Pospor berfungsi untuk pembentuk- dari 7 jenis yaitu: calsium (Ca), phospor an tulang, penggunaan energi, sistem (P), potasium (K), Magnesium (Mg), sul- ensim, kesimbangan asam basa, trans- fur (S), natrium (Na) dan Chlorida (Cl).

lokasi lemak dan struktur sel. Sumber

P adalah tepung ikan, tepung kerang, kan garam untuk memaksimumkan tepung tulang dan kapur.

tingkat pertumbuhan dan produksi. Jika kandungan garam tinggi maka konsumsi

Pastura tropis rendah kandungan air juga akan meningkat. pospornya. Hijuan yang tua dan limbah

pertanian kandungan P nya juga rendah Potasium (K)

sehingga banyak ternak sapi yang men- derita defi siensi P. Gejala defi siensi pada

Kalium (K) merupakan mineral ruminansia P antara lain :

intraseluler yang berperan dalam me- • Tingkat pertumbuhan menurun (ber- tabolisme karbohidrat dan protein, ke- henti)

seimbangan asam-basa, pengaturan • Pica atau Nafsu makan yang aneh tekanan osmose, dan keseimbangan (makan apa saja yang tidak lazim air. Kekurangan mineral ini akan meng- kayu, tanah, tulang)

ganggu aktifi tas ternak dan peran mineral • Tidak ada estrus (birahi),

makro lainnya.

• Tingkat konsepsi (perkawinan) yang rendah pada ternak jantan

Pada ternak ruminansia kebanyakan • Tulang lemah, rapuh dan kelemahan K menyebabkan defi siensi Na (NaCl) pada sendi-sendi

demikian juga sebaliknya. Pada ternak yang banyak makan hijauan, kadar

Untuk suplemen P dapat digunakan K dalam hijauan lebih tinggi dari Na. preparat dikalsium fosfat atau natriun Sapi akan lebih banyak mengkonsumsi fosfat atau amonium polifi sfat. Sumber NaCl jika ransum banyak mengandung P dalam pakan adalah bungkil-bungkilan, hijauan. Pakan konsentrat lebih sedikit produk hewani (tepung tulang-daging), mengandung K dari pada hijauan. dan tepung ikan.

Hijauan yang berkualitas rendah kand-

Garam

ungan K nya juga rendah. Pada pemberian konsentrat yang tinggi, misal pada proses

Sodium (Na), potassium magnesium penggemukan maka unsur K harus diper- dan klorida (Cl) berfungsi bersama-sama hatikan, karena K dalam konsentrat kan- dengan fosfat dan bikarbonat menjaga dungannya rendah. Bahan yang banyak homeostatis proses osmosis dan pH mengandukng K adalah tetes. Kebutuhan badan. Sodium dan clorine penting untuk K pada ruminasia berkisar 0,5-0,8%. semua ternak. Dalam pakan ditambah-

Magnesium (Mg)

fi sik), terjadi tremor urat daging, konvulsi kemudian mati.

Magnesium merupakan bagian dari • Gras tetany, sapi mengalami gejala jaringan tubuh dan cairan tubuh lainnya.

seperti penyakit tetanus yaitu kejang- Bahan pakan yang mengandung Mg

kejang karena aktivitas daging yang antara lain dedak gandum (Pollard), kon-

meningkat (tremor). sentrat nabati sumber protein (Bungkil kedelai) dll.

Cara mengatasi kekurangan Mg Pada ternak ruminansia Mg ter- • Memupuk pastura dengan preparat dapat pada tulung dengan kandungan

Mg (Calsined magnesite), dosis 0,5-0,7%. Dalam jaringan daging kand-

pemupukan 17 kg/ha. ungannya 190 mg/kg, sedangkan pada • Penambahan preparat Mg pada syaraf 100 mg/kg. Fungsi Mg sebagai

konsentrat dengan dosis MgO2 se- katalisator enzim dalam metabolisme

banyak 5 gr/400 gram pakan per hari karbohidrat dan protein, oksidasi sel dan • Penambahan MgO2 pada molase blok mempengaruhi aktivitas neuromuskular.

dengan dosis 50 gr/hari untuk sapi Kebutuhan Mg pada anak sapi diperki-

dewasa dan 7-15 mg untuk anak sapi. rakan sebesar 12-30 mg/kg berat badan. • Penambahan preparat Mg Pada air Untuk induk sapi bunting dibutuhkan 9

minum

mg/kg berat badan, sedang untuk induk • Pemberian dosis tunggal 400 ml laktasi diperlukan sebsesar 21 gr/kg be-

latruan yang mengandung 25% Mg rat badan per hari. Dalam pakan ternak

sulfat atau Mg laktat pada intravenus. Mg terdapat pada hijauan pakan ternak • Pemberian kapsul Mg alloy sebesar dan konsentrat.

226 gram pada sapi yang menderita tetani.

Gejala-gejala defi siensi Mg pada sapi sebagai berikut:

Belerang (S)

• Sapi menegangkan leher (opistotonus) dengan mengangkat Sulfur merupakan bagian dari protein kepala setinggi tingginya.

yang terdapat pada asam amino cys- • Anak sapi sering menggerakkan tine, cystein dan methionine. Disamping telinga ke belakang dengan posisi itu S juga terdapat pada vitamin biotin, agak kebawah dan sensitif terhadap thiamin dan polisakarida yang banyak rangsangan dari luar (suara atau mengandung sulfat. dan sebagian kecil yang terdapat pada asam amino cys- • Anak sapi sering menggerakkan tine, cystein dan methionine. Disamping telinga ke belakang dengan posisi itu S juga terdapat pada vitamin biotin, agak kebawah dan sensitif terhadap thiamin dan polisakarida yang banyak rangsangan dari luar (suara atau mengandung sulfat. dan sebagian kecil

Rickets, Gejala rickets di jumpai pada Pakan alami biasanya sudah mencu- sapi muda yaitu tulang hewan muda ter- kupi kebutuhan ternak akan sulfur. Sum- ganggu. Tanda-tanda klinis yang nampak ber S pada pakan ternak adalah hijauan adalah: tulang menjadi lemah, lembek dan jagung atau silase jagung. Namun (kurang padat), sensi-sendi membeng- dalam kasus defi siensi S ternak menun- kak, pembesaran ujung tulang, kaki kaku, jukan gejala klinis penurunan nafsu tulang punggung melengkung, bungkul makan, dan pertambahan berat badan, pada tulang rusuk. Jika rickets dibiarkan kelemahan umum, lakrimasi, sampai maka akan terjadi kelainan pada kaki dapat terjadi kematian. Sesuai dengan yang melengkung hal ini disebabkan oleh fungsinya maka defi siensi S menyebab- tensi urat daging dan bobot badan yang kan gangguan sintesis protein mikroba, di pikul oleh tulang kaki yang lemah. gejala kekurangan protein, penurunan

kecernaan selulosa, dan penimbunan Osteomalasia, Kekurangan Ca pada asam laktat yang terlihat dalam darah ternak dewasa akan menyebabkan os- dan urin. Kadar S yang aman adalah 0,1- teomalasia. Yaitu akibat demineralisasi 0,2%, tergantung jenis makanan.

dari tulang hewan yang sudah dewasa. Kandungan Ca (dan P) dalam tulang si-

Calsium (Ca)

fatnya dinamis, artinya pada saat produk- si ternak tinggi akan mengambil Ca dari

Ca merupakan mineral yang paling tulang. Gejala klinis antara lain kelemah- banyak dalam tubuh. Mineral ini dibutuh- an tulang dan gampang rusak kalau kena kan untuk pembentukan tulang, perkem- tekanan. Kadar Ca bahan pakan sangat bangan gigi, produksi air susu, telur, bervariasi yang disebabkan oleh jenis transmisi impuls syaraf, pemeliharaan tanaman, bagian dari tanaman dan umur eksitabilitas urat daging yang normal tanaman. Hijuan pakan ternak yang lebih (bersama-sama dengan K dan Na), regu- tua kadar Ca nya akan menurun. Legu- lasi denyut jantung, gerakan urat daging, minosa atau kacang-kacangan lebih ba- Ca merupakan mineral yang paling tulang. Gejala klinis antara lain kelemah- banyak dalam tubuh. Mineral ini dibutuh- an tulang dan gampang rusak kalau kena kan untuk pembentukan tulang, perkem- tekanan. Kadar Ca bahan pakan sangat bangan gigi, produksi air susu, telur, bervariasi yang disebabkan oleh jenis transmisi impuls syaraf, pemeliharaan tanaman, bagian dari tanaman dan umur eksitabilitas urat daging yang normal tanaman. Hijuan pakan ternak yang lebih (bersama-sama dengan K dan Na), regu- tua kadar Ca nya akan menurun. Legu- lasi denyut jantung, gerakan urat daging, minosa atau kacang-kacangan lebih ba-

Biji-bijian untuk konsentrat kadar Ca-nya rendah. Sumber Ca adalah kalsium kar-

Mn diperlukan untuk aktivator enzim, bonat, batu kapur giling, tepung tulang, dan trasfer pophat dan decarboxilase, dikalsium forpat, kalsium sulfat, tepung mencegah perosis, dan pertumbuhan tu- ikan, tepung kerang, tepung tulang.

lang. Sumber Mn adalah hijauan dan bah- an konsentrat seperti jagung. Didalam tu-

4. 3.4.2. Mineral Mikro (Trace Mineral)

buh ternak Mn dijumpai pada hati, ginjal, pankreas, dan pituatary, dan sedikit pada

Trace mineral (mineral mikro) terdiri jantung, urat daging dan tulang. Pada dari 8 jenis yaitu : cobalt (Co) , cooper ruminansia Mn berfungsi sebagai sintesa (Cu), Iodine (I), besi (Fe), mangan (Mg), karbohidrat, mucoplyssacharide, sistem selenium (Se), cobalt (Co) dan zink (Zn). ensim, misalnya pyruvate carboxylase, Cobalt juga diperlukan tetapi sudah ter- arginine synthetase dll. Kebutuhan Mn dapat pada vitamin B12. tembaga dan pada ruminansia belum banyak diketahui besi sering sudah cukup pada bahan tetapi kekurangan Mn menyebabkan ge- pakan sehingga tidak perlu penambah- jala klinis bentuk tulang dan postur yang an. Trace mineral merupakan bagian dari abnormal. Kelainan bentuk tulang antara molekul organik. Besi merupakan bagian lain kaki bagian bawah, pembengkakan dari hemoglobin dan citocrom. Yodium sendi, humerus yang relatif pendek, dan adalah bagian dari thyroxine. Tembaga, tulang yang relatif rapuh. Defi siensi Mn mangan, selenium, dan zink membantu juga dapat menggagu proses reproduksi proses enzim. Khusus untu zink meru- ternak jantan dan betina. Pada ternak pakan bagian dari struktur DNA.

jantan menyebabkan, gangguan sper- matogenesis, degenerasi testis, dan

Kebutuhan trace mineral dipenuhi epididimus, dan berkurangnya hormon dari bahan pakan yang di konsumsi kelamin yang menyebabkan sterilitas. ternak. Pada kasus khusus tanah yang Pada ternak betina dapat terlihat ertrus ditumbuhi bahan pakan defi siensi trace yang tidak menentu (tidak ada), dan ti- mineral yang menyebabkan kandung- dak terjadi konsepsi (pembuahan) dan an trace mineral dalam bahan pakan kalaupun terjadi pembuahan dapat me- rendah. Masing-masing mineral mikro nyebabkan keguguran. Di daerah tropis dijelaskan sebagai berikut:

yang banyak terdapat gunung berapi bisanya jarang terjadi kasus kekurangan Mn. Hal ini disebabkan Mn dalam hijauan yang banyak terdapat gunung berapi bisanya jarang terjadi kasus kekurangan Mn. Hal ini disebabkan Mn dalam hijauan

Cu 10 ppm dianggap cukup untuk sapi pedaging. Gejala defi siensi Cu antara

Copper (Cu)

lain: terganggunya pigmentasi, men- derita fi brosis miokardium, tulang pipih

Copper berperan dalam enzim dan dengan tulang rawan melebar, mudah ultilisasi besi dalam pigmentasi kulit dan mengalami fraktur atau aoetoporosis. pembentukan hemoglobin. Beberapa Hampir semua hijauan dapat mensuplai enzim yang membutuhkan copper antara kebutuhan Cu ternak sebanyak 3-4 kali lain ceruloplasmin, cytochrome, oxidase, yang dibutuhkan. Namun tanaman yang lusine oksidase, tryrosinase, plasto- banyak mengandung pitat dan lignin cyanin, dan baemocyanin. Penyerapan dapat menurunkan penyerapan Cu. Pre- copper dipengaruhi oleh beberapa faktor parat Cu yang dapat digunakan adalah yaitu: keasaman lambung, penggunaan CuCO3, CuSO4 dll. calsium carbonat dan ferros sulfi d akan

menurunkan penyerapan Copper. Copper Iodium (I)

yang tidak terserap akan dikeluarkan lagi melalui tinja (feces). Pada kenyataannya

Mineral iodium terdapat dalam tubuh dari copper yang dikonsumsi lebih dari ternak kelenjar tiroid, darah, daging dan 90% disekresikan kembali oleh ternak. susu. Jaringan lain yang mengandung I Sumber copper adalah pakan alami.

adalah lambung, kelenjar saliva, ovar- ium, kelenjar pituatary, kulit, plasenta,

Fungsi esensial dalam tubuh antara dan rambut. I diperlukan untuk sintesis lain:

hormon oleh kelenjar thyroid yang men- •

Pembentukan hemoglobin, penyerap- gatur metabolisme energi. Hormon tiroid an Fe dan mobilisasi Fe dari tempat memegang peran dalam termoregulasi, penyimpannya.

proses metabolisme antara, reproduksi, • Membantu metabolisme tenunan pertumbuhan dan perkembangan, sirku- pengikat

lasi dan fungsi urat daging. Penyerapan • Kofaktor ensim memerlukan Cu yodium pada susu kecil dan dikonsentra- utnuk aktifi tas biologisnya. Enzim sikan pada kelenjar thyroid. Kebutuhan I tersebut antara lain: cytochrome belum jelas, diperkirakan sekitar 0,05-0,8 oxidase, ascorbic acid axidase dll.

ppm. Defi siensi I menyebabkan kelenjar ppm, biji-bijian mengandung 10-30 ppm gondok membengkak, kehilangan bulu, Zn, sumber protein nabati mengandung kekurangan hormon tiroksin yang ditan- 50-70 ppm Zn, sumber protein hewani dai dengan kelemahan umum, basal me- mengandung 100 ppm. Kebutuhan Zn tabolisme menurun, pertumbuhan lam- ternak ruminansia sulit diperkirakan na- bat, pedet lahir mati. Pada hewan betina mun secara umum kebutuhan tersebut menyebabkan gangguan estrus sedang 20-40 mg/kg berat kering pakan. pada jantan menyebabkan menurunnya

libido. Sumber yodium adalah pakan Selenium

alami seperti tepung ikan dan hijauan makanan ternak.

Se berperan pada proses metabo- lisme yang normal dan ada kaitannya

Zinz (Zn)

dengan vitamin E. Vitamin E dapat meng- gantikan kebutuhan mineral Se. Kelebi-

Zn (seng) berperan dalam pengaktif han Se akan menyebabkan keracunan dan komponen beberapa enzim seperti ternak. Sumber pakan yang mengan- carbonic anhydrase, carboxys peptidase, dung Se antara lain jagung (20 ppm), dan alkohol dehidogenase yang berperan dedak gandum (55 ppm). dalam metabolisme asam nukleat, sinte- sis protein dan metabolisme karbohidrat.

Dalam tubuh ternak berupa seleno- Dalam kulit dan jaringan tubuh lainnya protein yang terdistribusi secara luas serta tulang juga terdapat Zn. Gejala kli- dalam tubuh. Se juga berperan dalam pe- nis pada ruminansia adalah tidak peduli nyerapan lipid dalam saluran pecernaan, terhadap lingkungannya, pembengkakan atau pengangkutan melalui dinding usus. kaki dan dermatitis pada leher, kepala Dalam tanaman Se terdapat dalam ben- dan kaki, gangguan penglihatan, banyak tuk selenium amino acid bersama-sama bersalivasi (ludah), penurunan fungsi ru- dengan protein. Kandungan Se tanaman men, luka sulit sembuh, dan gangguan sangat tergantung dari kandungan Se reproduksi ternak jantan. Sumber Zn dalam tanah. Pada tanaman selenium adalah dedak padi dan dedak gandung. terdapat pada leguminosa dan rumput. Namun demikian defi siensi Zn jarang terjadi karena dalam pakan ternak sudah

Kebutuhan Se pada sapi yang se- tersedia cukup kandungan Zn. Didalam dang tumbuh adalah 0,10 mg/kg ransum luguminosa terdapat kandungan Zn 60 kering, untuk sapi jantan dan induk yang Kebutuhan Se pada sapi yang se- tersedia cukup kandungan Zn. Didalam dang tumbuh adalah 0,10 mg/kg ransum luguminosa terdapat kandungan Zn 60 kering, untuk sapi jantan dan induk yang

0.1 ppm dari bahan kering pakan. kuku coplok, dan bisa mati karena kelaparan, haus dan gangguan perna-

Pada tanah yang berpasir kandung- fasan.

an Co rendah sehingga tanaman yang tumbuh di tanah tersebut juga rendah

Molibdenum (Mo)

kandungan Co. Jika ternak makan tana- man yang tumbuh ditanah tersebut akan

Mo didapati pada seluruh urat dag- mengalami defi siensi Co. Pada tanah ing-tulang dan sedikit pada hati, ginjal yang banyak diberi kapur juga kadar dan bulu ternak. Fungsi dari Mo adalam Co rendah. Gejala defi siensi Co adalah komponen esensial dari beberapa enzim nafsu makan menurun, pertumbuhan misalnya: xanthine oksidase, aldehyda terganggu, pertambahan berat badan oksidase dll. Kebutuhan Mo bagi ter- berkurang, diikuti nafsu makan yang nak ruminansia belum diketahui secara semakin berkurang, cepat kurus, anemia jelas. Kekurangan Mo jarang ditemukan, parah, dan hewan dapat mati. Dari segi tetapi kelebihan Mo justru menyebabkan reproduksi terdapat 3 gejala klinis akibat defi siensi Cu dan menjadi racun yang defsiensi Co yaitu: penundaan ovulasi- menyebabkan diare, anoreksia, anemia, estrus, estrus tidak teratur, dan gejala ataksia, dan kelainan bentuk tulang, de- estrus tidak jelas. Untuk mencegah de- pegmintasi kulit atau bulu. Sumber pakan fi siensi Co dapat dilakukan upaya-upaya yang mengandung Mo adalah hijauan sebagai berikut: segar, sedang pada hijauan kering kan- •

Pemupukan pastura dengan preparat dungan Mo menurun.

Co • Penyuntikan viatmin B12

Cobalt (Co)

Penambahan Co pada pakan dengan dosis 2 gram/ton pakan.

Dalam tubuh ternak Co ditemukan • Mencekok sapi dengan mineral yang pada hati, mata, ginjal, kelenjar adrenal,

mengandung Co

limpa dan pankreas dan sedikit pada • Pemberian Co dalam bentuk Cobaltik sumsum tulang darah, susu dan em-

Oksida dan tanah lempung

Fe

Dalam tubuh Fe didapati pada hati, limpa, ginjal, jantung, sumsum tulang, darah dan sel-sel lainnya. Fungsi Fe dibutuhkan pada pembentukan hemo- globin, mioglobin, enzim satilase, dan peroksidase. Fe berperan dalam tarnspor oksigen dalam sel dan respirasi sel.

Kebutuhan anak sapi berkisar 100 ppm sedangkan sapi dewasa 50 ppm dari bahan kering pakan. Kelebihan Fe akan di simpan dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Kadar Fe yang diperlukan dalam pakan ternak sebesar 100 μg/g cukup untuk semua jenis ternak. Defi siensi Fe banyak terdapat pada anak sapi karena dalam air susu kadarnya rendah, juga bisa disebabkan oleh pendarahan yang disebabkan parasit. Gejala klinis dari defi siensi Fe adalah anemia, (selaput lendir menjadi pucat), kadar hemoglobin menurun, tingkat kejenuhan transferin menurun, kurang memperhatikan ling- kungan, nafsu makan dan pertambahan berat badan menurun, serta anthrophy pada papil-papil lidah. Pada prakteknya kebanyakan rumput mengandung Fe 100-250 ppm dan leguminosa me- ngandung 200-300 ppm, sehingga kasus kekurangan Fe jarang terjadi karena kandungan Fe hijauan lebih tinggi dari yang dibutuhkan ternak. Bahan yang me- ngandung Fe tinggi adalah tepung daging

dan ikan dengan kadar Fe 400-600 ppm, biji-bijian 30-80 ppm dan bungkil 100-400 ppm. Jika diperlukan suplemen Fe dapat menggunakan Fe sulfat, fero karbodat, feri klorida dll

Mineral yang Mungkin Esensial

Fluor (F) sangat baik digunakan oleh tulang dan gigi. Pada jaringan lunak F paling banyak terdapat pada ginjal. Kasus keracunan F disebabkan oleh kontami- nasi makanan dan minuman. Air dengan kadar F 3-15 ppm akan berakibat racun dan pakan yang mengandung F sebesar lebih dari 2 ppm. Tanaman pada kondisi normal mengandung F sebesar 1-2 ppm. Sapi yang mengkonsumsi pakan yang mengandung F sebesar 100 ppm akan menyebabkan keracunan akut, sedang kandungan 30 ppm dalam jangka lama akan menyebabkan fl ourosis kronis. Ge- jala keracunan adalah eksitasi, tingginya kadar F dalam darah dan urin, kaku, an- orexia, salvias berlebihan, muntah, spas- mus urinasi dan defekasi, lemah, depresi yang berat dan kelainan jantung. Sumber

F adalah tepung tulang, tepung darah (hasil ikutan ternak), dan tepung ikan.

4.3.5 Vitamin

Vitamin digolongkan menjadi 2 ke- lompok yaitu vitamin yang larut dalam le- Vitamin digolongkan menjadi 2 ke- lompok yaitu vitamin yang larut dalam le-

Untuk ternak ruminansia disaran Internasional Unit (IU).

kandungan vitamin A dalam pakan sebe- sar 1200 IU/Kg ransum kering untuk ter-

Pada ternak ruminansia perhitungan nak yang sedang tumbuh, sedang untuk kebutuhan vitamin lebih rumit karena ternak betina laktasi dan pejantan disa- beberapa vitamin dapat disintesa oleh rankan 3900 IU per kg ransum kering. mikroba di dalam rumen, misalnya B komplek. Vitamin yang larut dalam le-

Pada ternak ruminansia gejala de- mak tidak disintesa dalam rumen dan fi siensi lebih banyak pada ternak muda beberapa didegradasi oleh mikroba ru- yang cepat pertumbuhannya diban- men, sehingga harus ada penentuan ding ternak tua. Gejala defi siensi pada secara khusus tentang kebutuhan ternak sapi sebagai berikut: anoreksia diikuti ruminansia untuk dapat berproduksi yang dengan buta malam, diare yang parah, maksimum.

tidak ada koordinasi dalam bergerak, banyak airmata dan ingus, konvulsi, buta

4.3.5.1.Vitamin Yang Larut Dalam permanen, kornea mata pecah, pertum-

Lemak

buhan terganggu, berat badan menurun, dan bulu kulit kasar. Kelebihan vitamin A

Vitamin A (Retinol)

akan menyebabkan ternak keracunan. Pada sapi keracunan pada dosis 17.000

Vitamin A terlibat dalam sistem peng- IU per kg ransum kering. Keracunan lihatan dan pengelolaan jaringan epitel pada ruminansia menyebabkan menu- di seluruh permukaan tubuh bagian luar runnya aktifi tas enzim pada metabolisme maupun bagian dalam serta berbagai energi sehingga mempengaruhi proses kelenjar endokrin/gonad. Peran vitamin A pertumbuhan. juga membantu pembentukan protein.

10 IU /kg BB uantuk sapi bunting/laktasi. segar, silase, atau hay, jagung kuning, dan vitamin sintetis (asetat sintetis).

Sumber vitamin A adalah hijauan

Defi siensi vitamin D pada sapi Minyak hati merupakan sumber vitmin menunjukan gejala gangguan tulang

A yang terbaik tetapi jarang digunakan dan riketsia pada sapi muda, menurun- pada peternakan.

nya Ca dan P darah dengan tanda klinis sendi-sendi membengkak dan kaku, an-

Vitamin D (Ergocalciferol)

orexia, respirasi cepat, iritabilitas, tetany, kelemahan, konvulsi, dan pertumbuhan

Vitamin D memiliki banyak bentuk, terhambat. Pada sapi dewasa tulang tetapi yang penting bagi ternak adalah mudah fraktur (retak) bahkan patah, jika D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecal- terjadi pada tulang punggung akan me- cifero). Vitamin ini berfungsi dalam pe- nyebabkan sapi lumpuh. nyerapan vitamin Ca dan P dan proses

kalsifi kasi dalam pertumbuhan tulang. Sumber vitamin D dalam pakan be- Secara umum vitamin D dibutuhkan rasal dari hijauan pakan ternak dengan untuk membantu pertumbuhan Dengan kandungan provitamin D sebanyak 11 IU bantuan sinar ultra violet matahari tubuh dan premix mineral buatan pabrik. ternak dapat mengubah provitamin D

menjadi vitamin D. Prinsip ini dimanfaat- Vitamin E (Alfa tokoferol)

kan peternak dalam membangun arah kandang yaitu agar dapat memanfaatkan

Terdapat 7 vitamin E, tetapi alpha sinar matahari untuk membantu proses tokoferol adalah yang paling banyak pe- pembentukan vitamin D. Namun dengan nyebarannya pada bahan pakan ternak. berkembangnya vitamin sintesis teori Vitamin E berfungsi menjaga kesuburan tersebut tidak selalu mutlak diterapkan ternak atau antisteril. Peran vitamin E se- dan ditambah penemuan bahwa lampu bagai zat makanan yang vital dalam me- listrik (Neon) dapat mengganti peran tabolisme urat daging/syaraf, kontraksi sinar matahari.

urat daging, sirkulasi, respirasi, pencer- naan, ekskresi, pertumbuhan, konversi

Ternak sapi membutuhkan vitamin D kanan dan reproduksi. sebanyak 275 IU per Kg berat kering pak- an secara rinci untuk anak sapi sebanyak

Kebutuhan vitamin E pada anak sapi

4 IU/kg berat badan, untuk sapi yang se- 15-60 IU/Kg berat kering pakan, untuk dang tumbuh 2,5 IU/kg berat badan, dan sapi yang seang tumbuh 6,8-27,3 IU/Kg 4 IU/kg berat badan, untuk sapi yang se- 15-60 IU/Kg berat kering pakan, untuk dang tumbuh 2,5 IU/kg berat badan, dan sapi yang seang tumbuh 6,8-27,3 IU/Kg

Sumber vitamin K adalah bahan dari Sumber vitamin E adalah pakan tanaman (K1), hewani (K2) dan K3 dari hijuan dan biji-bijian. Hijauan segar men- vitamin sintetis. Vitamin K sintetis dikenal gandung 100-200 mg/kg vitamin E, jag- dengan menadion. Bahan pakan sebagai ung kuning 25 mg/kg, juwawut 11 mg/kg, sumber alami Vit K adalah tepung ikan, dn gandum 2-3 mg/kg. Nampak bahwa bungkil kacang kedelai. hijuan lebih banyak mengandung vitamin

E dibanding biji-bijian. Karena vitamin E

4.3.5.2. Vitamin Yang Larut Dalam Air

tidak stabil maka disarankan menambah- kan premix mineral untuk suplai vitamin E.

Vitamin yang larut dalam air terdiri dari B1, B2, B6, niacin, biotin, B12, asam

Vitamin K

folat dan C. masing-masing manfaat dan gejala defi siensi dijelaskan sbb:

Vitamin K dikenal sebagai Anti

haemoragi karena dibutuhkan untuk Vitamin B1 (Thiamin)

membentuk protombin yang penting dalam proses pembekuan darah jika ter-

Dalam tubuh ternak vitamin B1 ber- jadi luka pada ternak. Fungsi lain adalah fungsi sebagai koensim kokarboxilase menyediakan energi untuk fungsi sel.

dalam bentuk thiamin phyrophospahate. Fungsinya untuk proses enzimatis de-

Pada ternak ruminansia vitamin K karbosilase asam alpha keto atau dengan dapat disintesa oleh mikroba dalam ru- kata lain metabolisme asam piruvat men- men dan saluran pencernaan dalam jadi asetat. Secara sederhana diuraikan jumlah yang cukup untuk memenuhi bahwa vitamin B1 membatu metabolisme kebutuhan. Vitamain K merupakan karbohidrat menjadi energi. satu-satunya vitamin yang larut dalam

lemak yang dapat disintesa oleh ternak Kekurangan thiamin menyebabkan ruminansia. Pada kasus sapi mengkon- akumalasi asam asam piruvat dan akan sumsi zat anti koagulan (misal dekumarol menurunkan produksi asam laktat di ja- dari jamur, tanaman leguminosa/clover), ringan, dan ternak menunjukan defi siensi yang mencegah pembentukan protrom- vitamin B1. Defi siensi pada ternak rumi- lemak yang dapat disintesa oleh ternak Kekurangan thiamin menyebabkan ruminansia. Pada kasus sapi mengkon- akumalasi asam asam piruvat dan akan sumsi zat anti koagulan (misal dekumarol menurunkan produksi asam laktat di ja- dari jamur, tanaman leguminosa/clover), ringan, dan ternak menunjukan defi siensi yang mencegah pembentukan protrom- vitamin B1. Defi siensi pada ternak rumi-

ging tremor, gigi gemeretak, opisthotonus dan konvulsi.

Niacin berberan sebagai koensim yang membantu metabolisme karbohi- Pada ruminansia sumber vitamin B1 drat, protein dan lemak. Bentuk koensim dari pakan dan mikroba rumen. Mikroba adalah nicotinamide dinucleoide (NAD) rumen dapat mensintesis vitamin B1. dan nicotinamide dinucleoide phosphate Pada anak sapi dimana mikroba rumen (NADP). Sumber niacin adalah bekatul, belum berkembang maka sumber B1 tepung ikan, dedak padi, dedak gandum dari air susu yang diminumnya. Jika air dan bungkil. susu diganti dengan susu pengganti

(milk replecement) maka disarankan Pada ternak ruminansia niacin dapat menambahkan vitamin B1 menurut NRC dibentuk dari tryptopan. Reaksi ini terjadi sebanyak 65 μg/kg bobot badan.

didalam mikroba dan jaringan rumen. Se- hingga niacin erat hubungannya dengan

B2 (Ribofl avin)

thryptophan. Jika kadar tryptopan dalam pakan rendah (0,2%) maka baru ada ke-

Vitamin B2 berfungsi membantu butuhan minimal niacin. Kandungan tryp- tranportasi hidrogen, metabolisme pro- topan 60 mg setara dengan 1 mg Niacin. tein dan energi. B2 merupakan kompo- Anak sapi yang kandungan air susunya nen fl avoprotein yang berfungsi sebagai rendah akan menderita defi siensi Niacin. konenzim.

Pada ruminansia gejala defi siensi Pyrodoxin (B6)

sebagai berikut anoreksia, lakrimasi, salivasi berlebihan, diare, sakit disudut Vitamin B6 berfungsi sebagai koen- mulut, bulu rontok, dan dapat mati. Ke- sim yang membantu proses metabolisme jadian defi siensi disebabkan kandungan protein. Sehingga perannya esensial dalam pakan rendah dan mikroba rumen dalam proses pertumbuhan. Sumber B6 terganggu. Sumber vitamin B2 adalah adalah pakan berasal dari hewani, bung- dari bahan pakan dan sintesis mikroba kil kedelai, dan biji-bijian. Dalam kondisi rumen. Disarankan untuk menambah vit- normal jarang terjadi defi siensi B6 ke- main B2 sebanyak 65 μg/kg bobot badan cuali jika pakan rusak atau bahan pakan pada anak sapi yang diberi minum susu dipalsukan. pengganti. Sumber B2 adalah jagung kuning dan bungkil kedelai.

Biotin

Defi siensi asam folat maka pemben- tukan nucleo protein dalam proses pende- Biotin sebagai kelompok prostetik wasaan sel-sel darah tidak terjadi dan akan berperan pada beberapa enzim yang me- menyebabkan gejala anemia yang spesifi k. mantapkan katalis CO2 kedalam jaringan Oleh karena itu Folat juga dikenal dengan organik. Enzim yang mengandung Biotin anti anemia. Pada ternak ruminansia kebu- adalah acetyl koensim A karbosilasi, pro- tuhan folat dipenuhi dari pakan dan sintesis pionil koensim A karboxilasi dan methyl mirkoba rumen. Sumber asam folat adalah malonyl transkarbosilasi. Pada ruminan tepung ikan dan jagung. bitoin dibutuhkan pada siklus urea, sinte-

sis arginin, pirimidin (asam nukleat peny- Cyanocobalalamin (B12)

usun DNA), lintasan ekstra mitokondrial dan sitesa asam lemak, sehingga penting

Fungsi B12 adalah sebagai koenzim perannya dalam proses pertumbuhan.

pada beberapa reaksi metabolik. Vitamin ini dibutuhkan untuk sintesis grup metil

Sumber Biotin adalah dedak, bekatul, dari karbon tunggal sebagai prekusor, biji-bijian. Jarang dijumpai defi siensi secara langsung dibutuhkan dalam me- bitoin, namun jika kasus terjadi gejalanya tabolisme asam amino dan sintesis pro- adalah perosis, pertumbuhan lambat, tein. Selain itu B12 juga berfungsi pada kerdil dan dermatitis disekitar dan kaki.

metabolisme propionat yang penting seb- agai pembentuk glukosa. B12 juga diper-

Asam Folat

lukan oleh mikroba rumen. Defi siensi B12 pada ruminan menyebabkan terakumula-

Vitamin ini memegang peranan pen- si propionat dan asetat dalam darah yang ting salam reaksi biokimia dalam memin- akan menyebabkan menurunnya nafsu dahkan unit C tunggal dalam berbagai makan 40-70%. Anak sapi perlu suplai reaksi. Fungsinya antara lain dalam in- vitamin B12 pada makanannya, sedang terkonversi serin dan glysin, dalam sitesa sapi dewasa hanya perlu suplai Co agar purin, degradasi histidin atau dalam mikroba dalam rumen dapat mensintesis sintesa group methyl tertentu. Purin pen- B12. Kebutuhan anak sapi diperkirakan ting dalam pertumbuhan dan reproduksi 0,54 mg per kg berat badan. semua jaringan tubuh karena purin meru- pakan bagian dari DNA.

Suplai Co pada ternak ruminansia diperlukan sebagai salah satu bahan dalam pembentukan vitamin B12. sapi Suplai Co pada ternak ruminansia diperlukan sebagai salah satu bahan dalam pembentukan vitamin B12. sapi

(Volatil Fatty Acid). Hasil yang diperoleh adalah kenaikan berat badat 7% dan

Kolin (Choline)

efi siensi pakan 2,5%.

Kolin merupakan substansi esensial Vitamin C

dalam pembentukan dan pemeliharaan struktur sel dan metabolisme lemak Vitamin C secara kimiawi dikenal dalam hati. Kolin terdiri dari komponen dengan L asam askorbat. Peran vitamin asetil kolin yang berperan pada mediator

C adalah pada mekanisme oksidasi dan dalam aktivitas urat syaraf. Pembentukan reduksi di dalam sel-sel hidup. Fungsi asetil kolin yang penting dalam transmisi lain dari vitamin C adalah mengurangi impuls syaraf membutuhkan kolin.

tekanan pada iklim tropis. Pada ternak ruminansia vitamin C disintesa dalam ru-

Pada ternak ruminansia kolin dis- men ternak. intesa oleh mikroba rumen. Hasil suatu Ringkasan Gejala Defi siensi Vitamin percobaan pada ternak sapi pedaging, tertera pada Tabel 8. dengan penambahan kolin sebanyak 500

Tabel 8. Ringkasan Gejala Defi siensi Vitamin

No Vitamin

Ruminansia

1 A Anoreksia diikuti dengan buta malam, diare yang parah, tidak ada koordinasi dalam bergerak, banyak airmata dan ingus, konvulsi, buta permanen, kornea mata pecah, pertumbuhan terganggu, berat badan menurun, dan bulu kulit kasar

2 D Gangguan tulang dan riketsia pada sapi muda, menurunnya Ca dan P darah dengan tanda klinis sendi-sendi membengkak dan kaku, anorexia, respirasi cepat, iritabilitas, tetany, kelemahan, konvulsi, dan pertumbuhan terhambat

3 E Pertumbuhan menurun, konversi makanan menurun, reproduksi rendah, langkah tidak terkoordinasi, syaraf tidak terkoordinasi,

4 K Jika terjadi luka darah sukar untuk membeku protombin dalam darah rendah

5 B1 Buta, urat daging tremor, gigi gemeretak, opisthotonus dan kon- vulsi.

6 B2 anoreksia, lakrimasi, salivasi berlebihan, diare, sakit disudut mu- lut, bulu rontok, dan dapat mati

7 Niacin Pertumbuhan terganggu

8 B6 Pertumbuhan terganggu

9 Biotin Pertumbuhan terganggu

10 Asam Folat Pertumbuhan terganggu

11 B12 Propionat dab asetat dalam darah yang akan menyebabkan menurunnya nafsu makan 40-70%.

12 Kolin Sistem syaraf terganggu

13 C Stress Sumber: Parakkasi, 1999

4.3.6. Air

Komponen jaringan

Air merupakan nutrisi yang pent- Air bebas yang terikat dalam jaringan ing bagi ternak. Kebutuhan air sangat daging merupakan contoh yang baik. Pe- tergantung dari temperatur lingkungan rubahan keduanya (air bebas dan terikat) dan kelembaban relatif dan komposisi dapat mengubah aktivitas enzim yang se- pakan ternak, tingkat pertumbuhan, dan lanjutnya berpengaruh pada tingkat per- efi siensi ginjal. Jumlah air yang dikon- tumbuhan urat daging. Jumlah air yang di sumsi diperkirakan 2 kali lebih banyak ikat dipengaruhi oleh fase perkembangan dari pakan yang dikonsumsi berdasarkan jaringan urat daging. Sapi yang tua kapa- berat pakan, tetapi konsumsi air pada ke- sitas mengikat air lebih tinggi dibanding nyataannya sangat bervariasi. Proporsi sapi yang lebih muda.

air sebesar 2/3 bagian dari masa seekor Media Fisik

ternak, dengan berbagai peran dalam ke- hidupan ternak.

Air berfungsi sebagai pengantar zat makanan dari saluran pencernaan

4.3.6.1. Fungsi Air

kedalam jaringan tertentu untuk sintesis komponen tertentu guna pertumbuhan

Fungsi air terdiri dari 4 komponen yang atau hidup pokok sel tertentu. terintegrasi dalam system pertumbuhan.

Lingkungan, Pada ruminansia, jika tempertur berubah maka konsumsi ba- Air berperan dalam memelihara ke- han kering atau energi akan menurun seimbangan konsumsi mineral tertentu dan konsumsi air meningkat. Ditinjau dari dalam urat daging. Konsentrasi kalsium segi pertumbuhan, dalam keadaan pa- dalam urat daging penting untuk men- nas meningkat maka pertumbuhan akan gatur metabolisme energi dan kontraksi. menurun, namun sebagian penurunan Jika kadar mineral tidak seimbang akan dapat diganti dengan peningkatan retensi menyebabkan kontraksi dan pertumbu- air. Faktor yang berpengaruh terhadap han urat daging terganggu.

Mengatur Fungsi Osmosis Dalam Sel

konsumsi adalah:

Tabel 9. Kebutuhan Air Air sebagai Pereaksi (Reagent)

Kebutuhan Air (Lt/ No 0 Temp C Kg Konsumsi Bahan

Air berberan dalam fungsi reaksi kim- Kering) ia untuk sintesis (pembangunan) jaringan.

3,1 Contoh: reaksi hidrolisis untuk sintesa

1 15-20

4,7 asam amino untuk pembentukan protein.

2 21-27

5,5 atau lebih Air yang digunakan oleh ternak dapat

5 liter air berasal dari air minum, air yang terkan-

4 Setial 1 lt

susu

dung dalam bahan pakan dan air hasil Sumber: Parakkasi, 1999 proses metabolic. Air dari bahan pakan

sangat bervariasi dari 3% s.d 80% ter- Protein, Semakin tinggi konsumsi pro- gantung jenis bahan pakannya, dan air tein maka semakin tinggi konsumsi air. Air dari hasil oksidasi. Komponen air dalam tersebut diperlukan untuk mengeluarkan tubuh ternak mencapai 2/3 bobot badan hasil metabolisme protein lewat urin. (55-75%). Na Cl, Semakin tinggi konsumsi

4.3.6.2. Kebutuhan Air

NaCl maka semakin tinggi konsumsi air. Perubahan 1% salinitas tidak mempen-

Kebutuhan air dipengaruhi oleh kan- garuhi konsumsi air minum pada domba. dungn bahan kering, dan komponennya,

temperatur lingkungan dll. Kebutuhan Air

4. 3.6.3. Pengeluaran Air

Pada Berbagai Temperatur pada Rumi- nansia tertera pada Tabel 9. Faktor yang

Pengeluaran air pada ruminansia me- mempengaruhi konsumsi air sbb: lalui urin, feces, penguapan via paru-paru

serta permukaan tubuh dan keringat. Air serta permukaan tubuh dan keringat. Air

5. Prinsip Kandang dan Peralatan

air. Pengeluaran melalui penguapan terutama melalui paru-paru akan tinggi

Kandang merupakan salah satu jika kelembaban rendah. Pada suhu 27º sarana yang penting didalam usaha pe-

C pengeluaran air melalui penguapan ternakan, dengan tersedianya kandang sebesar 23 ml/m2/jam sedang pada suhu maka dapat mempermudah peternak 41º C penguapan 50 ml/m2/jam. Penge- didalam mengelola usahanya. Penyedi- luaran air melalui keringat lebih banyak aan kandang yang baik dan memenuhi (3 kali) dari pengeluaran air lewar paru- persyaratan teknis, kesehatan serta paru. Pengeluaran air melalui keringat aspek ekonomi merupakan modal awal pada suhu 41º C sebanyak 2,99-5,06 keberhasilan dalam berusaha. g/m2/menit.

Apakah pembaca mengerti atau me-

4. 3.6.4. Defi siensi Air

mahami apa yang dimaksud dengan kan- dang ternak, bentuk atau tipe kandang,

Tubuh tidak mempunyai mekanisme persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menyimpan air seperti halnya le- dalam membangun kandang, peralatan mak depo dan sejenisnya. Kehilangan dan perlengkapan yang diperlukan dalam air akan terjadi secara terus menerus kandang, cara merancang atau mende- sehingga harus diimbangi dengan kon- sain kandang dan lain sebagainya. sumsi air minum. Defi siensi air akan menyebabkan konsumsi pakan menurun.

Agar kita mengerti dan memahami Pada suhu 40ºC ternak menunjukan ge- tentang kandang, maka mari kita kaji dan jala stress misalnya minum, penguapan, bahas bersama-sama. Yang di maksud volume urin, dan tingkat respirasi diper- dengan kandang adalah suatu bangunan banyak. Jika tidak tersedia jumlah air kandang yang dibangun menurut desain minum dalam jumlah yang cukup maka dan konstruksi yang benar. Dimana bobot badan akan menurun drastis dan semua persyaratan bangunan tersebut, tanda-tanda dehidrasi. Karena banyak memenuhi standar untuk kehidupan ter- faktor yang mempengaruhi tingkat kon- nak baik itu ternak sapi maupun kerbau. sumsi air minum maka disarankan untuk

Yang tidak kalah penting dalam mem- bangun kandang ternak adalah kandang Yang tidak kalah penting dalam mem- bangun kandang ternak adalah kandang

sing-masing ternak tersebut kebutuhan kandangnya akan berbeda-beda. Begitu

Kandang dan peralatannya mempu- pula kandang untuk ternak sapi dan ker- nyai dwi fungsi, yaitu selain merupakan bau, yang digemukan akan berbeda tempat tinggal bagi ternak, juga meru- dengan kandang ternak sapi dan kerbau pakan tempat bekerja bagi petani peter- yang dibudidayakan. Ternak sapi dan nak dalam melayani kebutuhan sehari- kerbau yang diusahakan dengan sistem hari untuk ternak tersebut.

budidaya (keuntungan yang diambil dari anak yang dihasilkan). Sedangkan ternak

5.1. Kebutuhan Kandang

yang diusahakan dengan sistem pengge- mukan keuntungan yang diambil adalah

Salah satu hambatan yang paling pertambahan berat badannya atau per- besar dalam usaha peternakan yang ber- tambahan daging selama diusahakan. skala industri atau berskala besar adalah

penyedian kandang. Dalam penyedian Perusahaan peternakan yang ber- kandang untuk ternak akan selalu berkai- gerak dalam bidang usaha pembibitan tan dengan masalah tempat. Dimana ternak atau usaha dengan tujuan akhir kandang akan dibangun tentunya juga untuk menghasilkan keturunan (anak), memerlukan areal yang lebih luas. Hal ini pada umumnya kebutuhan kandang yang tidaklah mengherankan, kalau sering di- diperlukan dalam perusahaan tersebut jumpai lokasi atau tempat bangunan kan- antara lain : kandang untuk pejantan, dang terletak jauh dari keramaian kota kandang untuk induk, kandang untuk dan mencari areal lahan yang luas dan beranak, kandang untuk anak, kandang harganya relatif murah. Dengan harapan untuk dara dan lain sebagainya. agar dalam usaha peternakan tersebut

dapat mendatangkan keuntungan yang Sedangkan kebutuhan dan ukuran maksimal.

kandang dari masing-masing ternak juga berbeda-beda, tergantung dari jenis dan

Sebelum melangkah lebih jauh, besar kecilnya ternak. Sebagai contoh dalam menentukan kandang perlu ki- untuk ternak sapi potong lokal ukuran ranya direncanakan terlebih dahulu kandang kurang lebih : 210 x 145 cm per dengan matang jenis ternak apa yang ekor, sapi import : 210 x 150 cm per ekor Sebelum melangkah lebih jauh, besar kecilnya ternak. Sebagai contoh dalam menentukan kandang perlu ki- untuk ternak sapi potong lokal ukuran ranya direncanakan terlebih dahulu kandang kurang lebih : 210 x 145 cm per dengan matang jenis ternak apa yang ekor, sapi import : 210 x 150 cm per ekor

yang berada di dalamnya dan mem- gan besar kecilnya tubuh sapi.

berikan kehangatan diwaktu malam hari.

Kebutuhan kandang masing-mas- • Memudahkan peternak dalam me- ing ternak harus di rencanakan dengan

lakukan kegiatan pengawasan atau cermat, berapa skala usahanya, jenis

pengontrolan apabila ada ternak ternaknya apa, program usahanya apa

yang sakit.

(penggemukan atau budidaya), perkem- • Dengan adanya kandang, peternak bangbiakan masing-masing ternak bagai-

lebih efi siensi tenaga kerja. mana, lama usaha berapa bulan atau • Dengan adanya kandang maka ke- berapa tahun dan target akhir yang akan

sehatan dan keberadaan peternak dicapai seperti apa dan lain sebagainya.

tetap terjamin. • Dengan adanya kandang maka ter- Dengan memperhatikan hal-hal ter-

nak tidak akan merusak tanaman sebut, maka kebutuhan kandang masing-

disekitar lokasi usaha. masing ternak akan dapat dihitung dan • Kandang merupakan tempat untuk direncanakan dalam pembangunannya.

mengumpulkan kotoran atau limbah Di dalam pelaksanaan pembangunan

dari sisa proses produksi, sehingga kandang bisa berdasarkan prioritasnya.

tidak berceceran dimana-mana

5.2. Manfaat Kandang

• Dan lain-lain.

Adapun manfaat kandang bagi ternak

6. Cara Pencegahan dan Pengobatan

dan peternak adalah sebagai berikut:

Penyakit

• Memberi rasa aman dan nyaman bagi ternak yang tinggal didalamnya,

Ternak perlu dijaga kesehatannya terutama untuk menghindarkan dari agar dapat berproduksi dengan baik. lingkungan yang merugikan. Con- Prinsip mencegah penyakit lebih baik tohnya; hujan yang deras, teriknya mengobati ternak sapi harus dipegang sinar matahari, angin yang kencang, kuat oleh peternak. Kesehatan ternak gangguan binatang buas, pencurian harus terus dijaga. Untuk dapat menjaga dan lain sebagainya.

kesehatan kita perlu memahami penye- • Tempat untuk istirahat ternak setelah bab penyakit, cara pencegahan dan pen- melakukan aktifi tas sehari-hari dan gobatannya.

6.1. Penyebab Penyakit

6.1.2.1. Penyebab hidup

Suatu penyakit dapat terjadi karena Agen hidup misalnya bakteri, virus, penyakit endogen, eksogen dan malnu- protozoa dan jamur/kapang. Penyakit- trisi. Masing-masing dijelaskan sbb :

penyakit yang disebabkan oleh agen hidup dimasukkan dalam kelompok pe-

6.1.1. Faktor dari Dalam atau Disebut nyakit-penyakit infeksi. Suatu penyakit,

Inernal Origin (Endogen).

pada umumnya disebabkan oleh suatu infeksi atau gangguan lainnya akibat dari

Penyakit yang disebabkan faktor adanya aktivitas suatu mikro organisme dari dalam biasanya disebut penyakit tertentu atau dapat juga adanya gang- intrinsik. Penyakit yang termasuk dalam guan akibat dari racun atau kekurangan kategori jenis ini misalnya gangguan suatu bahan tertentu. Infeksi adalah metabolisme, gangguan hormonal, de- suatu proses dimana mikroorganisme generasi alat tubuh karena usia lanjut masuk kedalam tubuh dan menyebab- (senilitas) dan neoplasma.

kan gangguan dari salah satu fungsi faal alat tubuh. Suatu infeksi biasanya diikuti

6.1.2. Faktor dari Luar atau Disebut dengan masa inkubasi. Masa inkubasi

External Origin (Eksogen)

adalah waktu sejak masuknya jasad renik ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala

Penyakit yang disebabkan oleh fak- penyakit. Hal-hal yang dapat menyebab- tor luar ini dapat dibedakan lagi menjadi kan hewan menjadi sakit diantaranya : dua yaitu :

• pemberian jumlah makanan yang ku-

rang

• makanan yang kurang bermutu (kualitas nilai gizinya rendah) Penyakit yang disebabkan oleh • kandang yang kurang memenuhi agen yang tidak hidup , seperti trauma,

6.1.2.1. Penyebab Tidak Hidup

syarat kesehatan

panas, dingin, keracunan zat kimia dan • kebersihan kandang yang kurang defi siensi zat pakan. Penyakit yang dise-

terjaga

babkan oleh faktor yang tidak hidup pada umumnya termasuk dalam golongan pe-

Faktor pendukung terjangkitnya pe- nyakit yang non infeksi.

nyakit dapat disebabkan karena per- ubahan kelembapan dan temperatur lingkungan yang semakin tinggi, peruba- nyakit dapat disebabkan karena per- ubahan kelembapan dan temperatur lingkungan yang semakin tinggi, peruba-

6.2.1. Penyakit Infeksi Viral

kemusim kemarau atau sebaliknya) se- hingga memberi kesempatan pada bibit Penyakit infeksi viral adalah suatu penyakit untuk menyerang ternaknya. penyakit yang disebabkan adanya suatu kebersihan kandang, penyakit yang di- infeksi dari salah satu jenis virus. Penya- turunkan dari induknya dan kualitas ran- kit asal virus sering terjadi pada peter- sum yang diberikan, juga termasuk pada nakan yang tatalaksana nya tidak baik. faktor pendukung tersebut.

Penyakit asal virus pada umumnya tidak ada obatnya, tetapi kejadiannya dapat

Pada dasarnya penyakit ternak dapat dicegah dengan mempertinggi daya dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tahan ternak. Virus ini sangat kecil dan ti- Penyakit menular dan Penyakit tidak dak dapat dilihat dengan mata telanjang. menular

Penyakit infeksi viral yang sering terjadi pada ternak ruminansia diantaranya pe-

6.2. Penyakit Menular

nyakit mulut dan kuku, penyakit ingusan, penyakit jembrana, infeksi bovine dan

Penyakit menular merupakan pe- penyakit lainnya. nyakit yang cukup berbahaya dan san- gat merugikan dengan alasan bahwa

6.2.2. Penyakit Infeksi Bakterial

penyakit ini dapat menyerang baik pada ternak lain, sekelompok ternak dan bah-

Penyakit infeksi bakterial adalah jenis kan dapat menjalar ke daerah lain apa- penyakit yang disebabkan adanya infeksi bila tidak dengan segera diambil tindakan dari bakteri. Penyakit yang disebabkan pemberantasannya.

oleh bakteri ini sebenarnya mudah dis- embuhkan dengan antibiotika dan tidak

Termasuk dalam jenis penyakit yang akan berlanjut tetapi kadang-kadang aki- menular adalah penyakit-penyakit karena bat dari terkontaminasi dengan penyakit infeksi yaitu :

lain atau dengan penyakit virus akan • penyakit infeksi viral

menyebabkan semakin parah. Beberapa • penyakit infeksi bakterial

penyakit yang disebabkan oleh bakteri • penyakit infeksi oleh protozoa

yang umum terjadi pada ternak ruminan- • penyakit infeksi oleh parasit dalam sia, seperti penyakit radang paha, ngorok (cacing); dan

atau SE, Salmonellosis, Tuberkulosis, • penyakit infeksi oleh parasit

Brucellosis, Antrax atau radang limpa dan lain-lain.

6.2.3. Penyakit Infeksi Protozoa

cacing yang umum terjadi pada ruminan- sia, seperti penyakit penyakit cacing hati,

Penyakit yang termasuk dalam ke- cacing gelang dan cacing lambung. lompok jenis infeksi protozoa adalah je- nis penyakit yang disebabkan oleh infeksi

6.2.5. Penyakit yang Disebabkan oleh

dari protozoa. Penyakit asal protozoa ini

Parasit Luar (Ektoparasit)

dapat terjadi karena kelemahan dalam pemeliharaan. Apabila pemeliharaan di-

Ektoparasit adalah binatang yang lakukan dengan baik dan benar maka se- hidupnya pada bagian luar tubuh ternak, benarnya munculnya penyakit ini dapat baik untuk mencari makanan atau untuk dicegah.

tinggal menetap. Seperti juga halnya Jenis penyakit protozoa yang sering penyakit yang disebabkan oleh parasit menyerang pada ternak ruminansia, di- dalam, penyakit oleh parasit luar sebena- antaranya penyakit sura, piroplasmosis rnya dapat dengan mudah dicegah dan (babesiosis), anaplasmosis, berak darah seharusnya tidak perlu terjadi. Pemeli- (Coccidiosis), penyakit kelamin menular haraan yang jorok, akan mudah terserang (Trichomoniasis)

penyakit ini. Pada umumnya cara hidup parasit luar ini akan menimbulkan keru-

6.2.4. Penyakit Infeksi Parasit Dalam gian pada ternak yang ditumpanginya.

(Cacing)

Kerugian yang ditimbulkan oleh ekto- Penyakit parasit sebenarnya tidak parasit antara lain: menyebabkan kematian, baik itu oleh • menimbulkan anemia karena ekto- parasit dalam maupun parasit luar, tetapi

parasit mengisap darah ternak penyakit yang disebabkan oleh parasit • ektoparasit berperan sebagai vektor sangat merugikan ternak yang terserang.

yang dapat menularkan penyakit Penyakit ini akan menyita gizi yang di-

hewan menular yang disebabkan peroleh ternak tersebut dan akan menim-

oleh kuman dan parasit darah. bulkan kegelisahan.

• menimbulkan kegatalan, sehingga ternak menjadi tidak tenteram.

Contoh penyakit asal parasit dalam • menimbulkan luka pada kulit dan adalah cacing. Berbagai macam cacing • menurunkan produksi pada prestasi dan berbagai macam tempat hidupnya

kerja. ada di dalam tubuh ternak ruminansia. Beberapa penyakit yang disebabkan

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh oleh parasit luar yang umum terjadi pada Beberapa penyakit yang disebabkan oleh oleh parasit luar yang umum terjadi pada

mulut dan di lambung dan penyerapan serta pembuangan sisa-sisa yang tidak

6.3. Penyakit Tidak Menular

berguna lagi bagi tubuh. Berdasarkan penyebabnya, maka Pencernaan didalam mulut dilakukan

penyakit tidak menular dapat dibedakan dengan jalan pengunyahan, pemberian menjadi :

air liur dan penelanan. Sedangkan pada • penyakit yang tidak menular karena ternak ruminansia, proses pencernaan infeksi, sebagai contoh penyakit makanan bersifat lebih kompleks karena Foot Rot (pododermatitis necrotica), hewan-hewan tersebut masih harus bronkhitis, pneumonia, endometritis, melakukan proses ruminansi. kalbasilosis.

• penyakit yang tidak menular karena Gangguan patologik pada organ gangguan metabolisme, contohnya pencernaan yang sering terjadi pada ketosis (acetonaemia), milk fever ternak adalah penyakit pada rongga mu- (Partuient paresis), kolik, indegesti, lut seperti gigi aus, radang mulut, difteri tetani rumput, gondok, icterus, ane- pada pedet, radang lidah maupun radang mia dan avitaminosis

kelenjar ludah. Jenis gangguan pada • penyakit tidak menular karena keracu- daerah tekak dan kerongkongan sebagai nan, contohnya keracunan HCN, ke- contoh radang tekak, sumbatan pada racunan Pb (timah hitam), keracunan tekak, kelumpuhan tekak, sumbatan ker- pestisida, batulisme dan keracunan arsen ongkongan dan kejang kerongkongan.

• penyakit tidak menular karena lain-lain, sebagai contoh displasia abomasum, Gangguan pada lambung pada ternak prolapsus uteri dan sumbatan usus

ruminansia adalah indigesti akut, indigesti vagus, parakeratosis rumen, lambung

6.4. Gangguan Penyakit

sarat dan sumbatan pilorus dll. Gang- guan pada usus adalah penyakit radang

6.4.1. Gangguan Penyakit pada Sistim usus dan sumbatan usus. Gangguan pa-

Pencernaan

tologik pada hati seperti ikterus, busung air, radang hati akut pada kuda dan abses

Proses pencernaan makanan pada hati. Demikian juga bermacam-macam hewan meliputi proses pengambilan penyakit kolik pada ternak kuda.

6.4.2. Gangguan Penyakit pada Sistem

Penyakit sistim urinasia, kardio

Pernafasan

vaskuler, darah, limfoid dan syaraf adalah jarang dijumpai. Hal ini disebabkan oleh

Pernafasan adalah proses pertu- beberapa faktor dan salah satu alasan karan zat, metabolisme dari gas zat adalah ternak dipotong dalam umur yang asam atau oksigen yang diambil dari masih muda. udara oleh paru-paru yang setelah men- galami proses biokimiawi di dalam jarin-

6.4.4. Ganguan Penyakit Pada Kelenjar

gan tubuh dibebaskan lagi ke alam bebas

Susu

dalam bentuk gas karbon dioksida. Kelenjar susu atau ambing meru- Jenis gangguan pada sistem per- pakan kelenjar di bawah kulit. Pada nafasan seperti gangguan pada saluran umumnya pada ternak terletak di daerah pernafasan atas, sebagai contoh mim- selangkangan yaitu di daerah inguinal. isan, radang mukosa hidung, radang Pada ternak babi terletak di daerah ven- hidung atrofi k pada babi, radang sinus tral dari daerah dada dan perut. maksilaris dan frontalis dan radang kan- tong hawa pada ternak kuda. Gangguan

Gangguan penyakit pada kelenjar pada paru-paru seperti radang paru-paru susu diantaranya radang ambing (mas- kataralkuprosa-aspirasi atau radang titis). Radang ambing khusus yang dise- paru-paru bernanah. Gangguan yang ter- babkan oleh infeksi kuman-kuman strepto jadi pada daerah toraks sebagai contoh kokus, staphylococus, kuman koliform, radang pleura dan pneumotoraks.

dan seterusnya. Demikian juga dapat disebabkan oleh gangguan lain seperti

6.4.3. Gangguan Penyakit pada Sistem adanya puting tambahan, air susu tidak

turun, busung ambing, akne puting, dll. Penyakit sistim urinaria pada ter-

Urine

6.4.5. Gangguan Penyakit pada Kulit

nak belum banyak ditemukan. Penyakit yang paling banyak dijumpai adalah Kulit terdiri atas dua lapis utama menyangkut tubuh secara keseluruhan, yaitu epitel sebelah luar (epidermis) baru kemudian diikuti oleh penyakit-pe- dan lapisan jaringan ikat di bawahnya nyakit pencernaan, pernafasan, kelamin, (korium atau dermis). Dibawah kulit ter- muskulo-skeletal dan kulit.

dapat tedapat jaringan longgar bawah dapat tedapat jaringan longgar bawah

atau hipodermis.

• dermatitis • luka bakar

Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pemeriksaan kulit yang men- Penyakit Ektoparasit Pada Kulit Kudis.

galami kelainan patologik meliputi pe- rubahan dalam warna kulit dan rambut,

6.5. Mencegah Penyakit

status pertumbuhan rambut, sifat-sifat fi sik rambut, kualitas dan konsistensi kulit

Seperti telah diketahui bahwa pence- serta adanya perubahan yang berupa gahan lebih baik dari pada mengobati. lesi primer, sekunder atau perubahan Hal ini berarti bahwa peternak harus sa- patologik lainnya. Gangguan-gangguan dar betul bahwa kontrol terhadap kondisi pada kulit diantaranya adalah gangguan ternak adalah suatu keharusan. Peternak pada epidermis dan dermis, gangguan harus mengetahui perubahan-perubahan pada sub kutis, dermatomikosis, radang yang terjadi pada ternak, Karena peruba- kulit dan gangguan dari ektoparasit pada han yang terjadi merupakan indikasi ter- kulit.

jadinya penyimpangan dari normal.

Penyakit Epidermis dan Dermis :

6.5.1. Dasar-dasar Pencegahan Cara

• pityriasis (ketombe)

Pemberantasan Penyakit

• parakeratosis • hiperkeratosis

Tujuan akhir dari suatu usaha di- • impetigo

bidang peternakan adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha

Gangguan Patologik Sub Kotis

tersebut. Keuntungan maksimal akan • Oedema angioneurotik

dicapai apabila semua ternaknya dalam • Urtikaria (biduren)

keadaan sehat. Suatu ternak dikatakan • Limfangitis

sehat apabila dalam kondisi istirahat • Sela karang

maka semua proses fi siologis tubuh dalam keadaan normal dan sebaliknya

Dermatomikosis

apabila proses fi siologisnya tidak normal • Kadas

berarti ternak tersebut sakit. • Hifomikosis

Ada dua faktor gangguan yang

6.5.2. Program Pencegahan Penyakit

menyebabkan ternak sakit, yaitu faktor gangguan dari dalam tubuhnya sendiri Beberapa tindakan yang dapat di- dan faktor gangguan dari luar tubuhnya. lakukan dalam usaha pencegahan dan Untuk dapat melindungi gangguan yang pemberantasan penyakit menular pada berasal dari luar tubuh, tubuh memiliki ternak diantaranya: kemampuan untuk menolak penyebab • mengetahui tanda-tanda atau gejala- gangguan tersebut. Kemampuan individu

gejala penyakit yang menular untuk menolak sebab penyakit, sangat • mengerti tentang cara menularnya tergantung dari

masing-masing jenis penyakit • kehidupan pada masa embrional

• mengetahui dan ikut membantu me- • kehidupan setalah di lahirkan atau

laksanakan tindakan guna mencegah neonatal

menjalarnya penyakit menular. • adanya zat penolak yang dibekalkan • Membakar atau mengubur bangkai oleh induknya

hewan yang mati karena penyakit • keadaan lingkungan dimana individu

menular

tumbuh • tersedianya makanan secara kualita-

Disamping tindakan-tindakan di atas, tif dan kuantitatif

masih ada beberapa kegiatan dalam • adanya agen noksius disekitar indi- rangka pencegahan penyakit ternak yang vidu yang bersangkutan

harus diperhatikan, seperti : • adanya faktor stress • sifat faktor bawaan yang diturunkan

6.5.3. Pencegahan Melalui Bibit

Mempertahankan agar ternak yang Pencegahan penyakit melalui bibit kita pelihara sehat dan dapat mengun- ternak dapat dilakukan dengan pemilihan tungkan, adalah harapan bagi peternak. bibit yang terbebas dari penyakit menu- Apabila ternak yang kita pelihara sakit lar. Langkah-langkah yang dapat dilaku- maka harapan diatas akan sulit didapat. kan : Ini sebabnya maka program pencegahan • hanya membeli bibit ternak dari agen dan pemberantasan penyakit perlu diper-

yang benar-benar dapat dipercaya hatikan terutama yang menyangkut bibit,

kesehatannya.

pakan dan pengelolaannya. • menempatkan bibit ternak yang masih muda terpisah dari ternak pakan dan pengelolaannya. • menempatkan bibit ternak yang masih muda terpisah dari ternak

ciri-ciri dari ternak yang sehat. terhadap penyakit yang ditularkan • usahakan membeli bibit dari peter- oleh ternak dewasa.

nak atau pembibit yang benar-benar memprioritaskan kualitas bibit se-

6.5.4. Pencegahan Melalui Makanan

hingga diharapkan dapat diperoleh

yang Memadai

bibit ternak sesuai dengan keinginan kita.

Pencegahan penyakit juga dapat • hindarkan ternak dari stress panas, dilakukan dengan pemberian ransum

hujan deras, dingin, angin kencang atau pakan yang berkualitas tinggi dan

dll

cukup jumlahnya. Pemberian pakan • kandang tidak terisi terlalu padat, hal yang bermutu tinggi harus diberikan

ini dapat menimbulkan stress dan sejak ternak baru lahir sampai dengan

akibatnya akan menimbulkan sifat saat panen. Pemberian pakan yang baik

kanibalisme, hysteria dan gangguan akan mampu memberikan daya tahan tu-

lainnya.

buh yang baik pula. Apabila pakan yang • pakan dan air minum harus tersedia diberikan kurang baik serta kurang jum-

dalam jumlah cukup, sesuai dengan lahnya maka ternak yang dipelihara akan

kebutuhan baik kuantitas maupun mengalami kekurangan gizi dan ternak

kualitasnya

tidak akan tumbuh secara maksimal. Hal • sediakan tempat pakan dan air mi- ini berakibat ternak tersebut tidak dapat

num sesuai dengan kebutuhan. berproduksi (secara optimal).

6.5.6. Pencegahan Melalui Sanitasi

6.5.5. Pencegahan Melalui Tatalaksana Kandang dan Lingkungan Pengelolaan yang Baik

(Bio-Security).

Pencegahan penyakit melalui kontrol manajemen merupakan upaya pence-

Sanitasi adalah tindakan menjaga gahan ternak dari stress/cekaman yang kebersihan ternak dan lingkungan seki- dapat mengakibatkan penurunan kes- tarnya, yaitu berbagai kegiatan yang ehatan ternak. Beberapa pedoman yang meliputi penjagaan dan pemeliharaan dapat digunakan dalam program pence- kebersihan kandang dan sekitarnya, gahan penyakit adalah :

peralatan dan perlengkapan kandang. • pilih bibit dengan teliti yang terja- min kesehatannya. Oleh sebab itu

Langkah-langkah pencegahan pe- dengan air. Pengenceran yang dilakukan nyakit yaitu: tindakan sanitasi dan bio- tergantung tingkat kepekatan yang dike- security secara teratur dan berkala. Tin- hendaki oleh peternak. dakan sanitasi dan bio-security mutlak

dilakukan dalam pemeliharaan ternak. Desinfeksi

Dengan adanya sanitasi dan biosecu- rity maka bibit penyakit yang berasal dari

Desinfeksi adalah merupakan proses lingkungan kandang maupun di dalam pemusnahan hama dengan membebas- kandang dapat dimatikan.

kan segala bentuk jasad renik dengan Kegiatan sanitasi kandang dan bio- jalan membunuh kuman (bakterisida) security adalah

dan atau menghambat pertumbuhan • melakukan kegiatan pencucian dan kuman (bakteriostatik) dengan meng- penyemprotan kandang dan per- gunakan bahan kimia. Bahan kimia yang alatannya dengan air sabun (deter- digunakan disebut desinfektan, seperti gen) dan antiseptik secara teratur.

kreolin, lisol dsb.

• mengubur atau membakar ternak terutama pada penyakit yang me-

Desinfestan dan desinfektan yang nular dan berbahaya seperti penyakit baik harus memenuhi persyaratan se- Anthrax.

bagai berikut : •

Tidak berbahaya bagi ternak maupun Beberapa istilah yang perlu diketahui

manusia

dalam bio-sekurity adalah • Mempunyai daya bunuh yang tinggi terhadap bakteri, protozoa dan mi-

Desinfestasi

kroba lain serta telurnya. • Efek residunya pendek Desinfestasi adalah merupakan • daya penetrasinya tinggi proses pemusnahan hama penyakit un- • Stabil bila dilarutkan atau kontak tuk membunuh parasit, terutama parasit-

dengan bahan organic lain parsit diluar tubuh ternak (ektoparasit). • Tidak merusak alat yang digunakan Bahan kimia yang digunakan untuk

dan mudah digunakan desinfestasi disebut desinfestan. Bahan • Tidak mengeluarkan bau atau sedikit yang umum digunakan adalah formalin.

berbau dan tidak terserap bahan Desinfestan disemprotkan pada kandang

pakan

dan perlengkapannya setelah diencerkan • Tidak mencemari lingkungan baik udara maupun air.

6.5.7. Pencegahan Penyakit melalui nyakit. Untuk kepentingan keselamatan

Vaksinasi

terhadap resiko timbulnya penyakit, dapat menggunakan virus yang telah

• vaksin inaktif atau vaksin mati dimatikan. yaitu vaksin yang dibuat dengan membunuh biakan jasad renik Tindakan vaksinasi merupakan salah

seluruhnya atau toksinnya saja dan satu usaha agar hewan yang divaksinasi hasil panenan jasad renik kemudian memiliki daya kebal sehingga terlindung diproses untuk dijadikan vaksin dari serangan penyakit. Kebal atau imun adjuvan.

adalah suatu keadaan dimana tubuh • vaksin hidup atau vaksin aktif yaitu tahan atau kebal terhadap serangan pe-

vaksin yang dibuat tanpa membunuh. nyakit. Ada dua macam kekebalan dilihat Bibit penyakit tersebut harus terdiri dari dari cara terbentuknya yaitu : jasad renik yang tidak jahat (avirulen) • kekebalan aktif yaitu kekebalan yang atau disebut “ attanuated strain”.

diperoleh secara aktif oleh tubuh yang dihasilkan oleh pabrik antibodi

Vaksinasi adalah suatu tindakan akibat rangsangan vaksin dan masa dimana hewan dengan sengaja dima-

kekebalan berlangsung lama sesuai suki agen penyakit (antigen) yang telah

dengan jenis vaksinnya. Kekebalan dilemahkan dengan tujuan merangsang

aktif di golongkan menjadi kekebalan pembentukan daya tahan atau daya ke-

buatan yang diperoleh akibat dari bal terhadap penyakit tertentu, dan aman

vaksinasi dan kekebalan aktif alamiah untuk tidak menimbulkan penyakit.

yang di peroleh akibat sembuh dari penyakit menular tertentu.

Tujuan vaksinasi tidak hanya menge- • kekebalan pasif adalah suatu balkan ternak yang bersangkutan, tetapi

kekebalan yang di peroleh secara juga mengebalkan anak-anaknya yang baru

pasif dimana tubuh ternak yang lahir secara pasif. Vaksinasi selain bertujuan

disuntik tidak mem bentuk antibodi untuk pencegahan, dapat juga digunakan

sendiri, tetapi telah terkandung untuk tujuan pengobatan atau terapi.

dalam antisera atau anti toksin dan kolostrumnya. Kekebalan pasif di

Vaksinasi akan merangsang me- golongkan juga menjadi kekebalan kanisme pertahanan tubuh untuk meng-

pasif buatan yaitu yang diperoleh dari hasilkan antibodi sampai suatu ketika

suntikan antisera atau anti toksin dan dapat digunakan melawan serangan pe-

kekebalan pasif alamiah diperoleh kekebalan pasif alamiah diperoleh

divaksinasi. Ternak yang sakit defi siensi dan Kekebalan individu ternak sangat ternak yang mengidap penyakit parasit ditentukan oleh faktor-faktor :

yang parah bila divaksinasi tidak akan memperoleh kekebalan yang sempurna

Jenis dan Mutu Vaksin

dan bahkan dapat menyebabkan ke- matian. Vaksinasi yang diberikan pada

Telah diterangkan di atas bahwa ternak yang sedang dalam masa inku- ada dua macam vaksin yaitu vaksin basi penyakit, maka bukannya kekebalan hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup akan yang akan diperoleh tetapi ternak akan menimbulkan kekebalan yang lebih sem- menjadi lebih sakit, bahkan dapat men- purna dari pada vaksin mati. Mutu suatu imbulkan kematian. jenis vaksin akan dipengaruhi oleh : • bibit jasad renik yang dipergunakan

Tingkat Serangan Penyakit

• jenis media pem biakan • metode pengem bangbiakan

Tingkat serangan penyakit pada • masa antige

kejadian wabah penyakit sangat dipen- • cara inaktifi kasi dan adjuvan

garuhi oleh keganasan dari jasad renik penyebab penyakit dan dosis jasad renik

Penanganan Vaksin

yang masuk dalam tubuh. Setiap vaksin akan mengalami pros-

Vaksin dapat diberikan dengan cara es penurunan kekuatan atau mempunyai melalui air minum, makanan, melalui waktu kedaluwarsa dan mempunyai per- alat pernafasan yaitu dengan cara peny- syaratan tertentu seperti :

emprotan atau dengan cara diteteskan • vaksin virus sebaiknya disimpan kedalam rongga hidung. Selain cara-cara dalam suhu -80 C

di atas, vaksinasi dapat juga dilakukan • vaksin bacteri dan toksoid disimpan dengan melalui penyuntikan baik secara dalam ruangan yang sejuk (+ 150 intra kutan, intra sub kutan maupun intra

C) atau lebih baik dalam refrigator muskuler ataupun melalui intra peritoneal (2-100 C), sebaiknya di lindungi (kedalam rongga perut). Cara yang harus terhadap pengaruh langsung sinar dipilih, tergantung dari petunjuk dari pem- matahari dan sebaiknya disimpan buatan vaksin yang telah dicantumkan dalam tempat yang gelap.

dalam etiket/label.

Ada beberapa kemungkinan yang • suhu udara yang tidak stabil (terlalu akan terjadi akibat vaksinasi seperti :

panas/ terlalu dingin). • sepsis yaitu kesalahan teknis yang • kepadatan ternak yang terlampau bisa memungkinkan timbulnya in-

tinggi.

feksi dengan mikroba dari luar yang • kelembaban didalam kandang yang patogen

meningkat.

• abses yaitu borok akibat dari • akibat bunyi-bunyian keras yang kesalahan vaksinasi

mengagetkan.

• udema yaitu pembengkakan lokal aki- • pindah kandang. bat dari pengaruh komponen vaksin • concurrent disease. Akan terjadi pada

Hal-hal tersebut diatas dengan ternak yang sedang sakit atau jelek demikian sedapat mungkin menghindar- kondisinya.

kan stress. Stres dapat mengganggu • Reaksi anafi laktik. Akibat sampingan pertumbuhan ternak karena dengan dari vaksinasi bisa menyebabkan shock. stres hidup ternak jadi tidak nyaman, nafsu makan terganggu, metabolisme

6.5.8. Lingkungan yang Bersih

makanan akan terganggu sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai.

Jika ternak akan ditempatkan pada kandang yang pernah digunakan maka

6.5.10. Isolasi Ternak

perlu dilakukan: • pembersihan dan sterilkan kandang Isolasi terhadap ternak adalah suatu dan peralatan kandang serta peng- usaha untuk mengisolasi atau memisah- istirahatkan kandang

kan ternak yang sedang sakit atau men- • pembersihan lingkungan kandang galami kelainan dari ternak yang sehat

termasuk rumput liar harus dipotong, dan normal. Ternak yang sakit dipisahkan serta air yang menggenang di sekitar dan dikandangkan dalam suatu kandang kandang harus dihilangkan.

khusus yang disebut kandang karantina.

6.5.9. Menghindarkan Stres

6.5.11. Program Kontrol Parasit

Stres adalah tekanan jiwa yang men- Program kontrol parasit merupakan impa ternak akibat pengaruh lingkungan upaya pencegahan berjangkitnya se- yang buruk. Pengaruh lingkungan itu rangan penyakit, baik parasit eksternal berupa: Stres adalah tekanan jiwa yang men- Program kontrol parasit merupakan impa ternak akibat pengaruh lingkungan upaya pencegahan berjangkitnya se- yang buruk. Pengaruh lingkungan itu rangan penyakit, baik parasit eksternal berupa:

6.6.1. Pencekokan (drenching)

serangga dan kutu di dalam kandang dan sekitarnya maupun parasit internal yang

Pengobatan dengan cara ini di- bertujuan mencegah masuknya parasit lakukan dengan mempergunakan alat ke dalam tubuh misalnya cacing.

pencekok (drenching gun). Ternak yang akan diobati sebaiknya dimasukkan

Secara praktis, kontrol parasit dilaku- dalam kandang jepit supaya mudah kan dengan cara :

menanganinya. Kepala agak diangkat • pembuangan kotoran secara teratur sehingga obat akan mudah masuk ke

untuk mencegah berkembang biak- dalam tenggorokan. Alat pencekok ter- nya larva.

tera pada gambar 28

• pemberian larvicida dalam pakan untuk mencegah perkembang biakan

6.6.2. Pil atau bolus

larva dalam kotoran • penyemprotan kotoran dan ruangan kan-

Ternak ditempatkan seperti pada dang dengan pestisida dan insektisida.

pencekokan atau dapat dipegang. Setelah mulut (oral) dibuka, pil/bolus

6.6. Pengobatan Penyakit

dimasukan ke dalam mulut (oral) bagian belakang. Mulut untuk beberapa saat

Pengobatan berasal dari kata obat tetap dipegang agar tidak membuka. yang berarti suatu sediaan yang diberi- kan untuk tujuan penyembuhan serangan suatu penyakit dengan jalan membunuh jasad renik/kuman penyakit penyebab penyakit tersebut atau dengan memper- baiki kerja alat tubuh.

Obat dapat membahayakan ternak Sumber. Koleksi Vedca, 2008 sehingga penggunaan obat harus sesuai

Gambar 28.

dosis dan sesuai petunjuk. Pemberian

Drenching Gun

obat dapat dilakukan denagn berbagai cara yaitu ;

6.6.3. Suntikan (injeksi)

Menyuntik adalah kegiatan mema- sukkan obat yang berbentuk cairan (den- Menyuntik adalah kegiatan mema- sukkan obat yang berbentuk cairan (den-

ga dengan menggunakan alat suntik.

Jenis-jenis alat suntik.

Alat untuk menyuntik disebut alat suntik atau secara umum disebut ”

Sumber.Koleksi Vedca, 2008. Syringe/Spuit” adalah suatu alat yang

Gambar. 29

biasanya dilengkapi dengan jarum yang

Alat suntik rekord

berfungsi untuk memasukkan obat me- lalui pembuluh darah untuk diedarkan ke

Alat suntik semi otomatis

seluruh tubuh. Alat suntik jenis ini bentuknya sama

Ada beberapa jenis alat suntik, dian- dengan alat suntik record tetapi dileng-

taranya: kapi dengan komponen untuk mengatur

dosis yang terdapat pada tangkai peng-

Alat suntik rekord (Record syringe).

hisapnya. Pada tangkai penghisap ter- Jenis alat suntik ini merupakan alat

dapat skala dosis dan sekrup pengatur suntik yang sederhana, yang tertera pada

dosis. Setiap suntikan cukup dengan me- gambar 29. Alat suntik rekord, terdiri atas

mutar sekrup pengatur dosis, maka akan :

diperoleh dosis tertentu. Alat suntik semi • Tabung suntik

otomatis tertera pada gambar 30. - terbuat dr gelas, plastik/ nylon atau

metal - ukuran : 1,2,5,10,20,sampai 50 ml • Penghisap dan tangkainya - terbuat dari gelas, plastik/ nylon atau metal • jarum suntik

Sumber. Soeraji, 1987

Gambar 30. Alat suntik semi otomatis.

Alat suntik multi-dosis

ditetapkan yakni 0,1 ml. Canullanya

(Multidose-Syringe)

berukuran pendek sekali dan lubangnya bukan pada ujungnya melainkan pada

Alat suntik ini baik sekali untuk bagian sisinya. Alat suntik routmann bi- melakukan suntikan masal. Ukuran be- asa digunakan untuk tuberkulinasi. Alat sarnya : 30,50 ml. Obat suntik yg disedot suntik Rautmann tertera pada gambar dapat untuk beberapa dosis, dilengkapi 32. dengan alat pengatur dosis

Alat suntik otomatis (auto matic syringe)

Alat suntik ini sama dengan alat sun- tik multi dosis, hanya alat suntik ini dapat mengisi sendiri (self fi lling) obat yang akan disuntikkan. Alat suntik ini hanya ti- dak cocok digunakan untuk ternak-ternak Sumber. Soeraji, 1987 besar. Alat suntik otomatis tertera pada

Gambar 32.

gambar 31.

Alat suntik Rautmann

6.6.4. Metode menyuntik

Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam mencegah dan meng- obati suatu penyakit melalui pemberian obat. Obat dapat diberikan kepada pen- derita dengan melalui berbagai cara

Sumber. Soeraji, 1987 seperti melalui penyuntikan, pemberiobat

Gambar 31.

melalui mulut atau enternal dan pembe-

Alat suntik otomatis

rian obat melalui parenteral. Penggu- naan metode tergantung pada cepat atau

Alat suntik “ Rautmann”

lambatnya hasil yang dikehendaki, lama kerja dalam tubuh, bentuk atau macam

Alat suntik ini juga termasuk dalam obat, sifat fi sis atau kimiawi obat dan de- alat suntik multi dosis. dosis sudah rajat absorbsi terhadap obat.

Salah satu yang sering dipakai berarti jarum masuk pembuluh darah, adalah pengobatan dengan mengguna- maka jarum harus dipindah ke lokasi lain kan suatu obat tertentu dengan metode sampai tidak berdarah. lewat alat suntik. keberhasilan menyuntik ditentukan oleh :

Suntikan intravena

• cara penyuntikan • hewan yang disuntik

Penyuntikan intravena adalah pe- • alat dan obat yang digunakan.

nyuntikan yang berbahaya sehingga pelaksanaannya harus hati-hati dan

Ada beberapa macam dalam metode terus-menerus memperhatikan denyut menyuntik yaitu :

jantungnya. Lokasi penyuntikan biasanya di vena jugularis yang terletak didaerah

Suntikan subcutan

pangkal leher.

Penyuntikan subcutan dilakukan un- 6.6.5. Pengobatan Terhadap Suatu

tuk mendeposisikan onbat dibawah kulit.

Gangguan

Jarum yang digunakan adalah jarum sun- tik ukuran kecil. Sebelum penyuntikan, Sakit adalah suatu keadan dimana lokasi tempat penyuntikan diolesi alcohol tubuh, bagian tubuh atau organ tubuh

70 % agar steril. mengalami gangguan fungsi. Gang- guan ini bisa bersifat fi siologis ataupun

Suntikan intramuskular

mekanis. Gangguan yang bersifat me- kanis misalnya terjadi karena pukulan

Penyuntikan intramuskuler dilaku- atau perlukaan. Sedangkan gangguan kan dengan cara mendeposisikan obat yang bersifat fi siologis misalnya karena didalam jaringan daging. Penyuntikan kelainan hormonal. Pengobatan ter- metode ini mempunyai tujuan agar obat hadap gangguan-gangguan tersebut lebih cepat terserap. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan dengan tindakan untuk harus disterilkan dulu dengan alcohol 70 menghilangkan keadaan tidak normal %. Setelah jarum ditusukan, kemudian tersebut. Ada berbagai pengobatan yang amati terlebih dahulu apakah jarum ma- dapat dilakukan terhadap baik gangguan suk ke dalam pembuluh darah atau tidak. fi siologis maupun gangguan mekanis, Apabila keluar darah dari lubang jarum beberapa diantaranya :

Tujuan GMP adalah: • Menjamin produk yang aman dan Pengobatan ini merupakan pengo-

6.6.6. Pengobatan Simptomatis

bermutu baik

batan yang digunakan untuk menghilan- • Meningkatkan penggunaan sumber- gkan gejala penyakit. Pada pengobatan

daya alam, kesehatan tenaga kerja ini, gejala-gejala penyakit yang ada akan

dan kondisi kerja

hilang tetapi penyebab penyakit mungkin • Menciptakan peluang pasar baru masih ada. Sebagai contoh pada penyakit

bagi petani dan exportir dari negara gatal hanya gejala gatalnya yang dihilang-

berkembang

kan, bukan penyebab gatalnya sendiri.

Menangkap keuntungan pasar dengan memodufi kasi mata rantai suplai

6.6.7. Pengobatan Causalis

Pada bidang peternakan terdapat Pengobatan cusal adalah pen-

5 komponen yang mempengaruhi GMP gobatan yang dilakukan untuk meng- yaitu: kesehatan ternak, kesehatan hilangkan penyebab munculnya gejala pemerahan, pakan dan air minum, kes- penyakit. Pada contoh diatas penyakit ejahteraan ternak dan lingkungan. Mas- gatal dianalisis terlebih dahulu penyebab ing-masing komponen dijelaskan sbb: gatalnya, baru diobati. Misalnya karena jamur, maka diobati dengan anti jamur.

7.1. Kesehatan ternak

7. Prinsip Good Management Practices

Kesehatan ternak sangat penting

(GMP)

agar ternak dapat berproduksi dengan optimal dan produk yang dihasilkan

Good Management Practice (GMP) berkualitas baik. Pada kesehatan ternak adalah prosedur untuk membuat suatu terdapat 4 hal yang disarankan untuk produk yang baik, aman dan tidak meru- menuju GMP, masing-masing dijelas- sak lingkungan. Menurut organisasi kan sebagai berikut: Mencegah penyakit pangan dunia yang dikenal dengan Food masuk ke farm, Memiliki program penge- Agriculture Organization (FAO) GMP lolaan kesehatan yang efektif, Menggu- diadaptasi menjadi praktek pengelolaan nakan obat-obatan sesuai dengan saran pertanian yang baik. Hal ini bertujuan dokter hewan atau sesuai aturan yang untuk menjaga kelestarian lingkungan, tertera pada label kemasan obat, dan sosial dan hasil produk pangan – non Melatih orang yang sesuai. pangan yang aman dan berkualitas baik.

7.1.1. Mencegah Penyakit Masuk Ke

memasuki farm. Batasi pengunjung

Farm (Usaha Ternak)

dan kendaraan sesedikit mungkin. Perlakukan pengunjung untuk me-

• Membeli Ternak yang Sehat untuk Di- minimalkan penyakit, misalnya jaga pelihara dan Mengontrol Kesehatan

kebersihan kendaraan dari kotoran Sapi Setelah Masuk Kandang. Sebe-

sapi. Pengunjung di persilahkan lum masuk ke usaha ternak kita, sapi

menggunakan pakaian dan sepatu harus diperiksa kesehatannya ter-

pelindung dan catat semua pengun- utama untuk sapi yang didatangkan

jung, karena pengunjung dan hewan dari daerah yang terjangkit penyakit.

liar dapat menyebarkan penyakit.

Bila dimungkinkan kita bisa mencari • Memiliki Program untuk Mengen- surat keterangan sehat dari dinas

dalikan Binatang Pengganggu. peternakan.

Binatang pengganggu antara lain • Menjamin Agar Alat Angkut yang

tikus, burung dan serangga dapat Membawa Sapi ke Usaha Ternak

menyebarkan penyakit ke sapi. Kita Tidak Membawa Bibit Penya-

Pastikan kita mempunyai program kit. Hal ini bisa dilakukan dengan

pengendalian binatang tersebut. Hal menghindari alat angkut yang habis

yang perlu dijaga antara lain tempat dipakai membawa ternak mati atau

pemerahan, tempat penyimpanan ternak sakit. Bisa juga diakukan

pakan, kandang dll. dengan menyemprot dengan bahan • Gunakan Peralatan yang Bersih. desinfektan semua kendaraan yang

Peralatan yang digunakan pada bu- masuk farm kita.

didaya sapi harus dijaga kebersihan. • Memiliki Pembatas Keamanan /

Untuk alat yang disewa dari luar Pagar. Pagar membatasi ternak, he-

harus dipastikan bahwa peralatan wan liar memasuki farm kita. Ternak

tersebut bersih dan bebas penyakit. dari luar farm dan hewan liar berpo-

Perlakukan dengan hati-hati pera- tensi membawa bibit penyakit jika

latan yang dipinjam dari luar. memasuki farm kita. • Membatasi Orang dan Hewan Liar

7.1.2. Memiliki Program Pengelolaan

Memasuki Farm. Orang dan kenda-

Kesehatan yang Efektif

raan yang mengunjungi beberapa farm dapat menyebarkan bibit penya- • Membuat Sistem Identifi kasi Ternak. kit ke ternak. Jika diperlukan semprot

Sapi dapat diindentifi kasi oleh orang terhadap orang dan kendaraan yang

yang datang untuk melakukan tugas yang datang untuk melakukan tugas

hasil diagnosis. Tindakan diperlukan ternak dapat diidentifi kasi dari lahir

untuk mengurangi akibat infeksi dan sampai mati. Identifi kasi yang ban-

meminimkan sumber patogen. yak digunakan adalah memasang • Isolasi Ternak Sakit dan Pisahkan anting telinga (ear tag), tato, freeze

Produksi Susu dari Ternak Sakit atau branding dan microchips.

ternak sedang Diobati. Untuk men- • Mengembangkan

gurangi penyebaran penyakit, iso- Kesehatan yang berfokus pada

Pengelolaan

lasi ternak sakit pada tempat khusus. Pencegahan. Program pencega-

Gunakan prosedur yang ada untuk han meliputi semua aspek yang

memisahkan susu dari ternak sakit berkaitan dengan pengelolaan farm.

agar tidak tercampur dengan susu Pencegahan kesehatan yang paling

dari ternak sehat.

lazim adalah melakukan vaksinasi • Buatlah Catatan terhadap semua ternak. Obat-obatan pencegah pe-

Perlakukan dan Ternak yang Per- nyakit dapat digunakan jika tidak ada

nah Diobati . Catatan ternak yang strategi lain untuk mencegah penya-

pernah diobati perlu dibuat agar kit, misalnya penggunaan antibiotika

semua orang yang berkepentingan dengan dosis tertentu.

mengetahui perlakukan apa saja • Memeriksa Kesehatan Ternak jika

yang pernah diberikan. Gunakan ada Gejala Penyakit. Amati ternak

cara untuk menandai ternak yang secara reguler untuk mendeteksi

sakit, misalnya menggunakan cat adanya gejala penyakit. Gunakan

untuk menandai sapi yang terserang metode yang akurat untuk mende-

penyakit mastitis.

teksi dan mendiagnosis penyakit. • Menjaga Penyakit yang dapat Menu- Beberapa cara dapat menggunakan

lar ke manusia (Zoonosis). Peternak termometer anus, pengamatan

harus menjaga penyakit yang dapat tingkah laku sapi, kondisi tubuh, dan

menulari manusia pada level yang pengujian susu. Jika hasil diagnosis

tidak berbahaya. Produk ternak ha- menunjukkan penyakit harus diper-

rus dijaga agar tidak terkontaminasi lakukan dengan baik.

penyakit, misalnya anthrax, bakteri • Ternak Sakit Harus ditangani dengan

pada susu, dll

Baik Secepat Mungkin. Perlakukan ternak yang sakit, luka dan kondisi

7.2. Kesehatan Pemerahan Obatan yang diperbolehkan

7.1.3. Gunakan Bahan Kimia dan Obat-

Pemerahan merupakan kegiatan yang

Bahan kimia yang banyak digunakan penting dalam budidaya sapi perah. Kon- seperti deterjen, desinfektan, pembunuh sumen menghendaki susu yang berkualitas serangga dll. Peternak harus menjaga tinggi, sehingga pengelolaan pemerahan agar produknya (susu dan daging) tidak ditujukan untuk meminimalkan kontaminasi tercemari bahan tersebut. Obat-obatan mikroba, bahan kimia dan kotoran lainnya. digunakan untuk mengobati penyakit. Pemerahan yang baik disamping akan Peternak harus menjamin dosis dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi jenis obat yang sesuai, penyalahgu- dan menjaga kesehatan sapi. naan dapat menyebabkan ternak mati, penyakit resisten dan produk ternak ter-

7.2.1. Pemerahan tidak Melukai Sapi

cemar. Bahan kimia dan obat harus dis-

dan Mengotori Susu

impan dengan baik agar tidak rusak atau mencemari produk. Limbah obat, bahan

Sapi yang diperah harus memiliki kimia dan peralatan kesehatan harus identifi kasi, untuk mengetahui statusnya dibuang pada tempat khusus agar tidak apakah sapi laktasi, kering, sedang dio- mencemari ternak dan lingkungan.

bati, susunya abnormal karena penyakit, atau sedang diberi antibiotik. Jadi identi-

7.1.4. Melatih Orang yang Sesuai

fi kasi diperlukan untuk menentukan lang- kah selanjutnya.

Memiliki prosedur tertulis untuk men-

deteksi dan menangani ternak sakit dan 7.2.2. Persiapan Ambing sebelum

bahan kesehatan, sehingga peternak

Pemerahan

peduli pada pengelolaan kesehatan farm. Petugas farm harus mendapat pelatihan Bersihkan dan keringkan puting sapi yang cukup agar dapat melaksanakan yang kotor. Ambing dan puting yang tugasnya. Pilihlah orang yang mampu un- basah harus dikeringkan. Harus tersedia tuk mengobati ternak sakit, misalnya dokter air bersih selama kegiatan pemerahan. hewan atau teknisi kesehatan hewan.

Periksalah ambing dan puting sebelum pemerahan, apakah ada indikasi mastitis atau penyakit lainnya.

7.2.5. Pastikan Peralatan Pemerahan an yang Konsisten

7.2.3. Menggunakan Teknik Pemerah-

dipasang dan dirawat dengan Benar

Pemerahan harus menggunakan teknik pemerahan yang baik, kesala-

Pabrik pembuat peralaran mesin per- han teknik dapat menyebabkan sapi

ah harus merekomendasikan cara kon- terserang mastitis dan cedera atau melu- struksi, instalasi, kinerja dan perawatan kai sapi. Teknik pemerahan yang benar:

peralatan yang digunakan untuk pemera- • Siapkan sapi dengan baik sebelum han. Bahan pembersih harus dipilih yang pemerahan

tidak mempengaruhi kualitas susu. • Untuk pemerahan dengan mesin,

usahakan udara yang masuk se-se- 7.2.6. Pastikan Tersedia Cukup Air

dikit mungkin, pasang dan lepas cup

Bersih

mesin perah dengan halus • Untuk pemerahan dengan tangan, Persediaan air bersih harus cukup un- tangan pemerah harus bersih, dan tuk proses pemerahan dan pembersihan dapat menggunakan sedikit paslin peralatan pemerahan. Jaringan suplai air atau minyak untuk menghidari puting harus diperiksa secara rutin, hindari kebo- lecet,

coran jaringan air yang dapat menyebab- • Minimumkan pemerahan berlebihan

kan ternak kekurangan suplai air. • Semprotkan larutan Iodium setelah pemerahan

7.2.7. Tempat Pemerahan Harus Bersih

7.2.4. Pisahkan Susu dari Sapi Sakit Bangunan pemerahan harus memi-

dan Sapi yang Sedang Diobati

liki saluran air (drainase) dan ventilasi yang baik untuk mengindari sapi cedera.

Sapi yang menghasilkan susu yang Ukuran tempat pemerahan harus sesuai tidak layak dikonsumsi manusia ha- dengan ukuran sapi. Tempat pemerahan rus dipisahkan dengan susu yang baik. harus dijaga kebersihannya dari kotoran Buanglah susu yang abnormal dengan sapi, tanah dll. Lingkungan tempat pem- cara yang benar agar tidak menulari sapi erahan harus dijaga kebersihannya. Ran- yang lain.

cangan bangunan harus mudah dibersi- hkan, memiliki suplai air bersih, tersedia fasilitas penanganan limbah, dan cukup cahaya.

7.2.8. Pemerah Mengikuti Aturan 7.3.1. Menjamin Pakan dan Air Kesehatan

Kualitasnya Baik

Pemerah harus mengenakan pakaian Pakan dan air yang diberikan harus yang sesuai dan bersih, menjaga keber- sesuai dengan kebutuhan fi siologis ter- sihan tangan dan lengan selama pem- nak. Suplai air harus disediakan, diperik- erahan, jika memiliki luka harus dibalut, sa dan dirawat secara reguler. Gunakan dan tidak menderita penyakit infeksi.

peralatan yang berbeda untuk menangani bahan kimia dan bahan pakan. Bahan

7.2.9. Susu yang Habis di perah Harus kimia yang digunakan pada padang rum-

Ditangani dengan Baik

put dan hijauan harus sesuai. Gunakan bahan kimia untuk pakan pakan sesuai

Segera setelah susu diperah harus dengan yang direkomendasikan. didinginkan, sesuai dengan aturan yang berlaku, misal 5?C. Lingkungan penyim- 7.3.2. Mengontrol Kondisi Tempat panan susu harus dijaga kebersihannya.

Penyimpanan Pakan

Peralatan penyimpanan susu harus bisa menjaga temperatur susu sesuai dengan

Usahakan tidak ada binatang yang yang dikehendaki. Jalan untuk mengam- masuk ke gudang pakan untuk meng- bil susu harus dirancang untuk memu- hindari kontaminasi pakan. Gudang dahkan kendaraan tangki pengangkut harus berventilasi baik. Pakan harus susu.

dilindungi dari kontaminasi. Simpan dan tangani dengan baik bahan pestisda, biji-

7.3. Pakan Dan Air Minum Ternak

bijian, pakan yang diberi obat, dan pupuk. Herbisida harus dipisahkan dari bahan

Produktivitas sapi tergantung dari kimia dan pupuk. Jerami dan pakan ker- kualitas pakan dan air minum yang terse- ing harus dilindungi dari kondisi lembab. dia. Hal yang perlu diperhatikan adalah Silase dan pakan fermentasi harus disim- pakan dan air minum kualitasnya baik, pat dalam kondisi tertutup. Bahan pakan mengontrol kondisi gudang pakan dan yang berjamur harus dibuang atau tidak mengontrol bahan pakan yang dibeli dari diberikan ke sapi. luar farm. Masing-masing dijelaskan seb- agai berikut:

7.3.3. Bahan Baku Pakan Harus Bisa tahap laktasi, tingkat produksi, pertum-

Dilacak Sumbernya

buhan, kebuntingan, aktivitas dan iklim. Mengatur kapasitas padang rumput

Jika kita membeli bahan pakan, pas- dan pakan tambahan untuk menjamin tikan penjual (supplier), memiliki program ketercukupan pakan hijauan dan pakan penjaminan mutu. Buatlah pembukuan tambahan. Lindungi ternak dari pakan (catatan) bahan pakan dan pakan yang beracun dan bahan yang membahay dibeli.

akan.

7.4.2. Ternak Harus Nyaman

7.4. Kesejahteraan Ternak

Konstruksi kandang dan tempat pem- Peternak harus menjaga kesejahter- erahan harus aman, tidak membahay- aan ternak agar mereka dapat berproduk- akan ternak dan cukup ventilasi. Hindari si dengan baik. Konsumen menghargai jalan buntu dan lantai yang licin. Alas kesejahteraan ternak yang tinggi sebagai kandang harus bersih dan ruang gerak indikator pangan yang aman, sehat dan sapi cukup. Ternak harus terlindung dari berkualitas baik. Terdapat lima hal yang pengaruh iklim yang dapat menyebabkan harus diperhatikan yaitu :

kepanasan atu kedinginan. • Ternak tidak haus, lapar dan salah makan

7.4.3. Ternak Sehat, Bebas Nyeri dan

• Ternak harus nyaman

Cedera

• Ternak sehat, bebas nyeri dan cedera

Ternak harus diperiksa secara reg- • Ternak harus bebas ketakutan

uler untuk mendeteksi adanya cedera • Tingkah laku ternak relatif normal

atau sakit. Kandang dan tempat pem- Masing-masing aspek tersebut di erahan lantainya tidak boleh licin untuk atas dijelaskan sebagai berikut:

mengurangi peluang cedera sapi. Sapi yang laktasi harus diperah secara reg-

7.4.1. Ternak tidak Haus, Lapar dan uler. Jangan menggunakan prosedur dan

Salah Makan

proses yang menyebabkan ternak nyeri misal pada dehorning (penghilangan tan-

Peternak harus menyediakan pakan duk), kastrasi dll. Menyediakan fasilitas dan air dengan jumlah yang cukup setiap beranak yang nyaman, dan memeriksa hari. Pemberian berdasarkan kondisi secara reguler apakah sapi memerlukan fi siologi ternak yaitu umur, berat badan, bantuan pada saat melahirkan. Prosedur Peternak harus menyediakan pakan duk), kastrasi dll. Menyediakan fasilitas dan air dengan jumlah yang cukup setiap beranak yang nyaman, dan memeriksa hari. Pemberian berdasarkan kondisi secara reguler apakah sapi memerlukan fi siologi ternak yaitu umur, berat badan, bantuan pada saat melahirkan. Prosedur

pencegahan.

gunakan alat transportasi yang memadai. Jika ternak harus dibunuh difarm karena

7.4.5. Penanganan Ternak

sakit parah, harus dgunakan cara yang tidak menyakitkan. Hindari cara pemera- • Menyiksa ternak pada kondisi han yang salah karena bisa menyebab-

apapun tidak diperbolehkan kan sapi cedera.

• Lantai kandang harus tidak licin, tangani sapi dengan hati-hati,

7.4.4. Ternak Harus Bebas Ketakutan

jika sapi yang jatuh lebih dari 2% menunjukkan pengangan yang

Peternak harus terampil mengelola

kurang baik

ternaknya dan menerima pelatihan yang • Pada saat memindahlan sapi sesuai. Menjamin ternak berperilaku

sebaiknya dari samping bahu sapi, relatif normal, salah satunya dengan me-

hindari alat bantu yang menyakitkan nyediakan ruang gerak yang cukup untuk

seperti cambuk, alat kejut listrik, betina, pejantan dan pedet. Peternak ha-

batang besi dll

rus mampu: • Mengenali ternaknya sehat atau sakit

7.4.6. Pemasaran Ternak

• Memahami perubahan tingkah laku ternak

Pada umumnya ternak dijual dalam • Paham kapan perlu tindakan pengo- kondisi sehat dan phisiknya bagus. Ter- batan

nak yang akan dijual dikumpulkan pada • Mengimplementasikan program pe- kandang khusus (pen) yang dekat den- ngelolaan kesehatan

gan loading ramp (tangga untuk menaik- • Mengimplementasikan program pem- kan sapi ke truk). Pada saat menggiring

berian pakan dan pengelolaan dari kandang ke pen tanpa menyebabkan padang rumput

stress. Truk yang digunakan harus diran- • Mengenali iklim untuk mempro-mosi- cang khusus untuk keselamatan peternak

kan kesehatan dan kesejah-teraan dan sapi. Sapi dinaikkan, dipindahkan ternak

dan diturunkan dengan hati-hati dan sa- • Mempu mengelola produksi ternak

bar agar tidak menimbulkan stres. Daya • Menangani ternak dengan baik dan angkut sapi ditentukan dengan ukuran

dengan cara yang benar, mengantisi- dan berat sapi, pastikan rung dalam truk

tidak terlalu padat. Jika truk tidak penuh tidak terlalu padat. Jika truk tidak penuh

7.5.2. Menjamin Pengelolaan Ternak

menimbulkan luka. Tidak ada jarak an-

tidak Memberikan Dampak

tara bak truk dengan loading ramp, jika

Terhadap Lingkungan Lokal

ada jarak dapat menyebabkan sapi ter- perosok dan sapi menderita cedera.

Menjaga agar usaha peternakan tidak memberi dampak terhadap lingkun-

7. 5. Lingkungan

gan lokal. Fasilitas penyimpanan untuk limbah oli, cairan silase, lumpur, dan

Konsumen makin sadar bahwa bahan polutan lainnya harus diletakkan produksi makanan harus seimbang den- pada tempat yang aman untuk menjaga gan lingkungan. untuk itu peternak dalam agar tidak mencemari lingkungan lokal. memproduksi susu dan daging memilih Hindari membuang limbah pertanian atau cara yang mengurangi kerusakan lingkun- bahan kimia pada tempat yang dapat ter- gan . Masalah utama adalah polusi dari kena drainase, air permukaan atau aiur kotoran sapi, cairan, cairan silase dll.

tanah dapat menghanyutkan dan mence- mari suplai air lokal. Gunakan bahan

Saran untuk GMP adalah memiliki kimia (pupuk, obat, pestyisida dll) dengan sistem pengelolaan limbah yang baik, benar untuk menghindari pencemaran dan menjamin pengelolaan ternak tidak lingkungan. Menjamin penampilan usaha memberikan dampak terhadap lingkun- peternakan agar bersih dan terawat untuk gan lokal. Masing-masing dijelaskan se- menciptakan kesan tempat memproduksi bagai berikut:

susu dan daging yang berkualitas baik.

7.5.1. Memiliki Sistem Pengelolaan

8. Aplikasi konsep

Limbah yang Baik

Coba amati suatu usaha peternakan

Limbah peternakan harus ditampung dilingkungan sekolah siswa, apakah su- pada tempat khusus untuk meminimumkan dah melaksanakan GMP dengan baik. pencemaran. Tempat penampungan harus Hal-hal yang di amati meliputi: diperiksa apakan sudah penuh, atau ada • Mencegah Penyakit Masuk Ke Farm kebocoran. Limbah lain seperti plastik ha-

(Usaha Ternak)

rus dibuang pada tempat yang sesuai un- • Memiliki Program Pengelolaan Kese-

hatan yang Efektif

• Pemerahan tidak Melukai Sapi dan 9.5. Disuatu peternakan sapi potong Mengotori Susu

banyak didapati sapi yang pincang, • Menjamin Pakan dan Air Kualitasnya

sehingga pertumbuhan terganggu. Baik

Diskusikan dengan teman-teman • Ternak Harus Nyaman

apa kemungkinan penyebabnya? • Memiliki Sistem Pengelolaan Limbah yang Baik

10. Pengayaan

• Ternak tidak Haus, Lapar dan Salah Makan

Jawablah pertanyaan di bawah ini, dengan memilih satu jawaban yang

9. Pemecahan masalah

paling benar

1. Jenis sapi asli Indonesia adalah rendah produksinya kebih rendah

9.1. Sapi perah yang dipelihara didataran

a. Brahman

dari sapi perah yang dipelihara di-

b. Sahiwal

dataran tinggi. Diskusikan dengan

c. Bali

teman-teman siswa

d. Angus

2. Jenis ternak perah yang ada di dengan dapi sahiwal. Hasil silangan

9.2. Selandia Baru menyilangkan sapi FH

Indonesia adalah

tersebut Sahiwal cross di kespor ke

a. Sahiwal Cross Indonesia. Diskusikan apa tujuan pe-

b. FH

nyilangan tersebut?

c. Kerbau Murrah

9.3. Australia menyilangkan sapi Short

d. Semua benar

horn dengan sapi Brahman. Hasil

3. Cara mengetahu umur sapi yang silangan BX kemudian diekspor ke

paling tepat adalah Indonesia. Diskusikan dengan te-

a. Dari catatan

b. Dari cincin tanduk tersebut.

man-teman, apa tujuan penyilangan

c. Wawancara

d. Dari pertumbuhan gigi knya tidak menggunakan atap dari

9.4. Kandang didataran rendah sebai-

4. Pengetahuan tingkah laku ternak bahan seng atau asbes, tetapi disa-

diperlukan untuk

rankan menggunakan genteng. Dis-

a. Mempermudah penanganan sapi kusikan dengan teman-teman apa

b. Menyakiti sapi tujuan tersebut?

c. Menendang sapi

d. Mengikat sapi

5. Pada pakan sapi, bungkil kedelai Kunci Jawaban termasuk bahan sumber

1. c

a. Energi

2. d

b. Protein

3. a

c. Lemak

4. a

d. Mineral

5. b

6. a sumber

6. Dedak padi merupakan bahan pakan

7. d

a. Energi

8. d

b. Protein

9. b

c. Mineral

10. d

d. Vitamin

7. Defi siensi Ca (Calsium) pada sapi menyebabkan

a. Riketsia,

b. Pertumbuhan terhambat,

c. Tidak ada koordinasi otot.

d. Semua benar

8. Fungsi kandang sapi adalah

a. Mengontrol iklim mikro

b. Memberi kenyamanan sapi

c. Menjaga keamanan ternak

d. Semua benar

9. tujuan vaksinasi sapi adalah

a. Mengobati sapi sakit

b. Menciptakan kekebalan tubuh

c. Menambah vitamin

d. Menyuntikkan antibiotika

10. Upaya mencegah penyakit masuk ke Farm sapi adalah

a. Mengontrol kendaraan yang masuk

b. Mengontrol orang yang masuk

c. Membuat pagar pembatas

d. Semua benar

BAB 3 MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1. Persyaratan K3

rada di tempat kerja. Menurut peraturan menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/

Pada prinsipnya tanggung jawab ter- 1996, tentang sistem keselamatan dan hadap keselamatan dan kesehatan kerja kesehatan kerja. (K3) berada pada setiap orang. Setiap orang atau karyawan yang bekerja dalam suatu

Sistem manajemen (K3) adalah bagi- perusahaan peternakan khususnya ter- an dari sistem manajemen secara kese- nak ruminansia besar, harus berpartisi- luruhan yang meliputi: struktur organisasi, fasi dalam setiap kegiatan keselamatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksa- dan kesehatan kerja, serta bertanggung naan prosedur, proses, dan sumber daya jawab atas keselamatan dan kesehatan yang dibutuhkan bagi pengembangan, pe- dirinya masing-masing dilingkungan ker- nerapan, pencapaian, pengkajian dan pe- janya. Karena dalam suatu perusahaan meliharaan kebijakan keselamatan dan ke- peternakan khususnya ternak ruminansia sehatan kerja dalam rangka pengendalian besar senantiasa terdapat kegiatan-ke- resiko yang berkaitan dengan kegiatan ker- giatan teknis yang melibatkan juga ber- ja guna terciptannya tempat kerja yang bagai peralatan teknis dan sumber daya aman, efesien dan efektif. manusia. Maka secara keseluruhan beban tanggung jawab atas operasinya suatu

Tempat kerja adalah, setiap ruangan perusahaan peternakan akan berada pada atau lapangan tertutup atau terbuka, ber- pimpinan perusahaan peternakan terse- gerak atau tetap, dimana tenaga kerja but.

bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan

Penerapan sistem manajemen (K3) dimana terdapat sumber atau sumber-sum- dapat menjamin keselamatan dan kesehat- ber bahaya baik didarat, didalam tanah, an tenaga kerja maupun orang yang be- dipermukaan air, didalam air, diudara, yang Penerapan sistem manajemen (K3) dimana terdapat sumber atau sumber-sum- dapat menjamin keselamatan dan kesehat- ber bahaya baik didarat, didalam tanah, an tenaga kerja maupun orang yang be- dipermukaan air, didalam air, diudara, yang

kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efi sien, dan produktif.

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja de-

2. Kaidah dan peraturan mengenai

ngan tujuan mencari laba/keuntungan

K3

atau tidak, baik milik swasta mapun milik negara.

Dalam sistem manajemen keselamat- an dan kesehatan kerja, Program K3 me- Tenaga kerja adalah tiap orang rupakan bagian dari perencanaan. Se- yang mampu melakukan pekerjaan baik bagaimana alur proses sistem manaje- didalam maupun diluar hubungan kerja men keselamatan dan kesehatan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang maka untuk dapat menetapkan dan me- untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. melihara program kerja K3 perusahaan

perlu adanya tahapan-tahapan diantara- Pengusaha adalah :

nya: pemahaman terhadap dasar hukum • Orang atau badan hukum yang pelaksanaan program K3, adanya komit- menjalankan suatu usaha milik men dan kebijakan dari pengusaha/pe- sendiri dan untuk keperluan itu milik perusahaan, dan akhirnya peren- menggunakan tempat kerja.

canaan,yang di dalamnya termasuk pro- • Orang atau badan hukum yang gram kerja. secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan

3. Dasar Hukum Pelaksanaan Program

untuk keperluan itu mempergunakan

K3

temapat kerja. Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja Adapun tujuan dan sasaran sistem merupakan aset yang sangat berharga. manajemen K3 perusahaan peternakan Agar dapat melakukan tugasnya secara khususnya ternak ruminansia besar adalah efektif dan efi sien, maka kesejahteraan menciptkan suatu sistem keselamatan dan tenaga kerja perlu diperhatikan. Salah kesehatan kerja di tempat kerja dengan satu bentuk kesejahteraan bagi tenaga melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kerja adalah perlindungan terhadap ke- kondisi dan lingkungan kerja yang terin- selamatan dan kesehatan kerjanya. Un- tegrasi dalam rangka mencegah dan me- tuk menjamin keselamatan dan kesehat- temapat kerja. Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja Adapun tujuan dan sasaran sistem merupakan aset yang sangat berharga. manajemen K3 perusahaan peternakan Agar dapat melakukan tugasnya secara khususnya ternak ruminansia besar adalah efektif dan efi sien, maka kesejahteraan menciptkan suatu sistem keselamatan dan tenaga kerja perlu diperhatikan. Salah kesehatan kerja di tempat kerja dengan satu bentuk kesejahteraan bagi tenaga melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kerja adalah perlindungan terhadap ke- kondisi dan lingkungan kerja yang terin- selamatan dan kesehatan kerjanya. Un- tegrasi dalam rangka mencegah dan me- tuk menjamin keselamatan dan kesehat-

4. Penerapan Sistem Manajemen K3

berada di tempat kerja, serta menjamin keamanan terhadap sumber produksi, Setiap perusahaan peternakan rumi- proses produksi dan dan lingkungan kerja, nansia besar yang mempekerjakan tena- perlu penerapan sistem manajemen ke-

ga kerja sebanyak seratus (100) orang selamatan dan kesehatan kerja.

atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakter-

Penerapan sistem manajemen kese- istik dari proses produksi yang dapat lamatan dan kesehatan kerja ini sesuai mengakibatkan kecelakaan kerja seperti dengan peraturan perundangan yang ber- peledakan, kebakaran, pencemaran, dan laku di Indonesia. Peraturan perundang- penyakit akibat kerja wajib menerapkan an yang dimaksud adalah:

sistem manajemen K3.

3.1. Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945. Sistem manajemen K3 sebagaimana ”Setiap warga negara berhak atas dimaksut wajib dilakasanakan oleh pe- pekerjaan dan penghidupan yang ngurus, perusahaan dan seluruh tenaga layak bagi kemanusiaan”.

kerja sebagai satu kesatuaan. Dalam pe-

3.2. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 nerapan sistem manajemen K3 perusa- tentang ”Ketenaga kerjaan” Pasal 86 haan peternakan ruminansia besar, wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan se- • Setiap pekerja mempunyai hak un- bagai berikut: tuk memperoleh perlindungan atas: Menerapakan kebijakan keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja , dan kesehatan kerja dan menjamin Moral dan kesusilaan dan perlakuan komitmen terhadap penerapan sistem yang sesuai dengan hak-hak dan manajemen K3. martabat manusia serta nilai-nilai • Merencanakan pemenuhan kebijak- agama.

an, tujuan dan sasaran penerapan ke- • Untuk melindungi keselamatan pe-

selamatan dan kesehatan kerja kerja guna mewujudkan produktifi tas • Menerapkan kebijakan keselamatan kerja yang optimal diselenggarakan

dan kesehatan kerja secara efektif upaya K3

dengan mengembangkan kemampu- • Perlindungan sebagaimana dimaksud

an dari mekanisme pendukung yang pada ayat (2) dilaksanakan sesuai de-

diperlukan mencapai kebijakan, tuju- ngan peraturan perundang-undangan

an dan sasaran keselamatan dan ke- yang berlaku.

sehatan kerja.

• Mengukur, memantau dan mengeva-

5.2. Keselamatan atau Keamanan Per-

luasi kinerja keselamatan dan kese-

sonal (manusia)

hatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahannya.

Setiap orang yang bekerja di peru- • Meninjau secara teratur dan mening- sahaan peternakan ruminansia besar katakan pelaksanaan sistem manaje- harus menggunakan peralatan K3 pada men K3 secara berkesinambungan waktu bekerja sesuai dengan spesifi kasi dengan tujuan meningkatkan kinerja

pekerjaannya.

keselamatan dan kesehatan kerja.

5.3. Keamanan Peralatan

5. Memelihara Infrastruktur K3 dalam Perusahaan Peternakan Ruminan-

Semua peralatan yang akan diguna-

sia Besar

kan atau yang sudah dipasang, hendak- nya dilakukan evaluasi ulang atau dicek

5.1.Keselamatan Kerja

ulang. Apakah peralatan tersebut sudah benar-benar layak atau aman digunakan

Keselamatan kerja dalam perusaha- atau belum ? an peternakan ruminansia besar adalah

keselamatan kerja yang menyangkut de- 5.4.Pemasangan Instalasi Pengaman

ngan unsur manusia, mesin/peralat, bahan yang dikerjakan dan ternak yang diusa-

Setiap kali peralatan akan dipergu- hakan. Adapun fungsi keselamatan kerja

nakan, kita harus selalu memeriksa apa- adalah mencegah terjadinya kecelakaan kah alat pengamannya sudah terpasang di tempat kerja. Yang perlu diperhatikan

dengan benar sesuai dengan buku ma- dalam keselamatan dan kesehatan kerja nualnya. Apakah alat pengaman yang di- adalah terciptanya keamanan dan ling- pasang sudah sesuai dengan standar na- kungan yang sehat di perusahaan peter- sional untuk katagori alat tertentu. nakan ruminansia besar untuk semua pe-

5.5. Pemasangan Kabel

kerja tanpa harus membedakan jenis atau klasifi kasi pekerjaan.

Kondisi yang sama harus diperhatikan untuk peralatan yang membutuhkan arus Adapun faktor-faktor yang harus di- dari sumbernya, jenis kabel yang dipa- perhatikan dalam keselamatan kerja :

sang harus memenuhi standar yang di- tentukan.

5.5.1. Pengaman Listrik

pakan tetap bersih dan nyaman perlu dipasang peralatan seperti ( sistem pe-

Petugas atau pemakai alat yang ber- nyedot atau pengisap debu, kipas angin, hubungan dengan listrik harus meme- AC dan penanaman pohon pelindung riksa kondisi pengaman listrik, untuk me- dan lain-lain ) ngetahui kelayakan dari semua peng-

aman listrik yang ada, apakah semua 5.5.5.Kebisingan

pengaman yang ada telah memenuhi syarat teknis.

Untuk mengantisipasi kebisingan dalam bekerja di pabrik pakan atau pada saat

5.5.2. Pemadam Kebakaran

mengoperasikan alat pencacah rumput (copper) yang ada di perusahaan peter-

Semua gedung baik yang terma- nakan ruminansia besar perlu alat penutup suk dalam instansi pemerintah maupun telinga atau pelindung telingga. Disamping swasta sebaiknya dilengkapi dengan alat tersebut masih ada alat–alat pelin- alat pemadam kebakaran yang sesuai dung badan lainnya seperti: ( alat pelin- dengan kebutuhan bangunan. Alat pem- dung mata, alat pelindung, kepala alat pe- adam kebakaran dapat ditempatkan di lindung tangan, alat pelindung kaki, alat pe- laboratorium, bengkel, pabrik pakan, lindung hidung dan mulut dan lain seba- gudang pakan, gedung atau kantor pe- gainya). rusahaan peternakan ruminansia besar. Alat pemadam kebakaran secara perio-

6. Pedoman Penerapan Dan Sistem

dik harus dicek apakah berfungsi dengan

Manajemen K3 Perusahaan Peter-

baik atau tidak.

nakan Ruminansia Besar

5.5.3. Kesehatan Kerja 6.1.Komitmen dan Kebijakan Pimpinan

Hal-hal yang perlu diperhatikan yang

6.1.1. Kepemimpinan dan Komitmen

berhubungan kesehatan kerja dalam pe- rusahaan peternakan ruminansia besar Pengurus atau pemimpin perusaha- adalah :

an peternakan ruminansia besar harus

5.5.4. Sirkulasi Udara yang Baik

menunjukan kepemimpinannya dan komit- mennya terhadap keselamatan dan kese-

Untuk menjaga agar udara dalam hatan kerja dengan menyediakan sum- ruangan kantor, kandang ternak, pabrik berdaya yang memadai.

Setiap tingkat pimpinan di perusa- • Membangun dan memelihara kesa- haan peternakan ruminansia besar ha-

daran, motivasi dan keterlibatan se- rus menunjukan komitmen terhadap K3,

luruh pihak di perusahaan sehingga penerapan sistem manajemen K3 di perusahaan peternakan ruminansia

6.1.2.1. Kebijakan K3

besar dapat berhasil dengan baik dan mudah dikembangkan.

Kebijakan K3 suatu perusahaan pe- ternakan ruminansia besar adalah suatu Setiap tenaga kerja atau karyawan pernyataan tertulis yang ditanda tangani perusahaan peternakan ruminansia be- oleh pengusaha dan atau pengurus pe- sar dan orang lain yang berada ditempat rusahaan peternakan ruminansia besar, kerja harus berperan serta dalam menja- yang memuat keseluruhan visi dan tu-

ga dan mengendalikan pelaksanaan k3. juan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, dan program kerja

6.1.2.Wujud Komitmen

yang mencakup kegiatan perusahaan peternakan ruminansia secara menyelu-

Komitmen pimpinan perusahaan ber- ruh yang bersifat umum dan atau opera- kaitan dengan keselamatan dan kesehat- sional. an kerja dilakukan dengan cara menye- diakan sumberdaya yang memadai, dan

Kebijakan K3 suatu perusahaan peter- diwujudkan dalam bentuk:

nakan ruminansia besar, sebaiknya dalam • Membentuk Organisas dan menem- pembuatannya melalui proses konsultasi patkan organisasi keselamatan dan antara pengurus/pengelola dan wakil te- kesehatan kerja pada posisi yang naga kerja atau karyawan suatu peru- dapat menentukan keputusan peru- sahaan tersebut, yang kemudian harus sahaan

dijelaskan, disebarluaskan kepada selu- • Menyediakan anggaran,

ruh warga atau tenaga kerja/karyawan • Menyediakan tenaga kerja yang ber- yang ada di perusahaan tersebut. kualitas • Menyediakan sarana lain yang diper-

Kebijakan K3 yang disusun dan dise- lukan untuk K3

pakati bersifat dinamik dan selalu ditinjau • Menetapkan tanggung jawab, wewe- ulang, dalam rangka peningkatan kinerja nang, dan kewajiban yang jelas dalam K3. penanganan K3

6.2. Perencanaan

sahaan tersebut didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan pengembang-

Perusahan peternakan ruminansia an sistem manajemen K3 serta memiliki besar harus membuat perencanaan yang budaya perusahaan yang mendukung dan efektif untuk mencapai keberhasilan pe- memberikan kontribusi bagi sistem mana- nerapan dan kegiatan sistem manajemen jemen K3 K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.

Pelatihan dan Kompetensi kerja

Perencanaan harus memuat tujuan, Pengembangan dan penerapan sis- sasaran, dan indikator kinerja yang diterap- tem manajemen K3 perusahaan peter- kan dengan mempertimbangkan identifi ka- nakan ruminansia besar yang efektif di- si sumber bahaya, penilaian dan pengen- tentukan oleh kompetensi kerja dan pela- dalian reksiko sesuai dengan persyaratan tihan dari setiap tenaga kerja diperusa- perundang-undangan yang berlaku.

haan tersebut.

6.3.Penerapan Kegiatan pendukung

Dalam mencapai tujuan K3 perusa- Kegiatan pendukung dari sistem ma- haan peternakan ruminansia besar ha- najemen K3 antara lain; komunikasi, pe- rus menunjuk personal yang mempunyai laporan dan pendukumentasian semua kualifi kasi yang sesuai dengan sistem kegiatan yang berada disuatu perusaha- yang diterapkan.

an peternakan ruminansia besar terse- but.

SDM, Sarana dan Dana

7. Menyimpan Alat-Alat Produksi Bahan

Perusahaan harus mempunyai per-

Kimia dan Biologis

sonal yang memiliki kualifi kasi, sarana, dana yang memadai sesuai dengan sis-

Alat-alat produksi seperti cangul, tem manajemen K3

ember, sapu, sekop, copper, kereta do- rong, tali tambang, alat-alat kesehatan,

Tanggung Jawab

dan peralatan lainnya disimpan di tem- pat yang aman, baik itu dari pencurian

Dalam peningkatan K3, akan efektif maupun keamanan awetan ataupun ke- apabila semua pihak dalam suatu peru- berfungsian alat tersebut. Untuk menyim- Dalam peningkatan K3, akan efektif maupun keamanan awetan ataupun ke- apabila semua pihak dalam suatu peru- berfungsian alat tersebut. Untuk menyim-

8.3. Carilah solusi atau alternatif peme- dukung seperti gudang memenuhi per-

cahan dari masing-masing dampak syaratan. Sedangkan untuk peralatan ke-

tersebut

sehatan perlu juga disimpan pada ru-

8.4. Buatkan program K3 nya. angan tertentu dan alat-alat kesehatan sebaiknya dipisahkan dengan alat-alat

9. Pemecahan Masalah

untuk kegiatan produksi. Bahan – bahan kimia sebaiknya di-

Seorang peternak sapi akan melaku- simpan pada ruangan khusus, tidak dicam- kan kegiatan penanganan ternak ( meman- pur dengan bahan-bahan biologis mau- dikan ternak) kebetulan ternaknya sulit pun alat–alat produksi. Ruangan untuk dikendalikan. Pada hal kegiatan meman- menyimpan bahan kimia diusahakan se- dikan itu merupakan program penanga- demikian rupa jauh dari ruang dapur. nan kesehatan. Apa saran anda agar ke- Pada intinya pada saat menyimpan se- giatan memandikan ternak tersebut ber- mua alat-alat produksi, bahan kimia dan jalan lancar tanpa menyebabkan cidera biologis sebaiknya sesuai dengan stan- baik itu ternak maupun peternaknya ? dard operating Procedure ( SOP).

10. Pengayaan

8. Aplikasi Konsep

1. Kepanjangan dari K3 adalah Mengidentifi kasi K3 pada perusahaan

a. Kesehatan dan keselamatan kerja peternakan sapi potong:

b. Keselamatan dan kesehatan kerja

c. Kesehatan keselamatan kerja

d. Keselamatan kesehatan kerja yang berkaitan dengan kegiatan peng- gemukan sapi potong yang meliputi :

8.1. Lakukan identifi kasi sumber bahaya

2. Keselamatan kerja dalam perusahaan

a. Kegiatan persiapan kandang peternakan ruminansia besar adalah

b. Kegiatan pemilihan bibit atau pe- keselamatan kerja yang menyangkut ngadaan bibit

dengan unsur :

c. Kegiatan pemberian pakan

a. manusia, mesin/peralat, bahan

d. Kegiatan penanganan kesehatan yang dikerjakan dan ternak yang

e. Kegiatan pemanenan

diusahakan.

b. manusia, mesin/peralat, dan ba- timbulkan akibat dari kegiatan terse-

8.2. Lakukan Identifi kasi dampak yang di

han yang dikerjakan but han yang dikerjakan but

a. Peraturan menteri Tenaga Kerja nak ternak yang diusahakan.

No: Per. 05/Men/1999

d. Tenaga kerja, alat, bahan dan

b. Peraturan menteri Tenaga Kerja lingkungan

No: Per. 05/Men/1998

c. Peraturan menteri Tenaga Kerja

3. Kebijakan K3 suatu perusahaan pe- No: Per. 05/Men/1997 ternakan ruminansia besar sebaiknya

d. Peraturan menteri Tenaga Kerja memuat tentang :

No: Per. 05/Men/1996,

a. visi dan tujuan perusahaan dan komitmen dan tekad melaksana-

6. Undang - undang yang mengatur kan K3

tentang Ketenagakerjaan adalah

b. visi dan tujuan perusahaan dan

a. Undang-Undang No. 13 tahun program kerja K3

2003

c. visi dan tujuan perusahaan dan

b. Undang-Undang No. 13 tahun komitmen dan tekad melaksana-

2004

kan K3 , dan program kerja yang

c. Undang-Undang No. 12 tahun mencakup kegiatan perusahaan

2004

peternakan ruminansia secara me-

d. Undang-Undang No. 12 tahun nyeluruh yang bersifat umum dan

2003

atau operasional.

d. visi dan target perusahaan dan Kunci Jawaban komitmen dan tekad melaksana- 1.b kan K3

2.a 3.c

4. Pada prinsipnya tanggung jawab ter- 4.d hadap keselamatan dan kesehatan 5.d kerja (K3) berada pada:

6.a

a. Setiap perusahaan peternakan

b. Setiap organisasi

c. Setiap instansi pemerintah

d. Setiap orang

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja yang mengatur tentang sistem keselamat- an dan kesehatan kerja ( K3) adalah:

Lampiran A