BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Tanggung Jawab Developer Pelaku Usaha
1. Pengertian Developer Pelaku Usaha
Menurut ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka 3, memberikan pengertian pelaku usaha,
yaitu : “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.”
Berdasarkan definisi atau pengertian di atas, developer dapat dimasukkan dalam kategori pelaku usaha sesuai pengertian
tersebut. Sementara itu menurut Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974, disebutkan pengertian
Perusahaan Pembangunan Perumahan yang dapat pula masuk dalam pengertian developer, yaitu :
“Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah suatu perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan
perumahan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar di atas suatu areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan
lingkungan pemukiman yang dilengkapi dengan prasarana- prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan
oleh masyarakat penghuninya.”
Pelaku usaha memiliki hak dan kewajiban seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Adapun hak-hak pelaku usaha adalah sebagai berikut :
a. Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang atau
jasa yang diperdagangkan; b.
Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam
penyelesaian sengketa konsumen; d.
Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh
barang danatau jasa yang diperdagangkan.
Sedangkan menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, kewajiban pelaku
usaha adalah sebagai berikut : a.
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; b.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa, serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; c.
Memperlakukan mutu barang danjasa yang diproduksi danatau diperdagangkan, berdasarkan standar mutu barang
danatau jasa yang berlaku; d.
Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba barang danatau garansi atas barang
dibuat danatau yang diperdagangkan;
e. Memberi kompensasi, ganti kerugian danatau penggantian
atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan;
f. Memberi kompensasi, ganti kerugian danatau penggantian
apabila barang danatau jasa yang diterima dan dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Bagi pelaku usaha selain dibebani kewajiban sebagaimana disebutkan di atas, ternyata dikenakan larangan-larangan yang
diatur dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 8
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur larangan pelaku usaha yang sifatnya umum
dan secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu
20
: a.
Larangan mengenai produk itu sendiri, yang tidak memenuhi syarat dan standar yang layak untuk dipergunakan atau
dipakai atau dimanfaatkan oleh konsumen. b.
Larangan mengenai ketersediaan informasi yang tidak benar, tidak akurat, dan yang menyesatkan konsumen.
2. Tanggung Jawab Developer Pelaku Usaha