namanya sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji selain dari pada untuk dirinya sendiri”. Berdasarkan
ketentuan Pasal 1315 KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa perjanjian tidak dapat mengikat pihak ketiga.
3. Subyek Perjanjian
Subyek perjanjian adalah para pihak yang terlibat dalam perjanjian, yaitu kreditur yang berhak atas prestasi dan debitur yang
berkewajiban atas prestasi. Subyek dari perjanjian merupakan
pendukung hak dan kewajiban yang terdiri atas :
a. Manusia, b. Badan
Hukum. Manusia memperoleh status sebagai orang sejak ia
dilahirkan sampai meninggal. Dengan demikian berarti sejak lahir manusia telah menjadi subyek hukum sampai ia meninggal dunia.
Dalam Negara Indonesia setiap manusia dihargai dan diakui sebagai badan pribadi atau orang.
Meskipun menurut hukum sekarang setiap manusia sebagai orang yang dapat mempunyai hak dan kewajiban, namun dalam
hukum tidak semua orang dapat bertindak sendiri di dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut. Dengan perkataan lain
berarti ada orang-orang yang cakap dan tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Ketidakcakapan melakukan perbuatan
hukum harus dibedakan dari ketidakwenangan melakukan perbuatan hukum.
Badan Hukum atau Recht Person yaitu orang yang ditetapkan oleh hukum merupakan subyek di dalam hukum
sebagaimana halnya manusia. Tentang Badan hukum itu dapat dibedakan menjadi dua :
a. Badan Hukum Publik seperti negara, provinsi dan
sebagainya; b.
Badan Hukum Keperdataan seperti yayasan, perseroan, dan sebagainya.
4. Obyek Perjanjian
Obyek dari perjanjian yaitu merupakan hakkreditur dan kewajiban dari debitur, pada umumnya dinamakan prestasi. Prestasi
dapat berupa : a. Memberi
sesuatu; b. Berbuat
sesuatu; c.
Tidak berbuat sesuatu. Pada perjanjian untuk memberikan sesuatu berupa
menyerahkan barang atau memberikan kenikmatan atas sesuatu barang. Berbuat sesuatu adalah setiap prestasi untuk melakukan
sesuatu yang bukan berupa memberikan sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu adalah jika debitur berjanji untuk tidak melakukan suatu
perbuatan tertentu.
5. Berakhirnya perjanjian
Berakhirnya suatu perjanjian dapat disebabkan oleh berbagai faktor :
a. ditentukan para pihak berlaku untuk waktu tertentu ; b.
undang-undang menentukan batas berakhirnya perjanjian ;
c. para pihak atau undang-undang menentukan bahwa dengan terjadinya peristiwa tertentu maka persetujuan
akan hapus ; d. pernyataan menghentikan persetujuan opzegging yang
dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak pada perjanjian yang bersifat sementara
misalnya perjanjian kerja ; e. putusan hakim ;
f. tujuan perjanjian telah tercapai ; g. dengan persetujuan para pihak herroeping.
D. Perjanjian Pengikatan Jual Beli Apartemen Antara Developer