33 berlangsung. Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam
relatif berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang di buat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan memperoleh keuntungan yang besar. Ini akan
menimbulkan investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus menerusberlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu
banyak, pertambahan akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas marginal penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran
masyarakat menurun kembali. Perekonomian akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah Sadono Sukirno, 1981.
2.1.11 Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Menurut BPS Badan Pusat Statistik, penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih, dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap, kepadatan penduduk merupakan rasio jumlah penduduk suatu wilayah dengan luas wilayah
dalam satu tahun. Kebijakan tentang penduduk perlu diingat bahwa berdasarkan penelitian empiris, menyatakan bahwa jumlah penduduk yang tinggi bukan
merupakan penyebab utama timbulnya masalah pengangguran, kemiskinan, dan malnutrisi. Namun penduduk menjadi faktor yang memperburuk masalah tersebut,
sehingga harus berbarengan dengan kebijakan lainfaktor lain untuk memperbaiki masalah tersebut Heru Santosa,2005.
Ira Setiati 1996 meneliti bahwa kepadatan penduduk berpengaruh secara statistik terhadap output riil dalam hal ini PDRB menurut harga konstan, dan
34 meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Artinya dengan kepadatan penduduk yang
tinggi, maka mampu menambah pendapatan regional daerah dengan catatan baik kualitas maupun keahlian penduduk dapat ditingkatkan, serta tingkat produksi
bias ditanggung oleh penduduk yang bekerja secara efektif.
2.1.12 Pengertian Rasio Ketergantungan Penduduk Dependency Ratio
Menurut Parson dalam Peby Kristiana 2009 rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang terlalu mudaterlalu tua untuk bekerja
dengan penduduk usia kerja karena di negara berkembang proporsi anak-anak relatif tinggi, maka rasio ketergantungan juga akan lebih tinggi daripada di
negara-negara maju. Beban ketergantungan yang lebih besar akan mempengaruhi kapasitas negara-negara dunia ketiga untuk menabung dan menanam modal.
Sedangkan menurut Maxwell dalam Peby Kristiana 2009 rasio ketergantungan merupakan angka yang menunjukkan populasi penduduk dari
kegiatan produktif yang dilakukan penduduk usia kerja. Penduduk produktif usia kerja biasanya berkisar dari usia 15-65 tahun. Negara dengan tingkat kelahiran
yang tinggi biasanya akan memiliki tingkat rasio ketergantungan yang cukup tinggi. Semakin tinggi rasio ketergantungan semakin baik beban tanggungan
penduduk, meskipun satu dari dampak positif pada angka ketergantungan terletak pada penduduk usia muda, penduduk yang sehat dan angkatan kerja yang semakin
produktif. Kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok
penduduk belum produktif secara ekonomis, kelompok penduduk umur 15-64
35 tahun sebagai kelompok produktif dan kelompok penduduk umur 65 tahun keatas
sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif. Tingginya angka Rasio Beban Tanggungan Penduduk merupakan faktor
penghambat pembangunan ekonomi Indonesia, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Negara-negara yang sedang berkembang dengan tingkat fertilitas yang tinggi, mempunyai angka rasio beban
tanggungan yang tinggi, dikarenakan besarnya proporsi anak-anak dalam kelompok penduduk tertentu Ida Bagoes Mantra,2000. Semakin kecil angka
rasio beban tanggungan penduduk, maka menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah semakin baik.
2.2 Penelitian terdahulu