Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

1.2 Tujuan dan Manfaat

Penulisan gagasan tertulis ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu pemerintah dalam mencegah dan meminimalisir kerugian dari dampak aksi anarki unjuk rasa buruh 2. Mengedukasi buruh agar dapat memperoleh publisitas media massa tanpa harus melakukan aksi-aksi yang berdampak pada citra negatif Serikat buruh 3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga stabilitas dan kondusifitas kota Batam sebagai daerah investasi 4. Melahirkan kajian tentang kebijakan pemerintah yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan.

BAB 2. GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Serikat Buruh adalah salah satu bagian dalam kelompok penekan pressure group . Kelompok penekan bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang terorganisir dalam sebuah organisasi yang memiliki orientasi, tujuan, dan nilai-nilai yang sama Fajar Junaedi, 2013: 151 Kelompok penekan dapat dilihat sebagai kelas yang tidak menguasai alat produksi. Berdasarkan pemikiran Marxist, kelas yang menguasai alat produksi merupakan kelas yang mengontrol alat produksi mental Marx dan Engels dalam Storey [ed], 1995: 196. Oleh karena itu, kelompok penekan berada dalam posisi yang berbeda dengan pemerintah, partai politik, dan pengusaha yang memiliki akses kuat pada media massa sehingga akan jauh lebih mudah mendapatkan publisitas. Karena keterbatasan tersebut, maka kelompok penekan berusaha mendapat publisitas dengan berbagai cara, misalnya dengan penyebaran brosur, pemasangan spanduk, unjuk rasa, happening art , penyebaran rilis berita, dan konferensi pers. Aksi unjuk rasa adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh kelompok penekan agar suara mereka diberitakan oleh media. Selain itu, aksi boikot, membakar ban bekas, dan konvoi menggunakan separuh badan jalan juga sering dilakukan oleh kelompok penekan untuk mendapatkan porsi pemberitaan yang lebih banyak. Publisitas yang dikehendaki oleh serikat buruh tentu saja adalah publisitas tuntutan yang mereka suarakan, seperti tuntutan kenaikan upah serta jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. Publisitas yang demikian ini diharapkan dapat menaikkan posisi tawar serikat buruh ketika berhadapan dengan pemerintah. Sayangnya, bukan tuntutan yang memperoleh publisitas, melainkan aksi kekerasan yang terjadi dalam unjuk rasa. Jika porsi publisitas yang berkaitan dengan aksi kekerasan dalam unjuk rasa lebih banyak daripada tuntutan yang disuarakan, maka sesungguhnya tujuan untuk mendapatkan publisitas tidak tercapai. Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh serikat buruh di Batam umumnya terjadi secara massif dalam dua waktu, yakni pada peringatan Hari Buruh Internasional tanggal 1 Mei dan di penghujung tahun. Aspirasi yang mengemuka terutama adalah standar gaji yang masih belum layak, kondisi kerja yang tidak baik, dan penghapusan tenaga kerja alih daya out sourching. Langkah pemerintah yang masih jauh dari harapan belum mampu mengatasi masalah perburuhan di Batam. Isu perburuhan yang semakin tidak terkontrol ini dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial Batam sebagai daerah investasi.

2.2 Solusi yang Pernah Diterapkan