Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan wawancara dengan Menuk Sayekti wawancara pada tanggal 5 Desember 2013 maka peneliti akan
menjelaskan unsur warna batik ikat celup Permata Bunda diantaranya batik parang bunga, batik wiru jumputan, batik bunga jumputan, batik tritik, batik
gradasi matahari, dan batik wiru bunga.
1. Batik Parang Bunga
Secara visual unsur warna yang terdapat di dalam batik parang bunga adalah warna merah, adapun komposisi warna yang diterapkan pada batik parang
bunga hanya menggunakan satu warna, sedangkan warna putih yang membentuk motif parang dan bunga yaitu hasil dari beberapa ikatan menggunakan benang
rafia dan hasil dari menjulur menggunakan benang nilon. Menurut Menuk Suwarti wawancara pada tanggal 5 Desember 2013
Pewarnaan ini menggunakan warna naphtol AS-OL, dan menggunakan bahan pembantu antara TRO dan kostik soda. Ketiga bahan tersebut dilarutkan ke dalam
air panas, agar bahan-bahan tersebut bisa cepat larut. Sebagai pembangkit warnanya yaitu menggunakan garam Merah R yang dilarutkan dengan air dingin.
Untuk menghasilkan warna muda hanya dengan merubah perbandingan antara larutan napthol dan larutan garam. Untuk tehniknya sendiri hanya
menggunakan satu tehnik celup. Sedangkan susunan warna pada batik parang bunga ini menggunakan susunan warna panas dengan hanya mendominasi satu
warna merah. Karakter dari warna merah ini lebih kuat dan berani. Warna merah juga sebagai simbol darah dan api. Warna ini juga digunakan untuk
mengekspresikan semangat hidup dan karakter warna putih positif dan tegas.
Gambar 84: Batik Parang Bunga
Sumber: Dokumentasi Midiah Astuti, Desember 2013
2. Batik Wiru Jumputan
Warna yang terdapat pada batik wiru jumputan terdapat dua warna yaitu warna kuning dan warna coklat. Warna coklat yang memberikan adanya tekstur
yang merupakan dari proses penciptaan antara raut dan teksturnya tidak dapat dipisahkan. Tujuannya membuat tekstur yaitu untuk memenuhi kebutuhan artistik
dan juga memberikan kesan mempersempit ruang yang diterapkan pada batik wiru jumputan ini, teknik yang dipakai yaitu menggunakan teknik semprot atau usap
dengan menggunakan kuas atau spon, wawancara dengan Menuk Nunik, 5 Desember 2013
Pewarnaan ini juga menggunakan dua teknik yaitu pertama menggunakan teknik celup dengan menggunakan warna naphtol AS-G, dan menggunakan bahan
pembantu antara TRO dan kostik soda. Ketiga bahan tersebut dilarutkan ke dalam air panas, agar bahan-bahan tersebut bisa cepat larut. Sebagai pembangkit
warnanya yaitu menggunakna garam merah B yang dilarutkan dengan air dingin. Sedangkan yang kedua yaitu menggunakan teknik usap untuk pewarnaanya
menggunkan warna naphtol soga 91 atau warna coklat dan pembangkitnya menggunkan garam merah B.
Susunan warna pada batik wiru jumputan menggunakan susunan warna panas dengan dominasi satu warna panas, penggunaan warna kuning dan coklat
juga komposisinya juga terlihat harmonis dengan dipadukan unsur tekstur dan garis warna putih atau warna yang dikehendaki dengan diikat atau dirempel
memberikan kesan yang harmonis. Karakter dari warna kuning juga memberikan warna gembira, dan warna coklat memberikan kesan sopan dan bijaksana simbol
pada warna batik tersebut melambangkan kesopanan, tegas, dan ramah.
Gambar 85: Batik Wiru Jumputan
Sumber: Dokumentasi Midiah Astuti, Desember 2013
3. Batik Bunga Jumputan