menggunkan warna naphtol soga 91 atau warna coklat dan pembangkitnya menggunkan garam merah B.
Susunan warna pada batik wiru jumputan menggunakan susunan warna panas dengan dominasi satu warna panas, penggunaan warna kuning dan coklat
juga komposisinya juga terlihat harmonis dengan dipadukan unsur tekstur dan garis warna putih atau warna yang dikehendaki dengan diikat atau dirempel
memberikan kesan yang harmonis. Karakter dari warna kuning juga memberikan warna gembira, dan warna coklat memberikan kesan sopan dan bijaksana simbol
pada warna batik tersebut melambangkan kesopanan, tegas, dan ramah.
Gambar 85: Batik Wiru Jumputan
Sumber: Dokumentasi Midiah Astuti, Desember 2013
3. Batik Bunga Jumputan
Warna yang diterapkan pada batik bunga jumputan menggunakan dua warna yaitu warna orange sebagai latar dan warna merah yang membentuk
adanya tekstur. Penerapan tekstur yang menghias permukaan motif yang dibuat secara manual dengan teknik semprot, tekstur ini juga sebagai menghias
permukaan saja agar komposisinya menjadi lebih indah.
Pewarnaan yang diterapkan pada batik bunga jumputan menggunakan warna sintetis yaitu napthol. Untuk tekniknya yaitu menggunakan teknik celup
dan teknik semprot atau usap dengan menggunakan warna naphtol AS dan menggunakan bahan pembantu antara TRO dan kostik soda. Ketiga bahan tersebut
dilarutkan ke dalam air panas, agar bahan-bahan tersebut bisa cepat larut. Sebagai pembangkit warnanya yaitu menggunakan garam kuning GC yang dilarutkan
dengan air dingin. Sedangkan pewarnaan kedua yaitu menggunakan teknik semprot atau usap warnanya menggunakan warna naphtol AS-BO dan
pembangkitnya menggunkan garam scarlet R. Warna pada batik bunga jumputan memiliki keunikan pada teksturnya
karena penerapan teksturnya semu yang kekasaran rautnya bersifat semu artinya terlihat kasar tetapi jika diraba halus. Keselarasan antara warna orange dan warna
merah mempunyai asosiasi kehangatan dan penganugrahan. Sedangkan karakter dari warna tersebut memberi dorongan dan penerapan warnanya sangat harmonis.
Gambar 86: Batik Bunga Jumputan
Sumber: Dokumentasi Midiah Astuti, Desember 2013
4. Batik Tritik
Pada umumnya warna yang terdapat pada batik tritik adalah warna merah, adapun komposisi warna yang diterapkan pada batik tritik hanya menggunakan
satu warna, sedangkan warna putih yang membentuk motif tritik yaitu hasil dari ikatan menggunakan benang rafia dan sebagai perintangnya ditambahkan biji
kacang hijau dan jagung lalu di bungkus dengan kain dan plastik. Menurut Menuk Nunik wawancara pada tanggal 5 Desember 2013
Pewarnaan ini menggunakan warna naphtol AS-OL, dan menggunakan bahan pembantu antara TRO dan kostik soda. Ketiga bahan tersebut dilarutkan ke dalam
air panas, agar bahan-bahan tersebut bisa cepat larut. Sebagai pembangkit warnanya yaitu menggunakan garam merah R yang dilarutkan dengan air dingin.
Untuk menghasilkan warna muda hanya dengan merubah perbandingan antara larutan napthol dan larutan garam. Untuk tekniknya sendiri hanya menggunakan
satu tehnik celup. Sedangkan susunan warna pada batik tritik ini menggunakan satu warna panas yaitu warna merah. Karakter dari warna merah ini lebih kuat dan
berani. Warna merah juga sebagai simbol darah dan api.
Gambar 87: Batik Tritik
Sumber: Dokumentasi Midiah Astuti, Desember 2013
5. Batik Gradasi Matahari