Bangkit dan M. Ruhimat
Buletin Cuaca Antariksa
Juli - September 2015
8
LAPAN memiliki sebelas stasiun pengamatan geomagnet di
Indonesia yang dimulai sejak tahun 1992. Peralatan yang digunakan
adalah magnetometer jenis uxgate, induction, dan proton. Beberapa
magnetometer telah beroperasi lebih dari 10 tahun, sehingga kalibrasi
secara periodik perlu dilakukan untuk menjamin kualitas datanya.
Kalibrasi magnetometer dapat dilakukan menggunakan helmholtz
coil. Helmholtz coil adalah alat untuk
membangkitkan medan magnet uniform dalam ruang tertentu. Alat
ini terdiri dari sepasang kumparan elektromagnet yang diletakan secara
simetris pada sebuah vektor medan.
Selain membangkitkan medan magnet, coil ini juga digunakan
Gambar 3. Skematik kumparan Helmholtz berupa dua solenoida
pada satu vektor medan Sumber: Wikipedia.
untuk menghilangkan efek medan magnet luar, seperti medan magnet
bumi. Kekuatan medan magnet di
titik pusat antara kedua solenoida sebesar :
dimana: µ = konstanta permeabilitas
n = banyaknya lilitan coil tiap solenoida
I = arus yang mengalir pada coil R = radius coil
Kalibrator magnetometer berbasis kumparan Helmholtz melengkapi
fasilitas di Pusat Sains Antariksa mulai tahun 2014. Pada mode closed
loop, kalibrator ini bertindak sebagai simulator medan magnet
Gambar 2. Beberapa magnetometer yang masih beroperasi di stasiun
geomagnet LAPAN. Terdiri dari magnetometer jenis fluxgate,
induction, dan proton Sumber: LAPAN.
yang besarnya dapat diatur antara - 100.000 nT sampai dengan
+100.000 nT pada tiap vektor medan X, Y, Z dan mampu
mereduksi efek noise lokal sampai dengan 90 dB. Pada mode open loop,
arus pada lilitan Helmholtz ditiadakan sehingga kalibrator
bertindak sebagai perekam variasi medan magnet bumi.
Kalibrator magnetometer berbasis Helmholzt Coil terdiri atas
sepasang kumparan Helmholtz tiga sumbu, yaitu kumparan ±X, ±Y, dan
±Z, berbentuk kubus dengan dimensi 2 x 2 x 2 meter. Unit
pengontrol Helmholtz Coil berfungsi mengatur besarnya arus yang
mengalir pada tiap kumparan sehingga menghasilkan medan
magnet sesuai keinginan. Berikut ini adalah spesi kasi
kalibrator magnetometer yang ada di LAPAN:
Helmholtz coil - Helmholtz coil tiga sumbu X, Y,
Z. - Keselarasan sumbu ortogonal +
0.1 °. - Konstanta magnetik 75,000
nTAmpere. - Akurasi pengkalibrasian ± 0.01
di titik pusat coil. - Keseragaman medan magnet
0.025 pada jarak 20 cm dari pusat coil, dan 0.005 pada jarak
10 cm dari pusat coil. - Geometri coil sangkar persegi
dengan tiga pasang coil. - Luas coil bagian dalam 200 cm2.
Berat seluruh coil 114 kg. - Konstruksi coil terbuat dari
material non magnetik dan terisolasi untuk mencegah loops
arus eddy.
Unit pengontrol helmholtz coil - Dua mode operasi yaitu open
loop dan closed loop. - Resolusi pengaturan medan
magnet 20-bit ~.3 nT dengan cakupan ± 1 Gauss.
- Memiliki sensor magnetometer uxgate tiga sumbu yang
diletakan di titik pusat coil. - Dilengkapi magnetometer satu
kanal yang presisi sehingga dapat melakukan kalibrasi sistem
secara otomatis. - Memiliki 6 saluran analog
dengan ADC beresolusi 24-bit untuk mendigitasi output analog
dari magnetometer yang sedang dikalibrasi.
- Dilengkapi remote control. - Dilengkapi software untuk
mengontrol medan magnet di dalam coil berputar, statik atau
meningkat secara otomatis melalui komputer.
Navigasi berbasis Satelit Apakah hanya GPS?
Oleh :
S. Ekawati
Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi
Apakah navigasi berbasis satelit sangat penting? Jawabanya dapat
beragam. Namun bagaimana bila posisi kita berada di hutan belantara,
laut atau udara, yang tidak memungkinkan kita untuk mencari
titik acuan. Untuk keperluan ini maka, navigasi berbasis satelit
menjadi sangat penting dan vital keberadaannya apalagi untuk
kepentingan khusus seper ti penanggulangan bencana, militer,
dan lain-lain. Lalu apa saja sistem navigasi berbasis satelit? Atau lebih
dikenal dengan GPS, apakah hanya GPS?
GPS
GPS Global Positioning System adalah sistem navigasi berbasis satelit
pertama yang sangat populer di dunia. Namun, saat ini dan di masa
yang akan datang GPS tidak akan sendiri karena akan banyak sistem
navigasi berbasis satelit lainnya yang hampir mirip dengan GPS. Oleh
karena itu, sebutan GPS bergeser menjadi GNSS . GNSS singkatan
dari Global Navigation Satellite System yang secara umum artinya
adalah sistem navigasi yang menggunakan sinyal satelit dalam
penentuan posisinya. GNSS lainnya yang hampir mirip dengan GPS
diantaranya adalah GLONASS, GALILEO, COMPASS, QZSS,
dan IRNSS. Mari kita mengenal lebih dalam lagi sistem navigasi
berbasis satelit lainnya yang berdampingan dengan GPS milik
Amerika Serikat.
GLONASS
GLONASS adalah GNSS milik Rusia. GLONAS, dalam bahasa
Rusia, singkatan dari Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya
Sistema atau, dalam bahasa Inggris, Global Navigation Satellite System.
Satelit ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1982. Seperti GPS,
n o m i n a l k o n s t e l a s i s a t e l i t GLONASS ada 24 satelit. Namun
tidak seperti orbit satelit GPS yang m e m i l i k i 6 b i d a n g o r b i t ,
GLONASS memiliki 3 bidang orbit untuk e siensi. Menggunakan satu
open signal Frequency Divition Multiple Access FDMA band dan
r e n c a n a s e l a n j u t n y a a k a n menambahkan dua sinyal Code
Division Multiple Access CDMA.
S a te li
t G P
S B
lo ck
I I
I
S a te li
t G L ON A S
S
Buletin Cuaca Antariksa
Juli - September 2015
9
GALILEO
GALILEO adalah GNSS milik Eropa. Nama Galileo berasal dari
sikawan dan ilmuwan terkemuka dari Italia. Dua satelit uji telah
diluncurkan pada tahun 2005 dan 2008. Dua satelit diluncurkan pada
b u l a n O k t o b e r 2 0 1 1 d a n peluncuran dua satelit selanjutnya
direncanakan pada tahun 2013. GNSS ini dibiayai oleh European
Union EU dan European Space Agency ESA. Sama dengan
G LO N A S S, G A L I L E O juga memiliki 3 bidang orbit.
COMPASS
COMPASS adalah GNSS milik China, singkatan dari Chinese
Satellite Navigation System. K o n s t e l a s i y a n g d i b a n g u n
COMPASS meliputi 27 satelit di orbit Medium Earth Orbit MEO, 5
satelit di orbit Geostationary Earth Orbit GEO dan 5 satelit di orbit
Inclined Geosynchronous Orbit IGSO. Dua satelit uji di orbit
GEO diluncurkan pada tahun 2000, kemudian dua satelit lainnya
diluncurkan pada tahun 2003 dan tahun 2007, dan satu satelit lainnya
diluncurkan pada tahun 2009. Sedangkan satelit di orbit MEO
S a te li
t G A L I
L EO
S a te li
t COM
P A S
S
pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 dan satelit di orbit
IGSO pertama kali diluncurkan pada tahun 2010.
QZSS
QZSS adalah GNSS milik Jepang, singkatan dari Quasi Zenith
Satellite System. Satelit ini pertama kali diluncurkan pada bulan
September 2010. Konstelasi satelit yang dibangun rencananya adalah 7
satelit dengan orbit elips di ketinggian ~ 36.000 km.
IRNSS
IRNSS adalah GNSS milik India, singkatan dari Indian Regional
Navigation Satellite System. Konstelasi satelit yang dibangun
rencananya adalah 3 satelit di orbit GEO dan 4 satelit di orbit IGSO.
Satelit ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2012.
S a te li
t Q ZS
S
S a te li
t I
RN S S
Buletin Cuaca Antariksa
Juli - September 2015
10
Teknologi Komputasi Awan Cloud Computing
Oleh :
Y. Andrian
Bidang Teknologi Pengamatan
K o m p u t a s i Aw a n C l o u d Computing adalah penggunaan
sumber daya komputasi hardware dan software yang diwujudkan
dalam bentuk layanan yang bisa diakses melalui jaringan internet.
Asal kata cloud diambil dari penggunaan simbol internet yang
berbentuk awan yang sering digunakan sebagai abstraksi
penggambaran infrastruktur kompleks yang dikandungnya
dalam sebuah sistem. Komputasi Awan Cloud computing juga
merupakan sebuah evolusi dari virtualisasi berupa arsitektur yang
berorientasi layanan menggunakan kemampuan komputasi.
Keberadaan teknologi komputasi awan di era digital kini sebenarnya
telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, seperti
penggunaan email dan juga media sosial. Teknologi tersebut lebih
diarahkan dalam pencapaian kemudahan dan kenyamanan
penggunanya dalam mendapatkan suatu informasi yang selalu up to date
ketika suatu peristiwa terjadi, s e h i n g g a m a s y a r a k a t d a p a t
mengetahui berita terkini secara cepat dengan memanfaatkan
teknologi internet. Komputasi Awan Cloud computing juga merupakan
sebuah evolusi dari virtualisasi berupa arsitektur yang berorientasi
layanan menggunakan kemampuan komputasi.
Cara kerja komputasi awan bersifat transparan, mudah diakses
sehingga pengguna tidak perlu pengetahuan lanjutan dan hanya
perlu tahu bagaimana untuk
mengaksesnya. Ada beberapa karakteristik yang membedakan
antara teknologi komputasi awan dengan komputasi biasa :
1. O n D e m a n d S e l f S e r v i c e Pelayanan diri sendiri sesuai
kebutuhan
Gambar 1 : Struktur Komputasi Awan sumber http:upload. wikimedia.
org Gambar 2 : Komputasi Awan
sumber: http: adityahenrikus.files. wordpress.com
Buletin Cuaca Antariksa
Juli - September 2015
11
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa
interaksi manusia dengan penyedia layanan,
2. Broad Network Access Akses Jaringan Yang Luas
Layanan komputasi awan bisa d i a k s e s d a r i m a n a p u n ,
kapanpun, dengan alat apapun, s e l a m a p e n g g u n a m a s i h
terhubung dengan jaringan layanan tersebut.
3. Resourcing Pooling sumber daya menyatu
Te r s e d i a s e c a r a t e r p u s a t tersentralisasi. Layanan cloud
computing mampu secara e sien membagi sumber daya yang ada,
karena layanan ini digunakan oleh berbagai penguna secara
bersama-sama, sehingga sumber daya yang ada bisa dimanfaatkan
secara maksimal. 4. Rapid Elasticity Elastisitas cepat
Sumber daya dan kemampuan dapat dengan cepat dan secara
o t o m a t i s d i g u n a k a n d a n ditingkatkan setiap saat.
5. Measured Service Layanan Terukur
Sumber daya cloud yang tersedia h a r u s d a p a t d i a t u r d a n
d i o t i m a l k a n o l e h penggunaannya, dengan suatu
sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari
setiap sumber daya komputasi yang digunakan.
Ada beberapa kelebihan juga y a n g d i h a s i l k a n d e n g a n
menggunakan teknologi komputasi awan :
1. Kemudahan akses Dapat diakses dimanapun,
kapanpun serta dapat me-remote sistem komputasi awan secara
online. 2. E siensi Biaya
Menggunakan server secara virtual, tanpa harus membeli
perangkat keras. 3. Fleksibilitas dalam menambah
kapasitas Ti d a k p e r l u m e l a k u k a n
pengadaan komputer yang memakan banyak waktu, cukup
dengan terkoneksi ke internet dapat melakukan perubahan
secara virtual. 4. Kemudahan dalam monitoring
dan manajemen server S e m u a m o n i t o r i n g d a n
m a n a j e m e n s e r v e r d a p a t dilakukan dalam satu web portal
pengguna. 5. Back up Data
Pengguna dapat mem-backup data di berbagai perangkat
karena saling terintegrasi k o m p u t e r, l a p t o p d a n
smartphone. Teknologi komputasi awan juga
s u d a h d i t e r a p k a n d i L a p a n Bandung. Beberapa server utama
sudah dibuat secara virtualisasi dalam komputasi awan yang
Gambar 3 : Profil Proxmox Sumber : Lapan
G a m b a r 4 : O w n c l o u d https:storage.sains.lapan.go.id
Gambar 5 : Email Lapan Bandung https:mail.bdg.lapan.go.id
menggunakan sebuah aplikasi yang bernama Proxmox. Proxmox adalah
perangkat lunak open source, dioptimalkan untuk kinerja dan
kegunaan. Untuk eksibilitas maksimum, proxmox menerapkan
dua teknologi virtualisasi yaitu Kernel-based Virtual Machine
KVM dan wadah virtualisasi. Server-server virtualisasi yang
terdapat di Proxmox diantaranya ada server website Lapan Bandung, server
Domain Name Server DNS, server email Lapan Bandung, server
monitoring jaringan VPN serta server cloud storage untuk penyimpanan
online. E m a i l L a p a n B a n d u n g
menggunakan aplikasi zimbra dan owncloud yang digunakan untuk
menyimpan data-data secara online. Kedua aplikasi tersebut juga sudah
berbasis komputasi awan, sehingga dapat di akses dimana saja asal
terhubung ke internet. Pusat Sains Antariksa Lapan
Bandung juga mempunyai sistem aplikasi untuk data center yang
bernama Repositori Data Sains A n t a r i k s a R D S A y a n g
menggunakan aplikasi bernama Pydio dan sudah berbasis komputasi
awan untuk menyimpan data-data hasil pengamatan dari stasiun
sehingga dapat diunduh dan digunakan oleh peneliti Lapan.
Buletin Cuaca Antariksa
Juli - September 2015
12
AKTIVITAS
MATAHARI
Februari – November 2014
Oleh :