TELAAH LITERATURE Theory of Reasoned Action TRA

Sesuai dengan latar belakang penelitian secara spesifik rumusan pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap adaptasi pegawai aparat pemda? 2. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD? 3. Apakah pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh kemampuan adaptasi para pegawai aparat Pemda ? 4. Apakah desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap keterlibatan aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD? 5. Apakah pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan aparat pemda dalam mendesain merekontruksi Sistem informasi keuangan daerah? 6. Apakah penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh terhadap kepuasan pegawai aparat pemda? 7. Apakah penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja para pegawai aparat Pemda? 8. Apakah pengaruh implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap kinerja operasi para aparat dimediasi oleh kepuasan kerja mereka?

II. TELAAH LITERATURE Theory of Reasoned Action TRA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara sikap dan perilaku individu terhadap implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dalam Theory of Reasoned Action TRA yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen 1975 yaitu suatu teori yang 5 berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatantindakan yang beralasan reasoned action. Dengan diterapkannya Sistem Informasi Keuangan Daerah pada masing-masing wilayah akan berdampak terhadap sikap dan perilaku para pegawai dalam lingkungan tersebut. Peraturan Pemerintah tersebut menuntut semua aparat pemerintah daerah yang terkait untuk mampu mengimplementasikan Sistem Informasi Keuangan Daerah pada masing-masing wilayah. Menurut Mortensen 1988 dalam Suhaili 2004 Kesuksesan impelementasi sebuah sistem terletak pada pekerjakaryawan, jika sebuah sistem gagal maka dapat diestimasi bahwa 80 hingga 90 kemungkinan masalahnya adalah dari pekerjakaryawan. Faktor-faktor perilaku karyawan sangat mempengaruhi kesuksesan implementasi sebuah sistem. Desentralisasi Pengambilan Keputusan, Adaptasi Aparat Pemda, Implementasi SIKD Desentralisasi pengambilan keputusan mengakibatkan perubahan kondisi pada suatu organisasi. Pada kondisi seperti ini para pegawai dan manajer dituntut untuk mampu merespon perubahan-perubahan situasi lokal yang terjadi. Mereka harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan tersebut. Pengertian adaptasi menurut Buss et.al. 1998 dalam Dicky 2000 adaptasi merupakan satu karakteristik yang berkembang secara reliabel yang berarti kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah. Berdasarkan pada penelitian Arbenethy 2005 desentralisasi mempunyai pengaruh positif terhadap adaptasi dan adaptasi mengakibatkan sub unit manajer mampu menerima implementasi MAS Management Accounting Sistem secara efektif dan efisien. Mengacu pada definisi tersebut apabila dikaitkan dengan pemerintah daerah maka di asumsikan dengan adanya desentralisasi pemerintah daerah memiliki kesempatan yang luas untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang ada, adaptasi berperan sebagai variabel intervening yang memediasi desentralisasi pengambilan keputusan dan implementasi SIKD, dengan adanya adaptasi pegawai diharapkan implementasi SIKD dapat diterima oleh para pegawai aparat pemda. 6 Sesuai dengan telaah teoritis dan beberapa penelitian yang ada tersebut dapat dijadikan dasar untuk membangun hipotesis sebagai berikut : H1 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap adaptasi pegawai pemda. H2 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD. H3 : Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah di mediasi oleh kemampuan adaptasi para pegawai Pemda. Desentralisasi Pengambilan Keputusan,Keterlibatan Aparat Pemda dalam Desain SIKD, Implementasi SIKD Dalam penelitian ini dengan adanya desentralisasi pengambilan keputusan dapat berpengaruh nyata terhadap keterlibatan aparat pemda dalam merekontruksi Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dengan adanya desentralisasi aparat pemda memiliki wewenang merekontruksi dan menetapkan kembali SIKD yang baru sebagai ganti SIKD lama MAKUDA sesuai dengan kondisi daerahnya masing-masing. Keterlibatan desain SIKD berperan sebagai variabel intervening yang memediasi hubungan antara desentralisasi pengambilan keputusan dan diterimanya implementasi SIKD. Desentralisasi pengambilan keputusan dapat berpengaruh langsung terhadap implementasi SIKD, tetapi dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel keterlibatan desain SIKD terlebih dahulu baru kemudian ke implementasi SIKD. Logikanya semakin tinggi tingkat partisipasi pegawai dalam merekontruksi SIKD maka akan semakin berpengaruh terhadap diterimanya implementasi SIKD. Dengan adanya keterlibatan dalam desain dan implementasi SIKD tersebut diharapkan akan meningkatkan keberadaan sistem ini untuk dibentuk sesuai dengan kebutuhan aparat pemda sehingga impelementasi SIKD dapat diterima. Dalam hal ini dikembangkan hipotesis sebagai berikut : 7 H4 : Desentralisasi pengambilan keputusan berpengaruh terhadap keterlibatan aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD. H5 : Pengaruh desentralisasi pengambilan keputusan terhadap diterimanya implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dimediasi oleh keterlibatan aparat pemda dalam mendesain Sistem Informasi Keuangan Daerah. Kepuasan dan Kinerja Aparat Pemda terhadap Implementasi SIKD Kepuasan diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki secara umum oleh orang atau individu terhadap pekerjaannya Robbins,2003. Sikap tersebut akibat adanya persepsi masing-masing individu tersebut terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor yang mendukung kepuasan kerja antara lain : pekerjaaan yang menantang, pekerjaan yang memberikan hasil reward yang pantas dan terdapat kondisi kinerja dan rekan kerja yang mendukung. Igbaria dan Tan 1997 menemukan bahwa kepuasan pengguna atas teknologi informasi memiliki efek langsung atas kinerja. Menurut Arbenethy 2005 saat pihak manajer menerima perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem cenderung akan mengakibatkan semakin besar diterimanya inovasi sistem informasi oleh pihak manajerial dan semakin besar pula kepuasan mereka atas sistem ini. Kepuasan cenderung mengarah pada peningkatkan kinerja melalui manfaat yang diperoleh dari informasi yang disediakan bagi para pengguna. Menurut Kalbery,1995 dalam David 2001 kinerja manajerial diartikan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri dan bawahan langsung. Penelitian terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara inovasi sistem dan kinerja. Hunton 1996 menggunakan metode eksperimen menguji hubungan antara partisipasi dalam desain sistem informasi , penggunaan sistem informasi dan kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy 2005 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara implementansi inovasi sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial. 8 Mengacu pada penelitan Arbenethy apabila dikaitkan dengan implementasi SIKD maka diharapkan dengan adanya implementasi SIKD tersebut dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja para pegawai dalam hal ini aparat pemda, sehingga dirumuskan hipotesa sebagai berikut : H6 : Penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh terhadap kepuasan pegawai aparat pemda H7 : Penerimaan implementasi Sistem Informasi Keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pegawai aparat pemda Impelementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap Kinerja Operasi Pegawai melalui Kepuasan Pegawai Aparat Pemda Menurut Strauss dan Syales, yang dikutip Handoko 1992, kepuasan kerja merupakan hal yang penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mengalami kematangan psikologik dan pada gilirannya akan frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat rendah, cepat lelah dan bosan, emosi yang tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran yang baik, dan berprestasi kerja lebih baik dari pada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan dan absensi. Jika kepuasan kerja karyawan meningkat maka perputaran karyawan dan absensi menurun. Hal ini cenderung mengakibatkan kinerja karyawan akan semakin baik dan meningkat. Pada penelitian Arbenethy 2005 menghasilkan hasil uji yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan postif dan signifikan antara diterimanya impelementasi MAS Management Accounting Sistem terhadap kinerja melalui kepuasan pengguna. Berdasarkan penelitian Arbenethy diatas, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut : 9 H8 : Pengaruh implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap kinerja operasi para aparat pemda dimediasi oleh kepuasan kerja aparat pemda KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Gambar I Model kerangka teoritis

III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data