Kemasyarakatan
43
Hasan : Cukuplah Hadi. Kau sudah memberi pelajaran kepadanya….ha, ha, ha…..
dia rasakan sekarang. Hadi : masih merenggut kemudian duduk di
meja Hasan : Hadi aku tidak mengerti mengapa
kau masih mau bergaul dengan anak semacam Anas. Apakah kau lupa,
apa yang telah diperbuat si Anas ter hadap dirimu?
Hadi : Saya tidak mengerti maksudmu,
Hasan? Hasan : Masak kau sudah lupa?
Hadi : mengingat-ingat Menurut ingatanku, kaulah yang pernah
bertengkar dengan Anas. Hasan : Benar aku pernah bertengkar
dengan Anas, tetapi hal itu belum seberapa. Aku hanya dituduh men-
jiplak pekerjaan nya. Lain persoalan
dengan kau…. Hadi : Aku? Mengapa aku?
Hasan : Ha, ha, ha…. masakan kau lupa
Hadi? Ha, ha, ha….. Hadi : membentak. Kau gila Hasan? Apa yang
kau tertawakan? Aku tidak mengerti Hasan : Kau lupa tentang itnah Anas ter-
hadapmu, Hadi? Hadi : semakin tak sadar, kemudian meloncat
dari atas meja makan mendekati Hasan. Fitnah bagaimana?
Hasan: Bukankah kau yang dituduh mencuri pulpennya?
Hadi : Seingat saya tidak menuduh, hanya menanyakan pulpennya kepadaku.
Hasan : Tetapi, tahukah kau Hadi bahwa pul- pen Anas itu sebenarnya tidak hilang?
Hadi : Tidak hilang? Hasan : Ya, tidak hilang. Pulpennya itu di-
jualnya dan karena dia benci kepadamu maka kau dituduhnya mencuri.
Hadi : Tetapi aku tahu dia tidak menuduh- ku.
Hasan : Benar. Hadi, dia memang tidak me - nuduh secara terang- terangan. Tetapi,
tahukah kau diadu kan kepada Pak
Bas? Hadi : menggelengkan kepala
Mengapa Pak Bas tidak menghukum aku?
Hasan : Karena Anas tidak dapat memberikan bukti-bukti yang nyata.
Hadi : Bagaimana kau dapat mengetahui hal itu semua?
Hasan : Begini. Waktu itu sedang beristirahat. Ketika Anas sedang mengadukan hal
itu kepada Pak Bas di dalam kelas secara tidak sengaja kebetulan aku
masuk mau mengambil buku Ilmu bumi. Kudengar apa yang dipercakap -
kan. Lalu, aku pura-pura mencari buku, agar dapat kudengar semua
laporan Anas itu.
Hadi : menggigit bibir, mukanya masam dan sekali-kali mengepalkan tinjunya.
Hasan : Tidaklah perlu kita membalas dendam kepada si Anas.
Hadi : Apa maksudmu? Hasan : Lusa akan ada ulangan ilmu bumi
dan sejarah. Kita curi dan kita sem- bunyikan buku-buku Anas agar dia
tidak dapat belajar. Kalau dia mau pinjam buku jangan kita beri.
Hadi : tunduk tidak menjawab
Disadur dari: Bentrokan dalam Asrama karya
Achdiat K.M
2. Lafalkanlah kata-kata berikut dengan tepat sehingga jelas perbedaan maknanya. a. bang – bank
f. syak – sak b. tang – tank
g. seni – zeni c. fakta – pakta h. zus – jus
d. sah – syah i. pak – vak
e. khas – kas j. apel e =pepet – apel e = taling
3. Susunlah kata-kata tersebut dalam kalimat sehingga semakin jelas perbedaan maksud atau artinya.
Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Semenjana Kelas X
44
Anda tentu gemar menulis, bukan? Tulisan yang Anda susun itu merupakan rangkaian kata-kata yang disusun
sedemikian rupa sehingga menjadi indah dan enak untuk dibaca. Begitu juga ketika Anda membaca sebuah wacana.
Wacana tersebut disusun atas rangkaian-rangkaian kata sedemikian rupa sehingga menjadi mudah dipahami maksud
atau makna wacana tersebut.
Sekarang, sebelum Anda belajar menulis dengan meman- faatkan kelas kata, bacalah wacana berikut dengan saksama.
B. Menulis dengan Memanfaatkan Kategori atau Kelas Kata
Tugas
1. Simaklah sebuah acara berita di televisi atau radio. Catatlah apabila pembicara atau pembawa acara melakukan kesalahan dalam melafalkan kata atau kelompok kata
dalam acara tersebut. 2. Tuliskan pula perbaikan dari kesalahan dalam pelafalan kata-kata tersebut sehingga
menjadi tepat. Tuliskan pekerjaan Anda itu dalam format seperti berikut.
No. Kesalahan Pelafalan Kata
Seharusnya Keterangan
Nama Acara : ...
Waktu Penayangan : ...
Nama Pembawa Acara : ...
Laporan bertajuk Global Environment Outlook 4 yang dirilis oleh Program Lingkungan
Hidup PBB UNEP akhir Oktober lalu mengingatkan kembali tentang ancaman bencana
Gaya Hidup Rendah Emisi
Sumber: www.wordpress.com, 16 April 2008
Tujuan Belajar
Pada pelajaran ini Anda diharapkan mampu
menggunakan kata atau bentuk kata yang
sama dalam perincian dengan memerhatikan
keefektifan dan keeisienan perincian.
Kemasyarakatan
45
global akibat perubahan iklim. Kian pekatnya gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan
bumi yang kita tempati semakin panas. Dalam satu abad ini, suhu bumi diperkirakan akan
meningkat antara 1,8 hingga 4 derajat celcius. Padahal, kenaikan 2 derajat celcius saja sudah
cukup untuk memusnahkan sepertiga spesies yang hidup saat ini UNEP, 2007.
Laporan lain yang diterbitkan oleh WWF International Living Planet Report, 2006
me - nyebutkan bahwa rata-rata setiap manusia
membebani bumi hampir satu setengah kali lipat dari kemampuannya. Sebagian besar beban
lingkungan tersebut akibat penggunaan sumber energi fosil yang berlebihan. Bumi sudah terlalu
lelah untuk memenuhi kebutuhan 6,7 miliar penduduknya secara berkesinambungan.
Sekalipun demikian, populasi penduduk bukanlah satu-satunya penyebab masalah.
Sifat konsumtif sebagian umat manusia yang telah mendorong eksploitasi dan pencemaran
alam secara masif menjadi faktor yang lebih dominan. Persis seperti ungkapan Mahatma
Gandhi, Bumi mampu mencukupi kebutuhan manusia, tetapi tidak akan mampu memenuhi
keserakahan kita.
Tengoklah Amerika Serikat, dengan po- pulasi kurang dari 5 persen jumlah penduduk
bumi, negara tersebut mengonsumsi hampir
25 per sen produksi gas alam dan minyak
bumi dunia BP Statistical Review, 2006. Setiap penduduk negara tersebut juga menyumbang
pencemaran karbondioksida 5 kali lebih banyak dari rata-rata penduduk dunia lainnya World
Resource Institute, 2007. Lima bumi pun tidak akan cukup jika semua manusia di bumi
memiliki pola konsumsi seperti ini.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa masalah perubahan iklim tidak bisa
diatasi hanya dengan pendekatan teknis tanpa me-
lakukan perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, sudah saatnya kita membangun kesadaran
kolektif untuk membudayakan gaya hidup rendah emisi gas rumah kaca. Gaya hidup
ini dapat diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan sehari-hari, mulai dari masalah
transportasi, makanan, tempat tinggal, hingga kebiasaan berbelanja.
Dalam masalah transportasi, gaya hidup rendah emisi bisa dimulai
dengan mem-
budayakan berjalan kaki, bersepeda, dan memanfaatkan transportasi umum.
Dengan demikian, emisi gas rumah kaca bisa dikurangi.
Untuk itu, kesan bahwa
bersepeda identik dengan kemiskinan harus dibuang jauh-jauh.
Di sebagian negara Eropa, bersepeda justru menjadi simbol kesadaran terhadap kesehatan
dan lingkungan. Saat ini, pemakaian kendaraan bermotor menyum bang hampir seperempat
emisi gas rumah kaca di Indonesia atau sekitar 72 juta ton karbon dioksida per tahun.
Dalam masalah makanan, gaya hidup ren- dah emisi bisa diwujudkan dengan membatasi
konsumsi makanan hewani, khususnya daging. Langkah ini merupakan salah satu cara efektif
untuk mengerem emisi gas rumah kaca dan menghemat lahan. Produk ternak, terutama
daging, saat ini menyumbang hampir seperlima emisi gas rumah kaca dunia dan memakan
sepertiga luas permukaan daratan McMichael, 2007 dan FAO, 2006.
Cara lain untuk mewujudkan gaya hidup yang rendah emisi dalam hal makanan
adalah dengan membeli produk makanan lokal. Proses transportasi produk makanan
lokal menimbulkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan produk
impor. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris juga membuktikan
bahwa mengonsumsi produk makanan lokal lebih bermanfaat bagi lingkungan Schwind,
2005.
Gaya hidup rendah emisi di rumah dapat diwujudkan dengan menghemat energi dalam
pemakaian perlengkapan elektronika. Alat- alat tersebut harus digunakan seperlunya dan
dimatikan saat tidak diperlukan. Kebiasaan menghabiskan waktu untuk menonton televisi
juga perlu dikurangi.
Pemakaian pendingin ruangan AC harus dibatasi, bahkan kalau perlu ditiada-
kan. Dengan kondisi iklim seperti di Indonesia, kenyamanan rumah bisa dihadir-
kan tanpa memerlukan AC. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui desain tata
ruang, pemilihan material bangunan, dan
Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Semenjana Kelas X
46
pengaturan sirkulasi udara yang tepat serta dengan penghijauan lingkungan di sekitar
rumah. Tingginya ketergantungan terhadap penggunaan AC di rumah justru menjadi per-
tanda bahwa rumah tersebut dibangun tanpa mempedulikan kondisi lingkungan setempat.
Sumber: www.republika online.com
Setelah membaca wacana tersebut, kata dapat dibedakan menjadi beberapa kelas kata atau kategori berikut.
1. Kata kerja Kata kerja verba adalah kata yang menyatakan makna
perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Contoh: mendominasi
memarahi melalui
memasuki digugat
dituduh 2. Kata benda
Kata benda nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep, atau pengertian. Contoh:
sistem pengacara
operasi persidangan
dunia kantor
3. Kata ganti Kata ganti pronomina adalah kata yang menggantikan
kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Kata ganti orang adalah kata ganti yang mengacu pada orang. Contoh:
kami Anda
saya kamu
mereka dia
b. Kata penunjuk, meliputi: 1 petunjuk umum, contoh ini, itu
2 petunjuk tempat, contoh sini, situ, sana 3 petunjuk ihwal, contoh begini, begitu
c. Kata tanya adalah kata ganti yang dipakai untuk me nandai suatu pertanyaan. Contoh:
Kata Fungsi
apa menanyakan barang atau hal
siapa menanyakan orang
mengapa menanyakan alasan, sebab
kapan menanyakan waktu
keberapa menanyakan jumlah
Tahukah Anda?
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri dengan makna yang bebas. Berdasarkan
pengertian tersebut, kata memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: 1.
berbentuk satuan terkecil
2. mengandung makna
yang bebas
Sumber: Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka