5
2 Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk ke alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah
pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas. 3
Transpor oksigen dan karbon dioksida Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas
pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali
menuju paru. b.
Pernapasan internal Pernapasan internal pernapasan jaringan mengaju pada proses
metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan
energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi
pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
3. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah antara lain:
A. FAKTOR FISIOLOGI 1.
Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen misal: anemia. 2.
Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi. 3.
Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah menurun.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dll.
Universitas Sumatera Utara
6
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada kehamilan,
obesitas . B. FAKTOR PERKEMBANGAN
1. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
2. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
3. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok. 4.
Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres.
5. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun. C. FAKTOR PERILAKU
1. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
2. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
3. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
4. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisiFe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan. D. FAKTOR LINKUNGAN
1. Tempat kerja polusi .
2. Suhu lingkungan.
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut.
4. Manifestasi Klinik
a. suara napas tidak normal.
b. perubahan jumlah pernapasan.
c. batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
Universitas Sumatera Utara
7
5. Fisiologi Perubahan Fungsi Pernafasan
a. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru- paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat
disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda
hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
b. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.
Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis Kolaps Paru. Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit. c.
Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2
yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan
gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda
Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak
nafas.
6. Adapun faktor Yang Berhubungan