PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)

(1)

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung) THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX

PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX COMPLIANCE

(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung)

SKRIPSI

Oleh

SEPTI DWI PUTRI 20130420242

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

(Studi Empiris pada Usaha Mikra KeciL dan Menengah di Kabupaten Temanggung)

THE EFFECT OF TAX KNOWLEDGE, SOCIALIZATION TAXATION, TAX PENALTIES, MOTIVATION AND AWARENESS TAXPAYER TO TAX

COMPLIANCE

(An Empirical Study on Small and Medium Micro Enterprises in Temanggung) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

SEPTI DWI PUTRI 20130420242

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Septi Dwi Putri Nomor Mahasiswa : 20130420242

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, MOTIVASI DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 28 Desember 2016


(4)

“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan

orang-orang yang kufur” (Q.S Yusuf: 87)

“Perjuanganku lebih mudah Karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”

(Bung Karno)

“Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan, keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai”

(Thomas Szasz)

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow” (Albert Einstein)


(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbilalaamiin, terimakasih kepada…

1. Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya

sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan

2. Keluargaku, papa, mama, mas rian, mb pipit dan anggun

terimakasih selalu memberikan yang terbaik untukku

3. Dekan FE UMY, Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., Akt.

4. Dosen Pembimbing, Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA. Yang tidak

pernah bosan memberikan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Dosen-dosen akuntansi, terimakasih atas bimbingan selama

kurang lebih 4 tahun ini.

6. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

7. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013

8. Sahabat-sahabat tergilaku tya, finda, rahma, ega, ranita, benia

terimakasih selalu ada untukku, terimakasih untuk kebersamaan selama ini, jangan ada dusta diantara kita

9. KKN 023 bagus, widi, nanta, noval, sony, L, ama, adaw, eva,

rahma, ode, mb langit, sinta, hafsyah, senang bisa seatap bersama kalian selama sebulan

10. Faizal Yuliawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan

hingga skripsi ini selesai.


(6)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telahmemberikan kemudahan, karunia, dan rahmatNya dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Motivasi dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada Pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil tema ini dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi di masa mendatang terutama pada sector perpajakan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak atau instansi pemerintah lainnya mengenai upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan wajib pajak.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Alex Murtin ,S.E., M.Si., Ak, CA., yang selalu sabar membimbing dan memberikan masukan untuk karya tulis ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang juga senang hati memberikan masukan dan doa restu kepada penulis.


(7)

4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Wilayah II Jawa Tengah dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Temanggung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

6. Teman-teman yang selalu memberikan semangat, bantuan serta doa kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal itu disebabkan tidak lain karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh Karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penulisan yang lebih baik dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 28 Desember 2016 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1 HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... 2 HALAMAN MOTTO ... 3 HALAMAN PERSEMBAHAN ... 4 INTISARI ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... 5 DAFTAR ISI ... 7 DAFTAR TABEL ... 10v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Landasan Teori... Error! Bookmark not defined.

1. Theory of Planned Behaviour ... Error! Bookmark not defined.

2. Teori Atribusi ... Error! Bookmark not defined.

3. Pajak ... Error! Bookmark not defined.

4. Definisi Wajib Pajak ... Error! Bookmark not defined.

5. Kepatuhan wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

6. Pengetahuan pajak ... Error! Bookmark not defined.


(9)

8. Sanksi perpajakan ... Error! Bookmark not defined.

9. Motivasi wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

10. Kesadaran wajib pajak ... Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

C. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

D. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. A. Subjek Penelitain ... Error! Bookmark not defined.

B. Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

C. Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

E. Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Variabel Dependen ... Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Independen ... Error! Bookmark not defined.

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

5. Uji Multikolonieritas ... Error! Bookmark not defined.


(10)

3. Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Nilai t ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

2. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asusmsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

C. Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined.

2. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Uji Nilai F ... Error! Bookmark not defined.

4. Hasil Uji Nilai T ... Error! Bookmark not defined.

D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecill dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Motivasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. ... Error! Bookmark not defined.

5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. .. Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.


(11)

DAFTAR PUSTAKA LALMPIRAN

DAFTAR TABEL

3.1 Skala Pengukuran ... 33

4.1 Jumlah Kuesioner yang Disebar pada Pelaku UMKM ... 44

4.2 Jenis Kelamin Responden ... 45

4.3 Jenis Usaha Pelaku UMKM ... 45

4.4 Lama Usaha Pelaku UMKM ... 46

4.5 Usia Pelaku UMKM ... 47

4.6 Pendidikan Pelaku UMKM ... 47

4.7 Statistik Deskriptiv ... 49

4.8 Uji Validitas ... 51

4.9 Uji Reliabilitas ... 52

4.10 Uji Normalitas ... 53

4.11 Uji Multikolinearitas ... 55

4.12 Uji Heteroskedatisitas ... 56

4.13 Analisis Regresi Berganda ... 57

4.14 Hasil Uji Determinasi ... 60

4.15 Hasill Uji Nilai F ... 61

4.16 Hasil Uji Nilai T ... 62


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, sanksi pajak, motlivasi dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung.

Subyek penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Temanggung. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner disebar sebanyak 100 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner, tidak diisi dengan lengkap sebanyak 6 kuesioner, dan total kuesioner yang dapat diolah sebanyak 94 kuesioner. Demografi responden dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Kualitas instrument yang dihasilkan dalam penelitian ini diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu regresi berganda dengan menggunakan SPSS 21. Teknik analisa data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, motivasi dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM. Sedangkan variabel sanksi pajak berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung.

Kata Kunci: Pengetahuan Pajak, Sosialisasi Pajak, Sanksi Pajak, Motivasi, Kesadaran Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak.


(17)

ABSTRACT

This research is to examine and gather empirical evidence about the effect of tax knowledge, socialization taxation, tax penalties, motivation and awareness taxpayer to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.

The subject of this research is taxpayer that is listed in KPP Pratama Temanggung. The sample gathering technique that is used is incidental sampling. The gathering data technique uses questionnaire method. The questionnaires that were distributed were 100 questionnaires. The questionnaires that returns were 100 questionnaires, 6 questionnaires were not completely filled and the total questionnaires that could be analyzed were 94 questionnaires. The respondent demography of this research was analyzed with descriptive statistic. The instrument quality resulted from this research was examined with validity and reliability test. The method used to analyze the data was double regression by using SPSS 21. The analysis data technique used classic assumption test: normality test, multi-collinierity test, and heteroskedasticity test.

The result of this research shows that tax knowledge, socialization taxation, motivation and awareness taxpayer has positive and significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises. While the variable tax penalties has negative and not significant effect to tax compliance doer small and medium micro enterprises in Temanggung city.

Keyword: Tax Knowledge, Socialization Taxation, Tax Penalties, Motivation, Awareness Taxpayer, Tax Compliance.


(18)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pembangunan daerah didasari oleh otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam melaksanakan otonomi daerah peranan pemerintah daerah pada pembangunan akan semakin meningkat. Bentuk peran masyarakat dalam otonomi daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

Kebijakan pemerintah pusat pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 secara langsung memberikan wewenang terhadap pemerintah daerah untuk mengatur sendiri urusan rumah tangga daerah. Menurut Mulyadi (2011) pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengalokasikan hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah dalam mewujudkan pembangunan dan menunjang keperluan daerah.

Pajak menjadi sumber penerimaan utama pemerintah dan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan pasar. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dimana penerimaan negara dari sektor pajak yang paling besar dibanding sektor yang lain yaitu sebesar 83% (www.kemenkeu.go.id). Hal ini menunjukkan perkembangan dan pembangunan


(19)

2

negara bergantung dari sektor perpajakan serta masyarakat dituntut agar berperan aktif untuk berpartisipasi dalam penghimpunan pajak.

Besarnya penerimaan negara dari sektor pajak ditargetkan akan terus meningkat. Pendapatan negara dari Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas meningkat sebesar 9,3% dari Rp 293,250 triliun (2014) menjadi Rp 320,997 triliun (2015). Peningkatan ini diimbangi dengan upaya pemerintah dalam berbagai kebijakan yang meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya. Diharapkan dengan keluarnya berbagai peraturan baru, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam kewajiban perpajakannya.

Dalam meningkatkan penerimaan pajak Dirjen Pajak telah menetapkan berbagai kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pemerintah saat ini mulai melirik sektor swasta yang memiliki potensi besar untuk pemasukan pajak yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Omset dan laba UMKM ini lebih kecil dibanding dengan perusahaan–perusahaan besar, namun keberadaannya banyak dijumpai di sudut-sudut wilayah. UMKM berdasarkan survey BPS menyumbang 57,94% untuk Produk Domestik Bruto (PDB) sedangkan kontribusi unutk pajak hanya sebesar 5%.

Pemerintah terus mengupayakan pendapatan dari sektor perpajakan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 tentang Pajak Final 1% untuk Wajib Pajak dengan peredaran bruto tertentu. Peraturan ini ditujukan bagi Wajib Pajak pribadi maupun badan selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang memiliki predaran bruto kurang dari Rp 4,8 Miliar per tahun (Tulus Tambunan, 2013). Penerbitan PP No 46 Tahun 2013 ini bertujuan untuk memberikan


(20)

kemudahan perhitungan pajak secara administratif sehingga meningkatkan transparansi dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan nasional melalui kepatuhan membayar pajak (Diatmika, 2013). Peraturan ini akan membantu masyarakat dalam melakukan perhitungan sesuai system pemungutan pajak yang ada di Indonesia yaitu Self Assessment System.

Berlakunya PP No 46 Tahun 2013 menimbulkan pro dan kontra bagi wajib pajak. Pemerintah berusaha memberikan kemudahan dan penyederhanaaan aturan perpajakan sepertinya tidak disambut dengan baik oleh masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Gandhys Resynar (2014) menjelaskan bahwa mayoritas para pelaku umkm tidak setuju dengan penerapan PP No 46 Tahun 2013 karena jumlah kewajiban pajak yang dibayarkan lebih besar. Hasil penelitian Titik Setyaningsih dan Ahmad Ridwan (2013) menyimpulkan bahwa pelaku UMKM belum memahami secara umum tata cara perhitungan pajak yang menyebabkan masyarakat merasa terbebani dengan berlakunya PP No 46 Tahun 2013 sehingga masyarakat cenderung tidak patuh dengan kewajiban perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak sangat mempengaruhi penerimaan pajak dimana kepatuhan ini akan dinilai dengan ketaatan dalam mematuhi kewajiban pajak. Pengertian kepatuhan perpajakan menurut Devano, Sony dan Rahayu (2006) yaitu keadaan dimana wajib pajak harus memenuhi kewajiban perpajakannya. Jadi wajib pajak yang patuh adalah dia yang melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Rendahnya kepatuhan wajib pajak bisa disebabkan dari faktor eksternal maupun internal. Faktor ekternal meliputi ketidakpuasan masyarakat dengan


(21)

4

pelayanan public, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, banyaknya pejabat tinggi yang terkena kasus korupsi. Sedangkan faktor internal yaitu dari diri wajib pajak itu sendiri meliputi kurangnya pengetahuan dan pemahaman wajib pajak mengenai pajak, belum adanya motivasi dari diri wajib pajak untuk membayarkan kewajiban perpajakannya. Dalam peningkatan penerimaan pajak, kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting yang harus dikaji secara intesif terutama wajib pajak (Laksono, 2011).

Pengetahuan tentang perpajakan mempunyai peran penting dalam menumbuhkah perilaku patuh terhadap pajak, karena tidak mungkin wajib pajak patuh terhadap ketentuan perpajakan apabila wajib pajak tidak memiliki pengetahuan peraturan perpajakan. Dengan adanya sosialisasi wajib pajak lebih mudah mengerti dan cepat mendapat informasi perpajakan yang akan membuat wajib pajak patuh dalam membayar pajak. Menurut Khasanah (2014) pelaksanaan kegiatan sosialisasi masih kurang karena perbandingan jumlah daerah dan jumlah wajib pajak yang tidak sesuai dengan petugas penyuluhan dari Direktorat Jenderal Pajak sehingga intensitas tersebut dianggap tidak memadai.

Kurangnya sosialisasi akan berdampak pada kesadaran untuk melakukan kewajiban perpajkannya menjadi rendah. Dengan peningkatan pengetahuan perpajakan baik formal maupun nonformal akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Oleh karena itu pengetahuan perpajakan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Richardson, 2006), khususnya bagi masyarakat umum untuk memiliki pengetahuan mengenai


(22)

sistem perpajakan beserta sanksi yang akan diterima bila wajib pajak melalaikannya.

Konsep sanksi perpajakan berdasarkan pendapat Mardiasmo (2009) merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan undang-undang perpajakan akan dituruti/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Sanksi pajak tidak akan terjadi apabila di dalam diri wajib pajak terdapat motivasi yang tinggi untuk membayar pajak. Motivasi merupakan salah satu faktor penting pada diri individu, karena dengan motivasi orang tergerak untuk melakukan suatu aktivitas. Dalam teori motivasi menurut Maslow dijelaskan bahwa kebutuhan akan penghargaan, jadi setiap individu akan senang apabila ia diberi penghargaan (Winardi, 2002).

Kesadaran wajib pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari diri wajib pajak. Menurut Muliari (2010) masyarakat harus sadar terhadap keberadaannya sebagai warga Negara dan harus selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagi dasar huum penyelenggarakan Negara.

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas tentang kepatuhan wajib pajak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti penelitian yang


(23)

6

dilakukan Azwinda (2016) menunjukkkan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Yuwono (2015) yang meneliti kepatuhan wajib pajak bumi dan Bangunan di Kota Kediri menemukan bahwa sosialisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Suciningsih, I Wayan dan Wayan (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh sanksi perpajakan terhadap kualitas pelayanan serta dampaknya pada kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Supriyati (2012) melakukan penelitian mengenai dampak motivasi dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak yang menunjukkan hasil bahwa motivasi wajib pajak dan pengetahuan perpajakan berpenngaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah dengan penyebaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup banyak. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Temanggung jumlah UMKM ada 24.999 unit yang bergerak di berbagai bidang, namun sebagian besar tidak masuk dalam pelaku yang harus membayar pajak. Besarnya penerimaan pajak dari sektor UMKM di Kabupaten Temanggung ini belum maksima, oleh karena itu perlu adanya upaya yang lebih dari pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada masalah ini dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Motivasi Wajib Pajak dan


(24)

Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Keci dan Menengah di Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Laura (2016) dengan menambah variabel motivasi dan sosialisasi perpajakan. Objek penelitian ini adalah pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM?

2. Apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM?

3. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM?

4. Apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM?

5. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

2. Untuk menganalisi apakah sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.


(25)

8

3. Untuk menganalisis apakah sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

4. Untuk menganalisis apakah motivasi wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

5. Untuk menganalisis apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak pelaku UMKM.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan secara teortis dari ilmu yang didapatkan mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajaka, motivasi, kesadaran wajib pajak terhadap kepatuahn wajib pajak pelaku UMKM dalam membayar pajak di Kabupaten Temanggung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh pengetahuan, sosialisasi, sanksi perpajakan, motivasi, kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak hotel dalam membayar pajak di Kabupaten Temanggung.

b. Bagi Wajib Pajak

Diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.


(26)

Sebagai tambahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk meneliti di bidang yang sama dengan ruang lingkup maupun pendekatan yang berbeda.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Theory of Planned Behaviour

Dalam Theory of Planned Behaviour (TPB) yang diperkenalkan oleh Ajzen (1985, 1987) merupakan pengembangan lebih dari teori sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat individu terhadap perilaku dibentuk dari dua factor yaitu attitude toward the behavior dan subjective norms, sedangkan pada teori ini ditambahkan perceived behavior control atau kontrol perilaku yang dipersepsi (Ajzen, 1991). Kontrol perilaku yang dipersepsi mempunyai implikasi motivasi terhadap minat, selain itu terdapat hubungan antar perilaku yang dipersepsi dengan perilaku. Perilaku tidak ditentukan hanya dari sikap dan norma subyektif, tetapi juga dari persepsi individu dan keyakinan kontrol. Teori ini menjelaskan tentang adanya niat dari individu untuk berperilaku dapat menimbulkan perilaku oleh individu, seperti yang dijelaskan oleh Ajzen (1991) bahwa TPB sangat baik digunakan untuk menjelaskan tentang perilaku yang berhubungandengan perencanaan, misalnya kewirausahaan.

Menurut Teori TBP, tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan oleh niat individu tersebut untuk melakukan perilaku. Niat itu sendiri dipengaruhi sikap terhadap perilaku, norma subyektif yang mempengaruhi perilaku dan control keprilakuan yang dirasakan. Menurut Azjen (1985) sikap


(28)

terhadap perilaku merupakan evaluasi positif atau negative dalam melakukan perilaku. Norma subyektif menunjukkan tekanan social yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Sedangkan control keprilakuan menunjukkan mudah atau sulitnya seseorang melakukan tindakan dan dianggap sebagi cermin pengalaman masa lalu.

2. Teori Atribusi

Atribusi merupakan suatu proses dalam pembentukan kesan. Teori ini mengacu tentang bagaimana orang yang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi yaitu proses dari seorang individu dimana individu tersebut akan menarik kesimpulan tentang faktor yang mempengaruhi perilaku orang lain.

Atribusi akan melihat seorang individu yang mencoba memahami sebab yang terjadi pada suatu peristiwa yang sedang dihadapinya. Pada teori ini mecoba untuk menemukan apa yang menyebabkan apa atau siapa yang melakukan apa. Menurut Kelley (1973) respon yang diberikan pada suatu peristiwa bergantung pada interpetasi kita tentang peristiwa tersebut.

Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman dari reaksi seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dengan mengetahui apa alasan mereka atas kejadian yang dialami. Di dalam teori atribusi dijelaskan bahwa ada suatu perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik seseorang, maka dengan hanya seseorang melihat saja perilaku orang lain dapat diketahui bagaimana sikap dan karakteristik orang tersebut dan juga


(29)

12

dapat memprediksi bagaimana perilaku seseorang saat menghadapi situasi tertentu.

Alasan memilih teori ini adalah kemauan wajib pajak untuk membayar pajak terkait dengan persepsi wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari orang tersebut. Jadi teori atribusi sangat relevan untuk menjelaskan maksud tersebut. 3. Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa menurut Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat. Terdapat beberapa definisi tentang pajak yang juga dikemukakan oleh para ahli. Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan kekayaan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dari sector swasta kepada sector public yang bisa dipaksakan dan ditunjuk serta digunakan untuk membiayai kebutuhan atau kepentingan umum.

Pajak memiliki peran yang penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalampelaksanaan pembangunan nasional karena pajak menjadi sumber pendapatan Negara dalam membiayai semua pengeluaran


(30)

pembangunan. Menurut Mardiasmo (2004) pajak memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Fungsi Anggaran (budgetair) atau fungsi fiscal yaitu fungsi yang digunakan untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang nantinya akan digunakan untuk pengeluaran negara dan sisanya akan digunakan sebagai tabungan pemerintah untuk investasi pemerintah.

2. Fungsi Mengatur (regulated), fungsi pajak yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan.

3. Fungsi Demokrasi, fungsi yang menjadi salah satu wujud system gotong royong, termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Redistribusi, fungsi ini lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan di dalam masyarakat.

Sistem pemungutan pajak (Mardiasmo, 2009:7) dapat dibagi menjadi berikut:

1. Official Assessment System adalah suatu system pemungutan yang memeberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh wajib pajak.


(31)

14

2. Self Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3. With Holding System adalah suatu system pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk memotong/ memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

4. Definisi Wajib Pajak

Undang-undang No 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 mendefinisikan Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan. Orang pribadi merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Sedangkan menurut undang-undang No 28 Tahun 2007, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa:

“Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.”


(32)

Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor pokok wajib pajak (NPWP) paling lama satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan (Rosdiana dan Irianto, 2011). Berdasarkan defenisi diatas maka wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang mendaftarkan diri yang melakukan penghitungan, pembayaran dan pelaporan sesuai ketentuan perpajakan.

5. Kepatuhan wajib pajak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kepatuhan berarti taat, tunduk dan patuh terhadap ajaran dan peraturan. Sedangkan menurut Gibson (1991) dalam Agus Nugroho Jatmiko (2006) kepatuhan adalah motivasi seseorang atau suatu kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Jadi kepatuhan wajib pajak dapat diartikan sebagai perilaku taat, tunduk dan patuhnya wajib pajak serta motivasi dalam melakukan suatu tindakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Menurut Chaizi Nasucha dalam Sony Devano dan Siti Kurnia (2006: 111) bahwa kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari:

1. Kepatuhan dari wajib pajak dalam mendaftarkan diri


(33)

16

3. Kepatuhan wajib pajak dalam menghitung, memperhitungkan dan membayar pajak yang terutang

4. Kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan dan pembayaran tunggakan Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003 tanggal 3 Juni 2003, wajib pajak yang dapat ditetapkan sebagai wajib pajak patuh apabila dirinya memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dalam dua tahun terakhir

2. Dalam penyampaian tahun terakhir SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari tiga masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut

3. SPT Masa yang terlambat sebagaimana yang dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas penyampaian SPT Masa pajak berikutnya.

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak:

a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak

b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk dua masa pajak terakhir

5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir

6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak menimbulkan rugi fiscal.

6. Pengetahuan pajak

Pengetahuan merupakan hasil penalaran dan usaha manusia dalam merubah tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dari seorang atau kelompok wajib pajak untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran serta pelatihan. Pengetahuan


(34)

tentang pajak melalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak.

Pengetahuan perpajakan secara formal dapat diperoleh di sekolah hingga perguruan tinggi, sedangkan pengetahuan perpajakan secara non formal dapat diperoleh melalui sosialisasi perpajakan berupa seminar, spanduk, social media dan media yang lain yang dapat di akses di web perpajakan. Dengan begitu wajib pajak akan paham mengenai isi dari undang undang perpajakan di Indonesia.

Pemahaman wajib pajak pada peraturan perpajakan merupakan cara dari wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang ada. Wajib pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan cenderung menjadi wajib pajak yang tidak taat. Semakin paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan maka semakin paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila wajib pajak lalai atau tidak taat dalam membayar kewajiban pajaknya. Wajib pajak yang paham pada peraturan perpajakan mereka akan mengetahui sanksi administratif dan sanksi pidana sehubungan dengan SPT dan NPWP.

7. Sosialisasi Perpajakan

Penyuluhan pajak memiliki peran yang besar dalam mensukseskan sosialisasi pajak bagi wajib pajak. Menurut Robert M. Z. Lawang, sosialisasi merupakan suatu proses mempelajari norma, nilai, peran serta semua persyaratan lainnya yang digunakan untuk memungkinkan partisipasi yang


(35)

18

efektif dalam berkehidupan sosial. Sedangkan menurut Mustofa (2007) dalam Restiani (2011) sosialisasi adalah proses belajar melalui interaksi dengan orang lain yang meliputi tentang cara berfikir, merasakan dan bertindak dimana hal hal tersebut sangat penting untuk mendapatkan partisipasi yang efektif.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sosialisasi perpajakan merupakan upaya dari pihak yang terkait yaitu Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan pengertian, informasi serta pembinaan yang berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangannya Proses pemungutan pajak tidaklah mudah tanpa kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pajak bagi negara khususnya pembangunan nasional yang akan digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.

Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pajak KEP-30/PJ/2008 menjelaskan bahwa:

“Program-program yang dilakukan berkaitan dengan penyuluhan pajak yaitu:

a. Mengadakan penyuluhan tentang perpajakan.

b. Mengadakan pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta serta seminar untuk berbagai profesi.

c. Memasang spanduk yang betema pajak. d. Memasang iklan di berbagai stasiun televise

e. Mengadakan kegiatan tax goes to campus yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan menarik seperti debat hingga seminar pajak. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesaaran mahasiswa mengenai pajak yang dinilai sangat kritis. Selain mahasiswa, pelajar juga sangat pertlu untuk dibekali mengenai dasar-dasar pajak yang dilakukan melalui kegiatan tax education road show.”


(36)

Program tersebut dilaksanakan dengan berbagai sarana dengan harapan masyarakat merasa mudah, cepat dan benar dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sarana tersebut diantaranya adanya website pajak yaitu www.pajak.go.id, call center, sms taxes, jurnal pajak, majalah pajak, perpustakaan, complient center dan lain sebagainya. Keberhasilan dari program-program penyuluhan tersebut dapat dilihat dari kepatuhan dari wajib pajak itu sendiri, peningkatan jumlah wajib pajak, serta terpenuhinnya target penerimaan.

8. Sanksi perpajakan

Sanksi perpajakan menurut Siti Resmi (2003: 62) terjadi karena adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan. Mardiasmo (2003:39) mengatakan bahwa sanksi perpajakan merupakan jaminan dari ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akan dipatuhi/ditaati. Dengan kata lain sanksi perpajakan adalah suatu alat agar wajib pajak tidak melanggar peraturan perpajakan.

Sanksi perpajakan diterapkan akibat tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh wajib pajak dalam Undang-Undang perpajakan. Pengenaan sanksi pajak dapat menyebabkan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak terpenuhi sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri. Devano, Sony dan Rahayu (2006:112) mengatakan bahwa wajib pajak akan patuh karena mereka berfikir adanya sanksi yang berat akibat dari tindakan illegal dalam usahanya menyelundupkan pajak.


(37)

20

Dalam undang-undang perpajakan ada dua macam sanksi yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan sanksi pidana saja, dan ada yang diancam dengan sanksi administrasi dan sanksi pidana. Menurut undang-undang perpajakan perpedaan sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah:

a. Sanksi Administrasi

Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara yang berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan suatu pelanggaran atas kewajiban yang ditentukan dalam undang-undang perpajakan.

b. Sanksi Pidana

Sanksi pidana perpajakan yaitu berupa penderitaan atau siksaan yang berkaitan dengan pelanggaran pajak. Pengenaan sanksi pidana tidak akan menghilangkan kewenangan dalam menagih pajak.

9. Motivasi wajib pajak

Motivasi dapat dinyaatakan sebagai suatu proses psikologis yang terjadi karena adanya interaksi dari sikap, persepsi, kebutuhan dan pemecahan persoalan. Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang terdapat pada diri individu kemudian dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya.


(38)

Herzberg mengemukakan sebuah teori yang disebut Teori Dua Faktor, teori ini mengungkapkan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi, yang pertama adalah faktor motivasional yang merupakan hal-hal yang sifatnya intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan faktor kedua adalah faktor hygiene atau pemeliharaan yang merupakan faktor-faktor dengan sifat ekstrinsik yang bersumber dari luar diri individu yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

Dalam hal perpajakan, terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi Membayar Pajak adalah kekuatan potensial yang ada dalam diri wajib pajak yang melatarbelakangi seorang wajib pajak untuk membayar pajak. Motivasi ini bisa timbul dari dalam maupun luar individu. Identifikasi indikator-indikator Motivasi Membayar Pajak seorang wajib pajak menurut Ghoni (2012) yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi Intrinsik

a. Kejujuran wajib pajak, berkaitan dengan self assessment system yang membutuhkan tingkat kejujuran tinggi dari setiap wajib pajak agar tujuan dari perpajakan dapat tercapai.

b. Kesadaran wajib pajak, tingkat kesadaran akan mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang, semakin tinggi tingkat kesadaran seorang wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya, begitu juga sebaliknya.


(39)

22

c. Hasrat untuk membayar pajak, kepatuhan akan muncul jika kesadaran dalam membayar pajak diikuti oleh hasrat atau kemauan yang tinggi dari setiap wajib pajak untuk membayar pajak.

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Dorongan dari aparat pajak, sosialisasi dari aparat pajak sangat diperlukan agar individu mengetahui dan memahami kegunaan pajak bagi pembangunan negara

b. Lingkungan kerja, teman atau kerabat, interaksi sosial antar individu mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang dianggap benar oleh kelompok (mayoritas), jika individu hidup 23 didalam kelompok taat pajak maka ia juga akan terdorong untuk taat pajak, begitu pula sebaliknya.

10.Kesadaran wajib pajak

Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi realitas. Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak yaitu:


(40)

1. Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.

2. Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

3. Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.

Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam dan kemungkinan masa depannya.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Burhan (2015) yang berjudul Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Implementasi PP No. 46 Tahun 2013 terhadap Kepatuhan


(41)

24

Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di Kabupaten Banjarnegara). Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Banjarnegara. Hasil penelitan ini mnunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan persepsi wajib pajak tentang PP 46 tahun 2013 berpengarub positif dan sigifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan pada penelitian ini terletak pada penggunaan variabel bebas implementasi PP No. 46 tahun 2013, metode dan anaslisis data yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode survei sedangkan analisis data menggunakan regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian ini adalah sampel yang digunakan, tempat dan waktu peneltian serta adanya perbedaan variabel bebas yang lain yaitu motivasi dan kesadaran wajib pajak.

Pamuji, dkk (2014) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi pada Wajib Pajak Pemilik UMKM di KPP Pratama Malang Selatan)”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang ada di daerah Kabupaten Malang Selatan sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas pemahaman perpajakan, pengawasan, dan sosialisasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Persamaan


(42)

dalam penelitian ini adalah menggunakan variabel bebas sosialisasi perpajakan, metode dan analisis data yang digunakan. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian serta penambahan variabel bebas sanksi perpajakan dan motivasi.

Arabella dan Yenni (2013) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”. Sampel dalam penelitian ini adalah UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajkan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Selain itu, biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak. Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yang dibunakan yaitu sanksi perpajakan. Selain itu, metode dan analisis data yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode survei sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian serta adanya tambahan variabel bebas sosialisasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak.


(43)

26

C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Trisnawati dan Wayan (2015) juga berpendapat bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Laura (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan pajak berpengaruh namun tidak signifikan dengan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuswandono dan Kus pandi (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan mengenaisosi pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Wajib pajak dapat dikatakan patuh apabila telah memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya (Nurmantu, 2005:148). Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib pajak baik itu pengetahuan mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan umum di bidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku di Indonesia mulai dari subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak terutanng, dan pembayaran dan pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan yang cukup tentang perpajakan


(44)

sangatlah penting dan juga menjadi alat yang efektif untuk mendorong wajib pajak untuk lebih patuh.

H1: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM

2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Burhan (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sosialisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mory (2015) yang menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Putri (2014) yang menyatakakn bahwa sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Sosialisasi merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi perpajakan adalah pemberian wawasan, dan pembinaan kepada wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan. Sosialisasi tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan tentang pajak yang nantinya dapat berdampak pada peningkatan kesadaran wajib pajak itu sendiri. Namun, sosialisasi


(45)

28

perpajakan diharapkan dapat menigkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga jumlah penerimaan pajak dapat bertambah sesuai target. Kepatuhan wajib pajak adalah kondisi dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005 :148).

H2: Sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

3. Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak diteliti oleh Suciningsih, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan. Mutia (2014) juga melakukan penelitian yang menujukkan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.

Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Karsimiati (2009) yang menunjukkan bahwa sanksi denda berpengaruh negative terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang serupa juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Maryati (2014) bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh sanksi perpajakan. Sanksi perpajakan dapat dikenakan agar memberikan efek jera bagi wajib pajak yang kurang taat terhadap kewajibannya sebagai seorang wajib pajak. Sanksi yang dikenakan dalam jumlah yang tinggi akan mendorong wajib pajak untuk lebih patuh (Santoso, 2008).


(46)

H3: Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Penelitian mengenai motivasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dilakukan oleh Dianawati (2008) yang memberikan hasil bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2014) menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Widiastuti, dkk (2014) menunjukkan hasil yang berbeda di penelitiannya yaitu motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Ghoni (2012) juga melakukan penelitian yang serupa yang menghasilkan bahwa motivasi tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak terbentuk karena adanya paksaan, peraturan yang ketat serta sanksi pajak dan bukan dari keinginan diri wajib pajak.

Motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam maupun luar individu yang melatarbelakangi seorang anak untuk melakukan suatu kegiatan. Adanya motivasi dalam membayar pajak akan mempengaruhi patuh tidaknya wajib pajak orang pribadi atau badan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Semakin tinggi motivasi dari wajib pajak dalam hal membayar pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya, sehingga penerimaan pajak akan meningkat. Hal ini menjadi dasar adanya


(47)

30

dugaan bahwa motivasi dalam membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

H4: Motivasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 5. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

UMKM

Susilawati, Ketut Evi dan Ketut Budhiarta (2013) berpendapat bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Mutia (2014) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian yang dilakukan Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2014) menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang sama juga terdapat pada penelitian Hidayati (2014) yang menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak orang pribadi di KPP Pratama Surakarta.

Tinggi rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh kesadaran wajib pajak. Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai warga negara yang senantiasa selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara (Suardika, 2007). Kesadaran akan kewajiban yang tinggi dari wajib pajak dalam membayarkan


(48)

pajaknya merupakan faktor penting dalam melaksanakan sistem self assessment.

H5: Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

D. Model Penelitian Pengetahuan Perpajakan

(X1)

Sanksi Perpajakan (X3)

Sosialisasi Perpajakan (X2)

Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

+

+

+

+


(49)

32

Gambar 1 Model Penelitian Motivasi

(X4)

Kesadaran Wajib Pajak (X5)


(50)

BAB III

Metode Penelitian

A. Subjek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Temanggung yang akan dapat memberikan respon tentang pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, sanksi perpajakan, motivasi dan kesadaran perpajakan.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, Karena penulis meneliti langsung variabel-variabel pada penelitian ini, dengan instrument penelitian berupa kuesioner. sumber data primer dapat diperoleh dalam penelitian ini yaitu melalui kuisioner yang diisi oleh responden wajib pajak pelaku UMKM. C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Temanggung. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pelaku UMKM di


(51)

33

Teknik penentuan sampel menggunakan incidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan. Jumlah sampel dalam peneltian ini sebanyak 100 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode survey langsung dengan memberikan kuisioner kepada wajib pajak orang pribadi maupun badan. Kuisioner yang diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur kepatuhan wajib pajak.

E. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan 5 poin. Skala likert adalah suatu skala psikometri yang sangat umum digunakan di dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey.

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

No Keterangan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(52)

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak. Eliyani (1989) dalam Jatmiko (2006) menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak diidentifikasikan sebagai memasukkan dan melaporkan kepada waktunya informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang, dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan pemaksaan. Ketidakpatuhan wajib pajak timbul kalau salah satu syarat definisi tidak terpenuhi.

Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang mengitung pajak dalam jumlah yang benar, selalu mengisi SPT sesuai dengan ketentuan dan tepat waktu dan tidak pernah mendapat teguran dari Dirjen Pajak.

Variabel ini mengambil dari penelitian Fatmawati (2015) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP 2. WP melakukan pencatatan pendapatan dari usaha 3. Pencatatan administrasi merupakan bagian penting 4. WP tidak membayar pajak karena tidak tahu


(53)

35

2. Variabel Independen

a. Pengetahuan Perpajakan

Pengetahuan mengenai perpajakan adalah hal penting dalam menentukan sikap perpajakan dan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pengetahuan pajak merupakan informasi pajak yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang terkait dengan perpajakan.

Variable ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner sebagai berikut:

1. Pelaku UMKM wajib memiliki NPWP

2. WP mengetahui hak dan kewajiban perpajakan

3. WP dikenakan sanksi jika tidak melakukan kewajiban perpajakan 4. Pajak dihitung berdasarkan omset dikali tarif yang berlaku

5. Pengetahuan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan pemda

b. Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen Menurut Rohmawati, Prasetyono dan Yuni (2013) Pajak digunakan untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya wajib pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun tata cara perpajakan melalui metode-metode yang tepat.


(54)

Semakin banyak sosialisasi perpajakan yang dilakukan dan semakin sering wajib pajak mengikuti kegiatan sosialisasi perpajakan, diharapkan wajib pajak dapat memahami mengenai ketentuan perpajakan.

Variabel ini mengambil dari penelitian Yohannah (2012) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP senang ketika ada sosialisasi pajak oleh KPP 2. WP sering mengikuti penyuluhan pajak

3. WP sering melihat media sosialisasi melalui TV 4. WP mengerti materi pada saat sosialisasi pajak 5. Sosialisasi perpajakan efektif

c. Sanksi Perpajakan

Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi perpajakan terdiri dari sanksi berupa bunga, sanksi berupa kenaikan, sanksi berupa denda dan sanksi pidana.

Variabel ini mengambil dari penelitian Irmawati (2015) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. Sanksi pajak cukup berat

2. Sanksi pajak merupakan sarana mendidik wajib pajak 3. Sanksi pajak dikenakan tanpa toleransi


(55)

37

5. Sanksi pajak dapat dinegosiasikan d. Motivasi

Motivasi wajib pajak didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang, atau menggerakkan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya secara tepat waktu dan tepat jumlah (Istanto, 2010).

Variabel ini mengambil dari penelitian Ghoni (2012) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:

1. WP melaksanakan prosedur pajak sesuai dengan peraturan 2. WP tidak melakukan manipulasi agar beban pajak tidak besar 3. WP bersedia memberikan data dalam proses pemeriksaan pajak 4. WP berusaha memahami ketentuan peraturan perpajakan 5. WP senang membayar pajak karena merupakan kewajiban e. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak didefinisikan sebagai keadaan suatu sikap sadar mengetahui atau mengerti terhadap fungsi pajak yang menimbulkan konsekuensi untuk membayar pajaknya dengan benar (Sulistyowati, 2012). Penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi kewajiban dalam membayar pajak.

Variabel ini mengambil dari penelitian Trisnawati (2015) yang menggunakan daftar pertanyaan kuisioner meliputi:


(56)

1. WP paham bahwa pajak menjadi sumber penerimaan terbesar daerah 2. WP yakin bahwa pajak digunakan untuk pembangunan daerah 3. Tindakan WP yang tidak sesuai akan merugikan daerah 4. Penundaan membayar pajak akan merugikan keuangan daerah

5. Kesadaran WP bahwa kepatuahan pajak berarti berpartisipasi terhadap penyelenggarakan negara

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah teknik statistic yang bertujuan memberikan penjelasan atau informasi mengenai karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih sehingga pemahaman akan ciri-ciri yang khusus dari kelompok data tersebut diketahui. Statistic deskriptif memberikan gambaran suatu data yang pengukurannya mencakup nilai rata-rata , nilai minimum dan nilai maksimun (Ghozali, 2011)

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Untuk menguji validitas data, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan alpha 0,05. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:


(57)

39

a. Jika nilai r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan valid. b. Jila nilai r hitung < r tabel, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak

valid. 3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel. Pengukuran reabilitas pada penelitian ini menggunakan one shot, yaitu pengukuran yang hanya dilakukan sekali, kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertayaan (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidak suatu variable dilakukan uji statistic dengan melihat nilai Cronbach Alpha dengan kriteria jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 maka dapat dikatakan data tersebut reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2011).

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik dibutuhkan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi berganda yang dilakukan telah terdistribusi secara normal (normalitas) dan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolonieritas, dan autokorelasi.


(58)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan guna mengetahui atau mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Pedoman untuk melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1. Nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

2. Nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara variabel independen dalam model regresi berganda. Model regresi yang baik adalah ketika variabel-variabel independennya ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi terjadinya multikolonearitas, dapat dilihat dari nilai R2. Jika multikolonearitas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R2 yang tinggi tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir signifikan.


(59)

41

Uji multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

1. Jika TOL > 0,10 atau VIF < 10, maka antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas

2. Jika TOL < 0,10 atau VIF > 10, maka antar variabel bebas terjadi multikolinieritas yang tidak dapat di toleransi dan variabel dikeluarkan dari model regresi agar hasil tidak bias.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau tidakdari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah jika varians satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap (homoskedatisitas). Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (Ghozali, 2011). Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data yang ada tidak heterokedastisitas.

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis hubungan antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini digunakan


(60)

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, sanksi perpajakan, motivasi dan kesadaran perapajakan .Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak badan.

Persamaan umum regresi yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:

Y = Kepatuhan WP a = Nilai konstan

b = Koefisien arah regresi e = Kesalahan (Error) X1 = Pengetahuan perpajakan X2 = Sosialisasi perpajakan X3 = Sanksi perpajakan X4 = Motivasi

X5 = Kesadaran wajib pajak 2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan variasi variabel dependen.Nilai R2 adalah antara Nol sampai dengan Satu. Nilai R2 yang mendekati Satu atau sama dengan Satu


(61)

43

mengisyaratkan bahwa hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum, R2 untuk data cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan (Ghozali, 2006).

3. Uji Nilai F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Untuk kepentingan pengambilan keputusan maka digunakan significance level 0,05 (5%). Ketentuan diterima atau ditolaknya hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan)

2. Jika signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan)

4. Uji Nilai t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:


(62)

1. Jika signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Secara parsial, variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika signifikansi < 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien regresi signifikan). Secara parsial, variabel independen mempunyai pengaruh yang


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 58 unit dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Temanggung yang dibina oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM. Untuk uraian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Jumlah Kuesioner yang Disebar pada Pelaku UMKM

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 100 100% Kuesioner yang kembali 100 100%

Tidak dapat dipakai 6 6%

Dapat dipakai 94 94%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan pada table 4.1 diatas, dari 100 lembar kuesioner yang disebar, jumlah kuesioner yang diperoleh dan diisi oleh responden sebanyak 100 lembar. Dari kuesioner yang diperoleh tersebut, terdapat 6 lembar kuesioner yang memiliki missing data, sehingga data yang dapat diolah sebanyak 94 lembar kuesioner.

Adapun profil responden jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, maka akan diperoleh data seperti yang dijelaskan pada tabel 4.2 di bawah ini.


(64)

Tabel 4.2

Jenis Kelamin Responden

No Responden Jumlah Presentase

1 Laki-laki 58 61,7 %

2 Perempuan 36 38,3 %

Total 94 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan table 4.2 diatas, jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan jumlah reponden laki-laki sebanyak 58 orang (61,7%) dan responden wanita sebanyak 36 orang (38,3%). Dari hasil diatas laki-laki lebih mendominasi dalam penelitian ini.

Apabila dikelompokkan berdasarkan jenis usaha responden, berikut profil responden yang didapat dari hasil penelitian, seperti yang dijelaskan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Jenis Usaha Pelaku UMKM

No Jenis Usaha Jumlah Presentase

1 Perseroan Terbatas - -

2 Cv 72 76,6 %

3 Usaha Dagang (UD) 13 13,8 %

4 Lainnya (Koperasi, yayasan, firma, dll)

9 9,6 %

Total 94 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan table 4.3 diatas, jumlah responden yang memiliki jenis usaha perseroan komanditer (CV) sebanyak 72 unit (76,6%), yang memiliki jenis usaha UD yaitu sebanyak 13 unit (13,8%) dan jenis usaha lainnya yaitu 9 unit (9,6%).


(65)

46

Dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak yaitu jenis usaha CV dan yang paling sedikit yaitu Usaha Dagang (UD).

Apabila dikelompokkan berdasarkan lama usaha, maka diperoleh data responden seperti yang dijelaskan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Lama Usaha Pelaku UMKM

No Lama Usaha Jumlah Presentase

1 1-5 tahun 30 31,9%

2 5-10 tahun 44 46,8%

3 >10 tahun 20 21,3%

Total 94 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, jumlah responden pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung yang memiliki lama usaha 1-5 tahun sebanyak 30 unit (31,9%), yang memiliki lama usaha 5-10 tahun sebanyak 44 unit (46,8%) dan yang memiliki lama usaha lebih dari 10 tahun sebanyak 20 unit (21,3%). Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menegah di Kabupaten Temanggung sebagian besar telah menjalankan usahanya lebih dari 5 tahun.

Adapun responden jika dikelompokkan berdasarkan usia akan diperoleh data seperti yang terdapat pada tabel 4.5.


(66)

Tabel 4.5 Usia Pelaku UMKM

No Usia Jumlah Presentase

1 20-30 tahun 44 46,8%

2 31-40 tahun 43 45,7%

3 41-50 tahun 7 7,4%

Total 94 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari tabel 4.5 diatas, data responden pelaku UMKM di Kabupaten Temanggung yang memiliki usia 20-30 tahun sebanyak 44 responden (46,8%), yang memiliki usia 31-40 tahun sebanyak 43 responden (45,7%) dan yang memiliki usia 41-50 tahun sebanyak 7 responden (7,4%). Jika di rata-rata usia responden dalam penelitian ini yaitu berkisar 20-40 tahun.

Apabila responden dikelompokkan berdasarkan pada pendidikan, berikut profil responden yang didapat dari hasil penelitian, seperti yang dijelaskan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Pendidikan Pelaku UMKM

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 SD - -

2 SMP 1 1,1%

3 SMA/SMK 53 56,4%

4 Diploma 38 40,4%

5 S1 2 2,1%

6 S2 - -

Total 94 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, responden dengan latar pendidikan SMP sebanyak 1 responden (1,1%), yang memiliki latar belakang pendidikan


(67)

48

SMA/SMK sebanyak 53 responden (56,4%), yang memiliki latar belakang pendidikan Diploma sebanyak 38 responden (40,4%) dan yang memiliki latar belakang pendidikan S1 yaitu sebanyak 2 responden (2,1%). Dari hasil diatas menunjukkan bahwa responden dengan latar belakang pendidikan SMA/SMK lebih mendominasi dalam penelitian ini.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Tujuan dilakukannya analisis deskriptif adalah untuk mengetahui nilai-nilai variabel dalam penelitian ini. Berikut merupakan tabel statistik deskriptif yang menjelaskan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Analisis statistic deskriptif pada penelitian ini juga mendeskripsikan jawaban-jawaban responden terhadap indikator-indikator yang mengukur setiap pengaruh kepatuhan wajib pajak. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.7 yang merupakan deskripsi dari jawaban responden terhadap indikator yang mengukur setiap pengaruh kepatuhan wajib pajak.


(1)

Uji Valliditas dan Reabilitas

a.

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

Correlations

Kepatuhan

Kepatuhan1 Pearson Correlation .783**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kepatuhan2 Pearson Correlation .784**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kepatuhan3 Pearson Correlation .728**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kepatuhan4 Pearson Correlation .743**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kepatuhan5 Pearson Correlation .699**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kepatuhan Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(2)

b.

Variabel Pengetahuan Perpajakan

Correlations

Pengetahuan

Pengetahuan1 Pearson Correlation .692**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Pengetahuan2 Pearson Correlation .747**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Pengetahuan3 Pearson Correlation .620**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Pengetahuan4 Pearson Correlation .732**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Pengetahuan5 Pearson Correlation .728**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Pengetahuan Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(3)

c.

Variabel Sosialisasi Perpajakan

Correlations

Sosialisasi

Sosialisasi1 Pearson Correlation .606**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sosialisasi2 Pearson Correlation .707**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sosialisasi3 Pearson Correlation .682**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sosialisasi4 Pearson Correlation .707**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sosialisasi5 Pearson Correlation .563**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sosialisasi Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

d.

Variabel Sanksi Pajak

Correlations

Sanksi

Sanksi1 Pearson Correlation .752**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sanksi2 Pearson Correlation .749**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sanksi3 Pearson Correlation .711**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sanksi4 Pearson Correlation .781**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sanksi5 Pearson Correlation .750**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Sanksi Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(5)

e.

Variabel Motivasi

Correlations

Motivasi

Motivasi1 Pearson Correlation .551**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Motivasi2 Pearson Correlation .731**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Motivasi3 Pearson Correlation .751**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Motivasi4 Pearson Correlation .678**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Motivasi5 Pearson Correlation .757**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Motivasi Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(6)

f.

Variabel Kesadaran Wajib Pajak

Correlations

Kesadaran

Kesadaran1 Pearson Correlation .618**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kesadaran2 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kesadaran3 Pearson Correlation .666**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kesadaran4 Pearson Correlation .793**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kesadaran5 Pearson Correlation .732**

Sig. (2-tailed) .000

N 94

Kesadaran Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


Dokumen yang terkait

Pengaruh reformasi administrasi perpajakan, pengetahuan dasar wajib pajak tentang perpajakan, dan kesadran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak : studi empiris Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan

3 25 146

KEPATUHAN WAJIB PAJAK MELALUI SOSIALISASI PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PAJAK DAN PELAYANAN FISKUS.

0 7 16

PENGARUH KEWAJIBAN WAJIB PAJAK, SANKSI, KESADARAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

0 2 71

ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL MELATI DI KOTA Y

0 4 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Paja

0 3 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Pajak yang Terd

0 2 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

Dampak Sistem E-Filing, Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

0 0 6

PENGARUH PERATURAN PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KETAATAN MEMBAYAR PAJAK PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH(UMKM)

0 1 16

PENGARUH KESADARAN PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN TRANSPARANSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN MELAPORKAN PAJAK (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kabupaten Grobogan) - Unissula Repository

0 0 9