3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan HNO
3
1:1
Larutan HNO
3
65 vv sebanyak 500 ml diencerkan dengan 500 ml air suling Helrich, 1990.
3.4.2 Larutan HCl 1:1
Larutan HCl 37 vv sebanyak 500 ml diencerkan dengan 500 ml air suling Helrich, 1990.
3.4.3 Asam Pikrat 1 bv
Sebanyak 1 gram asam pikrat dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Manan, 2009.
3.4.4 Larutan H
2
SO
4
1 N
Dipipet 3 ml H
2
SO
4
96 vv, dimasukkan perlahan-lahan melalui dinding labu tentukur 100 ml yang telah berisi air suling setengahnya. Dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga garis tanda Walinga, 1989.
3.4.5 Larutan NH
4
SCN 1,5 N
Sebanyak 57,09 gram ammonium tiosianat dilarutkan dalam 100 ml air suling, diencerkan hingga 500 ml Manan, 2009.
3.4.6 Larutan K
4
[FeCN
6
] 2 N
Sebanyak 105,5 gram K
4
[FeCN
6
] dilarutkan dalam air suling hingga 500 ml Manan, 2009.
3.4.7 Kuning Titan 0,1 bv Larutan Kuning Titan 0,1 bv dibuat dengan cara melarutkan 0,1 g titan
yellow dalam 100 ml air suling Manan,2009.
Universitas Sumatera Utara
3.4.8 Larutan NaOH 2 N
Sebanyak 80,02 gram NaOH dilarutkan dengan air suling hingga 1000 ml
Ditjen POM, 1979. 3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah daun ekor naga Rhaphidophora pinnata L.f. Schott segar yang diperoleh dari Jl. Umar No.17 Glugur Darat I Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif atau sampling pertimbangan
Sudjana, 2005.
3.5.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakuka n di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-
Pusat Penelitian Biologi, Bogor. 3.5.3 Penyiapan Sampel
Sebanyak 1 kg daun ekor naga Rhaphidophora pinnata L.f. Schott yang segar dibersihkan dari pengotoran, dicuci bersih, ditiriskan. Selanjutnya
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka terhindar dari sinar matahari langsung, setelah kering, dihaluskan dengan blender.
3.5.4 Proses Destruksi