3.4.8 Larutan NaOH 2 N
Sebanyak 80,02 gram NaOH dilarutkan dengan air suling hingga 1000 ml
Ditjen POM, 1979. 3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah daun ekor naga Rhaphidophora pinnata L.f. Schott segar yang diperoleh dari Jl. Umar No.17 Glugur Darat I Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif atau sampling pertimbangan
Sudjana, 2005.
3.5.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakuka n di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-
Pusat Penelitian Biologi, Bogor. 3.5.3 Penyiapan Sampel
Sebanyak 1 kg daun ekor naga Rhaphidophora pinnata L.f. Schott yang segar dibersihkan dari pengotoran, dicuci bersih, ditiriskan. Selanjutnya
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka terhindar dari sinar matahari langsung, setelah kering, dihaluskan dengan blender.
3.5.4 Proses Destruksi
Sampel ditimbang seksama sebanyak 10 gram dalam krus porselen, diarangkan di atas hot plate, lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal
100
o
C dan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 6 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator. Abu dibasahi dengan 10 tetes akuabides dan
Universitas Sumatera Utara
ditambahkan 10 ml HNO
3
1:1, kemudian diuapkan pada hot plate sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
C dan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator Helrich, 1990. Bagan alir penyiapan sampel dan proses
destruksi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Bagan alir penyiapan sampel dan proses destruksi.
Daun ekor naga
Ditimbang 10 gram di atas krus porselen Diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
C dan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu
500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit
Dibasahi dengan 10 tetes akuabides Diuapkan pada hot plate sampai kering
Dilakukan selama 6 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator
Abu
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator
Dibersihkan dari pengotoran
Dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100
o
C dan perlahan – lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500
o
C dengan interval 25
o
C setiap 5 menit. Dicuci bersih
Ditiriskan Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara
terbuka terhindar dari sinar matahari langsung Dihaluskan dengan blender
Sampel yang telah dihaluskan
Hasil Ditambahkan 10 ml HNO
3
1:1 Diarangkan di atas hot plate
Universitas Sumatera Utara
3.5.5 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 20 ml HCl 1:1, lalu dituangkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan dengan akuabides hingga garis
tanda Helrich, 1990. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, 5 ml filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat
selanjutnya ditampung ke dalam botol. Larutan ini digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Bagan alir pembuatan larutan sampel dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Bagan alir pembuatan larutan sampel
Sampel yang telah didestruksi
Dilarutkan dalam 20 ml HCl 1:1 Dituangkan ke dalam labu tentukur 100 ml
Diencerkan dengan akuabides hingga garis tanda
Dimasukkan ke dalam botol Larutan sampel
Disaring dengan kertas saring Whatman No.42 Dibuang 5 ml untuk menjenuhkan kertas saring
Dilakukan analisis kualitatif Dilakukan analisis kuantitatif dengan Spektrofotometer
Serapan atom pada λ 769,9 nm untuk kalium, λ 589,6 nm
untuk natrium, λ 422,7 nm untuk kalsium, λ 248,3 nm untuk besi dan λ 202,6 nm untuk magnesium
Hasil Filtrat
Universitas Sumatera Utara
3.5.6 Pemeriksaan Kualitatif 3.5.6.1 Kalium