Mekanisme Kerja Hiperbarik Oksigen 1. Definisi

BAB 4 PERAWATAN DAN PROGNOSIS

4.1. Hiperbarik Oksigen 4.1.1. Definisi Terapi hiperbarik oksigen berkaitan dengan perrnafasan dengan oksigen murni pada ruang tertutup yang telah diberi tekanan udara pada 1,5 sampai 3 kali tekanan atmosfer normal. 20

4.1.2. Mekanisme Kerja

Pada orang yang tinggal di daerah Asia Tenggara, 98 oksigen pada darah dibawa oleh hemoglobin dan sel darah merah dan sisanya dihancurkan di plasma. Tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan fungsi sel. Saat oksigen meningkat normal 19 ke 21 kita bernafas sampai batas 100 persen dan tekanan atmosfer meningkat, oksigen terdorong dari sistem sirkulasi kedalam cairan dan jaringan tubuh. Hiperbarik oksigen dapat mengurangi penyempitan pembuluh darah, sehingga edema berkurang saat oksigen meningkat. Terapi hiperbarik oksigen dapat dilakukan pada ruangan untuk satu orang atau bilik ruangan yang dapat menampung lebih dari 12 orang. Ruangan untuk satu orang terdiri dari pipa yang terbuat dari plastik dengan panjang kira-kira 7 kaki. Ruangan ini diberi oksigen murni secara berangsur-angsur dan tekanan ruangan ini ditingkatkan sampai 2,5 kali lebih dari tekanan atmosfer normal. Pasien mengalami rasa tidak nyaman pada telinga yang biasanya akan hilang jika 22 Universitas Sumatera Utara tekanan dikurangi sedikit. Pada akhir sesi, teknisi mengurangi pemberian tekanan. 20 Terapi hiperbarik oksigen digunakan sebagai terapi konvensional untuk decompression sickness, menghambat cedera karena radiasi, serta memperlambat infeksi pada tulang dan otak. 20 Terapi hiperbarik oksigen telah dilaporkan memiliki anti inflamasi yang kuat dan menunjukkan peningkatan fungsi imun. Terdapat bukti bahwa tekanan oksidasi dapat dikurangi dengan terapi hiperbarik oksigen diikuti peningkatan regulasi dari enzim antioksidan. Terapi hiperbarik oksigen juga menunjukkan pergerakan sel induk dari sumsum tulang ke sirkulasi sistemik. 1. Mengubah jaringan yang hipoksia karena infeksi 21 Oksigen adalah kunci untuk proses fagositosis dan membunuh bakteri oleh neutrofil atau polimorfonuklear PMN. Pada proses ini dihasilkan oksigen yang radikal dan superoksida oleh konsentrasi oksigen didalam jaringan. Saat tekanan oksigen menurun dibawah 30 mmHg maka aksi bakterisid pada PMN turun drastis. Hal ini didemonstrasikan oleh Knighton et al pada tahun 1984 dimana aktivitas fagosit dari neutrofil dibandingkan dengan tekanan oksigen pada saat mencerna Staphylococcus Aureus. Terapi hiperbarik oksigen memiliki enam aksi dalam melawan infeksi: Jaringan lunak dan infeksi tulang sering disertai oleh daerah yang terlokalisir dari jaringan hipoksia oleh karena proses inflamasi yang disertai infeksi dan oleh trombosis vaskuler. Universitas Sumatera Utara 2. Pengaktifan neutrofil Ketika tekanan O 2 3. Peningkatan aktifitas makrofag meningkat pada jaringan, leukosit membunuh bakteri lebih efisien. Pada tekanan oksigen dibawah 30 mmHg kekuatan PMN dalam membunuh bakteri berkurang. Terapi hiperbarik oksigen merupakan cara untuk meningkatkan tekanan oksigen pada level dimana PMN dapat berfungsi secara efektif pada daerah hipoksia disertai dengan jaringan yang terinfeksi. Dengan peningkatan tekanan oksigen pada jaringan ke level yang lebih tinggi daripada tekanan lingkungan saat kita bernafas, maka efek PMN dalam membunuh bakteri dapat ditingkatkan. Makrofag berperan dalam menyerang infeksi dengan mencari bakteri dan material asing. Pada kondisi under hypoxic, makrofag mudah dalam mencari bakteri dan menghasilkan peroksida. Hipoksia juga menyebabkan makrofag memproduksi sitokin inflamatori TNF-alpha, IL-1, IL-8, perlekatan interseluler molekul-1, dimana dapat memberi respon yang tidak baik pada infeksi. 4. Pencegahan pertumbuhan bakteri Bakteri anaerob merupakan bakteri yang rentan dalam meningkatkan konsentrasi oksigen. Semakin sensitif organisme anaerob terhadap oksigen maka semakin rendah level kesalahan mutasi superoksida, sebuah enzim yang membuat sel mempertahankan dirinya melawan radikal bebas oksigen. Dengan hiperbarik oksigen, sejumlah besar radikal bebas oksigen dapat dihasilkan, membuat bakteri anaerob sangat rentan dibunuh pada saat oksidasi. Universitas Sumatera Utara 5. Pencegahan pelepasan bakteri endotoksin Satu dari mekanisme terapi hiperbarik oksigen terlihat bekerja berlawanan dengan beberapa efek pengeluaran dari bakteri endotoksin. Agar bekerja lebih optimal, hiperbarik oksigen harus diberikan lebih awal pada daerah infeksi dan dikombinasi dengan surgical debridement dan antibiotik. 6. Kemampuan potensial efek antobiotik Knighton et al dan Hunt et al menunjukkan bahwa oksigen menambah efektifitas antibiotik. Semakin besar konsentrasi oksigen, maka semakin terlihat efeknya. Hal ini telah didemonstrasikan pada percobaan Staphylococcus Aureus pada pengobatan osteomielitis dengan cefazolin.

4.1.3 Prognosis