Seminar Nasional dan Lokakarya PISA 2016, FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN KADO PADA MATERI PERKALIAN MATRIKS DI KELAS XII IPS 3
SMA NEGERI 4 OKU
Diana Purnamasari
1
1
Guru SMA Negeri 4 OKU Email: a.dianapurnamasariyahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan media KADO Kartu Domino matriks. Penelitian dilakukan terhadap 35 siswa kelas
XII IPS 3 SMA Negeri 4 OKU. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar observasi
dan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa pada prasiklus sebesar 54,3. Sedangkan pada siklus I sebesar 61,0 dan pada siklus II meningkat menjadi 75,0.
Meningkatnya hasil belajar siswa juga diikuti dengan meningkatnya ketuntasan secara klasikal. Hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal pada prasiklus sebesar 49.
Pada siklus I sebesar 63 dan pada siklus II sebesar 86. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 82,3 dari siklus I sebesar
75,4. Berdasarkan hasil tersebut, penggunaan media KADO matriks telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 4 OKU. Untuk itu,
media KADO matriks dapat dicoba untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran matiks berikutnya atau dapat juga dicobakan pada materi matematika lain.
Kata kunci: kartu domino, hasil belajar, matriks
I. Pendahuluan
Tak dapat dipungkiri, matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Penyebabnya adalah sebagian besar objek yang dipelajari merupakan
objek yang abstrak. Agar pembelajaran matematika dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka para siswa harus memiliki penguasaan
matematika yang memadai. Hal yang sama dialami siswa kelas XII IPS SMA Negeri 4 OKU. Sebagian besar
para siswa belum menguasai matematika yang memadai yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa masih mengalami kesulitan mempelajari matematika yang men-
gakibatkan prestasi yang dicapai kurang menggembirakan. Padahal, pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa dapat tercapai dengan maksimal. Dalam pem-
belajaran matematika di SMA kelas XII IPS, terdapat pokok bahasan matriks. Materi ini
1
Diana PurnamasariPeningkatan Hasil Belajar
dipelajari pada semester ganjil dan belum pernah dipelajari di jenjang pendidikan se- belum SMA.
Terdapat banyak materi pokok bahasan matriks, diantaranya materi operasi ma- triks. Dalam operasi matriks tersebut terdapat perkalian matriks. Materi ini sebenarnya
mudah tetapi membutuhkan ketelitian lebih. Untuk mengerjakan operasi perkalian ma- triks, siswa harus paham dulu cara menghitung perkalian matriks, kemudian baru
menentukan ordo hasil perkalian dua matriks itu sendiri. Dalam tiga tahun pelajaran berturut-turut, pada kelas XII IPS SMA Negeri 4 OKU, ketuntasan siswa secara klasikal
pada ulangan materi matriks tak mencapai 85. Pada tahun pelajaran 20122013, ketun- tasan siswa secara klasikal pada ulangan materi matriks sebesar 53. Sedangkan kemu-
dian pada 20132014, nilai ketuntasan klasikal naik ke angka 61. Selanjutnya 20142015, nilai ketuntasan klasikal tersebut kembali mengalami kenaikan hingga men-
capai 65. Meskipun tiga tahun berturut-turut nilai klasikal tersebut mengalami ke- naikan, namun nilainnya tak mencapai 85.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, rendahnya hasil belajar ini dikarenakan tiga faktor. Pertama, siswa tidak memahami konsep matriks. Faktor kedua adalah keti-
daktepatan model pembelajaran yang digunakan guru. Serta faktor terakhir, rendahnya penggunaan mediaalat peraga yang dapat menunjang proses pembelajaran. Pada
umumnya, proses pembelajaran matematika dimulai dengan menjelaskan materi. Selan- jutnya guru memberikan contoh soal dan pemecahannya. Setelah itu, guru akan mem-
inta siswa mengerjakan tugassoal latihan secara individu. Bila tugassoal selesai diker- jakan, siswa mengumpulkan hasil pekerjaaannya.
Langkah selanjutnya adalah menugaskan siswa untuk mengerjakan tugasnya di papan tulis. Bila ada materi yang dianggap sulit oleh siswa, maka guru akan menje-
laskan materi tersebut. Langkah terakhir adalah guru memeriksa hasil tugas siswa. Sayangnya, selama proses belajar mengajar berlangsung, guru tidak menggunakan me-
dia atau alat peraga yang membuat siswa tertarik ingin belajar dan memahami materi. Pembelajaran yang dilakukan pun tidak berkesan pada diri siswa. Sehingga siswa cen-
derung pasif karena hanya menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa respon lebih dari siswa.
2
Seminar Nasional dan Lokakarya PISA 2016, FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016
Proses pembelajaran yang cenderung menggunakan satu pendekatan secara terus menerus, tanpa variasi, menyebabkan siswa bosan. Untuk membuat variasi dalam pem-
belajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran meru- pakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong proses belajar pada diri siswa.
Dengan penggunaan media pembelajaran, sejumlah keuntungan dapat diraih bagi siswa dan bagi guru. Keuntungan pertama yang diraih siswa adalah siswa belajar
dengan semangat dan lebih aktif. Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa mengenai apa yang sedang mereka pelajari. Sedan-
gkan bagi guru, media bisa memungkinkan guru mengajar lebih sistematis, teratur dan mampu memberikan kesan bagi siswa. Selain itu, penggunaan media juga mampu mem-
buat suasana belajar lebih hidup, komunikasi antara guru-siswa dan siswa-siswa dapat terjalin dengan baik.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar menjadi salah satu alternatif yang dipandang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika. Hal ini
berdasarkan pada kenyataan pada matematika terdapat banyak pokok bahasan yang memerlukan alat bantu untuk mempermudah pemahaman konsep pada siswa. Beberapa
kerugian yang ditimbulkkan tanpa media belajar diantaranya pesan yang disampaikan guru tak berhasil secara maksimal. Kemudian perhatian siswa pun tak terarah kepada
penjelasan yang diberikan oleh guru. Ditambah lagi siswa tak memiliki pengalaman yang sama karena ide abstrak yang dimiliki siswa tak bisa diterjemahkan secara nyata.
Sehingga proses belajar menjadi membosankan. Materi matriks, khususnya materi menentukan ordo hasil perkalian matriks, da-
pat diajarkan dengan menggunakan media. Salah satu mediaalat peraga yang digunakan dalam materi matriks adalah kartu domino KADO matriks. Kado matriks disini meru-
pakan suatu media pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino biasa. Kartu domino matriks ini digunakan untuk memahami materi menentukan ordo hasil
perkalian dua matriks. Hal ini dilakukan untuk menarik minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran matriks.Penggunaan alat peraga Kado matriks diharapkan siswa da-
pat lebih memahami materi, siswa mendapatkan pengalaman nyata, dan siswa akan mu- 3
Diana PurnamasariPeningkatan Hasil Belajar
dah mengingat materi tersebut. Pada akhirnya, siswa dapat menentukan sendiri ordo hasil perkalian matriks.
Berdasarkan uraian di atas, judul penelitian ini “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Kado pada Materi Perkalian
Matriks di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 4 OKU”.
II. Metodologi