Diana PurnamasariPeningkatan Hasil Belajar
dah mengingat materi tersebut. Pada akhirnya, siswa dapat menentukan sendiri ordo hasil perkalian matriks.
Berdasarkan uraian di atas, judul penelitian ini “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Kado pada Materi Perkalian
Matriks di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 4 OKU”.
II. Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan KADO matriks di kelas
XII IPS 3 SMA Negeri 4 OKU. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 4
OKU tahun pelajaran 20152016 yang berjumlah 35 orang 17 laki-laki, 18 perempuan Kegiatan ini akan dilakukan dalam beberapa siklus. Tiap siklus terdiri dari empat
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun rencana kegiatan dalam siklus penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut
4
PERENCANAAN:
Penggunaaan KADO materi perkalian matriks
PELAKSANAAN :
Pelaksanaan Penggunaaan KADO materi perkalian matriks
PENGAMATAN :
Pengamatan terhadap Pelaksanaan Penggunaaan KADO materi perkalian
matriks
SIKLUS I
REFLEKSI
PERENCANAAN:
Perbaikan Penggunaaan KADO materi perkalian
matriks
SIKLUS II
PELAKSANAAN :
Perbaikan Pelaksanaan Penggunaaan KADO materi perkalian matriks
PENGAMATAN :
Pengamatan terhadap Perbaikan Pelaksanaan
Penggunaaan KADO materi perkalian matriks
REFLEKSI
SIKLUS DIHENTIKAN APABILA MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH
DITETAPKAN, TETAPI JIKA BELUM SIKLUS DILANJUTKAN KEMBALI
Seminar Nasional dan Lokakarya PISA 2016, FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016
Gambar 1. Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran kinerja
yang efektif, untuk mengukur indikator-indikator kerja, efisiensi, dan kerja sama antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Tes dilaksanakan menggunakan tes tertulis
untuk mengukur kemampuan dan ketrampilan siswa dalam menguasai materi perkalian matriks.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis ketuntasan belajar klasikal dan analisis keaktifan siswa.
Analisis deskriptif ini untuk mendeskripsikan data penelitian berupa perolehan skor rata-rata, nilai maksimal, nilai minimum dan ketuntasan individu siswa. Untuk
ketuntasan individu, siswa dinyatakan tuntas pada mata pelajaran Matematika kelas XII IPS 3 di SMA Negeri OKU apabila memperoleh nilai KKM ≥ 75. Analisis ketuntasan
belajar klasikal bertujuan untuk mengetahui persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai
apabila lebih dari 85 siswa telah mencapai ketuntasan individu dari hasil tes yang dilakukan. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila semua aspek pengamatan perilaku tergolong aktif. Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi. Penilaiannya
berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Skor 1 bila deskriptor tampak
2. Skor 0 bila deskriptor tidak tampak Pengolahan data untuk melihat peningkatan keaktifan belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran dianalisis dengan rumus berikut.
100 x
N f
P
5
Diana PurnamasariPeningkatan Hasil Belajar
P : Nilai persentase
f : Jumlah siswa yang aktif pada aspek yang diamati
N : Jumlah sampel Table 1. Tingkat Keaftifan Siswa
Presentase Kriteria Keaktifan
80 – 100 60 – 79
40 – 59 20 – 39
0 – 19 Sangat Aktif
Aktif Cukup Aktif
Kurang Aktif Sangat Kurang
III.Hasil
Sebelum dilaksanakan siklus I terlebih dahulu dilakukan pengamatan atau observasi terhadap jalannya proses pembelajaran tanpa menggunakan media, yaitu pada
tahap prasiklus. Hasil observasi peneliti pada prasiklus sebagai berikut. Tabel 2
. Data Keaktifan Siswa pada Prasiklus No.
Aspek yang diamati Prasiklus
Frek 1
Membaca atau menggali informasi dari sumber belajar 14
40,0 2
Berinteraksi dengan guru dan teman 24
68,6 3
Mengerjakan tugas atau soal yang diberikan 29
82,9 4
Mengungkapkan pendapat atau pertanyaan 14
40,0 5
Membuat catatan atau kesimpulan 22
62,9 Rata-rata
58,9 Dari data di atas diperoleh rata-rata keaktifan siswa baru mencapai 58,9 . Hal
ini belum memenuhi kriteria keaktifan yang mencapai 60 ke atas. Ada beberapa siswa yang sudah menggali informasi dari sumber belajar yaitu 14 orang, dan mau
mengungkapkan pendapat atau pertanyaan sebanyak 14 orang. Siswa lain belum terlihat melakukan kegiatan ini.
Pada hasil belajar siswa di prasiklus ini nilai rata-rata siswa sebesar 54,3 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 15. Ketuntasan belajar klasikal siswa baru mencapai
49. Untuk itu dilakukan tindakan perbaikan yang dilaksanakan di siklus I. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
6
Seminar Nasional dan Lokakarya PISA 2016, FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016
Tabel 3 . Data Keaktifan Siswa pada Siklus I
No Aspek yang diamati
Siklus I Frekuensi Persentase
1 Membaca atau menggali informasi dari sumber belajar
27 77,1
2 Berinteraksi dengan guru dan teman
27 77,1
3 Mengerjakan tugas atau soal yang diberikan
32 91,4
4 Mengungkapkan pendapat atau pertanyaan
19 54,3
5 Membuat catatan atau kesimpulan
27 77,1
Rata-rata 75,4
Hasil observasi keaktifan siswa menunjukkan keaktifan siswa sudah lebih baik dari prasiklus. Pada siklus I ini keaktifan siswa tergolong aktif dengan persentase
sebesar 75,4. Membaca atau menggali informasi dari sumber belajar sebesar 77,1. Berinteraksi dengan guru dan teman sebesar 77,1. Mengerjakan tugas atau soal yang
diberikan 91,4.Mengungkapkan pendapat atau pertanyaan 54,3. Membuat catatan atau kesimpulan 77,1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,0 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 15. Ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 63. Berdasarkan hasil refleksi nilai rata-rata hasil belajar siswa telah mengalami
peningkatan yang cukup baik, yaitu 61,0. Angka ini jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tahap prasiklus selama pembelajaran materi sebelumnya yang
hanya 54,3. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan, dari 58,9 menjadi 75,4. Walau demikian masih ada siswa yang mendapatkan nilai sangat rendah yaitu 15, jauh
di bawah KKM. Masih terdapat 13 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan. Tingkat ketuntasan klasikal siswa sebesar 63. Terdapat beberapa aspek keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran yang masih memerlukan peningkatan terutama pada aspek keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat atau pertanyaan. Oleh karena itu
peneliti melanjutkan siklus penelitian ini pada tahap selanjutnya yaitu siklus II. Observasi terhadap jalannya proses pembelajaran pada siklus II dengan
menggunakan Kado matriks juga dilakukan, maka hasil observasi peneliti adalah sebagai berikut.
7
Diana PurnamasariPeningkatan Hasil Belajar
Tabel 4. Data Keaktifan Siswa pada Siklus II No
Aspek yang diamati Siklus II
Frekuensi Persentase 1
Membaca atau menggali informasi dari sumber belajar 27
77,1 2
Berinteraksi dengan guru dan teman 31
88,6 3
Mengerjakan tugas atau soal yang diberikan 34
97,1 4
Mengungkapkan pendapat atau pertanyaan 25
71,4 5
Membuat catatan atau kesimpulan 27
77,1 Rata-rata
82,3
Hasil observasi menunjukkan keaktifan siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dengan presentase sebesar 82,3. Membaca atau menggali informasi dari
sumber belajar sebesar 77,1. Berinteraksi dengan guru dan teman sebesar 88,6. Mengerjakan tugas atau soal yang diberikan 97,1. Mengungkapkan pendapat atau
pertanyaan 71,4. Membuat catatan atau kesimpulan 77,1. Nilai rata-rata siswa pada tahap siklus II sebesar 75,0 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Ketuntasan
belajar klasikal siswa mencapai 86. Berdasarkan hasil refleksi nilai rata-rata hasil belajar siswa terus mengalami
peningkatan yaitu dari 61,0 siklus I menjadi 75,0 siklus II. Angka pada siklus II jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata pada siklus I. Tingkat ketuntasan klasikal siswa telah
mencapai angka maksimal, yaitu 86, sudah melebihi target ketuntasan klasikal minimal, yaitu 85. Dalam proses pembelajaran pengamatan terhadap semua aspek
kegiatan dan keaktifan siswa menunjukkan hasil yang baik dengan rata-rata keaktifan 82,3 yang tergolong sangat aktif.
IV. Pembahasan