disiplin kerja β 0,113 p0.05; p=0,037 dan budaya organisasi β
0,196 p0.05; p=0,018 berpengaruh positif terhadap disiplin pegawai. Kontribusi pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai sebesar
∆
R
2
0,057 Hipotesis III dapat dinyatakan diterima karema motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
disiplin kerja.
Tabel 23. Ringkasan Hasil Hipotesis No.
Hipotesis Hasil
1. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
disiplin kerja pegawai. Terbukti
2. Budaya organisasi berpengaruh positif
terhadap disiplin kerja pegawai Terbukti
3. Motivasi kerja dan budaya organisasi
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai
Terbukti
Sumber: Data Primer yang diolah 2016
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai SATPOL PP.
1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja Pegawai SATPOL
PP Kabupaten Gunungkidul Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh
positif terhadap disiplin kerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan regresi diperoleh nilai sebesar
β 0,143 p0.05; p=0,040. Kontribusi pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai
sebesar
∆
R
2
0,020; maka hipotesis pertama diterima. Motivasi kerja yang dimiliki pegawai SATPOL PP tergolong masih
rendah, hal ini mempengaruhi tingkat disiplin mereka. Rendahnya motivasi yang ada di diri pegawai, membuat mereka bersikap seenaknya
dalam bekerja, sehingga mereka tidak mematuhi peraturan yang ada di kantor.
Motivasi yang tinggi tidak memerlukan imbalan ekstern, ia mendorong orang untuk mencerminkan rasio dalam perlakuannya dan menguasai
dirinya sehingga ia menunjukkan self discipline karena itu disiplin yang baik memerlukan kesadaran yang tinggi dari para pegawai G.R. Terry
dalam Winardi ,1997:115. Disiplin kerja pegawai akan tercipta ketika indikator-indikator motivasi kerja terpenuhi seperti kebutuhan untuk
berprestasi need for achievement, kebutuhan berafiliasi need for affiliation, kebutuhan kekuatan need for power David C.Mc.Celland
dalam Hasibuan 1996:111. Dengan adanya kebutuhan untuk berprestasi need for achievement
maka setiap pegawai akan berusaha mendapatkan penghargaan atau prestasi di dalam kantor SATPOL PP tersebut, sehingga pegawai akan
berusaha menunjukan kemampuan terbaiknya untuk mendapatkan penghragaan atau prestasi. Salah satunya dengan mentaati peraturan di
kantor, sehingga akan menciptakan disiplin kerja yang tinggi. Kebutuhan berafiliasi need for affiliation akan mendorong pegawai
SATPOL PP utnuk lebih banyak berinteraksi dengan rekan kerja mereka,sehingga pegawai akan merasa nyaman dan betah di dalam kantor
karena adanya keakraban atau hubungan baik antar pegawai. Hal ini akan mengurangi tingkat membolos pegawai pada jam kerja.
Kebutuhan kekuatan need for power akan mendorong pegawai