30
memastikan bahwa kondom selalu tersedia saat diperlukan. Kondom biasanya dapat diperoleh dioutlet umum yaitu tempat dimana kondom bisa diperoleh yang
berkaitan dengan ketersediaan kondom. Misalnya, supermarket, apotik, dan toko obat. Kondom juga harus mudah didapat saat diperlukan, prinsipnya mendekatkan
kondom pada mereka yang membutuhkannya. Untuk itu diperlukan tempat penjualan alternatif yang biasanya adalah orang yang ada di sekitar tempat
transaksi seksual. Termasuk dalam outlet alternatif adalah mereka yang berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam transaksi seksual, misalnya,
tukang ojek, tukang becak, mucikari, penjaga keamanan.
2.4.7.1 Tujuan Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom
Tujuan Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom adalah : 1
Tujuan umum dari program Pemasaran Sosial dan Manajemen Pengelolaan Kondom adalah mengurangi perilaku berisiko tinggi dan mempromosikan gaya
hidup sehat melalui pemakaian kondom. 2
Tujuan khusus program ini adalah memastikan agar kondom selalu tersedia dan terjangkau dalam jumlah yang cukup di lokasi intervensi hingga unit terkecil,
yakni di tiap wisma sampai di tiap kamar setiap saat, dengan cara memperbaiki sitem dan manajemen rantai pasokan termasuk di dalamnya distribusi kondom
Depkes RI, 2009:45, Pedoman Pengendalian Infeksi Menular Seksual Dengan Pengobatan Presumptif Berkala Periodic Presumptive Treatment.
2.4.7.2 Prinsip Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom
2.4.7.2.1 Ketersediaan:
1 Mendekatkan produk pada konsumen.
31
2 Menggunakannya saluran distribusi yang ada.
2.4.7.2.2 Kemudahan:
1 Mendekatkan produk pada pengguna.
2 Kesempatan untuk mengedukasi pengguna dan menciptakan kebutuhan
akan produk. 3
Produk bisa diperoleh kapan pun diperlukan. 2.4.7.2.3
Keterjangkauan harga: Merupakan harga yang bisa dijangkau masyarakat paling miskin.
2.4.7.2.4 Daya tarik:
1 Kemasan yang menarik.
2 Merek yang mudah diingat.
3 Promosi yang “top of mind”.
4 Memenuhi standar kualitas Depkes RI, 2009:45.
2.4.7.3 Sasaran Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom
Sasaran Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom adalah : 1
Kelompok perilaku risiko tinggi terhadap penularan PMS, HIV, dan AIDS.
2 Pemangku kepentingan di daerah intervensi yang beranggotakan pemangku
kepentingan, petugas keamanan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pariwisata. Pokja Kelompok Kerja atau pengurus dari resosialisasi bekerja
sama dengan distributor kondom dan klinik IMS untuk mengembangkan
jejaring outlet.
3 Distributor kondom yang bertanggung jawab untuk menyediakan kondom.
Pokja Kelompok Kerja membeli dan menjual kembali kondom kepada wanita
32
pekerja seks dan tamupelanggannya. Adapun klinik IMS memantau prevalensi
PMS sebagai indikator dari penggunaan kondom Depkes RI, 2009: 45-46. 2.4.7.4
Pelaksana Prinsip Pemasaran Sosial dan Pengelolaan Logistik Kondom
Pelaksana adalah para pengelola program layanan kesehatan layanan kesehatan begi kelompok perilaku risiko tinggi yang merencanakan untuk
mengembangkan dan mengelola program pemasaran sosial kondom dalam rangka mengubah perilaku kelompok dampingan.
Pelaksana harus mempunyai pengetahuan tentang PMS, HIV, dan AIDS dan ketrampilan:
1 Ketrampilan komunikasi: komunikasi verbal dan non verbal, membangun dan
mendukung konsensus, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan, dan mengelola tanya jawab.
2 Ketrampilan fasilitasi: mengembangkan dan mengorganisasikan ide, mengelola
pertemuan, mendorong pengambilan keputusan Kelompok Dukungan KD, mengelola konflik, dan membuat kelompok aktif.
3 Ketrampilan bina suasana: berbagai permainan dan bernyanyi sehingga suasana
menjadi akrab Depkes RI, 2009:46.
2.4.8 Peran Pemangku Kepentingan Dalam Perubahan Perilaku