Unsur Unsur Drama 1 Drama

12 dijelaskan juga, apabila sebuah drama dinikmati sebagai sebuah karya tulis maka sewaktu membacanya imajinasi perlu mengarah ke situasi penglihatan, suasana, gerak, dan perilaku. Imajinasi tersebut telah dijelaskan pada naskah drama. Oemardjati 1971:11 memberikan batasan drama sebagai karangan yang berbentuk prosa atau puisi yang ditulis oleh seorang dramawan sebagai hasil sastra milik pribadi yang berisi kisah hidup dan kehidupan manusia melalui dialog-dialog para tokoh yang khususnya sebagai bahan bacaan. Istilah drama merupakan jenis kesenian kolektif yang memperagakan tingkah laku manusia sebagai action perbuatan atau tindakan dan dialog. Drama disebut sebagai seni kolektif sebab pergelarannya cenderung selalu berhubungan dengan berbagai jenis kesenian yang lain, seperti seni sastra berupa naskah drama, seni rupa implemantasinya pada panggung atau setting dan tata cahaya, seni musik berupa ilustrasi dan tata suara, seni rias berupa make up dan kostum.

2.1.2 Unsur Unsur Drama

Secara umum, sebagaimana fiksi, terdapat unsur yang membentuk dan membangun dari dalam karya itu sendiri intrinsik dan unsur yang mempengaruhi penciptaan karya ekstrinsik. Dari dalam karya itu sendiri, drama dibentuk oleh unsur-unsur penokohan, alur, latar, konflik, tema, amanat, serta aspek gaya bahasa dalam Hasanudin 1996:8. Unsur ekstrinsik menurut Wellek dan Warren 1993:77-134 adalah, biografi pengarang, psikologi, masyarakat dan pemikirannya. 13 Kemudian dijelaskan pula, drama dalam kapasitas sebagai seni pertunjukkan hanya dibentuk dan dibangun oleh unsur-unsur yang menyebabkan suatu pertunjukkan dapat terlaksana dan terselenggara. Menurut Damono dalam Hasanudin 1996:8 ada tiga unsur yang merupakan satu kesatuan menyebabkan drama dapat dipertunjukkan, yaitu unsur naskah, unsur pementasan, dan unsur penonton. Jadi, berdasarkan batasan tentang hakikat dan pengertian drama, dapat ditarik kesimpulan bahwa drama adalah genre sastra yang mempunyai karakteristik khusus, yaitu berdimensi sastra pada satu sisi dan berdimensi seni pertunjukkan pada sisi lainnya. Drama berbentuk dialog dan merupakan potret kehidupan manusia dengan konflik batin para tokohnya yang bersifat dramatis, dan dapat dinikmati baik dari segi pertunjukkan maupun bacaan. Drama yang bertujuan untuk dipentaskan dan menjadi seni pertunjukkan memerlukan unsur pendukung atau pelengkap. Unsur pendukung atau pelengkap tersebut adalah unsur teater, yaitu: gerak, tata busana, tata rias, tata panggung, tata bunyi dan tata sinar. Antara novel, cerpen, puisi, dengan drama dalam penggambaran wataknya mempunyai perbedaan. Di dalam novel, cerpen atau puisi, pembaca dapat melihat perwatakan tokoh lebih jelas, sedangkan dalam drama hanya dapat dilihat dari suasana tempat terjadinya cerita itu dan dari munculnya dialog-dialog. Hal ini dapat terjadi karena drama sebagai salah satu produk sastra disoroti secara keseluruhan dengan bentuknya dengan bentuknya yang khas yaitu dialog Oemardjati 1971:61. 14 Membahas unsur-unsur yang dikandung drama, tak lepas dari struktur drama kuno yang dibuat Aristoteles dalam bukunya Poetica. Hingga masa sekarang, unsur-unsur klasik tersebut masih dipakai oleh banyak dramawan. Pembaruan unsur-unsur drama, jika ada, berangkat dari unsur dasar drama Aristoteles. Worthen 2003:24-35 secara lengkap menjelaskan unsur-unsur drama Aristoteles;

1. Plot Alur.