PERBANDINGAN CAPAIAN OUTPUTDAN OUTCOME DENGAN

33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAPPEDA- 2013 1. Semakin baiknya kinerja Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012. 2. Belum sempurnanya pengukuran kinerja pada tahun 2012 yang disebabkan karena belum sempurnanya penyusunan renstra Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara seperti beberapa target sasaran masih bersifat output dan tidak semua sasaran memiliki target yang jelas sulit diukur serta terlalu banyaknya sasaran yang ingin dicapai. 3. Dengan kondisi ketidaksempurnaan renstra tersebut, maka penetapan renja tidak berdasarkan dokumen perencanaan yang seharusnya. Dan kondisi ini juga mempengaruhi pengukuran kinerja output dan outcome menjadi tidak jelas dan tidak dapat mereprestasikan kinerja yang sesungguhnya. 4. Untuk tahun 2013, perencanaan Bappeda Kutai Kartanegara sudah lebih baik karena telah dilakukannya review renstra, sehingga mempermudah perencanaan, pengendalian hingga pengukuran kinerja baik output maupun outcome.

BAB IV P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa secara umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang sangat signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Lima sasaran sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Tahun 2011-2015semuanya telah dapat direalisasikan dengan kategori Sangat Berhasil dan realisasi fisik kegiatan 2013 sebesar 94,67 sedangkan realisasi penyerapan anggaran Akuntabiilitas Keuangan2013 sebesar 76,07. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator kinerja sasaran yang tercantum dalam Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011- 2015 sudah dapat dipenuhi sesuai dengan harapan.Hal ini menunjukkan sudah berjalannya sistem perencanaan, pengendalian dan pelaporan pada tahun 2013 dimana pada tahun sebelumnya sudah dilakukan review terhadap renstra dengan menyesuaikan pada isu-isu strategis yang berkembang. Untuk realisasi penyerapan anggaran tahun 2013 yang hanya menunjukkan angka 76,07 disebabkan oleh beberapa kebijakan diantaranya adalah efisiensi penggunaan anggaran. Namun patut diperhatikan bahwa kebijakan tersebut tidak dimaksudkan untuk tidak memperhatikan pencapaian output kegiatan, dan dari realisasi fisik kegiatan yang menunjukkan angka sebesar 94,67 dapat dinilai bahwa kebijakan efisiensi tersebut tidak menunjukkan penurunan pencapaian output fisik. Hal ini perlu dipertimbangkan untuk dilanjutkan di masa mendatang.

B. UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Sejumlah permasalahan dalam perencanaan pembangunan yang senantiasa berkembang menjadi tantangan bagi Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara dalam upaya untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Melihat pada peluang dan tantangan yang dihadapi oleh BappedaKabupaten Kutai Kartanegara dirasakan perlu diupayakan 35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAPPEDA- 2013 untuk memperkuat peran kelembagaan Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara. Berikutbeberapa langkah yang dapat diupayakan diantaranya adalah: - Mengembangkan fungsional perencana yang telah dimiliki oleh Bappeda serta mendorong tumbuhnya kader-kader fungsional perencana yang diharapkan akan dapat membawa Bappeda Kutai Kartanegara menjadi institusi perencana pembangunan daerah yang kredibel dan professional. Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan peningkatan dan pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur perencana melalui pendidikan formal dan jalur pelatihan serta re-positioning aparatur berdasarkan analisa beban kerja yang sudah dilakukan dengan memperhatikan kemampuan masing-masing sumber daya aparatur yang ada right man on the right place. - Optimalisasi mekanisme kerja dan koordinasi baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dapat dimulai dengan sinergitas antar bidang, evaluasi mekanisme kerja masing-masing bidang serta penataan koordinasi dan administrasi yang berada di bawah kendali sekretariat. - Diperlukan terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan anggaran menjadi lebih efektif seperti perubahan mekanisme penyusunan program kerjaanggaran yang lebih baik melalui optimalisasi peranan Sub Bagian Penyusunan Program sebagai penyusun dan pengendali program internal Bappeda. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan tahunan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan sudah seharusnya dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat dan kemampuan sumber daya yang tersedia serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah percepatan pelaksanaan kegiatan pada awal tahun anggaran dan perkembangan masalah-masalah aktual di bidang perencanaan pembangunan. - Optimalisasi sistem perencanaan dan pengendalian daerah yang berbasis teknologi informasi yang telah dikembangkan sebagai upaya tersedianya data dan informasi yang akurat dan aktualserta kualitas analisa pembangunan untuk mendukung kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah. Akhirnya, besar harapan kami Laporan Akuntabilitas Kinerja LAKIP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara ini dapat digunakan sebagai alat pertanggungjawaban publik yang transparan dan akuntabel serta