1 Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3
cm yang membutuhkan waktu 8 jam. 2
Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi: a
Fase accelerasi dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
b Fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai
dalam 2 jam. c
Fase decelerasi dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam. b.
Kala II Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. c.
Kala III Kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi
sampai dengan lahirnya plasenta. d.
Kala IV Kala IV merupakan 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas pertimbangan
praktis masih diskusi adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas puerperium, mengingat pada masa ini
sering timbul perdarahan Yanti, 2010, hal. 5.
B. Seksio Sesarea
1. Sejarah Seksio Sesarea
Pertama kali persalinan dengan seksio sesarea dikembangkan sebagai salah satu metode modern di bidang kedokteran untuk membantu menurunkan angka
kematian ibu akibat melahirkan. Tindakan seksio sesarea pertama kali dilakukan untuk melahirkan seorang bayi laki-laki kemudian hari menjadi sang Kaisar Roma
Universitas Sumatera Utara
yang terkenal, yaitu Julius Caesar. Seksio sesarea sudah dikenel sejak zaman Julius Caesar. Pada tahun 700 sebelum Masehi, ketika kekaisaran Roma berada di bawah
kekuasaan Numa Pompelius, setiap wanita yang meninggal dalam persalinan disebabkan melahirkan bayi melalui sayatan pada perutnya.
Sejarah seksio sesarea dalam sejarah kedokteran pada tahun 1794 Masehi seksio sesarea baru disebut sebagai cara untuk melahirkan bayi, ketika seorang
dokter di Virginia Amerika Serikat melakukan operasi pada istrinya. Sejarah kedokteran Amerika mencatat hanya sekitar 10 wanita yang dapat hidup setelah
persalinan dengan operasi. Hal ini disebabkan proses operasi yang belum dapat menjamin keselamatan ibu akibat peralatan operasi yang tidak steril, efek obat bius,
antibiotic, teknik pembedahan, perdarahan, pemantauan pascaopersi, manajemen, serta control rasa sakit Kasdu, 2003, hal. 2.
2. Pandangan Masyarakat Tentang Seksio Sesarea
Pada masa lalu, seksio sesarea merupakan persalinan yang menakutkan dan berisiko kematian, hanya dilakukan pada persalinan normal yang membahayakan
ibu maupun janinnya. Seiring berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, teknik serta anestesi operasi seksio sesarea semakin sempurna. Pada masa
kini, seksio sesarea bisa di jadikan alternatif persalinan tanpa pertimbangan medis. Seksio sesarea semakin diterima masyarakat sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan sumber daya manusia sejak awal kelahiran. Dengan pertimbangan sosial dan untuk keharmonisan keluarga di masa-masa yang akan datang, besar
kemungkinan terdapat permintaan persalinan dengan seksio sesarea. Untuk ikut serta menjaga keharmonisan keluarga dan harapan kelangsungan hidup wanita dalam
menghadapi proses klimakterium dan menopause alami. Demikian seksio sesarea akhirnya menjadi metode pertolongan persalinan yang paling konservatif oleh karena
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas yang rendah Manuaba, 2012, hal. 258.
3. Pengertian Seksio Sesarea