e Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Menu Makanan Balita
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak
dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari
Makanan Selingan Balita Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel
otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di
antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya pagi,
siang dan malam. 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula
saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa
dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.
B.
Syarat pemberian Zat Gizi dan Zat Makanan Balita
Pemberian makanan untuk balita tidak boleh asal kenyang. Akan tetapi harus diperhatikan kandungan gizinya agar sang buah hati tumbuh besar dan
pintar.
a. Protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang
diperlukan sebagai zat pembangun. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk anak balita adalah 1,8-2 gram per kg berat badan atau setar dengan 8-10 total
energi. Untuk memperoleh mutu protein yang baik, seperlima dari kebutuhan protein disuplai dari makanan hewani.
b. Lemak. Lemak dibutuhkan sebagai sumber lemak esensial serta sebagai zat pelarut
vitamin A,D,E, dan K. Pemberian lemak dianjurkan tidak lebih dari 8 dan pemberian lemak esensial
yaitu PUFA asam lemak tidak jenuh ganda diutamakan ± 10. Asam lemak esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan, memelihara kesehatan kulit, serta
mencegah terjadinya penyakit degeneratif sedini mungkin.
c. karbohidrat karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi. Pemberian karbohidrat
yang dianjurkan adalah sebesar 60-65 total energi. d. vitamin A
defisiensi vitamin A merupakan masalah kesehatan yang nyata pada balita. Diperkirakan 3 juta balita diseluruh dunia setiap tahunnya menunjukan defisiensi
vitamin A sehingga menempatkan mereka pada resiko kebutaan. Vitamin A beruntung untuk penglihatan, respon kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan
mental. Kecukupan vitamin A yang dianjurkan adalah 400-450 µg RE perhari.
e. vitamin B1 vitamin B1 mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat.
Kekurangan vitamin B1 akan menimbulkan gejala kehilang nafsu makan dan mengganggu pertumbuhan. Kecukupan vitamin B1 yang dianjurkan adalah 0,5-
0,8mg per hari.
f. vitamin B12 defisiensi vitamin B12 akan menimbulkan keadaan anemia dan hal ini
dapat mengganggu regenerasi sel dan pertumbuhan jaringan. Kecukupan vitamin B12 yang dianjurkan untuk baliata adalah 0,9 -1,2µg per hari.
g. asam folat defisiensi asam folat dapat mengakibatkan anemia dan gangguan
pertumbuhan. Kecukupan asam folat yang dianjurkan adalah 150-200µg per hari. h. kalsium
balita sedang berada pada masa pertumbuhan sehingga kekurangan kalsium dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan dan kekerasan tulang yang
sedang di bentuk. Kecukupan kalsium yang dianjurkan adalah 500mg per hari .
i. fluor f flour dibutuhkan tubuh untuk membuat tulang dan gigi menjadi kuat.
Pungsi utamanya adalah mencegah terjadinya karies gigi. Kecukupan fluor yang dianjurkan pada balita adalah 0,6-0,8mg per hari.
j. besi fe saat ini, sekitar 3-5 anak-anak mengalami deisiensi zat besi. Defisiensi
besi dapat menghambat dan menurunkan perkembangan kognitif, juga menurunkan daya tahan tubuh.
k. seng zinczn seng mempunyai peran dalam sebagai komponen dalam banyak enzim dan
juga sebagai sintesis protein. Oleh karena itu, defisiensi seng pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, pematangan seks, fungsi kognitif, dan imunitas
tubuh.
l. serat kandungan serat yang dianjurkan pada makanan balita adalah ± 7gram.
m. cairan untuk menoptimalkan pencernaan maka jumlah cairan harus mencukupi,
yaitu 100-125 cc per kg berat badan. Batasannya adalah usia 2-3 tahun membutuhkan 115-125 cairan per kg BB dan anak usia 4-5 tahun membutuhkan
cairan 100-110 cairan per kg BB. Contohnya, anak usia 4 tahun dengan BB 16 kg akan membutuhkan cairan 1.600-1.760 cc atau 1,6-1,8 liter per hari atau 6-7 gelas
perhari. Cairan dapat dipenuhi dari minuman, air putih, kuah sayur dan buah- buahan.
n. garam natrium setelah berusia 1 tahun, ginjal seorang anak mulai mature matang
sehingga penggunaan garam dalam jumlah moderat bias ditoleransi. Namun, penggunaan garam yang berlebihan atau bahan makanan yang mengandung
garam tinggi misalnya dalam makan instant, bumbu instans tidak dianjurkan karena berhubungan dengan tekanan darah pada kehidupan selanjutnya.
o. gula kerusakan gizi merupakan masalah utama pada balita. Oleh karena itu,
penambahan gula yang berlebihan pada makanan tidak dianjurkan. Gula sebaiknya hanya diberikan untuk memberi rasa pada makanan.
2. Syarat Makanan Balita.
Anak balita biasanya susah untuk makan, anak balita lebih rewel saat makan dan kerap menolak makanan yang diberikan. Oleh karena itu, dalam
memberi makanan balita, anda perlu taktik tersendiri. a. Suhu
Mulut balita lebih sensitif dibandingkan dengan mulut orang dewasa. Oleh karenanya, suhu makanan hangat-hangat kuku lebih baik dibandingkan suhu
panas.
b. Waktu makan Pengaturan waktu makan akan memelihara kecukupan asupan zat gizi
balita. Untuk itu, berikanlah makanan 5-6kali waktu terdiri dari 3 kali makanan utama dan 2-3 kali makanan selingan snack
c. Posisi makan Balita mempunyai kapasitas lambung yang kecil. Oleh karena itu, porsi
makanan yang bisa ditolerir adalah porsi kecil. Untuk melengkapi kebutuhan gizi balita, berikanlah makanan setiap 3-4 jam dengan porsi kecil, tetapi padat gizi.
d. Jenis makanan Pemberian makanan utama dengan diselingi camilan akan membantu
mencegah balita dari gejala kelelahan dan nafsu makan balita terkontrol dengan baik. Namun, jika camilan yang diberikan tinggi gula, selera makan anak pada
saat makanan utama akan menurun.
e. Warna makanan Makanan yang diberikan kepada balita harus memiliki warna yang lebih
atraktif untuk meningkatkan selera makananya. Makanan disajikan dengan warna menarik, lengkap dengan alat penyajian yang didesain dengan gambar dan bentuk
yang disukai balita.
f. Tekstur makanan Karena proses pengunyahan balita belum berkembang baik sehingga
makanan yang sulit dicerna seperti daging atau sayuran yang berserat tinggi tidak cocok untuk diberikan
C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit