lxxi jamkesmas dengan pemeriksaan selama kehamilan dapat dijelaskan oleh model
ini dan sisanya sebesar 25,7 disebabkan oleh faktor lain.
Dari table diatas diperoleh informasi hasil uji statistic SPSS melalui uji statistic regresi logistic bahwa ibu hamil yang berpengetahuan lebih tinggi
≥ Median memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal
dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas 1.6 kali lebih besar dibandingkan pengetahuan lebih rendah Median. Tetapi hubungan ini secara
statistic tidak signifikan p = 0.293. Dari table di atas juga diperoleh informasi bahwa ibu hamil yang memilih
sikap mendukung ≥ Median memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan
pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas 4 kali lebih besar daripada sikap tidak mendukung.Hubungan ini secara statistic
signifikan p = 0.002 .
C. Pembahasan
Pada penelitian ini variable yang mempengaruhi pemanfaatan jaminan kesehatan masyarakat pada ibu hamil miskin di Kota Blitar yaitu ;
1.Hubungan pengetahuan dengan perilaku pemanfaatan jaminan kesehatan pada ibu hamil miskin di Kota Blitar.
Terbentuknya perilaku baru pada seseorang dimulai dari seseorang tahu dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada seseorang tersebut.Pengetahuan responden tentang jaminan kesehatan sebagai dampak penyuluhan, apabila dilihat dari hasil
lxxii pengukuran tentang tingkat pengetahuan yang meliputi aspek ; tujuan jamkesmas,
sasaran jamkesmas, prosedur pelayanan, pembiayan dan kewajiban pemeriksaan selama kehamilan maka menunjukan sebagian besar ibu hamil miskin memiliki
pengetahuan yang baik atau 23 responden 50,00 dari 46 responden yang diteliti.
Pengetahuan merupakan aspek pokok untuk menentukan perilaku seseorang untuk menyadari atau tidak, mampu untuk mengatur perilakunya
sendiri.Timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit pada seseorang disebabkan oleh perilaku seseorang tersebut, tingkat pendidikan ibu hamil miskin
dimungkinkan berpengaruh terhadap kemampuan untuk dapat memahami secara keseluruhan program jamkesmas.Dari hasil pengumpulan data responden terdapat
17 responden atau sebesar 36,96 berpendidikan Sekolah Dasar SD, dengan latar belakang pendidikan yang rendah tersebut tentu menghambat pencapaian
domain kognitif yang terdiri 6enam tingkat yaitu Know, Comprehensive, Aplication, Analysis, synthesis, dan evaluation.
Pada penelitian tentang hubungan beberapa karakteristik ibu dan persepsi ibu terhadap kualitas pelayanan dengan kunjungan ulang antenatal di Semarang,
dapat dijadikan pembanding bahwa hasil analisa bivariat didapatkan hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan ulang antenatal p. value ;
0,001. Program jamkesmas pada dasarnya disediakan bagi peserta bersifat
komprehensif sesuai kebutuhan medis, termasuk pada ibu hamil miskin maka pemeriksaan ibu hamil nifas menyusui, bayi dan balita menjadi hak peserta pada
lxxiii tataran pelayanan dasar di puskesmas dan jaringannya.Apabila diperoleh
informasi atau data tentang tidak lengkapnya antenatal care ANC sesuai tahapan yaitu pada trimester I minimal 1 kali pemeriksaan, pada trimester II minimal 1
kali pemeriksaan dan trimester III minimal 2 kali pemeriksaan maka petugas kesehatan harus segera melaksanakan penyuluhan dan atau home care agar
dicapai K-4 pada semester III hingga mencapai 100 . Ada beberapa media penyuluhan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang K-4 seperti Buku KIA dan Leaflet yang sangat praktis dan sesuai di lapangan untuk pelaksnaan penyuluhan pada sasaran
masyarakat awan yang berpendidikan rendah. Dari hasil SPSS , berdasarkan uji analisis hubungan antar variabel
kategorikal melalui Crosstab diperoleh data bahwa variable pengetahuan baik sebesar 23 responden ternyata yang pemanfaatan K-4 lengkap sebesar 22
responden dan ada 1 responden yang pemanfaatan K-4nya tidak lengkap, sedangkan variable pengetahuan kurang sebesar 23 responden ternyata yang
pemanfaatan K-4 lengkap sebesar 8 responden dan ada 15 responden yang pemanfaatan K-4nya tidak lengkap. Pada analisis data menunjukkan bahwa ibu
hamil miskin yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan fasilitas pembiayaan Jamkesmas rata-rata Mean memiliki
pengetahuan lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap.
Uji statistic SPSS melalui regresi logistic diperoleh nilai p pada variable pengetahuan yang mempunyai probabilitas sebesar 0,293 yang masih di atas 0,05
lxxiv maka hubungan ini tidak signifikan. Melalui uji statistic regresi logistic bahwa ibu
hamil yang berpengetahuan lebih tinggi ≥ Median memiliki kemungkinan untuk
memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas 1.6 kali lebih besar dibandingkan pengetahuan lebih rendah
Median. Tetapi hubungan ini secara statistic tidak signifikan p = 0.293.
2.Hubungan sikap dengan perilaku pemanfaatan jaminan kesehatan pada ibu hamil miskin di Kota Blitar.
Pengukuran sikap pada ibu hamil miskin di Kota Blitar terkait program jamkesmas dilaksanakan untuk menangkap kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak yang dapat dibuat dalam bentuk data kategori, hal ini merupakan interaksi sosial kepesertaan jamkesmas terhadap unit pelayanan baik puskesmas
maupun rumah sakit. Sikap bukan dibawa sejak lahir, pada interaksi sosial terjadi saling
mempengaruhi. Interaksi sosial ini meliputi hubungan antara individu dengan lingkungannya termasuk pengaruh Tim Penegelola Jamkesmas dan Tim
Koordinasi Jamkesmas dalam menysun ketentuan, prosedur dan kebijakan tentang pelayanan antenatal care bagi ibu hamil miskin di Kota Blitar.
Kajian tentang sikap melalui responden ibu hamil miskin di Kota Blitar masih sejalan dengan penelitian “ Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman
atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama waulupun arahnya mungkin tidak berbeda”, maksudnya meski seseorang bersikap sama, negative
atau positif, namun kadarnya berbeda. artinya kedalaman sikap terhadap sesuatu
lxxv obyek, antara orang satu dengan yang lainnya belum tentu sama.Sedangkan hasil
pengukuran tentang sikap di Kota Blitar terbukti adanya nilai sikap terendah sebesar 16 dan nilai tertinggi 40.Bila nilai responden di atas rata-rata, maka
diambil kesimpulan sikap responden mendukungpositif favorabel, dan bila dibawah rata-rata, sikap tidak mendukungnegatif tidak favorabel atau kurang
dari rata-rata ditemukan 18 responden 39,10 dan sikap responden sikap positif atau lebih dari rata-rata ditemukan 28 responden 60,90 .
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum
merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau tindakan reaksi tertutup.
Dari hasil SPSS ,berdasarkan uji analisis hubungan antarvariabel kategorikal melalui Crosstab diperoleh data bahwa variable sikap mendukung
sebesar 28 responden ternyata yang pemanfaatan K-4 lengkap sebesar 27 responden dan ada 1 responden yang pemanfaatan K-4nya tidak lengkap,
sedangkan variable sikap tidak mendukung sebesar 18 responden ternyata yang pemanfaatan K-4 lengkap sebesar 3 responden dan ada 15 responden yang
pemanfaatan K-4nya tidak lengkap. Juga diperoleh informasi bahwa ibu hamil miskin yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan
fasilitas pembiayaan jamkesmas rata-rata memiliki sikap yang lebih mendukung daripada ibu hamil yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap
, perbedaan ini secara statistic significan p = 0,031.
lxxvi Uji statistic SPSS melalui regresi logistic diperoleh nilai p pada variable
sikap yang mempunyai probabilitas sebesar 0,002 yang dibawah 0,05 maka variable sikap dapat digunakan untuk memprediksi skor nilai pemanfaatan K-4
pada ibu hamil miskin peserta Jamkesmas. Juga diperoleh informasi bahwa ibu hamil yang memilih sikap mendukung
≥ Median memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan
Jamkesmas 4 kali lebih besar daripada sikap tidak mendukung. 3.Hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pemanfaatan jaminan
kesehatan pada ibu hamil miskin di Kota Blitar.
Pada variable yang dipengaruhi tentang Hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku pemanfaatan jaminan kesehatan pada ibu hamil miskin di Kota Blitar terlihat pada
hasil pengumpulan data tentang sikap responden yang pengukurannya dengan menggunakan kuesioner isian tentang perilaku
pemanfaatan jamkesmas pada ibu hamil miskin melalui pernyataan tentang jumlah pemeriksaan selama kehamilan yang dikelompokkan menjadi 3 tiga trimester
selama kehamilan yaitu trimester I, trimester II dan trimester III. Sama seperti pada pengetahuan dan sikap, untuk pemanfaatan jamkesmas
pada ibu hamil miskin dikategorikan dalam 2 dua kategori yaitu K-4 tidak lengkap dan K-4 lengkap. Pada kategori K-4 tidak lengkap dalam penelitian ini
terdapat 16 responden 34,80 dan yang terbukti K-4 lengkap terdapat 30 responden 65,20.Hasil analisis regresi logistik ganda
diketahui ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemanfaatan Jamkesmas pada ibu hamil miskin
Sig. 0,003.
lxxvii
D. Keterbatasan Penelitian