PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

(1)

ABSTRACT

PERCEPTION OF VILLAGERS TOWARD ONE MAN ONE TREE PROGRAM

(Study on Villager at Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency)

By

SEPTIADI MAULANA YUSUF

Villagers of 07/03 Complex in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency tend to lack awareness of environmental conservation and village location close to the plant vulnerable to air pollution, but Villagers in this village is one of the goals of socialization One Man One Tree (OMOT) Program. Lack of awareness of the preservation of the environment is expected to influences people's perception of the message the One Man One Tree are relatively good, so it can influence the behavior of villagers. The problem is what is important to be used as the basis for scientific research. One of the programs implemented by the government to prevent global warming and preserve the stability of the environment in order to stay beautiful and cool is OMOT Program. The program was actually born and motivated by an awareness of the importance of a cool environment for the development of Indonesia's beautiful clean, so the threat of the most threatening form of adult humans is global warming impact can be minimized.


(2)

One Tree Program? The purpose of this study was to determine the villagers perception in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward One Man One Tree Program.

This study used descriptive research type, by taking a sample of villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency, amounting to 76 people. The data was collected by questionnaire and documentation. Data than analyzed quantitatively using the formula percentages and intervals.

The results of this study indicate: (1) Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency has a poor perception toward OMOT Program. It is based on data from 76 respondents: 12 (15.79%) of respondents have a perception that is not good toward OMOT Program, 49 (64.47%) of respondents had an unfavorable perception toward OMOT Program and only 15 (19,74%) of respondents have a good perception toward OMOT Program. (2) The perception of Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward OMOT Program was included in the unfavorable category can be caused by lack of knowledge of villagers on issues relating to the program such as socialization in the form of education and the media, the background of program, objectives of program, importance of program, targets and shapes of OMOT Program.


(3)

ABSTRAK

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang) Oleh

SEPTIADI MAULANA YUSUF

Warga Kampung Karet Kavling RT 07/03 Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang cenderung kurang memiliki kesadaran terhadap pelestarian lingkungan dan lokasi kampung dekat dengan pabrik yang rentan terhadap pencemaran udara, padahal warga di kampung ini merupakan salah satu sasaran sosialisasi Program OMOT. Kurangnya kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan hidup ini diduga berkaitan dengan faktor persepsi warga terhadap pesan program One Man One Tree yang relatif tidak baik, sehingga dapat mempengaruhi perilaku warga. Permasalahan inilah yang menjadi penting untuk dijadikan sebagai landasan penelitian ilmiah. Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah untuk mencegah pemanasan global dan menjaga kestabilan lingkungan agar tetap asri dan sejuk adalah Program Satu Orang Menanam Satu Pohon atau Program One Man One Tree (OMOT). Program ini sebenarnya lahir dan dilatarbelakangi oleh satu kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sejuk asri demi pembangunan Indonesia yang bersih, sehingga ancaman yang paling mengancam manusia dewasa ini berupa pemanasan global (global warming) dapat diminimalisir dampaknya.


(4)

Tangerang terhadap Program One Man One Tree?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, dengan mengambil sampel yaitu warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus persentase dan interval.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang memiliki persepsi yang kurang baik pada Program OMOT. Hal ini didasarkan pada data dari 76 responden: sebanyak 12 (15,79%) responden memiliki persepsi yang tidak baik terhadap Program OMOT, sebanyak 49 (64,47%) responden memiliki persepsi yang kurang baik terhadap Program OMOT dan hanya sebanyak 15 (19,74%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap Program OMOT. (2) Persepsi warga di Kampung Karet Kavling terhadap Program OMOT yang termasuk dalam kategori kurang baik tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan warga terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Program OMOT seperti sosialisasi dalam bentuk penyuluhan dan media, latar belakang program, tujuan program, pentingnya program, sasaran dan bentuk Program OMOT.


(5)

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM

ONE MAN ONE TREE

(Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

Oleh

SEFTIADI MAULANA YUSUP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

(Skripsi)

Oleh

SEPTIADI MAULANA YUSUF NPM 0546031051

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Persepsi dalam Konteks Komunikasi ... 8

1. Pengertian dan Proses Persepsi ... 8

2. Teori Kategori Sosial ... 11

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 13

B. Tinjauan Tentang Masyarakat dan Warga ... 15

1. Pengertian Masyarakat ... 15

2. Ciri-Ciri Masyarakat ... 16

3. Pengertian Warga ... 20

C. Tinjauan Tentang Program One Man One Tree (OMOT) ... 21

1. Pengertian Program One Man One Tree (OMOT) ... 21

2. Tujuan Program One Man One Tree (OMOT) ... 22

3. Sasaran Program One Man One Tree (OMOT) ... 22

4. Kegiatan Sosial Program One Man One Tree dan Media yang Digunakan ... 23

D. Penelitian yang Relevan ... 23

E. Kerangka Pikir ... 26

III METODE PENELITIAN ... 28

A. Tipe Penelitian ... 28

B. Definisi Konsep ... 28

C. Definisi Operasional... 29

D. Populasi dan Sampel ... 31


(8)

H. Teknik Pengolahan Data ... 35

I. Teknik Analisa Data ... 35

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 37

A. Identitas kampung Karet Kavling ... 37

B. Batas Wilayah kampung Karet Kavling ... 37

C. Orbitasi dan Waktu Tempuh ... 38

D. Luas Wilayah dan Peruntukan Tanah ... 38

E. Jumlah Penduduk ... 39

F. Keadaan Penduduk Menurut Agama ... 39

G. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40

H. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 40

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Identitas Responden ... 42

1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42

2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44

B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT ... 44

1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan ... 45

2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamflet... 53

3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT ... 62

4. Persepsi Terhadap Tujuan Program OMOT ... 67

5. Persepsi Terhadap Pentingnya Program OMOT ... 83

6. Persepsi Terhadap Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89

7. Persepsi pada Sasaran Program OMOT ... 94

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peruntukan Tanah Kampung Karet Kavling ... 38

2. Keadaan Penduduk Menurut Agama ... 39

3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 41

5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42

6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44

8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang ... 45

9. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tanggerang (Kuisioner Terbuka) ... 46

10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 47

11. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 48

12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 49

13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 50

14. Tanggapan responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 51


(10)

Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 52 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT

yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 54 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT

yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner

Terbuka) ... 54 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 56 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner

Terbuka) ... 56 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 58 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) .. 58 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media

Spanduk dan Pamplet ... 60 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media

Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) ... 60 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT... 62 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

(Kuisioner Terbuka) ... 62 26. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT ... 64 27. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT (Kuisioner

Terbuka) ... 64 28. Tanggapan Responden tentang Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan

dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan Global


(11)

29. Tanggapan Responden tentang Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan Global

(Kuisioner Terbuka) ... 66 30. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT ... 67 31. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT

(Kuisioner Terbuka) ... 68 32. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk

Mengurangi Dampak Pemanasan Global ... 69 33. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk

Mengurangi Dampak Pemanasan Global (Kuisioner Terbuka) ... 70 34. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya ... 71 35. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya (Kuisioner

Terbuka) ... 72 36. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah

Berbagai Bencana... 73 37. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah

Berbagai Bencana (Kuisioner Terbuka) ... 74 38. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan .... 75 39. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan

(Kuisioner Terbuka) ... 76 40. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara

Pohon ... 77 41. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara

Pohon (Kuisioner Terbuka) ... 78 42. Tanggapan Responden pada Tujuan Program OMOT ... 79


(12)

44. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT... 81

45. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 82

46. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT ... 83

47. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 84

48. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT ... 85

49. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 86

50. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini ... 87

51. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini (Kuisioner Terbuka) ... 88

52. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89

53. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 90

54. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon ... 91

55. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon (Kuisioner Terbuka) ... 91

56. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 92

57. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 93

58. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT ... 95

59. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 95

60. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT ... 97

61. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 97

62. Pemahaman Sasaran Program OMOT, yaitu Menjadikan Alam yang Memiliki Nilai Estetika (Keindahan) ... 98


(13)

63. Pemahaman Sasaran Program pOMOT, yaitu Menjadikan Alam yang

Memiliki Nilai Estetika (Keindahan) (Kuisioner Terbuka) ... 99

64. Ketepatan Sasaran Program OMOT ... 101

65. Ketepatan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 101

66. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT ... 102

67. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 103

68. Kategori Persepsi Masyarakat Dikampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tanggerang terhadap Program OMOT ... 105


(14)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum,

sampai mereka merubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri

(Q.S. Ar Ra’ad : 11)

Berusaha semaksimal mungkin, berfikir secerdas mungkin, dan

menyikapi hasil seikhlas mungkin

Waktu ibarat pedang, barangsiapa yang melewatinya begitu saja,

makan ia akan tergores

Sukses = Usaha + Do’a

(Septiadi Maulana Yusuf)


(15)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si. ...

Penguji Utama : Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si. ...

Sekretaris : Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(16)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: N a m a : Septiadi Maulana Yusuf

NPM : 0546031051

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah : Jl. Basuki Rahmat Gg. Rajawali Nomor 48 Teluk Betung Bandar Lampung

Nomor HP : 0857 8992 1251

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: ”Persepsi Warga Terhadap Program One Man One Tree” (Studi pada Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), adalah benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan orang lain. Apabila di kemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, November 2012 Saya yang Menyatakan

Septiadi Maulana Yusuf


(17)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Mama saya Andrissa Simanjuntak

yang sangat saya cintai, yang selalu memberikan memberikan kasih

sayang, dukungan, doa serta bimbingan kepadaku

dalam menjalani hidup ini

Mom,

you are brighter than a billion stars in the sky…

Ayah Anda S.Pd

Yang telah memberikan spirit dukungan dalam segala hal untuk

menjalani hidup ini

Opung Doli dan Opung Boru yang sangat saya sayangi

Terimakasih untuk semua dukungan, kasih sayang

dan supportnya selama ini


(18)

Kabupaten Tangerang)

Nama Mahasiswa : SEFTIADI MAULANA YUSUP

No. Pokok Mahasiswa : 0546031051

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.

NIP. 19600123 198703 1 004 Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. NIP. 19782810 200112 2 001

2. Ketua Jurusan

Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 11 September 1987, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Bapak Anda S.Pd dan Ibu Andrisa Simanjuntak.

Pendidikan formal yang penulis tempuh adalah SD Poris Pelawad V, lulus pada tahun 1999, SMP Negeri 2 Tangerang, lulus pada tahun 2002, SMA Negeri 4 Tangerang, lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(20)

SAN WACANA

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul: Persepsi Warga

Terhadap Program One Man One Tree (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling

Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, sekaligus selaku Pembimbing Utama, atas segala bimbingan, masukan dan saran yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing Pembantu, atas segala bimbingan, masukan dan saran yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si, selaku Dosen Penguji, atas, saran dan masukan yang telah diberikan dalam penyusunan dan perbaikan skripsi ini.


(21)

5. Bapak dan Ibu Dosen FISIP umumnya dan Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung khususnya, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Bapak dan Mama tercinta dan tersayang yang selalu membimbing, menasehati, mendo’akanku untuk keberhasilanku

7. Teteh Nurmala dan teteh Grace tercinta yang selalu memberi motivasi dan nasehat.

8. Pendamping saya Aria Putri W, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan

nasehat dengan penuh kesabaran.

9. Seluruh keluarga besar Mama dan Bapak yang ikut mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-Teman Jurusan Komunikasi Non Reguler FISIP Unila Angkatan ’05: Andri Alimudin (Hugeng), Yosef, Riza (Kiyay), Riko (Gembel), Ifan (Celenk), Regia, Samsu (Suep), Nay (Jawa), Syam (Bimbo), Adit (Janger), Fikri, dan teman-teman lainnya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk kebersamaan dan persahabatan.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua, Amin

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. Lingkungan hidup sekarang ini sangat kurang diperhatikan oleh masyarakat, karena kurangnya kesadaran masyarakat itu maka lingkungan hidup disekitar kita tidak terawat, dan karena kurang terawatnya lingkungan hidup ini maka banyak sekali bencana alam yang terjadi karena ulah dari orang-orang yang tidak merawat lingkungan hidup itu.

Masalah pencemaran udara di kota-kota besar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, topografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat atau angka perkembangan sosial ekonomi dan industrialisasi. Masalah-masalah ini akan meningkat keadaanya jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi udara juga meningkat.

Polusi udara di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah


(23)

2

berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.

Transportasi kendaraan bermotor termasuk salah satu penyebab polusi udara, berdasarkan observasi nasional dan adanya peningkatan registrasi kendaraan bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO dan NO2, SPM dimayoritas di kota-kota besar di negara industri. Suatu hal yang perlu diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah cenderung banyaknya kendaraan bermotor tua dan tak terawat sehingga jelas merupakan suatu faktor yang menunjukkan kendaraan tersebut adalah sumber zat-zat pencemar.

Berdasarkan data, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (kompas.com). Data Bapedal (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) (1992) menyebutkan, knalpot menyumbang 44% debu, 87,56% hidrokarbon (HC), 97,40% timah hitam (Pb), 73,21% NOx, dan 97,68% CO. Polutan asap industri SO2 sebesar 63%, partikel dari asap pembakaran sampah sebesar 41% (http://www.indomedia.com/18.02.2010). Semua komposisi udara tersebut merupakan salah satu pemicu pemanasan global.

Untuk mencegah pemanasan global, perlu adanya upaya pemerintah untuk menjaga kestabilan lingkungan agar tetap asri dan sejuk. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan adalah gerakan Menanam Satu Orang Satu Pohon


(24)

yang dikenal dengan Program One Man One Tree (OMOT). Program ini sebenarnya lahir dan dilatarbelakangi oleh satu kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sejuk asri demi pembangunan Indonesia yang bersih, sehingga ancaman yang paling mengancam manusia dewasa ini berupa pemanasan global (global warming) dapat diminimalisir dampaknya.

Adapun Tujuan OMOT adalah:

1. Mengurangi Dampak Pemanasan Global,

2. Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,

3. Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor), 4. Meningkatkan uapaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan, 5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara

pohon sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari. (http://www.One Man One Tree.com/18.02.2010). Program One Man One Tree dicanangkan oleh Presiden RI pada acara pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional pada tanggal 28 November 2008 di Cibinong. Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kepedulian semua pihak terhadap pentingnya penanaman dan pemeliharaan pohon yang berkelanjutan dalam mengurangi pemanasan global dan untuk mencapai pembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development Mechanism). Program ini dilaksanakan agar masyarakat dapat mengetahui dan mengerti dalam hal menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan mengerti betapa pentingnya lingkungan hidup bagi kesehatan.

Program One Man One Tree sebagai upaya pelestarian alam dilakukan secara sadar dan terpadu untuk menghadapi, menghindari, dan menyelesaikan penurunan kualitas lingkungan dan untuk mengorganisasikan program pelestarian lingkungan dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Masyarakat sebagai suatu


(25)

4

kesatuan sosial mempunyai pemikiran dan tujuan yang sama tentang bagaimana memelihara atau melestarikan alam.

Upaya merehabilitasi hutan dan lahan kritis sesungguhnya telah lama dilakukan Kementerian Kehutanan. Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini pada prinsipnya adalah memperbanyak pohon dan tanaman sehingga memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas berbahaya. Upaya keras Departemen Kehutanan melakukan penanaman pohon juga dilakukan secara besar-besaran untuk mempertahankan keutuhan ekosistem hutan. Dalam lingkup nasional, untuk memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Secara individu, keluarga, kelompok, RT, RW, desa, kelurahan, kecamatan, wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus bersama-sama berpartisipasi melakukan penanaman pohon.

Program One Man One Tree merupakan program nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Tangerang. Hal ini dasarkan pada kondisi wilayah Tangerang sebagai pusat manufaktur dan industri di Pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota Tangerang. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembab, dengan sedikit hutan atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri dari rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena banyaknya pabrik di Tangerang maka Tangerang merupakan kota yang polusi udaranya sangat besar. Itu disebabkan dari asap pabrik dan limbah yang berasal


(26)

dari pabrik-pabrik yang ada. Jumlah kendaraan bermotor di sana juga sangat banyak yang menyebabkan semakin banyak polusi yang ada di Tangerang oleh asap-asap knalpot yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.

Pemerintah Tangerang sudah melakukan sosialisasi Program OMOT (One Man One Tree) pada masyarakat Tangerang, yaitu mengadakan pertemuan secara langsung dengan masyarakat dalam rangka penyuluhan Program OMOT. Selain itu sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Awalnya program ini berjalan dengan lancar tetapi lama-kelamaan program ini pudar karena adanya kecenderungan masyarakat kurang menyadari pentingnya masalah lingkungan hidup. Walaupun program ini telah disosialisasikan secara meluas oleh pemerintah, tetapi kesadaran masyarakat masih sangat rendah, salah satunya terjadi pada warga Kampung Karet Kavling Kabupaten Tangerang.

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang adalah karena adanya kecenderungan kurangnya kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan dan lokasi kampung dekat dengan pabrik yang rentan terhadap pencemaran udara, padahal warga di kampung ini merupakan salah satu sasaran sosialisasi Program OMOT. Di Kampung Karet Kavling RT 07/03 terdapat 250 jiwa (data RT 2010), dari jumlah penduduk yang ada warga yang sudah mengetahui Program OMOT adalah 152 orang dari semua kalangan. Kurangnya kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan hidup ini diduga berkaitan dengan faktor persepsi warga


(27)

6

terhadap pesan program One Man One Tree yang relatif tidak baik, sehingga dapat mempengaruhi perilaku warga. Permasalahan inilah yang menjadi penting untuk dijadikan sebagai landasan penelitian ilmiah.

(Sumber: Prariset pada Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, 6 April 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat secara teoritis dan secara praktis sebagai berikut:


(28)

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diarapkan memberikan tambahan pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmu komunikasi untuk megetahui persepsi warga terhadap program pelestarian lingkungan hidup. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan referensi bagi berbagai pihak yang akan melakukan penelitian dengan kajian mengenai persepsi di masa-masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi warga untuk penghijauan lingkungan sekitar tempat tinggal agar lebih sejuk dan asri, untuk pemerintah dapat mengurangi polusi udara yang menyebabkan pemanasan global, dapat mencegah banjir, tanah longsor dan menjaga kesehatan warga serta sebagai tambahan refrensi untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan skripsi ini.


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai berbagai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 1998: 63).

Tipe deskriptif digunakan untuk menggambarkan persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree

B. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 121), definisi konsep adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan definisi di atas maka definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(30)

1. Persepsi adalah tanggapan atau penilaian yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek tertentu berdasarkan pengamatan atau pengalamannya, baik yang baik, cukup baik atau tidak baik.

2. Program One Man One Tree adalah suatu kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah berisi anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.

3. Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau

penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.

C. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002:123), definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur. Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi operasional persepsi warga terhadap Program One Man One Tree diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam rangka mengadakan penyuluhan.


(31)

30

2. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar tempat tinggal warga

3. Persepsi terhadap latar belakang Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap latar belakang Program OMOT yaitu sebagai reaksi pemerintah atas terjadinya pemanasan global (global warming).

4. Persepsi terhadap tujuan Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap tujuan Program OMOT yaitu:

a) Mengurangi Dampak Pemanasan Global,

b) Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,

c) Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor),

d) Meningkatkan upaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan,

e) Meningkatkan kesadaran warga untuk menanam dan memelihara pohon

sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari.

5. Persepsi terhadap pentingnya Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap pentingnya Program OMOT sebagai upaya nyata dalam bidang pelestarian lingkungan hidup.


(32)

6. Persepsi terhadap bentuk Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap bentuk Program OMOT yaitu setiap satu orang dianjurkan untuk menamam satu pohon

7. Persepsi terhadap sasaran Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sasaran Program OMOT yaitu:

a. Menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam

b. Menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 56), populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.

Berdasarkan definisi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 310 KK. Pemilihan KK sebagai populasi penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa KK merupakan individu yang mewakili sebuah keluarga dan program OMOT cenderung diikuti oleh KK (bukan anak-anak, remaja, ibu rumah tangga atau manula). KK tersebut terbagi dalam empat kavling sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:


(33)

32 Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang

No Kavling Jumlah KK

1 I 74

2 II 76

3 III 80

4 IV 80

Jumlah 310

Sumber: Monografi Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010

2. Sampel

Menurut Rakhmat (2000: 86), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu dan kemudian akan diteliti. Untuk menentukan besar digunakan rumus T. Yamane sebagai berikut:

1 ) d ( N N n 2   Keterangan : n = Sampel N = populasi d2 = Sampel Error

1 = Bilangan konstan

Berdasarkan rumus di atas maka besarnya sampel adalah : n = 1 ) 1 , 0 ( 310 310

2 = 310(0,01) 1

310

 = 3,10 1 310

 = 4310 = 75.61 = 76 ,10

Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel dalam penelitian ini adalah 75.61 dan dibulatkan menjadi 76 KK.


(34)

Selanjutnya untuk mengambil sampel dari tiap-tiap kavling digunakan teknik

Proportional Random Sampling, dengan rumus sebagai berikut:

Nh = Ni X n N Keterangan:

Nh : Banyaknya sampel yang dibutuhkan dari setiap kelompok/kavling n : Jumlah sampel yang mewakili populasi

Ni : Banyaknya sub populasi dari setiap kelompok/kavling N : Jumlah populasi (Sugiyono, 2003: 217)

Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan sampel dari setiap kavling dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Sampel dari Setiap Kavling

No Kavling Populasi Random Sampling Proporsional Sampel

1 I 74

310 76

74 x 18

2 II 76

310 76

76 x 19

3 III 80

310 76

80 x 20

4 IV 80

310 76

80 x 20

Jumlah Populasi 310 Jumlah Sampel 76


(35)

34

E. Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi:

1. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau lokasi penelitian.

2. Data Sekunder, adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian, seperti buku, dokumen, arsip dan literatur lain.

F. Skala Data dan Penentuan Skor

Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2001: 112), skala interval adalah skala yang jarak antar datanya bernilai sama. Penentuan skornya adalah:

1. Jawaban A diberi skor 3 (tiga) 2. Jawaban B diberi skor 2 (dua) 3. Jawaban C diberi skor 1 (satu)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Kuisioner. Dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau angket tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda.

2. Dokumentasi. Dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian, seperti mencari data dari buku, dokumen, arsip dan literatur lainnya.


(36)

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Editing. Adalah memeriksa kembali data yang telah diperoleh, mengenai kesempurnaan jawaban atau kejelasan penulisan.

2. Koding. Adalah memberi kode-kode tertentu pada jawaban di daftar

pertanyaan untuk memudahkan pengolahan data.

3. Tabulasi. Adalah memasukkan data dalam tabel setelah diklasifikasikan berdasarkan kategori yang sama.

I. Teknik Analisa Data

Analisia data dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel tunggal yaitu menghitung frekuensi dan membuat persentase jawaban responden pada pertanyaan kuesioner yang diajukan, dengan menggunakan rumus:

F

P = X 100 % N

Keterangan: P = Persentase

F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Sampel (Sugiyono, 2003: 264)


(37)

36 Selanjutnya penentuan kategori persepsi warga terhadap program OMOT dilakukan dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

I =

K NR

NT

Keterangan

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori (Sugiyono, 2003: 275)


(38)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Responden penelitian ini adalah warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang. Distribusi jawaban mengenai gambaran lebih jelas tentang responden, berikut akan dideskripsikan identitas responden menurut kelompok umur, pendidikan dan pekerjaan.

1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut kelompok umur, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Frekuensi Persentase

1 45 tahun atau lebih 11 14.47

2 35 - 44 tahun 36 47.37

3 25 – 34 tahun 29 38.16

Jumlah 76 100,00


(39)

43 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 11 (14,47%) responden berusia 45 tahun atau lebih, sebanyak 36 (47,37%) responden berusia antara 35-44 tahun, sebanyak 29 (38,165%) responden berusia antara 25-34. Dengan demikian maka sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun. Data di atas menunjukkan bahwa para kepala keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang sebagian besar berusia produktif.

2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Lulusan SD/Sederajat 6 7.89

2 Lulusan SMP/Sederajat 27 35.53

3 Lulusan SMA/Sederajat 39 51.32

4 Lulusan Perguruan Tinggi 4 5.26

Jumlah 76 100,00

Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 7 (7,89%) responden adalah lulusan SD/Sederajat, sebanyak 27 (35,53%) responden adalah lulusan SMP/Sederajat, sebanyak 39 (51,32%) responden adalah lulusan SMA/Sederajat dan sebanyak 4 (5,26%) responden adalah lulusan Perguruan Tinggi. Dengan demikian maka sebagian besar responden penelitian telah menyelesaikan pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah atas.


(40)

3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut pekerjaan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Buruh 10 13.16

2 Pedagang 21 27.63

3 Wiraswasta 43 56.58

4 PNS 2 2.63

Jumlah 76 100,00

Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 10 (13,16%) responden bekerja sebagai buruh, sebanyak 21 (27,63%) responden bekerja sebagai pedagang, sebanyak 43 (56,58%) responden bekerja sebagai wirasawasta dan 2 (2,63%) responden bekerja sebagai PNS, dengan demikian maka sebagian besar responden penelitian bekerja sebagai wiraswata atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT

Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau

penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.


(41)

45

1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan

Persepsi warga terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan dalam penelitian ini diiukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam rangka mengadakan penyuluhan.

a. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang adanya sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 51 67.11

Kurang Tahu 25 32.89

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai adanya sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang, dapat dilihat pada tabel berikut:


(42)

Tabel 9. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 2 3 4

Pertemuan langsung melalui penyuluhan Mengetahui melalui media massa

Mengetahui melalui spanduk Kurang tahu karena tidak mengikuti penyuluhan secara tuntas dan melihat di media massa dan spanduk hanya selintas saja.

29 15 7 25

38.16 19.73 9.22 32.89

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 51 (67.11%) responden mengetahui adanya sosialisasi program OMOT, sebanyak 25 (32.89%) responden kurang mengetahui adanya sosialisasi program OMOT, tidak ada (0.00%) responden tidak mengetahui adanya sosialisasi program OMOT. Dengan demikian maka sebagian besar responden mengetahui adanya sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah Tangerang. Pengetahuan responden mengenai sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah Tangerang tersebut disebabkan karena sebagai program nasional, program OMOT disosialisasikan secara gencar oleh Pemerintah Tangerang, baik dengan menggunakan media massa, penyuluhan maupun menggunakan media spanduk yang dipasang di sekitar pemukiman warga. Adanya sosialisasi yang gencar tersebut menyebabkan warga tahu, karena sebelumnya mereka mendengar, melihat atau mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Pemerintah Tangerang.


(43)

47 Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 36,18% mengetahui program OMOT melalui sosialiasi yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan cara mengikuti pertemuan langsung melalui penyuluhan.

b. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 47 61.84

Kurang Tahu 29 38.16

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:


(44)

Tabel 11. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 2. 3. 4

Tahu karena mengikuti penyuluhan

Tahu karena diberitahu oleh teman yang mengikuti penyuluhan Kurang tahu karena mengikuti penyuluhan tidak sampai selesai Kurang tahu karena pada saat penyuluhan banyak peserta yang berbicara satu dengan yang lainnya

35 12 20 9

46.05 15,79 26.32 11,84

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 47 (61.84%) responden mengetahui sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 29 (38.16%) responden kurang mengetahui sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Tidak ada responden (0.00%) yang tidak mengetahui sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Dengan demikian maka sebagian besar responden mengetahui sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan.

Pengetahuan warga pada sosialisasi program OMOT dalam bentuk pertemuan langsung berupa penyuluhan tersebut disebabkan karena sebelum kegiatan penyuluhan dilaksanakan, aparat pemerintah kampung Kavling Karet


(45)

49 menginformasikan akan ada penyuluhan program OMOT kepada warganya, sehingga warga mengetahui secara jelas pelaksanaan penyuluhan tersebut dan mereka mengikuti program penyuluhan yang dilaksanakan.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 46.05% mengetahui program OMOT karena mengikuti pertemuan langsung bentuk penyuluhan.

c. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui

Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Paham 38 50.00

Kurang Paham 31 40.79

Tidak Paham 7 9.21

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:


(46)

Tabel 13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2. 3. 4

Paham karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang mengerti

Kurang paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

Kurang paham karena suasana penyuluhan ramai dan tidak fokus Tidak paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

38

26 5 7

50.00

34.21 6,58 9.21

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 38 (50.00%) responden memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 31 (40.79%) responden kurang memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan. Sebanyak 7 (9.21%) responden tidak memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan. Dengan demikian maka jumlah responden yang mengikuti dan memahami sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan lebih besar dibandingkan dengan warga yang kurang paham dan tidak paham.

Pemahaman warga pada sosialisasi program OMOT melalui penyuluhan tersebut disebabkan karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci mengenai maksud, tujuan dan sasaran program OMOT. Warga yang


(47)

51 mengikuti program tersebut mendengarkan pemaparan materi dari petugas penyuluh dan mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang tidak mereka mengerti. Sementara itu warga yang kurang paham dan tidak paham dapat disebabkan karena mereka tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%, yang menyatakan paham tentang program OMOT karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang mengerti.

d. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Baik 49 64.47

Kurang Baik 24 31.58

Tidak Baik 3 3.95

Jumlah 76 100,00


(48)

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3 4

Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat dipahami dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan

Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat ditangkap dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan

Kurang baik, tidak memahami materi yang disampaikan.

Tidak mengikuti penyuluhan sampai selesai.

36

13

24 3

47.37

17.11

31.58 3.95

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik. Sebanyak 49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah kurang baik. Sebanyak 3 (3.95%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah tidak baik. Dengan demikian maka sebagian besar responden menyatakan bahwa


(49)

53 pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik. Penyuluhan yang dilaksanakan dengan baik ini mengandung makna bahwa warga menilai bahwa materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat mereka terima dan pahami dengan baik. Selain itu dalam penyuluhan juga disediakan waktu untuk para audiens untuk tanya jawab, sehingga pelaksanakan penyuluhan dapat dikatakan efektif, sebab warga dapat menerima pesan dengan sebaik-baiknya. Warga yang menyatakan tidak baik dapat disebabkan karena mereka tidak memahami materi yang disampaikan atau tidak mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 47,37%, menyatakan bahwa pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan masuk adalah baik, sebab materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat diterima dan dipahami dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan.

2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamflet

Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media dalam penelitian ini diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar tempat tinggal warga


(50)

a. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai bahwa responden tentang/membaca/melihat sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 48 64.16

Kurang Tahu 28 36.84

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai tentang/membaca/melihat sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1. 2. 3

4

Tahu, spanduk dan pamflet berada ditempat strategis yang sering di lintasi Tahu, spanduk dan pamflet dipasang di pos ronda

Kurang tahu karena kurang

memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail

Kurang tahu karena kurang

memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail

38 10 16 12 50.00 13.16 21.05 15.79

Jumlah 76 100,00


(51)

55 Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 39 (51.32%) responden mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 28 (51.32%) responden kurang mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Tidak ada (0.00%) responden yang tidak mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Dengan demikian maka sebagian besar responden menyatakan mengetahui/ membaca/melihat sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet.

Pengetahuan mengenai adanya sosialisasi dengan menggunakan media spanduk dan pamplet tersebut disebabkan oleh pemasangan spanduk dan pamplet yang ditempatkan pada beberapa lokasi strategis yang sering dilintasi atau menjadi tempat berkumpulnya warga, seperti gardu, kantor desa, jalan utama dan di dekat pasar. Lokasi-lokasi inilah yang seringkali dijadikan tempat oleh warga untuk berkumpul, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas adanya spanduk dan pamplet yang dipasang di sana.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%, responden mengetahui program OMOT, dengan /membaca/melihat sosialisasi dengan menggunakan media spanduk dan pamplet yang berada ditempat strategis yang sering di lintasi.


(52)

b. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada informasi dalam sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Paham 43 56.58

Kurang Paham 27 35.53

Tidak Paham 6 7.89

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai informasi dalam sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1. 2. 3.

4

Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah di pahami

Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah dibaca

Kurang paham, tidak memahami maksud yang digunakan dalam spanduk dan pamflet (dapat membaca tapi tidak lancar) Tidak paham, tidak dapat membaca dan kurang peduli 34 9 27 6 44,74 11,84 35.53 7.89

Jumlah 76 100,00


(53)

57 Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 43 (56.58%) responden memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 27 (35.53%) responden kurang memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 6 (7.89%) responden tidak memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet. Dengan demikian maka responden yang memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memahami dan kurang memahami.

Pemahaman responden mengenai adanya informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet tersebut disebabkan oleh bahasa yang digunakan dalam media tersebut adalah bahasa yang mudah dipahami oleh warga Kampung Karet Kavling, artinya warga dapat membaca dan memahami pesan yang disampaikan karena bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Warga yang kurang dan tidak memahami dapat disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang rendah atau karena bahasa yang digunakan tidak dapat mereka pahami dengan baik sehingga mereka menyatakan kurang paham atau tidak paham.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 44,74%, menyatakan bahwa memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT, karena bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah di pahami.


(54)

c. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden tentang pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Baik 44 57.89

Kurang Baik 23 30.26

Tidak Baik 9 11.84

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1. 2. 3. 4

Baik, tempat pemasangan spanduk dan pamflet strategis

Kurang baik, tidak memperhatikan detil walaupun lokasi pemasangan strategis Tidak baik dan tidak peduli dengan isi spanduk

Tidak baik dan melihat spanduk dan hanya sekilas 44 23 5 4 57.89 30.26 6.57 5.26

Jumlah 76 100,00


(55)

59 Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 44 (57.89%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah baik. Sebanyak 23 (30.26%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah kurang baik dan sebanyak 9 (11.84%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah tidak baik. Dengan demikian maka jumlah responden yang menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah Tangerang dengan media spanduk dan pamplet adalah baik, lebih banyak dibandingkan dengan yang menyatakan kurang baik atau tidak baik.

Pelaksanaan sosialisasi dengan menggunakan media spanduk dan pamplet yang baik tersebut disebabkan karena pemasangan media yang cukup strategis, sehingga mudah dilihat dan dibaca oleh warga. Beberapa tempat strategis yang dijadikan lokasi pemasangan spanduk dan pamplet, di antaranya adalah gardu/pos ronda, jalan utama kampung, pasar dan di sekitar kantor kepala kampung. Pemasangan media spanduk dan pamplet yang tepat tersebut menyebabkan warga menilai bahwa sosialisasi dilaksanakan dengan baik atau tepat.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 57,89%, menanggapi bahwa pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet adalah baik.


(56)

d. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden mengenai ketepatan sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tepat 39 51.32

Kurang Tepat 33 43.42

Tidak Tepat 4 5.26

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai ketepatan sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1. 2. 3.

4

Tepat, pesan yang disampaikan dapat dilihat warga secara berulang-ulang Kurang tepat, warga hanya melihat selintas saja

Kurang tepat,karena tidak semua warga dapat menangkap pesan yang

disampaikan

Tidak tepat, tidak memahami tulisan dalam spanduk karena tidak dapat membaca sehingga mereka tidak peduli

39 27 6 4 51.32 35.53 7.89 5.26


(57)

61 Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 39 (51.32%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah tepat, 33 (43.42%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah kurang tepat dan 4 (5.26%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah tidak tepat. Dengan demikian maka jumlah responden yang menyatakan bahwa sosialisasi program OMOT denngan media spanduk dan pamplet adalah tepat, lebih banyak dibandingkan dengan responden yang menyatakan kurang tepat atau tidak tepat.

Ketepatan sosialisasi program OMOT menggunakan media spanduk dan pamplet tersebut selain disebabkan oleh adanya lokasi pemasangan yang strategis, juga disebabkan karena sifatnya yang tertulis/tercetak sehingga pesan yang disampaikan dapat dilihat oleh warga secara berulang-ulang ketika melintasi atau berada pada tempat pemasangan spanduk dan pamplet yang berisi informasi mengenai program OMOT tersebut.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 51,32%, yang menyatakn bahwa sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet adalah tepat, karena pesan yang disampaikan dapat dilihat warga secara berulang-ulang.


(58)

3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT

a. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang latar belakang digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 55 72.37

Kurang Tahu 18 23.68

Tidak Tahu 3 3.95

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai latar belakang digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program

OMOT (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2. 3. 4.

Tahu, sebagai bentuk keseriusan

pemerintah pemerintah dalam mengatasi pemanasan global

Tahu, bentuk keseriusan pemerintah dalam mengatasi kerusakan alam Kurang tahu, belum mengetahui.

Tidak tahu, tidak peduli dengan program OMOT

45

10 18 3

59.21

13.16 23.68 3.95


(59)

63 Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 55 (72.37%) responden mengetahui latar belakang digalakkannya program OMOT. Sebanyak 18 (23.687%) responden kurang mengetahui latar belakang digalakkannya program OMOT dan sebanyak 3 (3.95%) responden tidak mengetahui latar belakang digalakkannya program OMOT. Dengan demikian maka sebagian besar responden mengetahui latar belakang digalakkannya program OMOT.

Menurut warga latar belakang digalakkannya program OMOT tersebut menunjukkan adanya keseriusan dan kesungguhan pemerintah dalam menindaklanjuti adanya masalah pemanasan global yang dapat mengancam kehidupan manusia apabila terjadi dan dibiarkan secara terus menerus tanpa upaya manusia untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup menjadi lebih hijau dengan penanaman pohon-pohon baru.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 59,21%, menyatakan tahu latar belakang digalakkannya program OMOT, yaitu sebagai bentuk keseriusan pemerintah dan kesungguhan pemerintah dalam mengatasi pemanasan global.

b. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT

Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada latar belakang program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:


(60)

Tabel 26. Pemahaman Responden pada Latar Belakang Program OMOT

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Paham 44 57.89

Kurang Paham 23 30.26

Tidak Paham 9 11.84

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai latar belakang program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 27. Pemahaman Responden pada Latar Belakang Program OMOT (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2. 3. 4

Paham, tindakan nyata pemerintah dalam rangka menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup

Kurang paham, tidak mengerti pentingnya program OMOT Tidak paham, tidak peduli dengan program OMOT

Tidak jelas makna di balik program OMOT

44

23 5 4

57.89

30.26 6.58 5.26

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak 44 (57.89%) responden memahami latar belakang program OMOT, 23 (30.26%) responden kurang memahami latar belakang program OMOT dan 9 (11.84%) responden tidak memahami latar belakang program OMOT. Dengan demikian jumlah responden yang memahami latar belakang program OMOT, lebih banyak dibandingkan yang kurang memahami atau tidak memahami.


(61)

65 Menurut warga latar belakang program OMOT ini merupakan tindakan nyata yang diprogramkan pemerintah dalam rangka penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup, sebagai tempat tinggal manusia. Apabila lingkungan hidup sejuk dan nyaman dengan adanya pohon-pohon yang tumbuh dan berkembang maka manusia akan menjadi lebih nyaman dan tenang untuk hidup di bumi, tanpa khawatir terjadi ancaman pemanasan global yang dapat merugikan kehidupan ummat manusia.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 57,89%, memahami latar belakang program OMOT, yaitu sebagai tindakan nyata pemerintah dalam rangka menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup

c. Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan Global (Global Warming)

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden tentang ketepatan program OMOT dilaksanakan dalam rangka menyikapi terjadinya pemanasan global (global warming), dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28. Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan

Global (Global Warming)

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tepat 55 72.37

Kurang Tepat 15 19.74

Tidak Tepat 6 7.89

Jumlah 76 100,00


(1)

22.Menurut Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bagaimanakah pentingnya Program OMOT? a. Baik

b. Kurang Baik c. Tidak Baik Jelaskan:

... ... ...

Bentuk Kegiatan Program OMOT

23.Apakah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri mengetahui bentuk kegiatan Program OMOT? a. Tahu

b. Kurang Tahu c. Tidak Tahu Jelaskan:

... ... ... 24.Apakah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri memahami bentuk kegiatan Program OMOT

bahwa bentuk Program OMOT, yaitu setiap satu orang dianjurkan untuk menamam satu pohon ?

a. Paham

b. Kurang Paham c. Tidak Paham Jelaskan:

... ... ...


(2)

25.Menurut Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bagaimanakah bentuk kegiatan Program OMOT?

a. Baik

b. Kurang Baik c. Tidak Baik Jelaskan:

... ... ...

Sasaran Program OMOT

26.Apakah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri mengetahui sasaran Program OMOT, yaitu menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam dan menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)?

a. Tahu

b. Kurang Tahu c. Tidak Tahu Jelaskan:

... ... ... 27.Apakah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri memahami sasaran Program OMOT, yaitu

menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam?

a. Paham

b. Kurang Paham c. Tidak Paham


(3)

Jelaskan:

... ... ... 28.Apakah Bapak/Ibu/Sdra/Sdri memahami sasaran Program OMOT, yaitu

menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)? a. Paham

b. Kurang Paham c. Tidak Paham Jelaskan:

... ... ... 29.Menurut Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bagaimanakah ketepatan sasaran Program

OMOT, yaitu menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam dan menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)?

a. Tepat

b. Kurang Tepat c. Tidak Tepat Jelaskan:

... ... ...


(4)

30.Menurut Bapak/Ibu/Sdra/Sdri apakah sasaran Program OMOT tersebut sudah dilaksanakan dengan baik?

a. Ya, Sudah Semua b. Belum, Masih Sebagian c. Belum Ada yang Terlaksana Jelaskan:

... ... ...


(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 3 3 1 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 69 Tidak Baik

2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 78 Kurang Baik

3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 77 Kurang Baik

4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 82 Baik

5 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 74 Kurang Baik

6 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 73 Kurang Baik

7 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 77 Kurang Baik

8 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 81 Baik

9 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 74 Kurang Baik

10 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3 3 72 Tidak Baik

11 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 69 Tidak Baik

12 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 73 Kurang Baik

13 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 71 Tidak Baik

14 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 79 Kurang Baik

15 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 74 Kurang Baik

16 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 75 Kurang Baik

17 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 1 2 3 2 3 75 Kurang Baik

18 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 73 Kurang Baik

19 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 78 Kurang Baik

20 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 77 Kurang Baik

21 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 76 Kurang Baik

22 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 3 2 69 Tidak Baik

23 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 74 Kurang Baik

24 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 76 Kurang Baik

25 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 75 Kurang Baik

26 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 2 2 1 2 3 76 Kurang Baik

27 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 3 77 Kurang Baik

28 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 74 Kurang Baik

29 2 2 1 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 69 Tidak Baik

30 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 77 Kurang Baik

31 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 74 Kurang Baik

32 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 78 Kurang Baik

33 3 3 2 1 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 66 Tidak Baik

34 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 74 Kurang Baik

35 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 72 Tidak Baik

36 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 77 Kurang Baik

37 2 3 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 3 3 3 2 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 68 Tidak Baik

38 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 73 Kurang Baik

39 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 81 Baik

40 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 81 Baik

41 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 1 3 3 2 1 2 3 76 Kurang Baik

42 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 69 Tidak Baik

Kategori Lampiran 2

Resp Nomor Pertanyaan Kuisioner Jml


(6)

43 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 78 Kurang Baik

44 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 1 2 74 Kurang Baik

45 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 75 Kurang Baik

46 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 71 Tidak Baik

47 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 73 Kurang Baik

48 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 3 3 77 Kurang Baik

49 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 1 2 3 67 Tidak Baik

50 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 1 2 3 2 3 3 74 Kurang Baik

51 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 73 Kurang Baik

52 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 74 Kurang Baik

53 3 2 3 3 3 1 3 1 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 74 Kurang Baik

54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 84 Baik

55 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 78 Kurang Baik

56 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 78 Kurang Baik

57 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 76 Kurang Baik

58 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 80 Baik

59 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 80 Baik

60 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 78 Kurang Baik

61 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 83 Baik

62 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 77 Kurang Baik

63 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 83 Baik

64 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 80 Baik

65 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 80 Baik

66 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 74 Kurang Baik

67 2 3 3 3 2 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 77 Kurang Baik

68 2 2 2 3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 74 Kurang Baik

69 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 78 Kurang Baik

70 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 73 Kurang Baik

71 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 82 Baik

72 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 74 Kurang Baik

73 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 86 Baik

74 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 83 Baik

75 2 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 78 Kurang Baik


Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Benang Karet (Rubber Thread)PT. Industri Karet Nusantara ( Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan )

11 107 75

Intersepsi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus Di Desa Huta II Tumorang, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun)

2 56 84

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FUNGSI BALI TV SEBAGAI MEDIA LOKAL (Studi pada Warga Kelurahan Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, Bali)

0 25 2

Persepsi Warga di Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan Terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehaan

0 3 101

Persepsi warga di Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan terhadap program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan

0 19 0

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

1 18 128

EVALUASI PROGRAM OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) DALAM PEMBERDAYAAN UMKM DI KAMPUNG WISATA BATIK KAUMAN.

0 0 14

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

2 4 15

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

0 0 1

Dampak Turunnya Harga Jual Getah Karet Terhadap Pengelolaan Tanaman Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) (Studi Kasus: Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu)

1 3 7