Reliabilitas soal Analisis tingkat kesukaran Analisis daya beda

2 1 2 pbis pbis r n r t − − = Kriteria : jika t hit t tab , maka butir soal valid, dengan α = 5 dan dk = n-2 dan n adalah jumlah siswa Sudjana, 1996: 377. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

3.6.2 Reliabilitas soal

Reliabilitas soal adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang sama Arikunto, 2002 : 189 . Untuk mengetahui reliabilitas soal, maka digunakan KR – 21 : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = t V k M k M k k r . 1 1 11 Jika r 11 r tabel maka tes tersebut dikatakan reliabel Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir soal M = N Y ∑ = rerata skor soal Vt = N N y y 2 2 ∑ − ∑ Harga r 11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel sebagai berikut : Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Nilai r Keterangan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat tinggi Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh harga r 11 = 0,834. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada interval 0,800 - 1,00 yaitu dalam kategori sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 .

3.6.3 Analisis tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi kemampuannya untuk menyelesaikan. Sebaliknya soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa patah semangat. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan rumus: JS B IK = Keterangan: IK = indeks kesukaran soal B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa Kriteria taraf kesukaran dengan modifkasi sebagai berikut: Soal dengan 0,00IK ≤0,30 termasuk soal sukar Soal dengan 0,30IK ≤0,70 termasuk soal sedang Soal dengan 0,70IK ≤1,00 termasuk soal mudah Arikunto, 2002:210 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.

3.6.4 Analisis daya beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Menurut Arikunto 2002:211-213, untuk mengetahui daya pembeda masing-masing soal seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas upper group da kelompok bawah lower group. Jika jumlah peserta tes kurang dari 100, maka seluruh tes dibagi dua sama besar, masing-masing separuh untuk kelompok atas dan kelompok bawah. Dan jika jumlah peserta tes lebih dari 100, maka hanya diambil kedua kutubnya saja 27 untuk kelompok atas dan 27 untuk kelompok bawah. Dalam penelitian in seluruh peserta tes dibagi menjadi dua sama besar yaitu 50 untuk kelompok atas dan 50 untuk kelompok bawah. Hal ini disebabkan karena peserta tes berjumlah 46 orang yang berarti kurang dari 100. JB JA BB BA D − − = Keterangan : D = daya pembeda soal BA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas BB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JA = jumlah siswa kelompok atas JB = jumlah siswa kelompok bawah Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00DP 0.20, maka daya pembeda jelek ≤ 0.2 DP 0.4, maka daya pembeda cukup ≤ 0.4 DP 0.7, maka daya pembeda baik ≤ 0.7 DP ≤1,00, maka daya pembeda baik sekali Bila D negatif, semua jenjang tidak baik. Sehingga butir soal yang mempunyai D negatif,sebaiknya dibuang. Arikunto, 2002: 218. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.

3.7 Hasil Analisis Uji Coba Soal

Dokumen yang terkait

Penerapan strategi pembelajaran aktif teknik question student have untuk meningkatkanperhatian siswa dalam pembelajaran matematika ( penelitian tindakan kelas di MTs Jamiyyah Islamiyah)

0 5 239

PENGEMBANGAN CHEM BLOCKS GAME BERBASIS CHEMO EDUTAINMENT (CET) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MATERI REDOKS SISWA SMA KELAS X

1 12 138

PENGARUH PENDEKATAN DRILL DENGAN MATCH CARD SEBAGAI MEDIA CHEMO EDUTAINMENT (CET) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH POKOK BAHASAN KERAJAAN KERAJAAN BERCORAK HINDHU BUDHA DI INDONESIA SISWA

0 26 170

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE (QSH), MEDIA INTERAKTIF EKOSISTEM, DAN KOMBINASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 6 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL MENGGUNAKAN KOMPUTER BERBASIS CHEMO-EDUTAINMENT SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 19

INTEGRASI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI.

0 1 24

INTEGRASI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN MINYAK BUMI.

0 1 11

EFEKTIF MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 1 19

PENGARUH MACROMEDIA FLASH SEBAGAI MEDIA CET (CHEMO-EDUTAINMENT) DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 6 12

Efektivitas Model Learning Cycle (LC) Berbantuan Media Chemo-edutainment (CET) terhadap hasil belajar Kimia Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Siswa SMA 5 Semarang.

0 0 1