Penerapan strategi pembelajaran aktif teknik question student have untuk meningkatkanperhatian siswa dalam pembelajaran matematika ( penelitian tindakan kelas di MTs Jamiyyah Islamiyah)

(1)

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question

Student Have untuk Meningkatkan Perhatian Siswa

dalam Pembelajaran Matematika

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Jamiyyah Islamiyyah )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

NENENG MILATI

106017000537

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Question student Have untuk meningkatkan perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika " disusun oleh NENENG MILATI Nombr Induk Mahasiswa 106017000537, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah.

Jakarta. Juni 2011

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

A,U

Drs. Rachmat Mulvono. M.Si.Psi

NIP : 1 9650220199903 1,003

Naimi Ulva. M.Pd NIP: 1 967 0623 1997 032001


(3)

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul 'Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student Have untuk Meningkatkan Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 14 September 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta September 2011 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua JurusarlProdi) Maifalinda Fatra" M.Pd

NrP. 19700528 199603 2 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Otong Suhyanto, M.Si

NrP. 19681104 199903 I 001 Penguji I

Dra. Afidah Mas'ud

NrP. 19610926 198603 2 004 Penguji II

Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 19681104 199903 1 001

Tanggal

a8-q -aotl

Tanggal Tanggal

e8-o9- eotl

N..:.99..:H!

Tanda Tanqan

Tanda Tangan

lmu Tarbiyah dan Keguruan

t

t


(4)

NIM Jurusan

Angkatan Tahun Alamat

Nama NIP

106017000537 Pendidikan Matematika 2006

Jl. Panti Asuhan Rt.06/11 Jurang mangu Barat Pondok Aren Tangerang Banten - 15223

MEN YATAKAN DENGAI{ SEST]NGGUIINYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student Have Untuk Meningkatkan Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

l. Dosen Pembimbing I

: Drs. Rachmat Mulyono, M.Si,P.Si : 196502201 99903 1 003

Dosen Jurusan : Psikologi 2. Dosen Pembimbine II

Nama : Najmi Ulya, M.Pd

NIP :196706231997032001

Dosen Jurusan : Pendidikan lV{atematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila temyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, Juni 2011


(5)

Nama NIM

Judul Skripsi

LNMBAR UJI REFERENSI

: Neneng lvlilati : 106017000537

: Penerapan Strategi Pembelajaran Student Have untuk meningkatkan Pembelajaran Matematiks

Aktif Teknik Quesfion Perhatian Siswa dalam

Buku Sumberl Referensi

10.

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Urnum. Jakarta: Rineka Cipta

A.M, Smdiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anitah, Sri W,dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Mat e m at ika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi P endidiLran. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian

Tindnkan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Amra4 Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala

P sil<ologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Bahd, Syaiful Djamarah. 2008. Psilalogl Belajar.

Jakarta:Rineka Cipta.

Chaplin, James P. 2008. Kamus Lenglmp Psikalogi. PT. Raja Grafindo Persada.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hasbullah. 2006. Das ar-dasa IImu P endidilcan. Jakarta: PT. Raia Grafindo Persada.


(6)

l l .

12.

t4. 1 5 .

16.

t 7 .

1 8 .

1 9 .

20. 21. 22.

23.

Isjoni, dkk. 2007. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar. Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rosyidi.

2008. Active Learning Dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.

M,S, Suhaman. 2005. P s ikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Mulyash E.2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru P emb el aj aran. Jakarta: Kencana. Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar

dan Micro Teaching. Jakarta: PT. Ciputat Press.

Sabri, M.Alisuf. 200 I . P engant ar P sikalo gi Umum & perkembangan. Jakarta: CV

Pedoman Ihnu Jaya.

Silbennan, Melvin L.20A6. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Alrtif Bandung: Nusamedia.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik

Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soemanto, Wasty. 2006. Psilnlogi Pendidilwn. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suherman, ErmarU dkk. 2003. Strategi P e mb e I aj aran Matematika

Kontemporer. Bandung: JICA-UPL Suprijino, Agus. 2009. Cooperative Learning


(7)

24. 25. 26. 27. 28. 29.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrat4 Sumadi. 2004. Psikologi Pendidilmn. Jakarta: Raj awali Pers.

Syah, Muhibbin. 2005. Psitrologi Pendiditran Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psilalogi Umum. Yogyakata: Andi.

Zairf., hisyam, dkk. 2008. Strate gi P emb el aj aron Ald if Yogyakarta: CTSD.

http://c. I asphost-com/sibin/Alquran Tafsir.asp?Sur

r-I

,4

&

4

4

I

e

tu

atKrT&No:204. (Rabu 12 Januari 2011 pukul

20.34).

t http ://id. shvoong.com/social

sciences/education/2 1 39642-pengertian-stateei-planted-questions/. (Jumat, 24 Desember 2010 pukul 13:03).

/

Dosen Pembimbing I

Drs. Rachmat Mulyono, M.SirPsi NIP: 19650220199903 1003

Yang mengetahui,

Jakart4 Juni 2011

Dosen Pembimbing II I r .

Jn-ql

./-./wa-tA

a / u ( s -

v----Najmi Ulya, M.Pd NIP: 1 9670 623 1997 032001


(8)

i

Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Jamiyyah Islamiyyah)”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Juni 2011.

Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengatasi kondisi belajar siswa yang kurang aktif, siswa cenderung diam, siswa malu bertanya padahal dirinya tidak paham akan materi yang diajarkan dan kurang terkontrolnya siswa dalam proses pembelajaran karena sering bercanda. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student Have. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Jamiyyah Islamiyyah Pondok Aren Tangerang tahun ajaran 2010/2011. Subyeknya adalah siswa kelas VII-B dengan jumlah siswa 30 orang. Pokok bahasan yang diteliti adalah garis dan sudut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi perhatian belajar matematika siswa, angket perhatian belajar matematika siswa, wawancara, dan tes akhir siklus.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dapat meningkatkan perhatian belajar matematika siswa dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Saran yang diajukan pada penelitian ini adalah hendaknya guru matematika dapat menggunakan pembelajaran aktif teknik Question Student Have sebagai salah satu pembelajaran aktif dalam mengajarkan mata pelajaran matematika untuk meningkatkan perhatian belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.


(9)

ii

ABSTRACT

NENENG MILATI (106017000537) “An Application of Active Learning Strategy Through Question Students Have Technique to Improve Students Attention in Learning Mathematics” (Classroom Action Research at MTs Jamiyyah Islamiyyah). A skripsi of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2011.

The background of this research is to handle the passivity of students in Mathematics learning and teaching process. They tend to be quiet and shy to ask anything about the subject that they do not understand and teacher less

controlling of his/her students in learning process. One alternative that teachers can do to enable students in Math learning process is through the application of active learning strategy through Question students have technique. The research was conducted in MTs Jamiyyah Islamiyyah Pondok Aren, Tangerang academic year 2010/2011. The object of this research is members of VII-B which consists of 30 students. The main subject researched here is lines and angles.

The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which consists of four stages. They are planning, execution, observation,

and reflection. The research instrument used is students’ observation sheet of

their attention in learning Mathematics, students’ attention questionnaire, interview, and final test.

The conclusion of this research is that the application of active learning

strategy through ”Students have question” Technique could improve students’

attention in learning Mathematics and improve their output in learning

Mathematics. The suggestion for this research is the Mathematics teacher should use this technique for one of active learning strategies in learning and teaching process Mathematics to improve their skill in Mathematics.


(10)

iii

dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di MTs.Jamiyyah Islamiyyah pondok Aren Tangerang. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mengajar dan memberikan support serta pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. 4. Drs. Rachmat Mulyono, M.Si,Psi., Dosen Pembimbing I yang selalu

memotivasi dan memberikan saran yang berguna bagi penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik.

5. Ibu Najmi Ulya M.Pd., Dosen pembimbing II yang tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis


(11)

iv

beserta staff jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.

7. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak Yunus S.Ag, Kepala Sekolah MTs.Jamiyyah Islamiyyah yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini, serta Ibu Asri Budiarti S.Pd, guru matematika yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, ayahanda (Abdul Khoir (Alm)) dan Ibunda (Ma’anah) yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku (Muisah dan Fathurroji) dan Adikku (wawan dan Rizki) yang telah memberikan dukungan moril serta doanya kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah (Rossa Amelia, Mardiyah, Fitria, Tika Mufrika, Siti Nurhayati, Rina Triana J.A, dan Tuti Alawiyah) yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis serta semua teman-temanku di Jurusan Pendidikan Matematika 2006.

11.Sahabat-sahabat terbaik (Ades, Nury, Rizka, Eva, Diana, Jubaidah, Huda, Uum, Nero, dan Tasuah) yang selalu memberikan semangat dan mendengar setiap keluh kesahku.

12.Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juni 2011


(12)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Fokus Masalah ... 6

C. Pembatasan Fokus Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Hakekat Belajar Matematika ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Matematika ... 11

3. Makna Pembelajaran Matematika ... 13

B. Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student Have ... 15

1. Strategi Pembelajaran Aktif ... 15

2. Teknik Question Student Have ... 18

C. Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ... 19

1. Pengertian Perhatian ... 19

2. Teori Perhatian ... 22

3. Macam-Macam Perhatian ... 24

4. Hal-hal yang Menarik Perhatian ... 26


(13)

vi

E. Hipotesis Tidakan ………... 30

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan... 31

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Peran dan Pososi Peneliti dalam Penelitian ... 34

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 34

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 40

G. Data dan Sumber Data ... 40

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 40

I. Teknik Pengumpulan Data ... 41

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ... 42

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis... 45

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Pemeriksaaan Tindakan ... 48

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTRPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengamatan ... 49

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 93

C. Analisis Data ... 94

D. Interpretasi Analisis Data ... 99

E. Pembahasan Temuan Penelitian ... 100

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA


(14)

vii

Tabel 3.3 Kategori skala perhatian belajar ... 47 Tabel 4.1 Rekapitulasi persentase perhatian belajar siswa

pada pembelajaran siklus I ... 69 Tabel 4.2 Skor perhatian belajar matematika siswa pada siklus I ... 72 Tabel 4.3 Persentase hasil angket perhatian belajar siswa

tiap indikator ... 73 Tabel 4.4 Nilai tes akhir siklus I ... 73 Tabel 4.5 Refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I ... 75 Tabel 4.6 Rekapitulasi persentase perhatian belajar siswa

pada pembelajaran siklus II ... 88 Tabel 4.7 Skor perhatian belajar matematika siswa pada siklus II ... 91 Tabel 4.8 Persentase hasil angket perhatian belajar siswa tiap indikator. 92 Tabel 4.9 Nilai tes akhir siklus II ... 92 Tabel 4.10 Rekapitulasi persentase perhatian belajar siswa siklus I

dan siklusII ... 95 Tabel 4.11 Statistik deskriftif peningkatan hasil belajar siswa ... 97 Tabel 4.12 Persentase hasil angket perhatian belajar siswa dalam


(15)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Pengajuan Konseptual ... 30

Gambar 3.1 Desain penelitian ... 33

Gambar 3.2 Bagan tahap-tahap penelitian ... 39

Gambar 4.1 Suasana kelas pada penelitian pendahuluan ... 52

Gambar 4.2 kegiatan siswa pada saat diskusi ... 56

Gambar 4.3 Peneliti sedang memberikan pengarahan kepada kelompok III ... 63

Gambar 4.4 Siswa S6 dari kelompok II sedang menjawab pertanyaan yang diajukan temannya ... 80

Gambar 4.5 Siswa terlihat aktif dalam berdiskusi ... 82

Gambar 4.6 Diagram batang peningkatan persentase perhatian belajar .. 96

Gambar 4.7 Diagram batang peningkatan rata-rata hasil belajar matematika siswa ... 99


(16)

ix

Lampiran 4 Angket Perhatian Siswa (Sebelum Validitas) ... 180

Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Perhatian Siswa (Setelah Validitas) ... 183

Lampiran 6 Angket Perhatian Siswa (Setelah Valiitas) ... 184

Lampiran 7 Lembar Observasi Perhatian Siswa ... 186

Lampiran 8 Lembar Observasi KBM ... 188

Lampiran 9 Pedoman Wawancara ... 189

Lampiran 10 Lembar Hasil Wawancara ... 195

Lampiran 11 Nilai Harian Matematika Siswa Siklus I ... 207

Lampiran 12 Nilai Harian Matematika Siswa Siklus II ... 208

Lampiran 13 Soal tes Siklus I ... 209

Lampiran 14 Soal tes Siklus II ... 210

Lampiran 15 Hasil Tes Akhir Siklus I ... 211

Lampiran 16 Hasil Tes Akhir Siklus II ... 212

Lampiran 17 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Perhatian ... 213

Lampiran 18 Hasil Perhitungan Angket siklus I dan Siklus II ... 216

Lampiran 19 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siswa ... 222

Lampiran 20 Rekapitulasi Observasi Pengajaran Guru ... 223

Lampiran 21 Hasil Pertanyaan Siswa Siklus I... 224


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Menurut Langeveld bahwa pendidikan ialah usaha untuk menciptakan tingkat kedewasaan secara susila. Batasan tentang kedewasaan itu bersifat fleksibel. Ia tidak ditentukan hanya oleh usia, bahkan dengan berkembangnya konsep pendidikan seumur hidup (long life education) maka tugas pendidikan menjadi tak terbatas. Menurut UNESCO, tujuan pendidikan ialah “menuju humanisme ilmiah, menumbuhkan kreativitas, orientasi pada keterlibatan sosial, dan pembentukan manusia sempurna”.2

Pada dasarnya, setiap manusia terlahir dengan potensi kecerdasan masing-masing sebagai anugerah Tuhan. Persoalan justru terletak bagaimana cara mengembangkan potensi kecerdasan yang beragam tersebut. Selama ini kita cenderung terjebak pada pemikiran konservatif dengan pola pengembangan yang seragam. Jarang sekali orang melihat kekhasan dari masing-masing individu. Ironisnya, hal ini tidak hanya terjadi di dalam keluarga tetapi juga terjadi di sekolah, sebuah lembaga yang notabene bertujuan membentuk manusia yang cerdas secara komprehensif.

1

Hasbullah. Dasar-dasa Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) , h, 307.

2

Gulo. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Grasindo, 2002), h, 40-41. 1


(18)

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu masalah yang cukup kompleks. Masalah pokok pendidikan di Indonesia pada saat ini masih berkisar pada soal pemerataan kesempatan, revolusi, kualitas, efektifitas dan efesiensi pendidikan. Pada dasarnya banyak hal yang menjadi alasan perlu diadakannya inovasi pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertambahan penduduk, meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Menurunnya kualitas pendidikan, kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat, belum efektif alat organisasi, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat mengakibatkan pendidikan di Indonesia belum berkembang. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

Kegiatan pengajaran di sekolah, merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas anak didik ke arah yang lebih baik. Bila diamati keberhasilan dalam pendidikan tidaklah lepas dari perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Perhatian dalam proses belajar mengajar biasanya diukur dengan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi perhatian siswa dalam pembelajaran tersebut.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Keachie menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.3

Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya adalah

3

Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), cet. 2, h. 24


(19)

3

keterampilan mengajar,4 dan demikian pula penguasaan berbagai macam pendekatan atau metode yang dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Faktanya penggunaan metode yang tidak tepat akan memunculkan masalah-masalah antara lain: Perhatian siswa tidak terfokus pada pelajaran, siswa mudah merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran, siswa seringkali meminta izin untuk ke kamar mandi, siswa menanggapi pertanyaan dari guru dengan seenaknya dan terkadang sambil bercanda, pembelajaran masih bersifat “teacher centered”, dan prestasi belajar yang belum mencapai batas tuntas minimal. Salah satunya adalah prestasi belajar matematika siswa, karena matematika mempunyai peranan penting dalam pendidikan.

Matematika sebagai salah satu pola berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudian dengan bantuan matematika ilmu pengetahuan dan teknologi akan maju lebih pesat. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikannya yang lebih tinggi. Karena itulah, kemampuan siswa dalam menguasai matematika perlu ditingkatkan sehingga siswa memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi masa depan dan juga diharapkan dapat memberikan andil untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Namun pada kenyataannya, pelajaran matematika sering kali dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan. Secara ilmiah tidak ada anak yang ingin belajar matematika sebelum ia sendiri tahu bahwa matematika itu ada, yang diinginkan anak adalah memperoleh informasi tentang hal-hal disekitarnya dalam keadaan yang sebenarnya. Suasana proses pembelajaran matematika saat ini terasa kaku dan membosankan, pembelajaran matematika

4


(20)

seolah-olah hanya terbalut pada penerapan rumus-rumus dan kemampuan berhitung.

Kesan siswa tentang mata pelajaran matematika sebagai momok masih banyak didapatkan, pandangan seperti ini yang mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dan hasil belajarnya kurang memuaskan. Siswa yang merasa bahwa matematika sulit, menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan khususnya pada mata pelajaran yang sebagai momok ini mungkin disebabkan oleh berbagai hal seperti cara penyampaian materi dari guru yang monoton.

Dengan diberlakukannya KTSP di sekolah menuntut siswa untuk bersikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam matematika. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu setiap pelajaran harus selalu dikaitkan dengan manfaatnya dalam lingkungan masyarakat. Sikap aktif, kreatif, dan inovatif akan terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan.

Siswa yang aktif dalam pembelajaran matematika akan membuat dirinya lebih kreatif sehingga akan lebih mudah memecahkan masalah matematika. Keaktifan siswa akan muncul bila guru memberikan kesempatan kepada siswa agar mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide, dan lain-lain. Kadang dalam pembelajaran khususnya dalam pelajaran matematika, ketika guru menawarkan kepada siswa agar mau mengerjakan soal di depan kelas, banyak siswa yang enggan dan tidak mau.

Metode yang kurang bervariasi dalam proses pembelajaran akan membuat siswa mengalami kejenuhan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya matematika. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada beberapa orang siswa di MTs.Jamiyyah Islamiyyah pada tanggal 15 Juli 2010 ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi di MTs.Jamiyyah Islamiyyah selama prose pembelajaran, yaitu : 1) guru masih dominan aktif dalam proses pembelajaran, 2) metode yang digunakan masih konvensional, 3) siswa malu jika disuruh mengerjakan soal di papan tulis, 4) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan guru, 5) siswa kurang terkontrol, masih adanya siswa


(21)

5

yang asik berbincang dengan teman sebangkunya, 6) siswa malu bertanya tentang materi yang belum dimengerti, dan 7) siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diciptakan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar matematika.

Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan strategi dan metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat mengembangkan kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan interaksi siswa dalam belajar. Interaksi yang diutamakan adalah interaksi eduktif yaitu interaksi yang ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan. “interaksi eduktif adalah proses interaksi yang disengaja, sadar tujuan, yakni untuk mengantarkan siswa ke tingkat kedewasaannya”.5 Dengan interaksi eduktif diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, komunikatif, dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Dalam pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Guru diharapkan tidak mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan berperan aktif untuk bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.

Peneliti mencoba menggunakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. Keterampilan proses merupakan ciri utama dari belajar aktif. Berfikir, merasa, dan bekerja atau berbuat adalah aktifitas belajar yang menunjang keterampilan proses. Salah satunya dengan menggunakan teknik Question Student Have. Zaini dalam bukunya strategi pembelajaran aktif mengatakan bahwa “Question Student Have” merupakan suatu strategi

5

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h.18


(22)

mengajar dengan membagikan kartu kosong kepada setiap siswa dalam setiap kelompok. Siswa diminta menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian kartu diputar searah jarum jam kesetiap kelompok. Anggota kelompok harus membacanya dan memberikan tanda ceklis (√) jika pertanyaan tersebut dianggap penting.6 Untuk mengimplementasikan pembelajaran strategi aktif Question Student Have didalam kelas peneliti menggunakan metode diskusi kelompok yang bertujuan memberikan kesempatan kepada tiap-tiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah sebelum mereka bertanya.

Strategi pembelajaran aktif yang diterapkan disini diharapkan dapat menciptakan perhatian siswa untuk belajar, sebab pada strategi ini setiap siswa di tuntut untuk aktif dalam membuat pertanyaan sehingga perhatian siswa terpusat pada materi yang sedang di pelajari. Oleh karena itu, jika dalam pelajaran matematika siswa dapat belajar secara menyenangkan maka hal ini dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar serta menghilangkan asumsi bahwa belajar matematika itu sulit dan menjenuhkan. Perhatian merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar maka dengan penerapan strategi pembelajaran aktif Questian Student Have dalam pembelajaran matematika ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pula.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut :

1. Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga hasil belajar siswa masih rendah.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika karena malu untuk bertanya.

3. Perhatian siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah.

4. Metode Question Student Have masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran matematika.

6


(23)

7

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan kesalah- pahaman maksud serta demi keefektifan penelitian ini, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi pembelajaran dibatasi pada strategi aktif Question Student Have, yaitu suatu strategi mengajar dengan membagikan kartu kosong kepada setiap siswa dalam setiap kelompok. Siswa diminta menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian kartu diputar searah jarum jam ke setiap kelompok. Anggota kelompok harus membacanya dan memberikan tanda ceklis (√) jika pertanyaan tersebut dianggap penting. Perputaran berhenti sampai kartu kembali kepada pemiliknya kemudian setiap kelompok menyelesaikan soal yang mendapat tanda ceklis (√) terbanyak

2. Perhatian siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada perhatian sengaja, perhatian spontan dan perhatian intensif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di kemukakan dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diajukan adalah;

1. Apakah strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dapat Meningkatkan Perhatian Siswa dalam pelajaran matematika?

2. Apakah strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dapat Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :


(24)

1.Untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have terhadap perhatian belajar matematika siswa.

2.Untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have terhadap hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have.

b. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, peneliti dapat meningkatkan perhatian belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have.

b. Bagi guru, memberikan masukkan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran.

c. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka penambahan variasi metode pembelajaran matematika.


(25)

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Hakekat Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses yang merupakan kegiatan yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal itu berarti keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai arti belajar sangat diperlukan oleh guru. Banyak para pakar pendidikan yang mengemukakan pengertian belajar. Pengertian-pengertian tersebut akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.

Menurut Hilgard belajar didefinisikan sebagai Learning is the process by which an activity originates or is charged throught training procedures (whether in the laboratory or in the natural environments) as disitinguished from changes by factor not attributable to training. Artinya, seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.1 Sedangkan menurut Wingkle belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan ini bersifat secara relatif konstan dan berbekas.2

Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach bahwa belajar yang

1

Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2009)., h. 4-5

2

Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran…,h. 5


(26)

baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan pancaindra.3 Dengan kata lain belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.

Reber dalam kamusnya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktek yang diperkuat.4 Maksud belajar dalam penelitian ini yakni terjadinya perubahan tingkah laku yang signifikan yang terjadi pada diri siswa, misalnya siswa dari yang belum bisa membaca berubah menjadi bisa membaca. Dan perubahan tersebut dapat berasal dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Chaplin membatasi belajar dengan dua rumusan. Pada rumusan yang pertama Chaplin mengartikan belajar sebagai perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Sedangkan pada rumusan yang kedua Chaplin mengemukakan bahwa belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya pelatihan khusus.5

Belajar juga bisa diartikan sebagai “proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya”.6

3

Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran…,h. 5

4

Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 88-89

5

Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,... h. 88-89 6


(27)

11

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang itu mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

2. Pengertian Matematika

Matematika dikenal sebagai suatu ilmu yang abstrak, yang dapat dipandang sebagai menstrukturkan pola berfikir sistematis, kritis, logis, cermat dan konsisten. Sekalipun abstrak, berbagai konsep maupun teori matematika timbul atau di susun berdasarkan berbagai penomena nyata, atau dipicu oleh kebutuhan dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata.

Banyak para pakar pendidikan yang mengartikan matematika. Pendapat para pakar tersebut akan diuraikan pada pembahasan berikut ini:

Istilah matematika yang berasal dari bahasa asing seperti mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), methematique (Prancis), mathematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick wiskunde (Belanda) mempunyai arti sama dengan mathema yaitu “belajar atau hal yang dipelajari”.7 Menurut Reys dkk, seperti dikutip Russefendi, matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.8 Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan idea, proses dan penalaran.

James dan James mengatakan bahwa matematika adalah “ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.9

Dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran matematika antara satu topik matematika dengan

7

Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2003) h. 15

8

Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, …h. 17

9


(28)

topik matematika yang lain saling berkaitan. Johnson dan Rising mengatakan matematika adalah “pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, refresentasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi”.10

Matematika merupakan bahasa yang mampu menterjemahkan pengertian yang kita inginkan. Ia yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial, maksudnya hanya dapat dimengerti setelah diketahui arti darinya. Tanpa itu matematika hanyalah merupakan kumpulan rumus-rumus yang membuat orang menjadi malas untuk bergelut dengannya.

Terlepas dari pengaruh yang mana ahli matematika berkomentar tentang definisi matematika, sesungguhnya mencari kesamaan dari masing-masing definisi tidaklah begitu sulit, karena mereka tertuju pada satu makna yang terangkum dalam ciri-ciri atau karakteristik matematika, disamping memang mereka melihatnya dari sudut pandang berbeda serta disiplin ilmu yang dikaji juga tidak sama, maka pantaslah kalau tidak ada kesepakatan tunggal tentang matematika.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan beberapa pengertian tentang matematika;

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis.

2. Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak. 3. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan

hubungan-hubungannya.

4. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.

10


(29)

13

5. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.11

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain dan disusun secara hierarki sehingga orang yang mempelajari matematika akan mampu memahami konsep-konsep matematika. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa dengan belajar matematika berarti ada kegiatan menghubungkan antar konsep, antar prinsip atau antar konsep dengan prinsip sehingga siswa mampu memahami hubungan tersebut.

3. Makna Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasioanal yang telah dirumuskan. Diungkapkan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika, bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal yaitu;

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.12

Secara umum tujuan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada prenataan nalar dan

11

Anitah, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008) h. 7.4

12


(30)

pembentukan sikap siswa. Selain itu, memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Pada pembelajaran matematika prinsip belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan.13 Berbuat salah satunya menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran matematika di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya. Oleh karena itu, materi yang diberikan kepada siswa bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya akan tetapi Penekanan pembelajaran matematika lebih pada pemahaman konsep. Tidak hanya bagaimana suatu soal harus diselesaikan, tetapi juga pada mengapa soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu. Dalam pelaksanaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berfikir siswa. Dalam pembelajaran ini, guru lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.

Dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Pengaitan antara pelajaran yang sebelumnya dan yang akan dipelajari anak. Dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep yang lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berfikir kritis dan kreatif.14 Untuk pembinaan hal tersebut, perlu memperhatikan daya imajinasi dan rasa ingin tahu dari siswa. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan

13

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 95

14


(31)

15

bertanya dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaran matematika lebih bermakna.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar matematika lebih baik. Proses pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa dengan mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian pembelajaran matematika yang bermutu akan terjadi jika proses belajar yang dialami siswa dan proses mengajar yang dialami guru adalah efektif.

B. Strategi Pembelajaran Aktif dengan Teknik Question Student Have

1. Strategi Pembelajaran Aktif

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plant method, or series of actifities designed to acheaves a particular educational goal. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.15

Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian di atas, pertama strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan sebagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

15

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2139642-pengertian-strategi-planted-questions/. Jumat, 24 Desember 2010. 13:03


(32)

Strategi pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan potensi yang dimiliki anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Dalam pembelajaran aktif, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, merlihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan faham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Adapun konsep belajar aktif, sebagaimana yang diungkapkan Confusius: Yang saya dengar, saya lupa

Yang saya lihat, saya ingat Yang saya lakukan, saya paham16

Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.

Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.

Yang saya dengar, saya lupa.

Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.

Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya pahami.

Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.

Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.17

16

Silberman, Active Learning 101 Strategi…h. 23

17


(33)

17

Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan berbicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir.18

Pembelajaran aktif juga merupakan suatu pelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif.19 Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran aktif pada setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai perhatian yang tinggi untuk belajar.

18

Silberman, Active Learning 101 Strategi…h. 24

19


(34)

2. Teknik Question Student Have

Teknik Question Student Have dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya.20 Question Student Have merupakan teknik yang mudah dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Teknik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa secara tertulis.21

Teknik Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.22

Langkah-langkah pelaksanaan teknik Question Student Have, yaitu:23 1. Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa. 2. Minta setiap siswa untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

3. Setelah semua selesai membuat pertanyaan masing-masing diminta untuk memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada kelompok disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisi duduk siswa adalah lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam.

4. Pada saat menerima kertas dari kelompok lain siswa diminta untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu ingin diketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda ceklis, jika tidak ingin diketahui atau tidak menarik, berikan langsung pada kelompok

20

Suprijino, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). h.108

21

Isjoni. Pembelajaran Visioner. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). h.15

22

Machmudah, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UIN Malang Press, 2008). h. 124

23

Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2010). h. 122-123.


(35)

19

disamping kiri. Dan begitu seterusnya sampai semua soal kembali kepada pemiliknya.

5. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk menghitung tanda ceklis (√ ) yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapat tanda ceklis (√ ) paling banyak.

6. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan : a. jawaban langsung secara singkat

b. menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut.

7. Jika waktu cukup, minta beberapa orang siswa untuk membacakan pertanyaan yang ia tulis meskipun tidak mendapat tanda ceklis (√) yang banyak kemudian berikan jawaban.

8. guru melakukan pemeriksaan terhadap pertanyaan dari tiap-tiap kelompok, mungkin ada pertanyaan yang substansinya sama.

Meskipun siswa diminta menuliskan pertanyaan dengan potongan kertas, mintalah siswa menulis harapan mereka dan atau mengenai kelas yang akan mereka amati. Teknik ini dapat pula dilakukan dengan meminta siswa untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut, sehingga fase ini akan dapat mengidentifikasi pertanyaan mana yang mendapat yang mendapat jawaban terbanyak, sebagai indikasi penguasaan anak terhadap objek yang dipertanyakan.24

C. Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Perhatian

Dalam Suryabrata, para ahli psikologi mengungkapkan bahwa pengertian perhatian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, ”perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kapada suatu objek, dan perhatian adalah

24


(36)

banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang dilakukan”.25

Menurut Kamus Lengkap Psikologi, Perhatian (attention) merupakan ”suatu proses mereaksi secara istimewa terhadap suatu rangsangan atau sederetan perangsang”.26 Dalam Sabri, Perhatian mempunyai tugas selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang mengenai/ atau sampai kepada individu.27 Jika perhatian tidak bisa menyelektif rangsangan, maka proses perhatian tidak akan sampai ke reseptif atau individu. Oleh karena itu menyelektif merupakan proses yang harus dilewati dalam proses perhatian. Dalam Soemanto, pengertian perhatian juga tidak jauh berbeda seperti yang sudah diungkapkan dalam Sabri perhatian juga bisa diartikan sebagai ”pemusatan tenaga/ kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek. Perhatian juga merupakan pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktifitas”.28

Perhatian (attention) merupakan suatu aktivitas yang penting dalam pendidikan. Karena perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus.29 Apa yang diperhatikan akan betul disadari oleh individu, dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Oleh karena itu perhatian sangat penting dalam proses pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Jika tidak adanya proses seleksi terhadap rangsangan pada saat suatu rangsangan merangsang reseptif, maka tidak akan terjadinya proses perhatian, sehingga tidak adanya proses pembelajaran pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran, dengan metode apapun guru menyampaikan pelajaran, seorang siswa tidak akan tertarik untuk memperhatikan jika tidak adanya proses seleksi dalam perhatian. Dalam proses perhatian, posisi strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat itu merupakan suatu bentuk rangsangan yang bertujuan untuk merangsang reseptif atau individu.

25

Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2004)h. 14

26

Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada, 2008)

27

Sabri, Pengantar Psikologi Umum & perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2001), cet III, hal 42

28

Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) . h. 34

29


(37)

21

Unsur perhatian juga penting dalam pemahaman dan pembelajaran. Adapun pentingnya perhatian dalam pembelajaran dijelaskan dalam Al Quran. Sebagaimana firman Allah SWT ” Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(Qs. Al A’raaf : 204).30 Dari ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mereka memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada Al-Quran. Hendaklah mendengarkan sebaik-baiknya bilamana Al-Quran diperdengarkan kepada mereka, baik mengenai bacaan ataupun isinya untuk dipahami, dipetik pelajaran-pelajaran daripadanya dan diamalkan dengan segala penuh konsekuensinya.

Perhatian siswa dalam belajar adalah usaha siswa dalam mengkonsentrasikan pikirannya pada proses pembelajaran, serta adanya proses memilih-milih suatu rangsangan, sehingga rangsangan tersebut diseleksi oleh siswa dan pada akhirnya siswa hanya memilih satu rangsangan saja. Pada proses pembelajaran, siswa dihadapkan dengan berbagai macam kejadian, misalnya pada saat guru menerangkan pelajaran, ada beberapa siswa yang berisik, ada bunyi ledakan dan banyak kejadian-kejadian yang lain, walaupun banyak kejadian-kejadian yang terjadi, siswa tetap memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran tersebut. Dilihat dari contoh tersebut, siswa sudah mengalami proses perhatian, dia memilih-milih rangsangan sehingga hanya ada satu rangsangan yang dapat diambil oleh siswa yakni memeperhatikan penjelasan guru.

Dilihat dari beberapa pendapat tentang pengertian perhatian di atas, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhatian (attention) adalah proses konsentrasi pikiran yang melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang hadir pada saat itu. Dan pada saat bersamaan pula seseorang hanya memilih satu objek, sementara objek-objek yang lain diabaikan.

30

http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=7&No=204. Rabu 12 Januari 2011. 20.34


(38)

2. Teori Perhatian

Dalam Suharman, teori perhatian dapat di uraikan menjadi beberapa teori, yaitu: 31

a. Teori Leher botol

Pandangan teori ini didasarkan pada konsep sebuah leher botol ( bottle-neck concept). Seperti diketahui bahwa leher botol itu dibagian permukaannya sangat sempit yang membatasi jalan masuk benda. Teori leher botol ini berpendapat bahwa jalan masuk melalui leher botol serupa dengan jalan masuknya informasi untuk dilakukan pemprosesan lebih lanjut oleh manusia. Leher sebuah botol tersebut membatasi masuknya berbagai informasi dalam waktu yang bersamaan. Jika satu informasi sudah masuk melalui leher botol tersebut, maka informasi yang lain tertinggal di luar.

b. Teori Filter (Filter Theory)

Teori filter atau penyaringan beranggapan bahwa di dalam perhatian terjadi proses seleksi atau memilih aspek-aspek tertentu dari stimulus-stimulus atau informasi. Sebab, manusia memiliki keterbatasan kemampuan untuk dapat memproses sejumlah informasi dalam waktu yang bersamaan. Menurut teori ini juga, aktifitas perhatian hanya menerima dari satu sumber informasi yang dimungkinkan untuk mencapai tahap pemprosesan yang memiliki makna. Informasi yang tidak diawasi secara aktif kemudian disaring atau dihalangi pada awal proses, sehingaa tidak akan pernah sampai pada proses selanjutnya yang lebih tinggi. Jadi, menurut anggapan teori ini seleksi yang terjadi pada perhatian berlangsung pada tahap awal pemprosesan informasi (input),bukan pada tahap akhir proses yakni pada saat orang akan memproses (output).

31


(39)

23

c. Teori Switch Model

Proses perhatian berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dan mematikan (on-off switch), pada saat yang sama hanya satu saluran saja yang dihidupkan. Pengoperasian seperti tombol ini berarti bahwa perhatian itu bertindak dan memproses secara langsung pada satu masukan pesan atau saluran informasi. Berdasarkan teori ini dapat diterangkan bahwa orang hanya dapat memusatkan perhatian pada satu informasi, sementara informasi lain akan diabaikan pada waktu yang bersamaan.

d. Teori Attenuator Model

Treisman mengajukan teori seleksi di awal yang lebih luas, yang didasarkan atas berbagai macam tombol mekanis yang kini berkembang. Teori ini berpendapat bahwa aktifitas perhatian beroperasi lebih menyerupai suatu alat pengendali yang mengatur besar kecilnya volume. Jika perhatian diibaratkan seperti alat tersebut, maka jumlah informasi yang berbeda-beda dapat memasuki melalui masing-masing saluran dalam waktu yang bersamaan, kemudian akan dipilih mana yang menjadi titik berat perhatian seseorang.

e. Teori Kapasitas (Capacity Theory)

Yang didasarkan atas asumsi bahwa manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam memproses masukan informasi yang berjumlah banyak. Demikian pula teori kapasitas ingin mencoba mendekati isu tersebut dengan berasumsi bahwa sumber-sumber kapasitas kognitif itu terbatas. Seseorang memiliki jumlah kapasitas kognitif tertentu yang dapat digunakan melakukan berbagai tugas atau pekerjaan yang sedang dihadapi. Tugas-tugas yang berbeda menuntut penyediaan jumlah kapasitas kognitif yang berbeda pula. Jumlah aktifitas yang dapat dilakukan secara bersamaan akan ditentukan oleh besar kecilnya kapasitas yang dibutuhkan oleh masing-masing aktifitas. Jika tugas tunggal menuntut konsentrasi penuh,maka tidak ada lagi kapasitas yang tersisa bagi tugas tambahan. Berdasarkan asumsi tersebut, perhatian merupakan proses penyediaan atau


(40)

alokasi sumber-sumber kapasitas kognitif terhadap masukan stimulus atau informasi. Dengan demikian, hal yang penting di dalam proses perhatian ialah menentukan yang mana diantara tugas-tugas itu yang harus diselesaikan, dan seberapa baik tugas-tugas itu dapat dilaksanakan.

Teori-teori perhatian yang sudah dipaparkan di atas, teori filter lebih cocok jika dihubungkan dengan perhatian pada penelitian ini. Teori filter menyebutkan bahwa perhatian terjadi melalui proses pemilihan atau seleksi terhadap datangnya rangsangan–rangsangan atau objek yang kemudian aktifitas perhatian hanya menerima satu sumber informasi sehingga tercapainya tahap pemprosesan yang memiliki makna. Teori ini jika dikaitkan dengan tahapan-tahapan proses perhatian juga sangat berhubungan. Akan tetapi tahapan-tahapan perhatian akan dibahas dan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

3. Macam-macam Perhatian

Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan perhatian ini dapat ditempuh dengan cara menggolong-golongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu. Ada bermacam-macam perhatian, yang pada pokok-pokonya meliputi:32

a) Perhatian menurut cara kerjanya.

1. Perhatian spontan; Perhatian spontan bisa juga disebut dengan perhatian tidak sekehendak atau perhatian yang timbul karena tidak adanya kesengajaan. Perhatian yang timbul begitu saja, “seakan -akan” tanpa usaha, dan tanpa disengaja.

2. Perhatian refleksif (disengaja); Yaitu perhatian yang terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan ingin menangkap kesan menginderaan secara lebih jelas. Misalnya memperhatian, mendengarkan, dan lain sebagainya.

b) Perhatian menurut intensitasnya

32


(41)

25

1. Perhatian Intensif; yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai aktifitas atau pengalaman batin. Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin makin intensiflah perhatiannya. Misalnya seorang anak memperhatikan sekali pelajaran matematika. Agaknya pelajaran itu cocok untuknya. Dalam waktu agak lama perhatiannya terhadap suasana pelajaran matematika masih cukup kuat, tidak mudah berpindah ke obyek yang lain.

2. Perhatian tidak intensif; yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktifitas atau pengalaman batin.

c) Perhatian menurut luasnya

1. Perhatian terpusat; yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup obyek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian ini sering pula disebut sebagai perhatian konsentratif. Jadi, orang yang mengandalkan konsentrasi pikiran berarti berfikir dengan perhatian terpusat.

2. Perhatian terpencar; yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek. Perhatian yang demikian dapat dilakukan oleh seorang guru di depan kelas yang pada suatu saat ia harus menunjukkan perhatian kepada tujuan pelajaran, materi pelajaran, buku pelajaran, metode belajar mengajar, dan tingkah laku anak didik yang cukup banyak jumlahnya.

Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subyek yang belajar. Pemilihan cara kerja perhatian oleh anak didik ini dapat dibimbing oleh pihak pendidik atau lingkungan belajarnya.


(42)

Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian anak didik.

Usaha-usaha lainnya yang dapat dilakukan dalam membimbing perhatian anak didik, yaitu penggunaan metode penyajian pelajaran yang dapat diterima oleh anak didik. Penerimaan ini akan efektif apabila pelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan anak didik. Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar yaitu:33

1) Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih terarah.

2) Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak didik.

3) Perhatian spontan perlu dilakukan, karena perhatian yang spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif daripada perhatian yang disengaja.

4. Hal-hal yang Menarik Perhatian

Dipandang dari segi praktis, Suryabrata mengungkapkan beberapa hal yang dapat menarik perhatian. Adapun hal-hal yang dapat menarik perhatian tersebut dapat klasifikasikan menjadi dua faktor, kedua faktor tersebut yakni Faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal penarik perhatian. 34

a. Faktor eksternal penarik perhatian

Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol yaitu

1) Gerakan (Movement)

Hal-hal yang dapat bergerak secara tidak langsung pasti akan membuat penasaran, dari penasaran timbullah ingin melihat, dari melihat kemudian timbullah ingin memperhatikan. Misalnya pada saat

33

Soemanto. Psikologi Pendidikan...hal. 37

34


(43)

27

ujian, dalam suasana yang hening tiba-tiba ada salah satu siswa yang menari-nari, pasti akan menjadi pusat perhatian.

2) Intensitas stimulus (Intensity)

Segala sesuatu yang lebih dari yang lain akan menjadi perhatian seseorang, hal ini dapat dibuktikan setiap ada hal-hal yang lebih atau paling pasti akan masuk ke MURI (Museum Rekor Indonesia) bahkan masuk ke Guines Book World. Misalnya ada orang paling tinggi di Indonesia, ada mie terpanjang, contoh-contoh tersebut akan menarik perhatian seseorang.

3) Kebaruan (novelty)

Hal-hal yang baru atau diluar kebiasaan biasanya akan membuat individu tertarik. Contohnya di suatu kelas tiba-tiba ada guru baru yang mengajar di kelas itu. Barunya guru itu biasanya dapat menarik perhatian siswa untuk belajar.

4) Ulangan dari stimulus (Multiple sensory messages)

Stimulus yang diulang-ulang akan menarik perhatian dari pada yang tidak. Contoh bunyi klakson yang berulang-ulang akan menarik perhatian dibanding dengan bunyi klakson yang cuma dibunyikan sekali saja.

5) Kontras (Contrast)

Stimulus yang berbeda atau bertentangan dengan stimulus lainnya akan lebih menarik perhatian.

6) Shape (bentuk)

Bentuk tertentu juga akan lebih menarik perhatian daripada bentuk yang lain. contohnya, dalam pembelajaran matematika siswa akan lebih tertarik jika guru menerangkan pada siswa tentang bentuk tabung dengan menggunakan media tabung dibanding dengan menjelaskan bentuk tabung hanya dengan menggambarnya.


(44)

b. Faktor internal penarik perhatian

Perhatian adalah bersifat selektif artinya individu dalam memperhatikan sesuatu berdasarkan juga kehendak yang ada dalam jiwanya.

1) Faktor biologis

Faktor biologis adalah faktor yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Dalam keadaan lapar seluruh pikiran manusia akan tertuju pada makanan, pada saat ujian siswa akan belajar.

2) Faktor sosio psikologis merupakan faktor yang dipengaruhi akan Faktor sosio psikologis.35

adanya kebiasaan, sikap dan kemauan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang selama ini disebut rangsangan-rangsangan yang dapat mempengaruhi perhatian siswa adalah hal-hal yang dapat menarik perhatian siswa. Rangsangan-rangsangan itu diperoleh dari faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri siswa tersebut. Jika hal-hal yang dapat menarik perhatian tersebut dapat merespon reseptif atau individu, peristiwa perhatian akan terjadi pada diri siswa.

D. Pengajuan Konseptual

Belajar bukan merupakan pengumpulan informasi pasif tetapi menciptakan pengetahuan secara aktif. Kerja sama antar siswa dalam proses belajar mengajar dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Bagaimana guru dapat membangkitkan perhatian siswa, mendorong siswa terlibat penuh dalam proses belajar mengajar, menciptakan lingkungan belajar yang sehat, sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan hasil yang maksimal.

35


(45)

29

Pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah akan dapat meningkatkan mutu pembentukan manusia seutuhnya jika paradigma pendidikan kita mau mulai menggunakan pendekatan pendidikan yang mendudukkan siswa sebagai subyek didik yang utama. Selama ini teori-teori pendidikan telah banyak mengungkap pentingnya siswa sebagai subyek yang senyatanya. Namun dalam tataran praktis siswa masih tetap menjadi obyek pendidikan, sehingga cukup memperihatinkan. Secara psikologis anak belajar dalam suasana yang tertekan.

Hasil belajar matematika dipengaruhi oleh kemampuan, keaktifan, dan kualitas antar komponen pendidikan. Sebagai sarana penunjang, suatu metode pembelajaran adalah strategi yang digunakan dalam belajar mengajar. Semakin baik pengajar menguasai dan menggunakan strateginya, maka semakin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Guru dalam proses belajar mengajar selalu bertujuan agar materi yang disampaikan dapat dikuasai siswa dengan sebaik-baiknya.

Dalam matematika proses belajar tidak hanya sekedar mendengarkan, tetapi siswa juga memperhatikan dan ikut serta secara aktif dalam setiap tingkatan kegiatan. Perhatian merupakan modal utama siswa dalam menyerap pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu siswa harus dikondisikan pada proses pembelajaran yang melibatkan mereka secara aktif sehingga perhatian mereka terfokus pada pelajaran. Salah satu strategi yang dapat membuat siswa berada pada kondisi ini adalah dengan menggunakan strategi aktif teknik Question Student Have. Dengan menggunakan strategi ini siswa dituntut untuk saling bekerja sama dan berbagi informasi, sehingga informasi yang mereka peroleh tidak hanya satu arah dan siswa juga dituntut untuk lebih aktif dalam bertanya lewat tulisan karena selama ini siswa takut untuk bertanya langsung kepada guru walaupun ada materi yang tidak mereka mengerti. Dengan demikian siswa akan memiliki perhatian dan informasi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa.


(46)

Gambar 2.1

Bagan Pengajuan Konseptual E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah penggunaan strategi aktif teknik Question Student Have dapat meningkatkan perhatian belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Metode Ekspositori

Perhatian Sengaja -Memperhatikan -Mendengarkan Hasil

Belajar

Strategi Pembelajaran Aktif Question

Student Have

Perhatian Belajar Siswa Perhatian Intensif

-Konsentrasi dalam belajar

-Rendahnya hasil belajar

-Kurangnya perhatian siswa

Perhatian Spontan -Merespon

Hasil yang di peroleh

Diatasi dengan menggunakan

Diperoleh


(47)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs.Jamiyyah Islamiyyah Pondok Aren Tangerang khususnya kelas VII-B tahun ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

B.Metode dan Desain Interverensi Tindakan.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran.1

Beberapa ahli mengemukakan tentang model atau desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.2

Berikut ini adalah perencanaan tindakan dalam satu siklus: 1. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti menyiapkan skenario Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian yang terdiri atas Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Angket dan Lembar Wawancara. 2. Tindakan (acting)

Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau isi rancangan yang dilakukan di dalam kelas.

1 Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 2 2 Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas..., h. 16


(48)

3. Pengamatan (observing)

Pada tahap ini, peneliti dibantu observer mengobservasi aktivitas dan respon siswa selama proses pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan menggunakan lembar observasi.

4.Refleksi (reflection)

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti dan guru kolaborator, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.


(49)

33

Adapun desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:3

Gambar 3.1 Desain Penelitian C. Subjek penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada subjek yang menjadikan sasaran penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B MTs. Jamiyyah Islamiyyah tahun ajaran 2010/2011.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika kelas membantu peneliti mengamati aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu guru matematika

3 Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) . h. 16

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Guru sebagai penjawab

Pengamatan/ pengumpulan data I I

Refleksi I

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Perencanaan tindakan II

Siswa sebagai penjawab

Refleksi II Pengamatan/

pengumpulan data II Permasalahan baru

hasil refleksi

Dilanjutkan

kesiklus selanjutnya Siklus I


(50)

juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian.

Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menggunakan teknik Question Student Have. Dalam penelitian, peneliti dibantu seorang guru mata pelajaran matematika yang bertindak sebagai kolabolator.

E. Tahapan Interverensi Tindakan

Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan atau pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan berupa siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Setelah melakukan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan, maka tindakan akan dilanjutkan kembali pada siklus III dan seterusnya sampai mencapai hasil penelitian yang diharapkan. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Observasi Pendahuluan

a. Observasi kegiatan belajar mengajar

 Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran matematika pada kelas VII-B MTs.Jamiyyah Islamiyyah Pondok Aren Tangerang.

 Pada kegiatan ini peneliti bersama observer membentuk kelompok berdasarkan hasil belajar sebelumnya yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.


(1)

L a m p i r a n 2 2

pgrhanAi$g4n SEr^en g,

Hasil Pertanvaan Siswa Siklus II

248

.'.wffisH%#*

@ /MXat' dqlqn @ery\ttu&&'

w*,ffi@@'@@@

Yau - bguov'na @"r-k Lagr sc'du'+ W.ryrlt dtln

aya-rnU<;f\

7? ';'

VYI/ v-rb-a^- '

/r-rt, , .Y \-/

, ,/\./ V/

U_

\ , / \ , / . l r 1 L

@nttrwln

9aVa\v

lr.^q2.-'n;fur

(vYVe*,&

'V

/,r/,.\/t ffirt"fta

,WM

to lorag J e ltrt D, n I-qJ "i w q n A < 4 f q ,n t hJ g quLu


(2)

249

wdtrewry

ft fr ,'Wq(vuna

4V un,

guAut Oo" Aangqn {r'l

'Pu',rY,rW'*tz'

/it,ur*/.1^''

\,/' ,i 2 \4Fs,;

.- ud-#ffir%TeM-W

'$ CniK^V,^*{"'7Wtr

tr'll l- 7 j, Ut I

2

-]ffX'

i

.

9

qJ

^ lzu

fq n u'i^'u^',

^ W

V

TflII;

;;";;:,"

;', *,ffi

r

goJniurt,i

(y.^-,rWY

,ri/V:'.-. rzy WiJ

VvVYtt&4


(3)

, . KEMENTERIAN AG|AMA-:ffi} UIN JAKARTA

| ---{rgjP----l

lu[ft I frrK

*_r__\--_r Jt. tr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia

FORM (FR)

NO. UOKUMEN : FITK.FR-AKD-OB1 f gr. f erbrt : 1Maret2010 'No.

Revisi:

S U RAT BIMBI NGAN-S

KRI PSI

Nonror : Un.0 I tF.'t tpp.0gt.l.?.t,g..tZOtO

L a n r p . :

-Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada yth.

1. Drs. Rahmat Mulyono, M.Si 2. Dra. Najmi Ulya, M.pd. Pembimbing Skripsi

Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakartal

Jakarta, 30 September 201 0

Neneng Milati I 060 I 700053 7

x

Pendidikan Matematika

"Penerapan strategi pembelajaran Aktif Teknik euestion student

untuk Meningkatkan perhatian Siswa dalfr pembelajaran

atematika " Assalamu' a/aikum wr.u, b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing Inl (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama NIM Semester Jurusan/Prodi Judul Skipsi

Have Mate

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 30 september 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara

dapatirelakurln f".uualian redaksional padajudul tersebut' Apabila perubahan substansial dianggap p"rlu, rnohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi rjri diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) buran, . dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Was s al antu' alai kum wr.w b.

Tembusan: l. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.

idikan Matematika

Fatra, M.Pd. 528 199603 2 002


(4)

r@l

l t r r m , , I

l q # [ f r

\*r'-

[ |

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

F O R M ( F R )

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-080

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 N o . R e v i s i : ' : 0 0 2

1 t 1

H a l

SURAT

PERMOHONAN

IZIN OBSERVASI

Nomor: Un.01/F.L/PP.009/. 12010 Iarnp :

-I lal : Observasi

Jakarta, 30 Septernber 2010

Kepada Yth : Kepala Sekolah,

Di-Jarniyyah Islamiyyah Ass alamu' alaikum wr.wb

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif I{idayatullah Jakarta .Sehubungan dengan penyelesaian tugas Skripsi, mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuannya Saudara kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' al aikum w r.w b.

a.n. Dekan

Kabag. Tata Usaha,

a

t i

1v

Y

Drs. H. AIi Nurdin, M.Pd. NIP. 1 9550601.198103.1.005 No. Nama NIM Jurusan/Prodi


(5)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl, lr. H. Juanda No g5 Ciputat lg4tZ lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: : 02

H a l 1 t 1

S U R A T PERMOHONAN

I Z I N P E N E L I T I A N

Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .U.!&.n0rc

Lamp. : Outline/Propasal

H a l : P e r n r o h o n a n l z i n P e n e l i t i a n Kepada Yth.

Kepala Sekolah Mts; Jamiyyah lslamiyyah d i

Tempat

Assal am u'al aiku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Jakarta, 8 Desember 2010

N a m a N I M Jurusan

: Neneng Milati : 106017000537 : Pendidikan Matematika Semester : lX (Sembilan)

JUdUI SKTipsi : PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK QUESTION STUDENT HA'/E UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA DAI-AM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

adalah benar mahasisw;/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, rlan akan nrengaciakan penelitian (risei) di instartsi/sbkolahimadrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aiku m wr.wb.

a.n. Dekan

Kaj{r, Peild id ikan Matenratika

Fatra, M.Pd s28 199603 2 002

Tembusan: 1. Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Xlaifalindl


(6)

I

MADRASAH TSANAWIYYAH

JAM'IYYAH TSLAMTYVAH

STATUS : TERAKREDITAST ..4,

No : KW.28ll/Dam.0 OSITT g/2006

SIJRAT KETERANGAN

Nomor : MTs.S.28 04.07104.061Pp.00.5/ 166 f}}tl

Yang bertanda tangan di Tangerang, menerangkan bahwa.

bawah ini Kepala MTs.Jamiyyah Islamiyyah pondok Aren

Nama : Nenehg Milati

Tempat /Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Oktober l9g7

NIM : 106017000537

Jenjang Pendidikan : Sl (Strxa Satu )

Program Studi : Pendidikan Materratika Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

universitas : universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama tersebut di atas telah mengadakan riset/penelitian pada bulan Februari sampai Aptil 2011. Penelitian yang ditakukan berjudul "Penerapap Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Stadent Have untuk meningkatk4n Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika ".


Dokumen yang terkait

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

10 57 183

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 4 TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA POKOK BAHASAN PERSEGI (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIA SMP Raden Fatah Cilacap).

0 0 4

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS XI TO 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 S

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 1 16

PENDAHULUAN Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 0 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEA

0 0 10

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Eksperimen Di Kelas X MA Islamiyah Kabupaten Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 23