8
kecoklatan dan mempunyai rasa manis keasaman yang dibuat dari pemasakan cairan tape ketan putih Anonymous, 1990:27 dalam Dody, 2010:24.
Gambar 1. Salah satu contoh Brem http:www.google.co.idimgres?imgurl=http:upload.wikimedia.com
2.  Kandungan Gizi Brem
Hasil  penelitian  Winarno  et  al  1982  menunjukkan  bahwa  zat  kimia  yang paling banyak terdapat dalam brem padat adalah gula, pati terlarut, dan asam
laktat.  Brem  padat  merupakan  sumber  gula  yang  baik.  Di  dalam  100  gram brem terkandung 65,18 gr gula, sehingga rasanya manis dan sekaligus sebagai
sumber  energi  yang  baik.  Komposisi  kimia  brem  padat  dapat  dilihat  pada tabel1.
Tabel 1.Komposisi Kimia per 100 gram brem padat.
Senyawa kimia Kadar
Gula 65,18 gr
Pati 4,56 gr
Air 18,87 gr
Total asam 1,58 gr
Lemak 0,11 gr
Protein 0,42 gr
Padatan terlarut 1,34 gr
Sumber: Winarno et al 1982
3.  Standart Mutu Untuk Brem Padat
Dalam  SII  Nomor  0369-90,  brem  padat  didefinisikan  sebagai makanan  padat  yang  terbuat  dari  penguapan  sari  tape  ketan  dengan
penambahan  pati  yang  dapat  larut.  Standar  mutu  untuk  brem  padat  Dody,
9
2010:23  adalah  sebagai  berikut:  Bau,  Rasa,  Warna  Khas,  Kadar  Air  Max. 16,  Kadar  Abu  Max  0,5,  Jumlah  Karbohidrat  dihitung  sebagai  Pati  60-
70, Pemanis Buatan Tidak ternyata, Derajat asam ml NaoH 1 N100 gram Max 15, Bagian tak terlarut dalam Air Max 15, Logam Berbahaya Cu, Pb,
Hg,  Zn  dan  As  Tidak  ternyata,  Jamur  atau  bakteri  bentuk  Coli  negative. Menurut Setyorini: 2002:17 dalam Dody: 2010.
4.  Proses Pembuatan Brem
Tahapan  pembuatan  brem  padat  adalah  pencucian  dan  perendaman beras  ketan,  pengukusan,  peragian  dan  fermentasi,  pengepresan,  pemekatan,
pengadukan dan pencetakan Setyorini,: 2002:31. Tahapan pembuatan brem padat dapat diuaraikan sebagai berikut:
1.  Pencucian dan Perendaman Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran yang terikut
pada bahan baku sedangkan perendaman berperan dalam hidrasi molekul pati  untuk  memudahkan  proses  gelatinisasi  Krisnawati,  1996:23.
Perendaman  dapat  menyebabkan  hidrasi  pada  granula  pati  sehingga  pati dapat  tergelatinisasi  dengan  baik  jika  dipanaskan,  jumlah  air  yang
terserap 30  Winarno, 1993:22. 2.  Pengukusan
Proses  pengukusan  dapat  mensterilkan  bahan  baku  sehingga  dapat mengontrol  tahap  fermentasi  lebih  baik.  Beras  yang  masak  atau  tanak
dapat diperoleh dari pengukusan selam 30- 60 menit dihitung saat uap air mulai  terpenetrasi  ke  dalam  bahan.  Selam  pengukusan  beras  akan
10
menyerap air 7 – 12 dari berat awal pengukusan. Total penyerapan air sebanyak  35  –  40  dapat  menghasilkan  beras  tanak  yang  baik  untuk
difermentasikan Maria, 1994:28. Menurut  Winarno,  1993:15,  gelatinisasi  pati  adalah  proses
pembengkakan granula pati  yang bersifat irreversibble. Apabila suspensi pati  dalam  air  dipanaskan  akan  terjadi  tiga  tahapan  pengembangan
granula. Tahap pertama terjadi di air dingin, garnula pati akan menyerap air sebanyak 25-30 dari beratnya. Tahap ini bersifat reversibble. Tahap
kedua terjadi pemanasan sampai suhu 650C. Pada tahap ini mulai terjadi pembengkakan  granula  yang  bersifat  irreversibble.  Selama  fase  ini
terlihat  perubahan  granula  dan  sebagian  besar  molekul  pati  terlarut terlepas keluar dari granula. Tahap ketiga terjadi pada pemanasan di atas
650C.  Pada  fase  ini  terjadi  pembengkakan  garnula  pati  yang  luar  biasa dan pada akhirnya granula pati akan pecah.
3.  Peragian dan Fermentasi Ragi  diberikan  setelah  bahan  yang  dikukus  dingin.  Ragi  terlebih
dahulu  dihaluskan  untuk  memudahkan  inokulasi  Haryono,  1994:25. Brem  padat  dapat  diperoleh  penggunaan  ragi  0,5  dengan  waktu
fermentasi  yang  cukup  panjang  Harijono,  Pulungan  dan  Yuwono, 1994:12.
Proses  utama  pada  fermentasi  tape  terbagi  dua  tahap  yaitu,  tahap pertama  merupakan  pemecahan  pati  menjadi  gula  sederhana  yang
menimbulkan  rasa  manis  dan  membentuk  cairan  dimana  konversi  pati
11
menjadi  gula  sederhana  dilakukan  oleh  kapang  dengan  enzim  amilase Fardiaz,  1996:34.  Tahap  berikutnya  fermentasi  sebagian  gula  menjadi
asam  organik,  alkohol  dan  senyawa-  senyawa  cita  rasa.  Konversi  gula menjadi alkohol dilakukan oleh khamir. Pemecahan gula menjadi alkohol
ini melalui proses yang disebut glikolisis dimana gula diubah menjadi etil alkohol.  Proses  glikolisis  ini  cenderung  terjadi  pada  kondisi  anaerob.
Proses  esterifikasi  pada  fermentasi  tape  antara  asam  dan  alkohol menghasilkan ester yang membentuk cita rasa khas tape.
4.  Pengepresan dan Pemekatan Pengepresan  dimaksudkan  untuk  mendapatkan  air  atau  sari  tape.
Pengepresan dilakukan secara perlahan-lahan sehingga filtrat yang keluar akan  lebih  banyak  Krisnawati,  1996:32.  Ekstraksi  cairan  tape  dengan
cara  pengepresan  ditujukan  untuk  mendapatkan  cairan  tape  sebanyak- banyaknya Soesanto dan Saneto, 1994:19.
Pemekatan  bertujuan  untuk  mengurangi  sebagian  air  yang  ada Krisnawati,  1996:36.  Pemekatan  dilakukan  dengan  pemanasan  sampai
didapatkan  konsentrasi  tertentu.  Selama  proses  pemekatan  terjadi maillard  reaksi  antara  gula  reduksi  dan  asam-asam  amino  yang
distimulasi dengan pemanasan sehingga semakin lama pemekatan, maka pembentukkan  warna  coklat  semakin  sempurna.  Proses  tersebut
menimbulkan  flavor  khas  pada  brem.  Proses  pemekatan  dilakukan dengan  pemanasan  pada  suhu  900C  selama  tiga  jam  Soesanto  dan
Saneto, 1994:23.
12
5.  Pengadukan Proses  pengadukan  bertujuan  untuk  memperoleh  kristal-kristal
yang baik, pengadukan  yang  kuat pada larutan pekat akan menimbulkan kristal-kristal  kecil  dengan  tekstur  halus  Nasution,  1982:27.  Apabila
larutan tersebut mencapai titik  jenuh maka  kristal akan terbentuk karena adanya  tenaga  yang  menyebabkan  bergabungya  komponen-komponen
terlarut membentuk inti kristal.
B.  Kajian Formula