6 oleh fiksasi oleh Al pada keadaan tanah masam dan pada keadaan tanah masam
yang digenangi difiksasi oleh Fe. Fiksasi oleh Ca pada keadaan tanah alkalis basah Goswami, 1986; Hardjowigeno, 2010. Pengaplikasian pupuk kandang
dapat membantu menjaga ketersediaan fosfor bagi tanaman pada situasi pergantian kondisi kering dan basah yang berkepanjangan.
Kalium K
Menurut Marchner 1986 Kalium berperan terhadap lebih dari 50 enzim baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga kahat K akan mengganggu
aktivitas enzim. Umumnya, bila penyerapan K tinggi juga menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun. Oleh karena itu, perlu ketersediaan unsur
hara yang berimbang optimal. Pada kedaan basah dan kering yang bergantian pada lahan sawah hujan
juga berpengaruh terhadap ketersediaan K tetapi bukan masalah yang serius. Kalium juga memiliki peran yang sangat menguntungkan terhadap keadaan
kekeringan dan serangan penyakit Goswami, 1986. Menurut Suyamto 2012 nisbah optimal N:P:K, pupuk yang perlu
diberikan bersifat spesifik lokasi karena bergantung pada tingkat hasil dan pasokan masing-masing hara alami dalam tanah. Kondisi pasokan hara dalam
tanah dapat diketahui secara praktis dengan mengacu pada hasil tanaman padi pada kondisi hara terbatas dan tidak ada tambahan dari luar yang dapat diukur
melalui petak omisi.
2.1.4. Metode Petak Omisi
Metode petak omisi atau metode minus satu unsur minus one test merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
pembatas hara dalam tanah secara langsung dilapangan. Teori yang relevan dengan metode petak omisi adalah Hukum Minimum Van Leibig,s dimana hasil
gabah ditentukan oleh faktor yang berada dalam keadaan terbatas. Bila tanah tidak dicukupi dengan hara yang berasal pupuk, maka hara yang berasal dari tanah saja
yang akan menentukan tingkat hasil Abdulrachman et al., 2009. Pemberian hara yang dilakukan secara defisit akan membuat tanah menjadi semakin kurus.
7 Dalam petak omisi hasil gabah dengan N terbatas dapat diketahui dari
petak omisi yang dipupuk P dan K tanpa N. Hasil gabah pada kondisi P terbatas dapat diketahui dari petak omisi yang dipupuk N dan K tanpa P. Sementara hasil
gabah pada kondisi K terbatas diperoleh dari petak omisi yang dipupuk N dan P tetapi tidak dipupuk K kemudian dibandingkan dengan petak omisi yang dipupuk
lengkap. Dari hasil tersebut diharapkan pemupukan sesuai hara yang kurang dalam tanah dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.
2.1.5. Efisiensi Pemupukan
Efisiensi pemupukan adalah tambahan hasil yang diperoleh dari suatu pertanaman untuk tiap unit hara yang berasal dari pupuk yang digunakan dalam
suatu kondisi tanah dan iklim tertentu. Pemupukan yang efisien akan menghemat penggunaan pupuk, karena dengan jumlah pupuk yang lebih sedikit akan
diperoleh hasil yang sama atau lebih tinggi Abdulrachman et al., 2009 Menurut Dobermann et al. 2004, efisiensi pupuk dapat dinyatakan salah
satunya dalam bentuk efisiensi agronomi AEx. Efisiensi dapat dihitung berdasarkan selisih hasil panen pada tiap perlakuan pupuk terhadap kontrol
dengan rumus : AEx = GY
NPK
– GYx Fx
Dimana, GY
NPK
= Hasil gabah pada perlakuan NPK t ha
-1
, GY
0x
= Hasil gabah pada perlakuan tanpa N atau P atau K tergantung yang dihitung t ha
-1
, dan Fx= Dosis X NPK yang digunakan kg ha
-1
.
2.2. Kajian Penelitian