anggaran 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung berupa data primer dan tidak langsung berupa data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui
instansi pemerintah, dan swasta seperti data jumlah penduduk dan dokumen pelaksanaan fisik pemeliharaan jalan. Data primer dilakukan dengan survey langsung
seperti:
1 Survey tentang pola pengaturan lalu lintas pada zona kerja pemeliharaan jalan.
2 Survey dimensi geometrik jalan meliputi lebar lajur, lebar bahu dan panjang segmen pelaksanaan pemeliharaan.
3 Survey lingkungan disekitar zona kerja pemeliharaan jalan. 4 Survey lalu lintas interval satu jam meliputi volume lalu lintas dan kecepatan
kendaraan. Survey ini menggunakan peralatan perhitungan lalau lintas secara otomatis Automatic Traffic Counting=ATC. Jenis perlatan yang digunakan
adalah merek dagang Golden River GR tipe Marksman 400 M400 atau disingkat GR M400. Untuk kebutuhan data temporary traffic alat ini diinsatal
merekam volume, klas dan kecepatan kendaraan selama 65 jam. Gambar ATC GR M400 ini dapat dilihat pada Gambar 2 di Lampiran 3.
3.3 Analisis Data
Metode deskripstif digunakan untuk menjelaskan karaktristik lalu lintas dan pola pengaturan lalu lintas semasa pelaksanaan pemeliharaan jalan Nazir, 2003.
Metode analitis digunakan untuk menghitung kinerja lalu-lintas seperti: parameter kapasitas jalan dan parameter arus lalu lintas. Analisis juga digunakan untuk
mendapatakan kapasitas jalan C, volume lalu lintas Q, derajat kejenuhan DS dan kecepatan kendaraan Vm dakam interval satuan jam selama 24 jam DJBM, 1997
Metode optimasi dipergunakan untuk meminumkan fungsi tujuan studi yaitu meminimumkan pemborosan dampak negatif masa pemeliharaan jalan khususnya
pemborosan energi BBM Yang, 2010.
10
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penanganan Peningkatan Jalan Nasional Di Provinsi Bali Tahun 2015 Paket-paket ruas jalan Nasional di Provinsi Bali dibawah wewenang Balai
Pelaksana Jalan Nasional wilayah VIII BPJN VIII tahun anggaran 2015, dibedakan atas 4 satuan kerja Satker yaitu Satker wilayah I Bali, Satker wilayah II Bali, Satker
Metro Denpasar dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD. Pada tahun anggaran 2015 terdapat 20 paket ruas jalan yang mendapat penanganan fisik pemeliharaan.
Jenis pemeliharaan ini meliputi peningkatan struktur dan kapasitas jalan, pemeliharaan berkala jalan, berkala jembatan. Peta paket-paket penanganan
pemeliharaan jalan di wilayah BPJN VIII tahun anggaran 2015 dapat dilihat pada Gambar 1 pada Lampiran-2.
Paket-paket penangnan peningkatan dan rekonstruksi jalan pada tahun anggaran 2015 dibawah wewenang BPJN adalah sebanyak 8 paket ruas jalan. Nama
paketruas jalan ini disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Paketruas jalan Peningkatan Jalan Tahun Anggaran 2015 di BPJN VIII
Bali
No Kasus Nama paketruas jalan
Panjang km
1 B1 Cekik-Seririt
4,00 2 B2
Cekik-Batas Kota Negara 1,80
3 B3 Batas Kota Amlapura-Angentelu
2,30 4 B4
Jalan Sutomo, Stiabudi, Wahidin, Thamrin, 6,78
5 B5 Simpang Kuta-Banjar Taman
1,70 6 B6
Simpang Pesanggaran-Sesetan 5,32
7 B7 Cekik-Batas Kota Singaraja
3,80
Sumber: BPJN VIII Bali, 2015
11
4.2 Rumusan Pemborosan Konsumsi Bahan Bakar Minyak BBM
Model konsumsi bahan bakar minyak BBM adalah : BiBBMj = KBBMi x HBBMj
Dimana, BiBBMi = Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan i,
dalam rupiahkm KBBMi = Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan i, dalam
literkm HBBMj = Harga bahan bakar untuk jenis BBM j, dalam rupiahliter
i = Jenis kendaraan sedan SD, utiliti UT, bus kecil BL, bus besar BR, truk ringan TR, truk sedang TS atau truk berat TB
j
= Jenis bahan bakar minyak solar SLR atau premium PRM KBBMi untuk masing-masing kendaraan dapat dihitung dengan rumus yaitu DPU,
2005:
KBBMi
= +
1
V
R
+
2
x V
R2
+
3
x R
R
+
4
x F
R
+
5
x F
R2
+
6
x DT
R
+
7
x A
R
+
8
xSA +
9
x BK +
10
x BK x A
R
+
11
x BK x SA1000 ………………… 4.1
Dimana, = Konstanta
1 ... 12 = Koefisien-koefisien parameter V
R
= Kecepatan rata-rata R
R
= Tanjakan rata-rata F
R
= Turunan rata-rata DT
R
= Derajat tikungan rata-rata A
R
= Percepatan rata-rata SA = Simpangan baku percepatan
BK = Berat Kendaraan Variabel A
R
dan SA mengandung variabel rasio arus dengan kapasitas QC atau sama dengan DS
12
Percepatan rata-rata A
R
pada kondisi pra konstruksi dan masa konstruksi dapat dijabarkan sebagai berikut DPU, 2005:
A
R
= 0.0128 VC = 0.0128DS
Kondisi Pra konstruksi Ap
R
= 0.0128 DSp ………………………………. 4.2 Kondisi masa konstruksi:
Am
R
= 0.0128 DSm Am
R
= 0.0128 .Fds . DSp …………………….. 4.3 Simpangan baku percepatan SA pada kondisi pra rekonstruksi dan masa rekonstruksi
dapat ditentukan sebagai berikut DPU, 2005: SA = SA max 1,041+e
a0 + a1 DS
Dimana, SA = Simpangan baku percepatan ms2
SA max = Simpangan baku percepatan maksimum ms2 default = 0,75 a0, a1 = koefisien parameter tipikaldefault a0 = 5,140 ; a1 = - 8,264
DS = rasio volume lalu lintas smpjam dengan kapasitas jalan smpjam Dengan memasukkan nilai tipikaldefault SA max =0.75, a0= 5.1400 dan a1= -8.2640
DPU, 2005, maka didapat: SA = 0.75 1,041+e
- 3.1540 DS
Simpangan baku percepatan ms2 pada pra rekonstruksi SAp adalah: SAp = 0.75 1,041+e
- 3.1540 DSp
……………………….. 4.4 Simpangan baku percepatan SA pada masa rekonstruksi SAm adalah:
SAm = 0.75 1,041+e
- 3.1540 DSm
SAm = 0.75 1,041+e
- 3.1540 FdsDSp
………………………… 4.5 Komponen biaya bahan bakar akibat zona kerja KBBMzki adalah selisih kondisi
masa konstruksi KBBMmi dengan kondisi pra konstruksi KBBMpi, dapat dirumuskan sebagai berikut:
KBBMzki = KBBMmi-KBBMpi = {
+
1
Vm
R
+
2
x Vm
R2
+
3
x R
R
+
4
x F
R
+
5
x F
R2
+
6
x DT
R
+
7
x Am
R
13
+
8
xSAm +
9
x BK +
10
x BK x Am
R
+
11
x BK x SAm1000 – +
1
Vp
R
+
2
x Vp
R2
+
3
x R
R
+
4
x F
R
+
5
x F
R2
+
6
x DT
R
+
7
x Ap
R
+
8
xSAp +
9
x BK +
10
x BK x Ap
R
+
11
x BK x SAp}1000
= {
1
1 Vm
R
– 1Vp
R
+
2
xVm
R 2
– Vp
R 2
+
7
x Am
R
– Ap
R
+
8
xSAm –SAp +
10
x BK x Am
R
– Ap
R
+
11
x BK x SAm – SAp}1000 …………………4.6
Dengan memasukkan:
Vm
R
= Vm; kecepatan masa rekonstruksi Vp
R
= Vp; kecepatan pra rekonstruksi A
R
p = 0.0128 DSp; A
R
m= 0.0128 x Fds x DSp SAp = 0.75 1,041+e
- 3.1540 DSp
; SAm = 0.75 1,041+e
- 3.1540 FdsDSp
; Qm = FqQp
Maka didapat Sudarsana DK, 2014 KBBMzki =
{
1
Vm – 1Vp +
2
xVm
2
– Vp
2
+
7
+
10
x BKx
0.0128 Fds x DSp
–
0.0128 DSp
+
8
+
11
x BK x
0.751,041+e
- 3.1540 FdsxDSp
–
0.751,041+e
- 3.1540 DSp
}1000 …………………………………….. 4.7
4.3 Faktor Penyesuaian Volume, Kecepatan Kendaraan, Derajat Kejenuhan