+
8
xSAm +
9
x BK +
10
x BK x Am
R
+
11
x BK x SAm1000 – +
1
Vp
R
+
2
x Vp
R2
+
3
x R
R
+
4
x F
R
+
5
x F
R2
+
6
x DT
R
+
7
x Ap
R
+
8
xSAp +
9
x BK +
10
x BK x Ap
R
+
11
x BK x SAp}1000
= {
1
1 Vm
R
– 1Vp
R
+
2
xVm
R 2
– Vp
R 2
+
7
x Am
R
– Ap
R
+
8
xSAm –SAp +
10
x BK x Am
R
– Ap
R
+
11
x BK x SAm – SAp}1000 …………………4.6
Dengan memasukkan:
Vm
R
= Vm; kecepatan masa rekonstruksi Vp
R
= Vp; kecepatan pra rekonstruksi A
R
p = 0.0128 DSp; A
R
m= 0.0128 x Fds x DSp SAp = 0.75 1,041+e
- 3.1540 DSp
; SAm = 0.75 1,041+e
- 3.1540 FdsDSp
; Qm = FqQp
Maka didapat Sudarsana DK, 2014 KBBMzki =
{
1
Vm – 1Vp +
2
xVm
2
– Vp
2
+
7
+
10
x BKx
0.0128 Fds x DSp
–
0.0128 DSp
+
8
+
11
x BK x
0.751,041+e
- 3.1540 FdsxDSp
–
0.751,041+e
- 3.1540 DSp
}1000 …………………………………….. 4.7
4.3 Faktor Penyesuaian Volume, Kecepatan Kendaraan, Derajat Kejenuhan
Variabel kinerja lalu lintas untuk kondisi masa konstruksi yang meliputi volume lalu lintas Qm, kecepatan kendaraan Vm dan derajan kejenuhan Fdsm,
dihitung dari variabel kinerja lalu lintas kondisi pra konstruksi Qp, Vp dan DSp dengan mengalikan faktor penyesuaian Fq untuk volume lalu lintas, faktor
penyesuaian Fv untuk kecepatan kendaraan dan faktor Fds untuk faktor penyesuaian derajat kejenuhan jalan Sudarsana DK, 2014. Besaran parameter Fq, Fv dan Fds
disajikan pada Tabel 4.2.
14
Tabel 4.2 Besaran Parameter Faktor Penyesuaian Volume Fq, Kecepatan Fv dan
Derajat Kejenuhan Fds
Jam Fq
Fv Fds
06 - 07 0.80
0.89 1.04
07 - 08 0.84
0.89 1.08
08 - 09 0.90
0.90 1.16
09 - 10 0.92
0.87 1.16
10 - 11 0.92
0.85 1.12
11 - 12 0.91
0.84 1.12
12 - 13 0.92
0.86 1.18
13 - 14 0.88
0.85 1.11
14 - 15 0.90
0.87 1.15
15 - 16 0.86
0.86 1.12
16 - 17 0.85
0.93 1.11
17 - 18 0.83
0.94 1.09
18 - 19 0.85
0.95 1.11
19 - 20 0.82
0.90 1.08
20 - 21 0.89
0.89 1.15
21 - 22 0.94
0.86 1.22
22 - 23 0.94
0.90 1.23
23 - 00 0.92
0.88 1.19
00 - 01 0.88
0.85 1.25
01 - 02 0.92
0.87 1.25
02 - 03 0.92
0.87 1.25
03 - 04 0.89
0.85 1.27
04 - 05 0.95
0.85 1.29
05 - 06 0.87
0.89 1.08
Sumber: Sudarsana, 2014 4.4 Kinerja Lalu Lintas Pada Kondisi Pra Konstruksi
Hasil pengolahan data lalu lintas yang disurvey dengan ATC berupa kecepatan kendaraan dan volume masing-masing jenis kendaraan selama 60 jam,
selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan volume harian dalam interval jam Qp kendjam dan kecepatan kendaraan Vp kmjam. Hasil analisis ini disajikan pada
Tabel 4.3.1 untuk kasus ruas jalan B1, B2 dan B3. Volume Qp dan kecepatan Vp kasus B4, B5, B6 disajikan pada Tabel 4.3.2, sedangkan kasus B7 disajikan pada
Tabel 4.3.3 Analisis kinerja jalan para kondisi konstruksi yang juga terkait perhitungan konsumsi
BBM adalah derajat kejenuhan DSp. Hasil analisis fluktuasi DSp untuk masing- masing ruas jalan disajikan pada Tabel 4.3.1 untuk kasus ruas jalan B1, B2 dan B3,
Tabel 4.3.2 untuk kasus B4, B5, B6 dan pada Tabel 4.3.3 kasus B7.
15
Tabel 4.3.1 Kinerja lalu lintas pra konstruksi kasus B1, B2 dan B3
B1 B2
B3
Jam
V1p Q1p
D1p DS1p
V2p Q2p
D2p DS2p
V3p Q3p
D3p DS3p
06 - 07 40.07
567 14
0.25 44.15
903 20
0.40 49.00
524 11
0.23 07 - 08
40.38 708
18 0.32
43.46 1,110
26 0.49
48.41 833
17 0.37
08 - 09 41.05
728 18
0.32 41.99
1,194 28
0.53 42.25
916 22
0.41 09 - 10
40.89 839
21 0.37
42.47 1,079
25 0.48
41.41 1,037
25 0.46
10 - 11 40.67
901 22
0.40 39.68
1,194 30
0.53 40.01
1,022 26
0.46 11 - 12
42.33 867
20 0.39
40.85 1,198
29 0.53
42.04 933
22 0.42
12 - 13 40.59
857 21
0.38 42.43
1,187 28
0.53 41.40
934 23
0.42 13 - 14
42.08 827
20 0.37
43.51 1,149
26 0.51
40.30 913
23 0.41
14 - 15 41.05
793 19
0.35 40.46
1,199 30
0.53 41.96
1,001 24
0.45 15 - 16
42.33 776
18 0.35
42.12 1,137
27 0.51
41.38 1,131
27 0.50
16 - 17 41.32
818 20
0.36 40.35
1,300 32
0.58 40.80
1,190 29
0.53 17 - 18
41.01 820
20 0.37
40.65 1,309
32 0.58
40.45 1,086
27 0.48
18 - 19 41.33
667 16
0.30 38.90
1,114 29
0.50 40.48
848 21
0.38 19 - 20
41.81 512
12 0.23
36.64 1,114
30 0.50
42.80 622
15 0.28
20 - 21 42.81
361 8
0.16 39.33
897 23
0.40 45.42
413 9
0.18 21 - 22
44.65 254
6 0.11
42.15 733
17 0.33
47.07 298
6 0.13
22 - 23 45.14
186 4
0.08 46.57
559 12
0.25 49.50
238 5
0.11 23 - 00
44.21 127
3 0.06
45.94 505
11 0.23
56.63 165
3 0.07
00 - 01 44.84
90 2
0.04 49.92
375 8
0.17 56.77
86 2
0.04 01 - 02
42.84 93
2 0.04
52.58 374
7 0.17
52.15 62
1 0.03
02 - 03 44.45
81 2
0.04 54.66
348 6
0.15 55.09
78 1
0.03 03 - 04
42.34 121
3 0.05
52.72 303
6 0.13
48.91 101
2 0.05
04 - 05 43.99
167 4
0.07 51.55
347 7
0.15 48.96
166 3
0.07 05 - 06
43.87 246
6 0.11
51.00 358
7 0.16
51.66 261
5 0.12
16
Tabel 4.3.2 Kinerja lalu lintas pra konstruksi kasus B4, B5 dan B6
B4 B5
B6
Jam
V4p Q4p
D4p DS4p
V5p Q5p
D5p DS5p
V6p Q6p
D6p DS6p
06 - 07
17.27 2,202
127 0.98
40.89 2,682
66 1.19
21.78 1,469
67 0.65
07 - 08
15.24 4,482
294 2.00
29.34 5,853
199 2.61
18.76 2,897
154 1.29
08 - 09
15.70 4,224
269 1.88
24.40 6,967
285 3.10
18.27 3,029
166 1.35
09 - 10
13.95 4,207
302 1.87
23.40 6,401
274 2.85
20.12 2,591
129 1.15
10 - 11
12.46 4,425
355 1.97
23.45 6,015
257 2.68
20.51 2,421
118 1.08
11 - 12
13.14 4,339
330 1.93
23.12 5,995
259 2.67
20.15 2,305
114 1.03
12 - 13
14.21 3,861
272 1.72
24.27 5,856
241 2.61
20.04 2,345
117 1.04
13 - 14
13.32 3,902
293 1.74
23.98 5,972
249 2.66
19.96 2,426
122 1.08
14 - 15
13.94 4,156
298 1.85
24.54 6,336
258 2.82
19.97 2,606
130 1.16
15 - 16
13.85 4,394
317 1.96
24.07 6,450
268 2.87
20.22 2,715
134 1.21
16 - 17
13.08 4,973
380 2.22
22.76 6,669
293 2.97
20.31 2,654
131 1.18
17 - 18
13.21 5,623
426 2.51
22.28 7,049
316 3.14
19.54 2,728
140 1.22
18 - 19
13.32 4,715
354 2.10
22.31 6,616
296 2.95
19.21 2,538
132 1.13
19 - 20
15.25 4,237
278 1.89
23.17 6,236
269 2.78
23.16 2,260
98 1.01
20 - 21
15.37 3,716
242 1.66
25.57 5,414
212 2.41
25.95 1,932
74 0.86
21 - 22
16.49 2,971
180 1.32
27.20 4,998
184 2.23
26.49 1,679
63 0.75
22 - 23
18.86 2,050
109 0.91
30.99 4,099
132 1.83
26.46 1,497
57 0.67
23 - 00
21.51 1,116
52 0.50
37.91 2,920
77 1.30
31.45 1,104
35 0.49
00 - 01
23.77 567
24 0.25
47.39 1,640
35 0.73
38.57 633
16 0.28
01 - 02
23.88 368
15 0.16
53.92 886
16 0.39
49.31 371
8 0.17
02 - 03
24.18 287
12 0.13
55.36 726
13 0.32
52.69 278
5 0.12
03 - 04
22.55 325
14 0.14
56.39 545
10 0.24
54.47 202
4 0.09
04 - 05
21.67 446
21 0.20
57.20 604
11 0.27
44.78 252
6 0.11
05 - 06
20.75 670
32 0.30
51.92 1,087
21 0.48
30.84 532
17 0.24
17
Tabel 4.3.3 Kinerja lalu lintas pra konstruksi kasus B7
B7
Jam
V7p Q7p
D7p DS7p
06 - 07
48.44 752
16 0.34
07 - 08
42.71 1,403
33 0.63
08 - 09
46.84 1,211
26 0.54
09 - 10
44.44 1,246
28 0.56
10 - 11
43.75 1,288
29 0.57
11 - 12
43.64 1,324
30 0.59
12 - 13
43.91 1,301
30 0.58
13 - 14
45.44 1,334
29 0.59
14 - 15
44.08 1,239
28 0.55
15 - 16
44.36 1,170
26 0.52
16 - 17
42.84 1,277
30 0.57
17 - 18
40.82 1,345
33 0.60
18 - 19
40.52 1,237
31 0.55
19 - 20
42.22 1,088
26 0.48
20 - 21
45.01 794
18 0.35
21 - 22
46.41 628
14 0.28
22 - 23
48.55 512
11 0.23
23 - 00
50.75 328
6 0.15
00 - 01
51.13 220
4 0.10
01 - 02
53.98 177
3 0.08
02 - 03
55.27 131
2 0.06
03 - 04
53.73 134
2 0.06
04 - 05
53.51 216
4 0.10
05 - 06
48.19 357
7 0.16
Sumber: Analsis 2015 4.5 Kinerja Lalu Lintas Pada Kondisi Semasa Konstruksi
Kinerja lalu lintas jalan untuk semasa konstruksi yang terkait estimasi konsumsi BBM yang meliputi Volume lalu lintas Qm kendjam, Kecepatan
kendaraan Vm kmjam dan derajat kejenuhan DSm diprediksi dari kinerja lalu lintas pra konstruksi Qp,Vp dan DSp dengan mengalikan factor penyesuain volume Fq,
factor penyesuaian kecepatan Fp dan factor penyesuaian derajat kejenuhan Fds yang nilai parameternya telah disajikan pada Tabel 4.2.
4.6 Analisis Pemborosan Energi BBM Pemborosan energy BBM KBBMizk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
4.7. Dengan memasukkan kinerja lalu lintas pada kondisi pra konstruksi dan masa konstruksi dan parameter terkait analisis running cost maka didapat pemborosan
18
energi BBM masing-masing ruas jalan B1, B2, B3, B4, B5, b dan B7 yang disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Pemborosan Energi BBM masing-masing Ruas Jalan Ltkm
Ruas Jalan Jam
Jam ke B1
B2 B3
B4 B5
B6 B7
Rerata 06 - 07
1 1.7
3.0 1.6
4.9 1.5
3.9 2.5
2.7 07 - 08
2 3.5
6.6 4.6
16.3 7.9
13.2 8.8
8.7 08 - 09
3 4.7
8.4 6.7
20.7 13.3
17.9 9.3
11.6 09 - 10
4 5.5
7.1 7.2
27.4 16.6
19.3 9.4
13.2 10 - 11
5 7.1
9.1 8.2
38.7 20.6
23.7 11.0
16.9 11 - 12
6 6.1
8.8 7.1
40.2 22.6
26.2 10.7
17.4 12 - 13
7 6.0
8.8 7.1
28.2 16.4
20.1 10.9
13.9 13 - 14
8 6.5
9.1 7.4
30.1 16.9
20.4 12.0
14.6 14 - 15
9 5.9
9.0 8.1
20.5 11.8
14.5 10.6
11.5 15 - 16
10 5.5
8.1 8.8
23.0 13.3
15.9 9.5
12.0 16 - 17
11 6.0
9.7 9.1
16.9 9.8
11.0 10.2
10.4 17 - 18
12 5.8
9.4 7.9
16.4 9.7
11.1 10.3
10.1 18 - 19
13 3.0
4.7 3.9
17.4 10.7
12.4 6.2
8.3 19 - 20
14 2.1
3.5 2.6
15.6 10.3
10.3 5.0
7.1 20 - 21
15 1.4
3.1 1.7
18.7 11.4
11.2 3.6
7.3 21 - 22
16 1.0
2.4 1.1
12.7 7.5
7.7 2.6
5.0 22 - 23
17 0.7
2.0 0.8
4.0 2.3
2.8 2.0
2.1 23 - 00
18 0.3
1.5 0.4
1.7 0.8
1.1 1.0
1.0 00 - 01
19 0.2
0.9 0.2
0.9 0.2
0.4 0.5
0.5 01 - 02
20 0.2
0.8 0.1
0.4 0.1
0.1 0.4
0.3 02 - 03
21 0.1
0.7 0.2
0.5 0.0
0.1 0.3
0.3 03 - 04
22 0.2
0.5 0.2
0.7 0.0
0.1 0.2
0.3 04 - 05
23 0.4
0.6 0.3
0.4 0.0
0.1 0.5
0.3 05 - 06
24 0.5
0.7 0.5
0.6 0.1
0.4 0.9
0.5 Jumlah
74.3 118.5
95.6 356.8
203.9 244.1
138.5 176.0
Sumber: Analsis 2015 Dari Tabel 4.4 dapat dijelaskan fluktuasi pemborosan BBM pada jam-jam malam
hari cendrung lebih kecil dibandingkan pada jam-jam siang hari. Hal ini akibat kegiatan mobilitas social masyarakat lebih tinggi dibandingkan malam hari.
Pemborosan energy BBM harian terendah ditemukan pada kasus ruas jalan B1 ruas Cekik-Seririt, sedangkan tertinggi pada kasus B4 ruas Setiabudi-Cokroaminoto. Hal
ini sejalan dengan tipe jalan perkotaan B4 ruas Setiabudi-Cokroaminoto dan semi perkotaan B1 ruas Cekik-Seririt.
Rata-rata pemborosan energy BBM selama masa konstruksi peningkatan jalan diprediksi sebanyak 176 ltrharikm.
19
4.7 Hubungan Pemborosan Energi BBM dengan Waktu Jam