Tabel 2.1 Koefisien korelasi yang telah diinterpretasikan Interval Koefisien
Tingkat Hubungan Tidak ada korelasi
0,01 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Agak rendah
0,60 – 0,79 Cukup
0,80 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi Korelasi Sempurna
2.3.2 Koefisien Determinasi
Menentukan koefisien korelasi berganda juga dapat dicari dengan mencari koefisien determinasi di bawah ini :
∑
=
2 2
i reg
y JK
R
2.4 Uji t Parsial
1. Menentukan formula hipotesis H
o
: a
n
= 0 X
n
tak mempengaruhi Y H
1
: a
n
≠ 0 X
n
mempengaruhi Y 2. Menentukan taraf nyata dan nilai t
tabel
dengan derajat kebebasan t
1-12
α
; n-k-1
3. Menentukan kriteria pengujian.
Universitas Sumatera Utara
H diterima bila t
hitung
≤ t
tabel
H
1
ditolak bila t
hitung
t
tabel
4. Menentukan nilai t
hitung.
an n
hitung
s a
t =
1
2 12
2 1
12 .
1
r x
S S
y a
− ∑
=
dan
1
2 12
2 2
12 .
2
r x
S S
y a
− ∑
=
Abdul Hakim, 2002: 291
5. Membuat kesimpulan apakah H
o
diterima atau ditolak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
GAMBARAN UMUM
3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia
Sejarah badan Badan Pusat Statistik dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan, dan masa orde baru. Masa sebelum
kemerdekaan dibagi menjadi dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan Jepang. 1.
Masa Pemerintahan Belanda a.
Pada bulan Februari 1920, Kaantor Statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan Directur Van LAndbouw
Nijerheid en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas memperoleh dan mempublikasikan data statistic.
b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistic yang
anggotanya merupakan wakil dari setiap Departemen. Komisi tersebut tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah
sejauh mungikin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistiika di Indonesia.
c. Pada tanggal 24 september 1924, nama lembaga tersebut diganti menjadi
central kantor voor de statistic CKS, yang artinya kantor statistik dan
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistic perdagangan yang semula dilaksanakan oleh
kantor invoer uitvoer en accijnsen IUA yang sekarang disebut dengan kantor Bea dan Cukai.
2. Masa pemerintahan Jepang
a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali
kegiatan statistic yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shumubu Chosasitsu
Gunseikanbu. 3.
Masa kemerdekaan Republik a.
Setelah Proklamasi Kemedekaan Republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945, kegiatan ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan
suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke
Yogyakarta sebagai hasil dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda NICA mengaktifkan kembali CKS.
b. Berdasarkan Surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 juni 1950
No. 219S.C, KAPPURI dan CKS di lebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada di bawah dan bertanggungjawab Kepada Menteri
Kemakmuran.
Universitas Sumatera Utara
c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44,
Lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No.18.009 M KPS dibagi menjadi dua bagian
penyelenggaraan tata usaha yang disebut AFdeling B. d.
Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahaun 1957, Kementrian Perekonomian di pecah menjadi Kementrian Perdagangan dan
Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 tahun 1957 nama KPS di ubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistuk
menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri. 4.
Masa Orde Baru Sampai Sekarang a.
Pada masa Pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk
mendapatkan statistic yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercya mulai diadakan pembenahan Biro Pusat Statistik.
b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan
struktur organisasi, yaitu: 1.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS. 2.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 180 tentang organisasi BPS. 3.
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan Keptusan Presiden N0.6 tahun 1992 tentang kedudukan tugas, fungsi
susunan dan tat kerja Biro Pusat Statistik. 4.
Undang-undang No.16 tahun 1997 tentang Statistik. 5.
Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS.
Universitas Sumatera Utara
6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata
kerja BPS. 7.
Peraturan Pemerintahan No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.
c. Pada tahun 1968 di teteapkan suatu peraturan Pemerintahan No. 16 tahun
1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No.6 tahun 1980 tentang organisasi
sebagai penggganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1968, di tiap Provinsi terdapat
perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 di tetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur
tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik