Indeks luas daun Increasing Hybrid Corn Seed Production through Optimization of Population and Ratio of Male to Female Parents
27
dan 1.83 - 2.20. Indeks luas daun tertinggi masing-masing terdapat pada R2 dan P2.
Menurut Stoskops 1981 varietas hibrida mempunyai indeks luas daun optimal 3.3-4.0. Apabila populasi yang tinggi dan sistem tanam mempunyai
indeks luas daun di atas 4.5 mengakibatkan daun saling menutupi dan daun bagian bawah tidak mendapatkan radiasi surya yang memadai. Hal tersebut menyebabkan
sirkulasi O
2
dan CO
2
yang rendah dan unsur hara tidak seimbang karena hara lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman akibatnya
menurunkan hasil biji jagung. Muhadjir 1988 menunjukkan bahwa indeks luas daun jagung yang lebih
besar dari 3.0 maka 95 cahaya matahari diserap. Ditambahkan oleh Fischer dan Palmer 1996, bahwa indeks luas daun optimum untuk hasil biji jauh lebih
rendah daripada untuk laju pertumbuhan tanaman maksimum bernilai antara 2.5 sampai 5.0. Jika indeks luas daun lebih besar daripada nilai tersebut, tambahan
bahan kering yang dihasilkan terutama tertimbun dalam batang. Perbedaan indeks luas daun pada perlakuan rasio tetua dan populasi tanaman
menunjukkan perbedaan kemampuan tanaman dalam mengintersepsi cahaya matahari untuk memproduksi fotosintat. Fotosintat tersebut yang akan digunakan
dalam proses metabolisme tanaman, pembentukan selorgan tanaman serta pengisian biji Gardner et al. 2008.
Jumlah Tongkol Panen
Analisis ragam terhadap variabel jumlah tongkol panen menunjukkan bahwa perlakuan rasio tetua memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tongkol
panen tetua betina Bima 3 dan STJ-01, sedangkan populasi tanaman hanya memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tongkol panen tetua betina STJ-01
Tabel 5. Jumlah tongkol panen tetua betina Bima 3 paling banyak dihasilkan pada R3
yaitu 109.67 tongkol, namun tidak berbeda nyata dengan R2 101.89 dan paling sedikit pada R1 78.22. Populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah tongkol panen tetua betina Bima 3 tetapi populasi tanaman yang rapat cenderung menghasilkan tongkol yang banyak Tabel 5.
28 Tabel 5 Pengaruh rasio tetua dan populasi tanaman terhadap jumlah tongkol
panen Perlakuan
Tetua betina Bima 3 Tetua Betina STJ-01
................. Jumlah tongkol panen................. Rasio tetua
R1 78.22 b
96.89 a R2
101.89 ab 65.67 b
R3 109.67 a
107.11 a Populasi tanaman
P1 94.33 a
82.33 b P2
86.44 a 81.56 b
P3 109.00 a
105.78 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5. R1 = Rasio tetua 1 : 4,
R2 = Rasio tetua 1 : 5, R3 = Rasio tetua 2 : 6 tetua jantan baris ganda, P1 = 66 667 tanamanha, P2 = 83 333 tanamanha, P3 = 90 000 tanamanha.
Tanaman terserang hama pada fase menjelang panen.
Tabel 5 menunjukkan jumlah tongkol panen tetua betina STJ-01 terbanyak
pada R3 107.11 tongkol tetapi tidak berbeda nyata dengan R1 96.89 dan R2 65.67. Pengaruh populasi tanaman menghasilkan tongkol terbanyak pada P3
105.78 tongkol, tetapi tidak berbeda nyata dengan P1 82.33 dan P2 81.56. Rasio tetua 2 : 6 dan populasi 90 000 tanamanha cenderung menghasilkan
tongkol terbanyak dibandingkan dengan rasio tetua R1 dan R2 dan populasi tanaman P1 dan P2.
Perbedaan jumlah tongkol yang dihasilkan oleh tetua betina Bima 3 dan STJ-01 disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan Hakim
et al. 1987 bahwa jumlah tongkol yang dihasilkan oleh tanaman jagung ditentukan juga oleh faktor genetik dan lingkungan. Jumlah tongkol per tanaman
berkaitan dengan tinggi tanaman dan jumlah daun. Bertambahnya tinggi tanaman mengakibatkan pertambahan ruas batang tempat keluarnya daun sehingga
mempengaruhi jumlah
daun yang
dihasilkan. Daun
sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis pun akan menghasilkan fotosintat yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah tongkol per tanaman. Fisher dan
Palmer 1996 juga menjelaskan bahwa peningkatan kuantitas panen jumlah tongkol dipengaruhi oleh faktor fisiologi yang ditentukan oleh energi, zat-zat
hara dan air. Jumlah tongkol panen yang dihasilkan oleh tetua betina Bima 3 dan