Laju Konsumsi O Uji Organoleptik
22
Gambar 11 Laju Respirasi CO
2
buah salak pondoh selama penyimpanan suhu 26°C
Gambar 12 Laju Respirasi CO
2
buah salak pondoh selama penyimpanan suhu 10°C
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, nilai perubahan laju produksi CO
2
tertinggi yaitu pada buah salak pondoh yang disimpan pada suhu ruang 26°C sebesar 69.73 mlkg.jam sedangkan penyimpanan pada suhu 10°C
menghasilkan nilai laju produksiCO
2
tertinggi sebesar 28.95 mlkg.jam. Apabila dilihat pada Gambar 10 pada penyimpanan suhu ruang, perubahan laju respirasi
pada buah salak pondoh dengan konsentrasi lilin lebah 8 menghasilkan laju produksi CO
2
yang tinggi. Sedangkan pada penyimpanan suhu dingin, konsentrasi lilin lebah 12 menghasilkan laju produksi CO
2
yang tinggi. Meskipun, menghasilkan laju produksi CO
2
yang tinggi, buah salak dengan konsentrasi lilin lebah 8 pada suhu ruang mempunyai umur simpan yg lebih lama dan
konsentrasi lilin lebah 12 pada suhu dingin mempunyai umur simpan yang lebih lama juga. Hal ini dapat terjadi karena buah salak yang berada di dalam toples
terdapat luka dan menghasilkan cendawan, dimana cendawan tersebut akan menghasilkan perubahan nilai CO
2
menjadi lebih tinggi. Meskipun buah salak
20 40
60 80
1 2
3 4
5 6
7
Laj u
R e
sp ir
asi CO2
m l
kg. jam
Penyimpanan hari ke -
Lilin 8 Suhu 26°C Lilin 10 Suhu 26°C
Lilin 12 Suhu 26°C Kontrol
0.0 5.0
10.0 15.0
20.0 25.0
30.0 35.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Laj u
R e
sp ir
asi CO2
m l
kg. jam
Penyimpanan hari ke -
Lilin 8 Suhu 10°C Lilin 10 Suhu 10°C
Lilin 12 Suhu 10°C Kontrol
23 pondoh yang berada di dalam toples menghasilkan laju produksi CO
2
yang tinggi, penyimpanan buah salak pondoh di luar toples dengan konsentrasi lilin lebah
8 pada suhu ruang hari ke –7 dan konsentrasi lilin lebah 12 pada suhu dingin
hari ke -21 masih dalam kondisi yang baik, tidak banyak cendawan yang tumbuh seperti buah salak pondoh yang terdapat di dalam toples untuk mengukur
laju respirasi. Lain halnya dengan kontrol mampu bertahan sampai hari ke – 5
suhu ruang dan sampai hari ke- 24 untuk suhu dingin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno dan Ferdiaz 1981, pada suhu dingin aktivitas respirasi
menurun dan pertumbuhan mikroba penyebab kebusukan dapat dihambat.
Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa perlakuan suhu berbeda nyata
p≤0.05 pada penyimpanan hari ke- 1, 2, 10, 14, 21, 24 dan 25, dimana suhu ruang 26°C memiliki laju
produksi CO
2
yang lebih besar dibanding suhu dingin 10°C, sehingga salak yang disimpan pada suhu dingin memiliki kualitas daya simpan yang lebih baik
daripada suhu ruang. Sedangkan perlakuan pelilinan pada ujung buah salak pondoh berbeda nyata p≤0.05 pada penyimpanan hari ke – 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, dan 31. Interaksi antara konsentrasi pelapisan lilin lebah dan suhu penyimpanan pada penyimpanan hari
ke
– 3, 4 dan 5 berpengaruh nyata terhadap laju perubahan produksi CO
2
.
Susut Bobot
Terjadi kenaikan susut bobot selama penyimpanan, terutama disebabkan oleh transpirasi yaitu hilangnya uap air melalui kutikula dan akibat proses
respirasi. Kehilangan air pada hasil hortikultura merupakan penyebab utama kerusakan buah
–buahan selama penyimpanan. Kehilangan air dapat menyebabkan kehilangan berat, penampakan yang kurang menarik dan tekstur yang lunak. Berat
buah salak berkurang seiring semakin lamanya penyimpanan. Pengurangan berat tersebut terjadi pada buah salak pondoh baik yang tanpa pelapisan maupun
yang diberi perlakuan pelapisan dengan lilin lebah. Secara umum persentase susut bobot salak pondoh selama penyimpanan mengalami peningkatan, seperti pada
Gambar 13 dan 14.
Gambar 13 Perubahan susut bobot buah salak pondoh selama penyimpanan suhu 26°C
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1
1 3
5 7
S u
su t
B o
b o
t
Penyimpanan hari ke -
Lilin 8 Suhu 26°C Lilin 10 Suhu 26°C
Lilin 12 Suhu 26°C Kontrol
24
Gambar 14 Perubahan susut bobot buah salak pondoh selama penyimpanan suhu 10°C
Dari Gambar 14 secara umum susut bobot pada buah salak pondoh dengan konsentrasi 8 pada suhu 10°C menghasilkan persentase susut bobot yang lebih
rendah dibandingkan dengan salak pondoh dengan konsentrasi 0, 8 dan 10. Sedangkan susut bobot salak pondoh dengan konsentrasi 0 kontrol pada suhu
26°C menghasilkan persentase susut bobot yang lebih tinggi. Pada penyimpanan suhu rendah 10°C nilai susut bobot paling rendah adalah konsentrasi 12 0,02
dan susut bobot tertinggi yaitu tanpa pelapisan lilin lebah kontrol pada suhu 26°C 0,09. Adapun buah salak pondoh dengan konsentrasi 0 kontrol mampu
bertahan hingga hari ke
– 23. Sedangkan dengan berbagai konsentrasi yang lain mampu bertahan hingga hari ke
– 31. Hal ini terjadi karena salak pondoh yang tidak diberi lapisan lilin pori-pori buah terbuka sehingga jumlah air yang hilang
lebih banyak. Sedangkan untuk salak pondoh yang diberi lapisan lilin akan menutup pori-pori kulit buah sehingga jumlah air yang hilang dalam proses
transpirasi lebih sedikit. Jadi pelapisan lilin lebah pada ujung buah salak pondoh dapat mengurangi susut bobot salak pondoh.
Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa konsentrasi lapisan lilin dan suhu penyimpanan berpengaruh secara nyata
p≤0.05 terhadap susut bobot pada hari ke- 3, 5, 7, 25, 27, 29 dan 31 tetapi interaksi antara konsentrasi lapisan lilin dan suhu tidak berpengaruh nyata pada
susut bobot.
Dari grafik hasil penelitian terlihat penyimpanan suhu ruang 26°C mengalami kehilangan susut bobot lebih tinggi dibandingkan dengan suhu dingin
10°C. Begitu juga dengan konsentrasi lilin yang digunakan, pada Gambar 13 terlihat bahwa pelilinan 0 dan 10 mengalami penurunan susut bobot yang
paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 8 dan 12. Dari penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa perlakuan pelapisan lilin
dengan konsentrasi 8 mampu mengurangi susut bobot buah salak selama penyimpanan.
0.02 0.04
0.06 0.08
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
S u
su t
B o
b o
t
Penyimpanan hari ke -
Lilin 8 Suhu 10°C Lilin 10 Suhu 10°C
Lilin 12 Suhu 10°C Kontrol