Jaminan Kontinuitas Pasokan Peningkatan Pendapatan
18 Tabel 10. Implikasi manajerial rantai pasok kakao
No Permasalahan Risiko
Implikasi Manajerial Aktor
1 Peningkatan
Kualitas Kualitas,
Produksi Pembinaan pendampingan
secara langsung dari industri pengolahan kakao terhadap
para petani,serta sosialisasi dan pengawasan penerapan
standar kualitas kakao Petani,
Industri
2 Peningkatan
Produktivitas Produksi,
Lingkungan Dana yang terkumpul dari bea
keluar dapat di share kembali ke daerah. Dana ini dapat
diwujudkan dalam bentuk riset
dan pengembangan
kakao serta akses pendanaan yang mudah untuk budidaya
kakao Petani,
Industri
3 Jaminan
Kontinutas Pasokan
Produksi, Transportasi,
Lingkungan Dibutuhkan suatu kerjasama
terintegrasi antar
semua anggota rantai pasok agar
kebutuhan demand-supply
terpenuhi dengan sesuai dan distribusi
kakao berjalan
dengan lancar Petani,
Pedagang Pengumpul,
Pedagang Besar
4 Peningkatan
Pendapatan Harga,
Kualitas Untuk meningkatkan nilai
tambah produk
kakao Indonesia semestinya para
pelaku usaha
kakao mengekspor hasil produknya
bukan saja dalam biji kakao tetapi biji kakao yang sudah
difermentasi. Kakao
juga tidak seharusnya diekspor
dalam biji kakao mentah, namun kakao hasil olahan
yang memiliki nilai tambah lebih besar
Petani, Industri
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Rantai pasok kakao terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, serta industri. Risiko yang teridentifikasi pada rantai pasok
kakao yaitu risiko kualitas, produksi, harga, pasokan, lingkungan, transportasi. Berdasarkan hasil ANP, hasil prioritas dari anggota rantai
pasok komoditas kakao dalam manajemen risiko rantai pasok adalah petani 0.408, dengan risiko yang memiliki prioritas terbesar adalah risiko
produksi 0.221. Pembobotan ANP dan integrasi FMEA menunjukkan hasil
19 yang mempertimbangkan hubungan kepentingan alternatif dengan rencana
mitigasi pada tiap anggota rantai pasok. Berdasarkan hasil WFMEA, risiko produksi tetap menempati urutan pertama dengan WRPN 226.174. Hasil
Pengendalian risiko utamanya difokuskan terhadap upaya peningkatan produktivitas dan daya saing komoditas kakao yaitu dengan memberikan
penyuluhan kepada petani, pemberian kredit dan akses bahan tanam yang terjangkau bagi petani, pemberian akses langsung terhadap pasar, informasi
yang transparan, serta penyediaan mekanisme untuk penjaminan standar kualitas kakao yang berlaku.
Saran
Saran tindak lanjut dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap
pengembangan model sistem kelembagaan yang dapat mengimplementasikan manajemen risiko rantai pasok khususnya dalam
rangka penyeimbangan risiko dalam jaringan rantai pasok. Selain itu, penelitian juga dapat berlanjut pada
rancangan sistem penunjang keputusan risiko untuk membuat pemodelan komputasi manajemen risiko.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia C, Setiawan A, Syamsun M. 2012. Perancangan dan Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan Sayuran dan Perusahaan dengan Pendekatan
Analytic Network Process Serta Data Envelopment Analysis. [skripsi] Bogor ID: Institut Pertanian Bogor
[ARD] Agriculture and Rural Development World Bank. 2011. Supply Chain Risk Assessment Cocoa in Ghana
. Washington D.C US : The World Bank
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Industri Besar dan Sedang.2000-2009. Jakarta ID : Badan Pusat Statistik,
Badariah N, Surjasa D, Trinugraha Y. 2011. Analisa Supply Chain Risk Management
Berdasarkan Metode Failure Mode Effects Analysis FMEA
. Jurnal Teknik Industri. ISSN: 1411-6340 Chen JK. 2007. Utility Priority Number Evaluation for FMEA. Journal of
Failure Analysis and Prevention. 7 5 : 321-328
[Deptan] Departemen Pertanian. 2011. Direktori dan Revitalisasi Agribisnis Kakao di Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi.Jakarta. ID;
Komisi Kakao Indonesia Direktorat Jendral Perkebunan. 2010. Outlook Komoditas Pertanian
Perkebunan. Jakarta ID: Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian
Gayatri A. 2009. Model Rantai Pasok Kayu Jati Tectona Grandis L.F di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur [skripsi] Bogor ID: Institut Pertanian Bogor
20 Grinsven P, Toledano J. 2009. Agricultural Risks in the Cocoa Sector.
Virginia US: MARS Inc.
Hanggraeni D. 2010. Pengelolaan Risiko Usaha. Depok ID: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
Huang H, Xiao N, et al. 2011. Multiple Failure Modes Analysis and Weighted Risk Priority Number Evaluation in FMEA. Elsevier
Engineering Journal of Failure Analysis. 18 2011 : 1162-1170 [ICCO] International Cocoa Organization. 2010. Annual Report 2010.
[internet]. [diacu 2013 Maret 3]. Tersedia dari: http:www.icco.org Meyer M, Panlibuton H. 2004. Value Chain Assessment: Indonesia Cocoa.
Washington DC US: Accelerated Microenterprise Advancement Project
Muslich M. 2007. Manajemen Risiko Operasional. Jakarta ID: PT Bumi Aksara
Ragimun. 2012. Analisis Daya Saing Komoditas Kakao Indonesia. Jakarta ID: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal
Kemenkeu Saaty TL. 2005. Theory and Applications of the Analytic Network Process.
Pittsburgh US: RWS Publications Schoenherr T, Tummala R. 2011. Supply Chain Risk Management Process.
Supply Chain Management: An International Journal. 166: 474-483 6. Sijabat AN, Setiawan A, Syamsun M. 2012. Manajemen Risiko Rantai
Pasokan Sayuran Edamame Yang Diintroduksi Oleh PT Saung Mirwan. [skripsi] Bogor ID: Institut Pertanian Bogor
Simanjuntak SJ. 2013. Analisis Manajemen Risiko Rantai Pasok Buah Manggis Dengan Metode Analytic Network Process Di PT. Agung
Mustika Selaras, Jawa Barat. [thesis] Bogor ID: Institut Pertanian Bogor
Suharjito. 2011. Pemodelan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Cerdas Manajemen Risiko Rantai Pasok ProdukKomoditi Jagung.
[thesis] Bogor ID: Institut Pertanian Bogor Surendro K, Yaumi NT. 2012. Model Manajemen Risiko pada Penerapan
Cloud Computing untuk Sistem Informasi di Perguruan Tinggi Menggunakan Framework COSO ERM dan FMEA. Jurnal Sarjana
Institut Teknologi Bandung Teknik Elektro dan Informatika. 1 2
Swisscontact. 2008. Cocoa Value Chain Development. Zurich CH: Swisscontact Institute
The Chartered Quality Institute. 2010. A Guide to Supply Chain Risk Management.
Virginia US: Pharmaceutical Quality Group Wahyudi T, Panggabean T.R, Pujiyanto. 2009. Panduan Lengkap Kakao
Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir . Depok ID: Penebar
Swadaya