Kesantunan Berbahasa Tindak Tutur Direktif dalam “Pengembara Makrifat” Karya Zubair Tinajauan Pragmatik

3. Kesantunan Berbahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring on line kata santun bermakna 1 ‘halus dan baik budi bahasanya, tingkah lakunya; sabar, tenang dan sopan; 2 penuh rasa belas kasihan dan suka menolong. Kata santun itu juga dipadankan dengan kata sopan. 3 Padanan sopan santun sering digunakan untuk mengacu kepada makna ‘santun’. Dalam konteks tata cara atau strategi bertutur ada tiga kaidah yang perlu diperhatikan agar sebuah ujaran terdengar santun di telinga pendengar, yaitu: 1 formalitas formality merujuk kepada perilaku tidak memaksa dan tidak angkuh; 2 ketidaktegasan hesitancy berarti buatlah sedemikian rupa sehingga teman tutur dapat menentukan pilihan option; 3 persamaan equality atau kesekawanan camaraderie merujuk kepada upaya bertindak seolah-olah penutur dan mitra tutur sama dan sederajat. 4 Teori kesantunan berbahasa menyebutkan bahwa keadaan muka seseorang ikut berperan dalam kaitan dengan tata cara bertutur. Situasi nosi muka face notion ada dua dimensi, yaitu: 1 muka positif; 2 muka negatif. Muka positif merujuk pada citra diri setiap orang yang rasional yang menyakini bahwa apa yang dilakukannya, apa yang dimilikinya, akan dinilai baik oleh orang lain. Muka negatif diartikan sebagai citra diri setiap orang yang rasional yang berkeinginan agar dihargai dengan jalan membiarkannya bebas melakukan tindakan atau membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu. 5 Berbeda dengan Lakoff 1973 dan Levinson mengenai tindak ujaran kesantunan, Leech 1983 mengemukakan konsepsi prinsip kesantuan politeness principles. Dalam prinsip kesantuan terkandung adanya ketentuan atau ajaran maxim. Maksim atau ketentuan atau ajaran tang terdapat dalam tindak tutur kesantuan antara lain, : 1 maksim pujian, yaitu ajaran yang mengecam orang sesedikit mungkin dan memuji orang sebanyak mungkin; 2 maksim kerendahan hati merujuk kepada memberi pujian kepada diri sendiri sedikit mungkin, dan kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin; 3 maksim kearifan artinya setiap peserta tutur hendaknya meminimalkan kerugian orang lain, dan memaksimalkan keuntungan untuk orang lain; 4 maksim kedermawanan mengacu kepada keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, dan kerugian diri sendiri sebesar mungkin; 3 http:kbbi.web.idsantun diunduh 20 Pebruari 2016 4 Lakoff 1973 sebagaimana dikutip oleh Abdul Chaer. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta, 2010., hal 46. 5 Loc.cit., Ahyati Kurniamala Niswariyana, 2014. Hal 155. Ahyati mengutip pendapat Brown dan Levinson 1978 sebagaimana diintisarikan oleh Abdul Chaer, Kesantunan Berbahasa Jakarta,: Rineka Cipta, 2010., hal 49. 3 5 maksim kesepakatan mengusahakan agar ketaksepakatan antara diri sendiri dan orang lain sesedikit mungkin, agar kesepakatan antara diri sendiri dan orang lain terjadi sebanyak mungkin.; 6 maksim simpati merujuk kepada menginginkan untuk mengurangi rasa antisipasi antara diri sendiri dan orang lain hingga sekecil mungkin dan meningkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri sendiri dan orang lain. 6

4. Analisis dan Pembahasan