3.3.3 Penentuan Albedo
Penentuan albedo dapat dilakukan menggunakan perhitungan dari USGS 2003
kanal 1, 4, dan 3. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
α = L
λ
π D
2
E Sun
λi
cos θ
s
Keterangan: D
= Jarak astronomi bumi-matahari pada
tanggal tertentu
SA Stellarium 0.10.2
� Sun
i
= Rata-rata nilai solar spectral irradiance pada kanal ke-i W m
-2
m
-1
Lampiran 7 L
= Nilai Spectral radiance Wm
-2
sr
-1
m
-1
θ
s
= Sudut zenith matahari Degree
3.3.4 Pemisahan Penutupan Awan Cloud Masking
Pemisahan penutupan awan dapat dilakukan menggunakan pendekatan albedo
awan pada kanal 1, 4, dan 3 melalui nilai radiansinya atau menggunakan pendekatan
nilai reflektan pada kanal 3 MODIS. Jika nilai rata-rata albedo kanal 1, 4, dan 3 atau nilai
reflektan dari kanal 3 lebih besar dari 0.2 maka dapat dikatakan nilai tersebut sebagai
awan Xiao 2004.
Gambar 4 Diagram Alir Penelitian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Kondisi Geografis Wilayah
Secara geografis
wilayah Provinsi
Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat terletak pada 5.79
–7.82 LS dan 105.10
–108.76 BT.
Ketinggian wilayah berdasarkan data DEM- SRTM berkisar dari -3 sampai 2830 mdpl.
Berdasarkan data
BPS tahun
2002 menunjukan
bahwa Provinsi
Banten mempunyai 4 kabupaten dan 4 kota, Provinsi
DKI Jakarta mempunyai 6 kota, dan Provinsi Jawa Barat mempunyai 17 kabupaten dan 9
kota.
4.2 Pemrosesan Awal Citra Satelit
4.2.1 Koreksi Bowtie
Koreksi Bowtie merupakan tahap awal pengolahan data sebelum dilakukan analisis
citra lebih lanjut. Pada hasil koreksi Bowtie, didapatkan nilai reflektan dan nilai radiansi
dari citra yang belum dikoreksi dengan yang sudah
dikoreksi mengalami
perubahan. Perubahan ini dapat dilihat melalui simpangan
yang dihasilkan melalui besarnya nilai Root Mean Square Error RMSE dan koefisien
korelasi r. RMSE mengindikasikan besarnya simpangan dari citra sebelum terkoreksi dan
citra setelah terkoreksi sedangkan koefisien korelasi menggambarkan ketepatan atau
keeratan hubungan linear antara citra sebelum terkoreksi dan citra setelah terkoreksi.
Nilai RMSE yang didapatkan dari koreksi Bowtie pada semua tanggal dan kanal
menunjukkan nilai yang relatif kecil Tabel 2, 3, 4, dan 5. Pada tanggal 20 juli 2002,
perubahan nilai tersebut menginterpretasikan bahwa terjadi perubahan nilai reflektan pada
kanal 1, 4, dan 3 dengan rata-rata sebesar 0.0267, 0.0242, dan 0.0253. Selanjutnya pada
kanal 31 dan 32, perubahan nilai tersebut menginterpretasikan bahwa terjadi perubahan
nilai radiansi pada kanal 31 dan 32 dengan rata-rata sebesar 0.1000 dan 0.0766 Wm
-2
m
-1
sr
-1
. Nilai RMSE yang relatif kecil pada semua kanal menunjukkan bahwa kesalahan atau
error yang
dihasilkan pada
tahap pengkoreksian adalah kecil. Penyebab utama
nilai RMSE yang kecil adalah wilayah kajian yang berada pada sudut scan kurang dari 15
sehingga pengaruh efek Bowtie tidak terlihat jelas.
Selain itu, nilai koefisien korelasi yang didapatkan dari koreksi Bowtie pada semua
tanggal dan kanal adalah cukup besar, hal ini mengindikasikan bahwa keeratan data antara
sebelum dan sesudah pengkoreksian adalah besar. Keeratan disini mengindikasikan nilai
perubahan
sebelum pengkoreksian
dan sesudah pengkoreksian tidak jauh berbeda.
Semakin kecil nilai Root Mean Square Error RMSE dan semakin besar nilai
koefisien korelasi r dengan hubungan yang positif maka citra terkoreksi yang dihasilkan
adalah sangat baik karena nilai hasil koreksi menunjukkan perubahan yang tidak terlalu
jauh atau menyimpang dari nilai aslinya.
Gambar 5 Citra sebelum dan sesudah pengkoreksian Bowtie efek