Tujuan Pendugaan Nilai Suhu Permukaan Berdasarkan Data Terra-MODIS L1B dan SRTM 90m
1
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suhu Permukaan
Lahan SPL
merupakan salah satu indikator terbaik dari keseimbangan energi di permukaan bumi dan
merupakan parameter kunci dalam proses fisika
permukaan lahan
yang mampu
mengkombinasikan interaksi antara fluks energi gelombang panjang di permukaan dan
di atmosfer Wan 2006. Pada suatu lahan terbuka, suhu permukaan dapat diartikan
sebagai suhu permukaan lahan atau dikenal dengan istilah Land Surface Temperature
LST. Pada vegetasi dapat dipandang sebagai suhu permukaan kanopi tumbuhan
dan pada tubuh air dapat didefinisikan sebagai suhu dari permukaan badan air.
Pada saat ini, perolehan data suhu dapat dilakukan
dengan menggunakan
alat termometer. Termometer yang terpasang di
permukaan tanah dapat digunakan untuk menghitung nilai suhu permukaan tanah dan
termometer yang terpasang di sangkar cuaca dapat digunakan untuk mendapatkan nilai
suhu udara. Namun data suhu yang didapat melalui pengukuran pada umumnya masih
bersifat lokal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data suhu yang bersifat lebih
regional
diperlukan data
suhu yang
dikumpulkan dari beberapa stasiun Prasasti 2004.
Beberapa metode untuk penentuan nilai suhu permukaan secara spasial dan regional
telah banyak dikembangkan salah satunya menggunakan
data penginderaan
jauh. Penelitian Risdiyanto 2001 menggunakan
data NOAA-AVHRR telah menjelaskan bahwa citra satelit dapat digunakan untuk
memprediksi nilai suhu permukaan dan faktor-faktor meteorologi lainnya. Suhu
permukaan merupakan unsur pertama yang dapat diidentifikasi dari citra satelit termal.
Besarnya nilai suhu permukaan dapat dipengaruhi
oleh panjang
gelombang. Panjang gelombang yang paling sensitif
terhadap suhu permukaan adalah inframerah termal. Kanal termal dari suatu satelit dapat
berfungsi mencari nilai suhu kecerahan Brightness Temperature dari emisi yang
dihasilkan oleh suatu objek. Nilai suhu kecerahan
yang telah
didapat, dapat
dilakukan pengkoreksian dengan faktor emisivitas masing
–masing jenis penutupan lahan
untuk mendapatkan
nilai suhu
permukaan lahan. Pada penelitian ini akan digunakan
satelit pengamatan lingkungan yaitu Terra dengan sensornya yaitu Moderate Resolution
Imaging Spectroradiometer MODIS. Satelit ini mempunyai misi untuk memantau
fenomena yang terjadi di permukaan bumi dan atmosfer dengan kemampuan liputan
kawasan yang besar yaitu sebesar 2330 km dan resolusi spektral yang tinggi yaitu jumlah
saluran sebanyak 36 kanal. Selain itu, satelit ini mempunyai resolusi temporal yang juga
tinggi, kurang lebih sama dengan NOAA
– AVHRR yaitu 1
–2 harian sehingga pengguna dapat mengetahui informasi perubahan yang
terjadi secara
near-realtime seperti
pemantauan curah
hujan, kehijauan
tumbuhan, kebakaran hutan, kekeringan lahan sawah, dan perubahan penggunaan
lahan. MODIS merupakan penyedia data
untuk proses
–proses pengkajian global tentang atmosfer, daratan, dan lautan.
Pengembangan aplikasi dari data MODIS ini cukup banyak hingga saat ini khususnya di
LAPAN Deputi bidang Penginderaan Jauh dan bidang sains, pengkajian dan informasi
kerdirgantaraan telah memanfaatkan satelit lingkungan ini untuk pemantauan harian
dalam rangka mendukung kegiatan mitigasi bencana.
Fokus pada penelitian ini tidak hanya menghitung dan menduga kisaran nilai suhu
permukaan, tetapi juga akan dilakukan analisa lebih lanjut untuk melihat hubungan
nilai suhu permukaan terhadap faktor –faktor
lain yang
mempengaruhi nilai
suhu permukaan
tersebut seperti
pengaruh topografi ketinggian tempat, perubahan
penutupan lahan dan posisi sudut zenith matahari. Hasil analisa penelitian ini dapat
digunakan untuk analisa perubahan suhu permukaan di Provinsi Banten, DKI Jakarta,
dan Jawa Barat di berbagai bidang penelitian.