PENDAHULUAN NUSA TENGGARA TIMUR
perkebunan seluas 331 kilometer persegi atau 0,7 persen, areal perairan darat seluas 47 kilometer persegi atau 0,1 persen, areal
tanah tandus seluas 189 kilometer persegi atau 0,4 persen, dan areal permukiman, serta budi daya lainnya seluas 5.209 kilometer
persegi atau sekitar 11,0 persen dari seluruh luas wilayah. Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan
yang terdiri atas 566 pulau besar dan kecil. Di antaranya pulau- pulau yang cukup besar, antara lain adalah Pulau Flores, Pulau
Sumba, Pulau Rote, Pulau Alor, dan Pulau Timor bagian barat. Keadaan topografi daerah yang berbukit-bukit yang mencakup 70
persen luas wilayah mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 50 persen sehingga menyebabkan kondisi alam di Nusa Tenggara
Timur pada umumnya rawan erosi. Iklim daerah Nusa Tenggara Timur termasuk tropis kering dengan musim kemarau yang cukup
panjang, yaitu sekitar 8 bulan per tahun dengan penyebaran curah hujan yang tidak merata. Suhu udara beragam antara 21,2° celcius
- 33,4° celcius. Kondisi iklim ini menyebabkan kurang suburnya sebagian lahan pertanian di daerah tersebut. Curah hujan tertinggi
terdapat di bagian barat Flores, Timor bagian tengah, dan Sumba Barat. Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai beberapa
kawasan rawan bencana alam geologis terutama di beberapa bagian dari Pulau Flores dan Kepulauan Alor.
Lahan pada beberapa pulau besar di Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian
yang meliputi tanaman perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, dan tanaman hutan seperti lontar, cendana, dan asam.
Selain itu, wilayah ini memiliki sumber daya kelautan maritim yang potensial untuk dikembangkan.
Pada tahun 1990 penduduk Propinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 3.227.400 jiwa, dengan kepadatan penduduk 69 jiwa per
kilometer persegi. Daerah tingkat II yang terpadat penduduknya adalah Kabupaten Sikka dengan kepadatan 143 jiwa per kilometer
474
dengan kepadatan 22 jiwa per kilometer persegi. Penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan berjumlah 372.734 jiwa atau 11,4
persen dari jumlah penduduk Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jumlah penduduk perkotaan di propinsi ini mengalami peningkatan
yang cukup berarti dengan rata-rata laju pertumbuhan antara tahun 1971 dan 1990 sebesar 5,72 persen per tahun.
Pada tahun 1990 penduduk usia kerja 10 tahun ke atas di propinsi ini berjumlah 2.462.776 orang 75,3 persen. Dari
jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 1.658.1 12 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.647.274 orang. Dari seluruh angkatan kerja yang bekerja terse- but, sebagian besar terserap di sektor pertanian 76,0 persen.
Sisanya terserap di berbagai sektor lain, yaitu sektor industri 12,3 persen dan jasa 11,7 persen.
Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, tradisi, kesenian, dan
bahasa. Masyarakat Nusa Tenggara Timur terdiri atas berbagai suku, antara lain suku Sumba, Manggarai, Alor, Sawu, Rote, Timor,
Ende, dan suku lainnya yang masing-masing memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Tenun ikat merupakan salah satu
warisan budaya yang masih berkembang dengan bermacam ragam corak tenunan tradisional dari masing-masing suku yang memiliki
nilai seni yang tinggi. Penduduk propinsi ini sebagian besar beragama Katolik dan Kristen Protestan 90,9 persen, serta
selebihnya beragama Islam 8,8 persen, Hindu 0,04 persen, dan Budha 0,08 persen.
Secara administratif, Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur terdiri atas 12 kabupaten daerah tingkat II, yaitu Kabupaten Sumba
Barat dan Sumba Timur di Pulau Sumba, Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende, Sikka dan Flores Timur di Pulau Flores, Kabupaten
Alor di Kepulauan Alor, serta Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu di Pulau Timor bagian
475
terdapat 1 kota administratif, yaitu Kupang, sebagai ibukota pro- pinsi, 114 wilayah kecamatan, serta 1.723 desa dan kelurahan.