tumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 6,1 persen per tahun. Sasaran lainnya adalah meningkatnya keterse-
diaan dan kualitas prasarana dan sarana dasar ekonomi, serta kualitas pelayanannya, terutama terciptanya sistem transportasi
antarmoda yang mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi secara ekonomis; meningkatnya peran serta dunia usaha
dan masyarakat dalam pembangunan, sehingga dapat mendukung penciptaan lapangan kerja; serta meningkatnya sumbangan daerah
kepada ekonomi nasional. Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan gizi masyarakat yang diukur, antara lain dari dua indikator kesejahteraan sosial, yaitu bertambahnya usia harapan
hidup menjadi 72,8 tahun dan menurunnya angka kematian bayi menjadi 19 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertum-
buhan penduduk; dan telah mantapnya pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar dan kejuruan serta terselesaikannya
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Dalam PJP II masalah kemiskinan di daerah Nusa Tenggara
Timur berdasarkan kriteria yang sekarang digunakan telah tersele- saikan.
b. Sasaran Repelita VI
Sasaran pembangunan Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dalam Repelita VI adalah berkembangnya otonomi daerah yang
nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab dengan titik berat pada daerah tingkat II; meningkatnya kemandirian dan kemampuan
dalam merencanakan dan mengelola pembangunan termasuk dalam mengoperasikan dan memelihara prasarana dan sarana yang
dibangun di daerah, seiring dengan meningkatnya kemampuan pemerintah daerah untuk menggali dan mengerahkan sumber
keuangan serta meningkatnya efisiensi belanja daerah.
490
tumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 5,1 persen per tahun, dengan laju pertumbuhan sektoral, yaitu pertani-
an rata-rata sekitar 3,1 persen; industri nonmigas sekitar 9,1 persen; bangunan sekitar 8,7 persen; perdagangan dan pengang-
kutan sekitar 6,7 persen; jasa-jasa sekitar 6,0 persen; serta lainnya mencakup pemerintahan, energi, dan pertambangan sekitar 6,5
persen. Sasaran laju pertumbuhan ekspor nonmigas rata-rata untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur rata-rata adalah 13 persen per
tahun. Sasaran laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah rata-rata 3,2 persen per tahun sehingga tercipta tambahan kesempatan kerja
baru bagi 271,2 ribu orang. Sasaran selanjutnya adalah meningkatnya ketersediaan prasa-
rana dan sarana ekonomi, terutama berkembangnya sistem trans- portasi antarmoda yang terpadu sehingga mampu meningkatkan
aksesibilitas wilayah propinsi ini secara merata dan efisien; meningkatnya keikutsertaan dunia usaha dan masyarakat dalam
kegiatan produktif di daerah; meningkatnya produktivitas tenaga kerja setempat di sektor pertanian, industri, dan jasa; dan mening-
katnya PAD, termasuk di daerah tingkat II yang relatif tertinggal. Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan gizi masyarakat secara merata dengan peningkatan usia harapan hidup menjadi 65,3 tahun serta penurunan angka
kematian bayi menjadi 47 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertumbuhan penduduk sesuai dengan sasaran nasional; makin
merata, meluas, dan meningkatnya kualitas pendidikan dasar dan kejuruan; meningkatnya angka partisipasi kasar sekolah lanjutan
tingkat pertama SLTP, termasuk madrasah tsanawiyah MTs, dan sekolah lanjutan tingkat atas SLTA, termasuk madrasah aliyah
MA, masing-masing menjadi sekitar 51,5 persen dan sekitar 29,4 persen; serta dimulainya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun.
491
masyarakat berpendapatan rendah, berkurangnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan berkurangnya jumlah
desa tertinggal selaras dengan sasaran penurunan jumlah penduduk miskin di tingkat nasional; serta meningkatnya daya dukung
sumber daya alam dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
3. Kebijaksanaan
Untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan mewujudkan berbagai sasaran tersebut di atas, kebijaksanaan
pembangunan Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dalam Repelita VI diarahkan pada peningkatan pelaksanaan otonomi di
daerah yang seiring dengan peningkatan peran serta masyarakat; pengembangan sektor unggulan; pengembangan usaha nasional;
pengembangan sumber daya manusia; kependudukan; peningkatan pemerataan pembangunan; penanggulangan kemiskinan; pengem-
bangan prasarana dan sarana ekonomi; pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; serta pengem-
bangan kawasan andalan. Kebijaksanaan tersebut di atas dilaksanakan dengan memper-
hatikan kebijaksanaan pembangunan propinsi yang berbatasan dalam rangka mewujudkan keserasian pembangunan antardaerah
melalui peningkatan kerja sama antardaerah.
a. Pelaksanaan Otonomi di Daerah
Dalam rangka memperkukuh negara kesatuan serta memper- lancar penyelenggaraan pembangunan nasional, kemampuan pelak-
sanaan pemerintahan di daerah tingkat I dan daerah tingkat II Propinsi Nusa Tenggara Timur, terutama dalam penyelenggaraan
tugas desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan ditingkatkan agar makin mewujudkan otonomi yang nyata, dinamis, serasi, dan
bertanggung jawab. 492
ditingkatkan dengan peningkatan kemampuan aparatur melalui penguatan manajemen dan kelembagaan; peningkatan kualitas
sumber daya manusia, termasuk pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek; peningkatan
kemampuan memobilisasi berbagai sumber keuangan daerah; serta peningkatan kemampuan lembaga dan organisasi masyarakat, dan
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah. Penataan kembali batas wilayah dan daerah dalam rangka
pemekaran dan penyesuaian status daerah tertentu, dimungkinkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan
administrasi pemerintahan di daerah.
b. Pengembangan Sektor Unggulan
Dalam upaya mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah
dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor unggulan yang diprioritaskan di Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Pembangunan pertanian dan industri serta sektor produktif lainnya akan ditingkatkan dan diarahkan untuk mengha-
silkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri di Propinsi Nusa Tenggara Timur
diarahkan, terutama untuk mengembangkan industri yang berorien- tasi ekspor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia serta memanfaatkan keuntungan lokasi Propinsi Nusa Tenggara Timur yang berada dekat dengan Austra-
lia. Sehubungan dengan itu, pembangunan industri di Propinsi Nusa Tenggara Timur dikembangkan secara bertahap dan terpadu
melalui peningkatan keterkaitan industri dengan pertanian sehingga meningkatkan nilai tambah dan memperkuat struktur
ekonomi daerah. Upaya pengembangan dan perluasan kegiatan industri pengolahan, termasuk agroindustri, ditingkatkan dan
493