Menghitung Kesalahan Peramalan Pengawasan dan Pengendalian Peramalan

26 ∑ | | b. Peramalan sebab-akibat kausal causal Peramalan ini dilakukan berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya, tetapi mempergunakan data dari variabel lain yang menentukan atau mempengaruhinya pada masa depan, seperti penduduk, pendapatan, dan kegiatan ekonomi.

2.3.5. Menghitung Kesalahan Peramalan

Menurut Heizer dan Render, terdapat beberapa perhitungan yang biasa dipergunakan untuk menghitung kesalahan peramalan forecast error total. Perhitungan ini dapat dipergunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, juga untuk mengawasi peramalan guna memastikan peramalan berjalan dengan baik. Dua teknik perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi rata-rata absolut mean absolute deviation – MAD dan kesalahan rata-rata kuadrat mean squared error – MSE 1. Deviasi Rata-rata Absolut Mean Absolute Deviation – MAD MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data n. 27 2. Kesalahan Rata-rata Kuadrat Mean Squared Error – MSE MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan. MSE merupakan rat-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia cenderung menonjolkan deviasi yang besar karen adanya pengkuadratan. Berdasarkan Nachrowi dan Hardius 2004, p239, menyatakan bahwa membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan sebagai indicator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak. Dan teknik yang mempunyai MSE terkecil merupakan ramalan yang terbaik. Sedangkan menurut Gaspers 2005, p80 dalam bukunya menyebutkan akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai MAD dan MSE semakin kecil. Dan menurut Rangkuti 2005, p70 menyatakan keharusan untuk membandingkan perhitungan yang memiliki nilai MAD paling kecil, karena semakin kecil nilai MAD berarti semakin kecil pula perbedaan antara hasil peramalan dan nilai aktual. ∑ 28

2.3.6. Pengawasan dan Pengendalian Peramalan

Heizer dan Render 2006, p172 menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengawasi peramalan berjalan dengan baik adalah dengan menggunakan sebuah sinyal penelusuran tracking signal. Sinyal penelusuran adalah sebuah perhitungan seberapa baik peramalan mempresiksi nilai aktual. Sejalan dengan peramalan yang diperbarui setiap minggu, bulan atau kuartal, data permintaan baru yang tersedia dibandingkan dengan nilai peramalan. Sinyal penelusuran dihitung sebagai running sum of the forecast errors RSFE dibagi dengan mean absolute deviation MAD: dimana Sinyal penelusuran positif menandakan permintaan lebih besar dari peramalan. Sinyal penelusuran yang bagus adalah yang memiliki RSFE rendah. Kecenderungan konsisten peramalan untuk bisa lebih besar atau lebih kecul dari nilai aktual yaitu, untuk RSFE tinggi disebut sebagai kesalahan bias. Bias artinya sebuah peramalan yang secara konsisten lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai aktual pada satu kurun waktu. Sinyal penelusuran dihitung dan dibandingkan untuk menetapkan batas kendali. Geoge Plossl dan Oliver Wight adalah pakar pengendali 29 persediaan, telah menyarankan menggunakan maksimum ± 4 MAD untuk produk dengan persediaan tinggi, dan ± 8 MAD.

2.3.7. Karakteristik Peramalan