Pada tahap operasional, sumber air bersih juga direncanakan diperoleh dari perusahaan supplier air bersih untuk keperluan domestik.
Analisa perkiraan kebutuhan air bersih didasarkan pada beberapa asumsi :
1
SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing
2
Handayani, Dwi 2010 tentang Kajian Pustaka Potensi Pemanfaatan Grey Water Sebagai Air Siram WC dan Air Siram Tanaman di Rumah Tangga.
- Luas lahan terbuka RTH penyiraman = 6.472 m
2
Rincian kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi dan operasional kegiatan Cold Storage dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisa Kebutuhan Air
Tahapan Kegiatan
Pengguna Asumsi
Perhitungan Kebutuhan air
m
3
hari
Konstruksi MCK Pekerja Konstruksi
50 Loranghari
1
50 Loranghari x 13 orang
0,65 m
3
hari Kebutuhan Konstruksi
100 Lhari -
0,1 m
3
hari
Total Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi 0,75 m
3
hari
Operasional Domestik
MCK Karyawan 50
Loranghari
1
50 Loranghari x 11 orang
0,55 m
3
hari Penyiraman Lahan RTH
10 L20 m
2
lahanhari
2
10L20m
2
x 6472 m
2
3,236 m
3
hari
Total Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasional m
3
hari
Sumber : Analisis Konsultan, 2017
2.3.5 Rencana Pengelolaan Limbah Cair
Pada umumnya, kuantitas air limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan adalah 60- 80 dari total kebutuhan air bersih pada kegiatan tersebut Duncan, 2003, sehingga
perkiraan mengenai kuantitas air limbah yang dihasilkan kegiatan Cold Storage ini adalah sebagai berikut Tabel 6 : Neraca air pada Gambar 4 dan 6.
Tabel 6. Analisa Air Limbah
Tahapan Kegiatan
Penggunan Kebutuhan air
m
3
hari Air Limbah
m
3
hari
Konstruksi MCK Pekerja
Konstruksi 0,65 m
3
80 x 0,65 m
3
hari = 0,52 m
3
hari Kebutuhan
Konstruksi penyiraman
lahan, campuran semen, dll
0,1 m
3
Habis terpakai
Operasional Domestik
MCK Karyawan 0,55 m
3
80 x 0,55 m
3
hari = 0,44 m
3
hari Penyiraman
Lahan RTH 3,236 m
3
Habis terpakai
Sumber : Analisis Konsultan, 2017 Air limbah domestik MCK Karyawan terdiri atas :
1. Black Water, yaitu Tinja faeces yang mengandung mikroba pathogen. 2. Grey Water, yaitu Air seni urine yang pada umumnya mengandung Nitrogen dan
Posfor, air bekas cucian dapur, mesin cuci dan air sabun sisa bilas.
17 | R e n c a n a U s a h a d a n a t a u K e g i a t a n
COLD STORAGE
Prosentase air limbah untuk Black Water adalah 20 Grey Water adalah 80 Tilley et al, 2008.
Rencana pengolahan air limbah pada kegitatan Cold Storage baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasional dijelaskan menggunakan diagram alir seperti pada
Gambar 4 dan Gambar 6.
Gambar 4. Neraca Air Bersih dan Air Limbah Tahap Konstruksi
Gambar 6. Neraca Air Bersih dan Air Limbah Tahap Operasional
Septic Tank adalah salah satu cara pengolahan air limbah domestik yang menggunakan proses pengolahan secara anaerobik. Proses ini dapat memisahkan padatan dan cairan
di dalam air limbah. Padatan dan cairan harus diolah lebih lanjut karena banyak mengandung bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran feces
manusia. Jika tidak diolah, maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air tanah.
Septic Tank terdiri dari 2 bagian, yaitu bak tampung dan resapan air. Bak tampung harus dibuat agar kedap air yang gunanya untuk menampung limbah kasar dari
toiletwc. Limbah kasar tersebut akan terkumpul dan bercampur air siraman yang kemudian akan dimakan bakteri pembusuk. Ketika wc disiram air, limpahan air
permukaan bak tampung akan mengalir melalui saluran pipa PVC ke ruang resapan yang dibuat dengan lapisan batu, krikil dan ijuk. Air dari bak tampung akan terfilter
oleh lapisan tersebut dan akan meresap ke dalam tanah tanpa membawa limbah kasar.
18 | R e n c a n a U s a h a d a n a t a u K e g i a t a n
COLD STORAGE
Air Tangki : 0,75 m
3
hari MCK Pekerja :
0,65 m
3
hari Limbah :
0,52 m
3
hari
Kebutuhan Konstruksi : 0,1 m
3
hari Habis
Terpakai Black
water : 0,1 m
3
hari Septic
Tank
Grey water : 0,42 m
3
hari Saluran
Kota
Air Tangki : 0,75 m
3
hari MCK Karyawan
: 0,55 m
3
hari Limbah :
0,44 m
3
hari
Penyiraman Lahan : 0,1 m
3
hari Habis
Terpakai Black
water :
0,09 m
3
hari
Septic Tank
Grey water : 0,35 m
3
hari Saluran
Kota
Gambar 7. Ilustrasi Septic Tank 2.3.6 Rencana Pengelolaan Limbah Padat Sampah
Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Pada setiap tahap baik konstruksi maupun operasional, hakekatnya selalu dihasilkan
sampah yang bersifat domestik dan non-domestik. Limbah padat sampah domestik adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia,
sedangkan non-domestik merupakan sampah dari suatu proses kegiatan yang dilakukan. Besaran timbulan sampah domestik yang dihasilkan, diperkirakan berdasar
SNI Nomor 3242 Tahun 2008 adalah 2 Loranghari.
Gambar 9. Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat Tahap Konstruksi
Gambar 10. Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat Tahap Operasional Tabel 7. Analisa Limbah Padat
Tahapan Kegiatan
Limbah yang dihasilkan Analisa
Konstruksi Sampah organik anorganik
dari aktivitas pekerja konstruksi 13 orang x 2
Lhari = 26 Lhari Material sisa konstruksi
± 4m
3
hari Operasional
Sampah organik anorganik dari aktivitas karyawan
11 orang x 2 Lhari = 22 Lhari
Sampah taman organik – ± 10 Lhari
19 | R e n c a n a U s a h a d a n a t a u K e g i a t a n
COLD STORAGE TAHAP KONSTRUKSI
SAMPAH DOMESTIK
SAMPAH NON-DOMESTIK ORGANIK
ANORGANIK Tempat Sampah
Tempat Sampah Kordinasi
dengan Desa Pengangkutan
TPS -- TPA Kordinasi dengan
Pihak ke-3 Pemanfaatan
kembali
TAHAP OPERASIONAL SAMPAH DOMESTIK
ORGANIK ANORGANIK
Tempat Sampah Tempat Sampah
Kordinasi dengan Desa
Pengangkutan TPS -- TPA
ranting, daun, dll
Sumber : Analisis Konsultan, 2017
2.3.7 Analisa Area Parkir Dengan berdasar Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor
272HK.105DRJD96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, ditentukan satuan ruang parkir SRP kendaraan sebagai berikut :
-
1 SRP kendaraan R2 : 1,5 m
2 -
1 SRP kendaraan Truk : 42,5 m
2
Area pakir yang direncanakan untuk kendaraan R2 adalah seluas 325 m
2
, dengan pola parkir yang direncanakan adalah pola parkir pulau dengan membentuk sudut 90˚ untuk
kendaraan R2, dari segi efektifitas ruang posisi sudut 90˚ adalah yang paling menguntungkan Gambar 11 dan berdasarkan analisa diperkirakan dapat
menampung :
-
± 216 kendaraan R2 325 m
2
: 1,5 m
2
Gambar 11. Pola Parkir Pulau Membentuk Sudut 90˚
Selain itu, untuk kendaraan pengangkut tronton, pick-up, colt diesel telah disediakan ruang khusus seluas 1.549,6 m
2
yang berdasarkan analisa terhadap SRP truk diperkirakan dapat menampung + 36 Truk pada saat yang bersamaan.
2.3.8 Rencana Sistem Proteksi Terhadap Potensi Kebakaran