PENETAPAN NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DENGAN TEKNIK DELPHI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PAMEKASAN

(1)

i

PENETAPAN NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DENGAN TEKNIK DELPHI

DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PAMEKASAN

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

Oleh :

Mohammad Nasirullah NIM 201010240211022

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN 2012


(2)

ii

PENETAPAN NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DENGAN TEKNIK DELPHI

DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PAMEKASAN

Yang diajukan oleh : Mohammad Nasirullah NIM : 201010240211022

Telah disetujui Tanggal, 27 April 2012

Pembimbing Utama

Dr. Yus M. Cholily, M.Si

Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Tobroni, M.Si

Direktur

Program Pascasarjana

Dr. Latipun, M.Kes

Ketua Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan


(3)

iii

T E S I S

Dipersiapkan dan disusun oleh : Mohammad Nasirullah NIM : 201010240211022

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal,

25 April 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Yus M. Cholily, M.Si ________________

Sekretaris : Prof. Dr. Tobroni, M.Si ________________

Penguji I : Akhsanul In’am, PhD ________________


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Mohammad Nasirullah

Nim : 201010240211022

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul

Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi Di SMA Negeri Se Kabupaten Pamekasan.

Adalah hasil karya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia Tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non ekslusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pamekasan, 12 April 2012 Yang menyatakan

Mohammad Nasirullah

Materai 6000,


(5)

v ABSTRAK

Nasirullah, Mohammad. 2012. Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan. Progam Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Dr. Yus M. Cholily, M.Si. (II) Prof. Dr.Tobroni, M.Si.

Kata kunci : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Teknik Delphi

Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Guru menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan kemampuan peserta didik. Dalam implementasinya sangat sulit untuk mempertimbangkan ketiga aspek di atas. Menurut Widodo (2009:1), dalam kenyataannya tidak jarang ditemui nilai KKM yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi karena penyusunan dan penetapannya kurang tepat. Sebagian besar guru menetapkan nilai KKM hanya berdasarkan alasan agar mudah dicapai siswa dan terkesan semaunya, ada juga secara spontan menyebut suatu angka aman. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari metode baru sebagai alternatif untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Teknik Delphi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Responden sebanyak 7 orang guru diperoleh dengan menggunakan purposive sampling yang berasal dari guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sekolah Menengah Atas Negeri yang menjadi anggota MGMP dan termasuk dalam Sekolah Standar Nasional (SSN) serta mempunyai latar belakang pendidikan S1 Komputer atau Teknik Informatika.

Teknik Delphi putaran pertama bertujuan untuk meminta pendapat guru tentang kesesuaian antara setiap item soal yang telah dibuat dengan indikator yang ada di silabus. Dari hasil analisis terdapat 22 item soal yang sudah mencapai konsensus, sedangkan sisanya sebanyak 7 item soal belum mencapai konsensus sehingga perlu dilanjutkan ke putaran kedua. Dalam putaran kedua, 7 item soal tersebut sudah mencapai konsensus. Kemudian dilanjutkan ke putaran ketiga yang bertujuan untuk meminta pendapat guru untuk menilai setiap item soal tersebut, jika ada 100 orang siswa berapa persen siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Dari hasil analisis putaran ketiga, semua item soal sudah mencapai konsensus. Langkah selanjutnya menetapkan KKM dengan cara dengan menghitung nilai rata-rata setiap item soal dari pendapat guru yang sudah mencapai konsensus di putaran ketiga. Dalam penelitian ini diperoleh hasil penetapan nilai KKM Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas X Semester Genap sebesar 82.


(6)

vi ABSTRACT

Nasirullah, Mohammad. 2012. Minimal Completeness of Criteria (KKM) with The Delphi Technique in District SMAN Pamekasan. Program Policy and Development Studies Master of Education, Graduate School, University

Muhammadiyah Malang. Advisor: (I) Dr. Yus M. Cholily, M.Si. (II) Prof. Dr.Tobroni, M.Si.

Keywords: Minimal Criteria for Completeness (KKM), the Delphi Technique The existence of the minimum criteria for completeness (KKM) each subject is one of the critical load Education Unit Level Curriculum. Teachers establish minimum criteria for completeness (KKM) subjects by considering three aspects of the criteria of complexity, capacity and ability of learners. In its implementation is very difficult to consider all three aspects above. According to Widodo (2009:1), in reality it is not uncommon KKM specified value can not be met due to lack of proper preparation and establishment. Most teachers assign a value based solely on the grounds that KKM easy reach of students and was impressed at will, there is also spontaneously mentioned a safe number. To overcome this need to be sought as an alternative new method for determining the minimum criteria for completeness (KKM). One method that can be applied is the Delphi Technique. The purpose of this study was to determine the minimum criteria for completeness (KKM) with the Delphi Technique in District SMAN Pamekasan.

Types of research used in this study is research and development. Respondents were 7 teachers were obtained by using purposive sampling from teachers Lesson Information and Communication Technology (ICT) School District is a member MGMP and included in the Schools National Standards (SSN) and have the educational background of S1 Computer or Information Technology .

The first round Delphi Technique aims to ask the opinion of teachers about the suitability of each item is a matter that has been made with the existing indicators in the syllabus. From the analysis contained 22 items about which a consensus has been reached, while the remaining seven have not reached a consensus about the items that need to be continued into the second round. In the second round, seven items had reached a consensus about it. Then proceed to the third round which aims to seek the teacher to assess each item about it, if there are 100 students what percentage of students who can answer the question correctly. From the analysis of the third round, all matter has reached a consensus item. KKM define the next steps in a way to calculate the average value of each item is a matter of opinion of teachers who have reached a consensus in the third round. In this study the results obtained by determination of the KKM Subject Information and Communication Technology (ICT) Class X Even Semester by 82.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya usulan penelitian yang berjudul “PENETAPAN NILAI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DENGAN TEKNIK DELPHI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PAMEKASAN” dapat terselesaikan tepat waktu.

Pada kesempatan ini juga, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Yus M. Cholily, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Tobroni, M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing dengan tekun dan penuh kesabaran, serta selalu memberi movitasi untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Latipun, M.Kes selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang dan Bapak Akhsanul In’am, PhD selaku Ketua Program Studi Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. M. Syaifudin, MM dan Ibu Dr. Sri Hartiningsih, MM selaku dosen pembina matakuliah Asesmen Kebutuhan Perencanaan Pendidikan yang telah memberi inspirasi dalam penulisan usulan penelitian ini.

4. Seluruh teman-teman Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.


(8)

viii

Akhirnya penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, karenanya kami mengharapkan dengan senang hati menerima kritik-kritik maupun saran yang sifatnya membangun yang diharapkan akan menyempurnakan karya tulis ini. Namun demikian, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya.

Pamekasan, 12 April 2012 Penulis


(9)

ix DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 4

1.3 Perumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Kegunaan Penelitian ... 5

1.6 Penegasan Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) ... 8

2.2 Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Tuntas ... 13

2.3 Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal ... 15


(10)

x

2.5 Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 17

2.6 Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 18

2.7 Teknik Delphi ... 22

2.8 Langkah-Langkah dalam Teknik Delphi ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Pendekatan Penelitian ... 29

3.2 Subyek Penelitian ... 30

3.3 Data dan Sumber Data ... 30

3.4 Penetapan Kriteria Responden ... 31

3.5 Instrumentasi ... 32

3.6 Analisa Data ... 34

3.7 Prosedur Teknik Delphi ... 36

3.7 Pengujian Keabsahan Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Teknik Delphi Putaran Pertama ... 39

4.2 Teknik Delphi Putaran Kedua ... 41

4.3 Teknik Delphi Putaran Ketiga ... 42

4.4 Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran-Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Hal

4.1 Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Pertama ... 40

4.2 Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Kedua ... 41

4.3 Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Ketiga ... 43


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal

2.1 Skema Penetapan KKM ... 19

3.1 Prosedur Teknik Delphi ... 37

4.1 Diagram Kotak Garis Item Soal 1 ... 44

4.2 Diagram Kotak Garis Item Soal 2 ... 45

4.3 Diagram Kotak Garis Item Soal 3 ... 46

4.4 Diagram Kotak Garis Item Soal 4 ... 47

4.5 Diagram Kotak Garis Item Soal 5 ... 48

4.6 Diagram Kotak Garis Item Soal 6 ... 49

4.7 Diagram Kotak Garis Item Soal 7 ... 50

4.8 Diagram Kotak Garis Item Soal 8 ... 51

4.9 Diagram Kotak Garis Item Soal 9 ... 52

4.10 Diagram Kotak Garis Item Soal 10 ... 53

4.11 Diagram Kotak Garis Item Soal 11 ... 54

4.12 Diagram Kotak Garis Item Soal 12 ... 55

4.13 Diagram Kotak Garis Item Soal 13 ... 56

4.14 Diagram Kotak Garis Item Soal 14 ... 57

4.15 Diagram Kotak Garis Item Soal 15 ... 58

4.16 Diagram Kotak Garis Item Soal 16 ... 59

4.17 Diagram Kotak Garis Item Soal 17 ... 60

4.18 Diagram Kotak Garis Item Soal 18 ... 61


(13)

xiii

4.20 Diagram Kotak Garis Item Soal 20 ... 63

4.21 Diagram Kotak Garis Item Soal 21 ... 64

4.22 Diagram Kotak Garis Item Soal 22 ... 65

4.23 Diagram Kotak Garis Item Soal 23 ... 66

4.24 Diagram Kotak Garis Item Soal 24 ... 67

4.25 Diagram Kotak Garis Item Soal 25 ... 68

4.26 Diagram Kotak Garis Item Soal 26 ... 69

4.27 Diagram Kotak Garis Item Soal 27 ... 70

4.28 Diagram Kotak Garis Item Soal 28 ... 71


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Kuesioner Teknik Delphi Putaran Pertama ... 82

2. Kuesioner Teknik Delphi Putaran Kedua ... 89

3. Kuesioner Teknik Delphi Putaran Ketiga ... 92

4. Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Pertama ... 99

5. Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Kedua ... 100

6. Hasil Analisis Teknik Delphi Putaran Ketiga ... 101

7. Hasil Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 102

8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 103

9. Panduan Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi ... 104

10.Panduan Penggunaan Program Bantu Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi ... 107


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kriteria Ketuntasan Minimal menjadi acuan bersama antara pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Setiap satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya (Depdiknas, 2008:3)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan pada setiap awal tahun pelajaran. Guru menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan kemampuan (intake) peserta didik. Dari ketiga aspek tersebut diberi skor antara 0-100, kemudian dihitung nilai rata-rata untuk setiap indikator, rata-rata setiap kompetensi dasar, rata-rata setiap standar kompetensi. Untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran diperoleh dari rata-rata semua standar kompetensi.

Dalam implementasinya sangat sulit untuk mempertimbangkan ketiga aspek di atas. Menentukan nilai kompleksitas sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memahami mata pelajaran tersebut. Sedangkan kenyataannya masih banyak guru mengajar bukan pada bidang keahliannya, misalnya latar belakang


(16)

2 pendidikan pendidikan sejarah tetapi mengajar mata pelajaran sosiologi, mata pelajaran matematika tetapi mengajar mata pelajaran fisika dan masih banyak yang lainnya. Sehingga hasil penentuan kompleksitasnya menjadi bias.

Begitu juga dalam penentuan nilai daya dukung, sebagian besar guru masih kesulitan dalam menentukannya. Karena sangat sulit untuk menilai kondisi sekolah yang sesungguhnya. Sedangkan akhir-akhir ini, setelah adanya kebijakan kelulusan 40:60 hampir semua kepala sekolah menginstruksikan guru-guru untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga mau tidak mau guru harus menaikkan nilai daya dukung untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal di sekolah tersebut daya dukungnya tidak memenuhi, misalnya laboratoriumnya saja tidak ada, tetapi diberi nilai daya dukung yang tinggi. Akibatnya nilai daya dukung menjadi tidak valid.

Sedangkan dalam penentuan nilai kemampuan (intake) siswa, terutama pada siswa baru sangat sulit ditentukan, karena harus mencari nilai raport pada sekolah sebelumnya. Hal ini sangat sulit dilakukan oleh guru, karena guru belum kenal dengan anak didiknya, dan tidak tahu nilai raport pada sekolah sebelumnya. Apalagi jika mata pelajaran tersebut tidak ada pada sekolah sebelumnya, misalnya mata pelajaran kimia dan sosiologi. Untuk mempermudah, kebanyakan guru mengarang atau memperkirakan nilai kemampuan (intake) siswa baru sehingga nilai kemampuan siswa terutama pada siswa baru menjadi tidak valid.

Menurut Widodo (2009:1), dalam kenyataannya tidak jarang ditemui nilai KKM yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi karena penyusunan dan penetapannya kurang tepat. Memang cukup rumit, guru harus menentukan setiap kriteria dengan nilai tinggi, sedang, atau rendah (Halian, 2011). Sebagian besar guru menetapkan


(17)

3 nilai KKM hanya berdasarkan alasan agar mudah dicapai siswa dan terkesan semaunya, ada juga secara spontan menyebut suatu angka aman. Sementara itu ada juga guru yang beranggapan bahwa penetapan nilai KKM merepotkan dan menambah pekerjaan guru (Widodo, 2009:2).

Berdasarkan laporan dari Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2007:8), guru masih banyak yang belum tahu cara menentukan KKM. Sedangkan dari hasil penelitian Siswono (2008:29), penentuan KKM pada hampir semua sekolah yang diamati ditetapkan tanpa analisis sesuai metode yang digunakan dalam KTSP. Sebanyak 3 sekolah dari 40 sekolah yang sudah menggunakan cara penetapan dari KTSP dengan mempertimbangkan faktor kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas indikator, dan daya dukung sarana dan prasarana. Dari hasil penelitian pendahuluan di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Pamekasan, masih banyak guru-guru yang menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tanpa melakukan analisis. Sehingga hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut menjadi tidak valid.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari metode baru sebagai alternatif untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Teknik Delphi yaitu sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini para ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130). Dari Teknik Delphi tersebut diharapkan diperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti apa yang dicita-citakan oleh guru setiap mata pelajaran, yaitu nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sesungguhnya, bukan hasil dari rekayasa nilai.


(18)

4 1.2 Pembatasan Masalah

Penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap awal tahun pelajaran baru di Sekolah Menengah Atas sangat luas. Semua mata pelajaran harus ditentukan nilai Kriteria Ketuntasan Minimalnya. Untuk Kelas X terdiri dari 17 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Asing serta Muatan Lokal.

Untuk Kelas XI dan XII terdiri atas 14 mata pelajaran, baik untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa. Perbedaan mata pelajaran diantara ketiga program tersebut terletak pada mata pelajaran ciri khasnya. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mata pelajaran ciri khasnya adalah Fisika, Kimia dan Biologi. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mata pelajaran ciri khasnya adalah Ekonomi, Geografi dan Sosiologi. Sedangkan untuk Program Bahasa mata pelajaran ciri khasnya adalah Sastra Indonesia, Antropologi dan Bahasa Asing.

Untuk meneliti semua mata pelajaran tersebut memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya. Selain itu, penelitian tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi ini masih baru, sehingga perlu diuji coba untuk salah satu mata pelajaran saja. Untuk itu, dalam penelitian ini hanya meneliti tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X. Sedangkan untuk mata


(19)

5 pelajaran yang lain, penetapannya dapat dilaksanakan setelah penelitian ini selesai, dengan cara mengikuti prosedur yang sama seperti dalam penelitian ini.

1.3 Perumusan Masalah

Dalam proses penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), banyak sekali permasalahan yang dihadapi guru. Mulai dari penetapan nilai kompleksitas setiap indikator, daya dukung, sampai penetapan nilai kemampuan siswa. Untuk itu perlu dicari cara lain untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), misalnya dengan menggunakan metode kualitatif professional judgement

yang salah satunya adalah Teknik Delphi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya yaitu kebanyakan tidak validnya hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh para guru, hal ini disebabkan oleh biasnya penetapan nilai kompleksitas, daya dukung dan kemapuan siswa. Sehingga perlunya mencari cara baru sebagai alternatif untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut, yaitu dengan menggunakan Teknik Delphi yang telah dijelaskan dalam rumusan masalah.

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu dirumuskan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah


(20)

6 untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan.

1.5 Kegunaan Penelitian

Setelah penelitian tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan selesai, maka dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh kegunaan baik kegunaan teroritis maupun praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan cara baru untuk menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang nantinya dapat digunakan oleh para pendidik mulai dari tingkat dasar dan menengah.

2. Kegunaan Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Kepala Sekolah dan para guru untuk menerapkan cara baru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul tesis “Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan” yang berimplikasi pada pemahaman isi tesis, perlu kiranya memberikan beberapa penegasan istilah sebagai berikut : a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : Kriteria paling rendah untuk


(21)

7 b. Teknik Delphi : Sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini seorang ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130).


(1)

2 pendidikan pendidikan sejarah tetapi mengajar mata pelajaran sosiologi, mata pelajaran matematika tetapi mengajar mata pelajaran fisika dan masih banyak yang lainnya. Sehingga hasil penentuan kompleksitasnya menjadi bias.

Begitu juga dalam penentuan nilai daya dukung, sebagian besar guru masih kesulitan dalam menentukannya. Karena sangat sulit untuk menilai kondisi sekolah yang sesungguhnya. Sedangkan akhir-akhir ini, setelah adanya kebijakan kelulusan 40:60 hampir semua kepala sekolah menginstruksikan guru-guru untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga mau tidak mau guru harus menaikkan nilai daya dukung untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal di sekolah tersebut daya dukungnya tidak memenuhi, misalnya laboratoriumnya saja tidak ada, tetapi diberi nilai daya dukung yang tinggi. Akibatnya nilai daya dukung menjadi tidak valid.

Sedangkan dalam penentuan nilai kemampuan (intake) siswa, terutama pada siswa baru sangat sulit ditentukan, karena harus mencari nilai raport pada sekolah sebelumnya. Hal ini sangat sulit dilakukan oleh guru, karena guru belum kenal dengan anak didiknya, dan tidak tahu nilai raport pada sekolah sebelumnya. Apalagi jika mata pelajaran tersebut tidak ada pada sekolah sebelumnya, misalnya mata pelajaran kimia dan sosiologi. Untuk mempermudah, kebanyakan guru mengarang atau memperkirakan nilai kemampuan (intake) siswa baru sehingga nilai kemampuan siswa terutama pada siswa baru menjadi tidak valid.

Menurut Widodo (2009:1), dalam kenyataannya tidak jarang ditemui nilai KKM yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi karena penyusunan dan penetapannya kurang tepat. Memang cukup rumit, guru harus menentukan setiap kriteria dengan nilai tinggi, sedang, atau rendah (Halian, 2011). Sebagian besar guru menetapkan


(2)

3 nilai KKM hanya berdasarkan alasan agar mudah dicapai siswa dan terkesan semaunya, ada juga secara spontan menyebut suatu angka aman. Sementara itu ada juga guru yang beranggapan bahwa penetapan nilai KKM merepotkan dan menambah pekerjaan guru (Widodo, 2009:2).

Berdasarkan laporan dari Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2007:8), guru masih banyak yang belum tahu cara menentukan KKM. Sedangkan dari hasil penelitian Siswono (2008:29), penentuan KKM pada hampir semua sekolah yang diamati ditetapkan tanpa analisis sesuai metode yang digunakan dalam KTSP. Sebanyak 3 sekolah dari 40 sekolah yang sudah menggunakan cara penetapan dari KTSP dengan mempertimbangkan faktor kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas indikator, dan daya dukung sarana dan prasarana. Dari hasil penelitian pendahuluan di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Pamekasan, masih banyak guru-guru yang menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tanpa melakukan analisis. Sehingga hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut menjadi tidak valid.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari metode baru sebagai alternatif untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Teknik Delphi yaitu sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini para ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130). Dari Teknik Delphi tersebut diharapkan diperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti apa yang dicita-citakan oleh guru setiap mata pelajaran, yaitu nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sesungguhnya, bukan hasil dari rekayasa nilai.


(3)

4 1.2 Pembatasan Masalah

Penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap awal tahun pelajaran baru di Sekolah Menengah Atas sangat luas. Semua mata pelajaran harus ditentukan nilai Kriteria Ketuntasan Minimalnya. Untuk Kelas X terdiri dari 17 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Asing serta Muatan Lokal.

Untuk Kelas XI dan XII terdiri atas 14 mata pelajaran, baik untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa. Perbedaan mata pelajaran diantara ketiga program tersebut terletak pada mata pelajaran ciri khasnya. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mata pelajaran ciri khasnya adalah Fisika, Kimia dan Biologi. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mata pelajaran ciri khasnya adalah Ekonomi, Geografi dan Sosiologi. Sedangkan untuk Program Bahasa mata pelajaran ciri khasnya adalah Sastra Indonesia, Antropologi dan Bahasa Asing.

Untuk meneliti semua mata pelajaran tersebut memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya. Selain itu, penelitian tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi ini masih baru, sehingga perlu diuji coba untuk salah satu mata pelajaran saja. Untuk itu, dalam penelitian ini hanya meneliti tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X. Sedangkan untuk mata


(4)

5 pelajaran yang lain, penetapannya dapat dilaksanakan setelah penelitian ini selesai, dengan cara mengikuti prosedur yang sama seperti dalam penelitian ini.

1.3 Perumusan Masalah

Dalam proses penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), banyak sekali permasalahan yang dihadapi guru. Mulai dari penetapan nilai kompleksitas setiap indikator, daya dukung, sampai penetapan nilai kemampuan siswa. Untuk itu perlu dicari cara lain untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), misalnya dengan menggunakan metode kualitatif professional judgement yang salah satunya adalah Teknik Delphi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya yaitu kebanyakan tidak validnya hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh para guru, hal ini disebabkan oleh biasnya penetapan nilai kompleksitas, daya dukung dan kemapuan siswa. Sehingga perlunya mencari cara baru sebagai alternatif untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut, yaitu dengan menggunakan Teknik Delphi yang telah dijelaskan dalam rumusan masalah.

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu dirumuskan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah


(5)

6 untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan.

1.5 Kegunaan Penelitian

Setelah penelitian tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan selesai, maka dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh kegunaan baik kegunaan teroritis maupun praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan cara baru untuk menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang nantinya dapat digunakan oleh para pendidik mulai dari tingkat dasar dan menengah.

2. Kegunaan Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Kepala Sekolah dan para guru untuk menerapkan cara baru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

1.6 Penegasan Istilah

Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul tesis “Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan” yang berimplikasi pada pemahaman isi tesis, perlu kiranya memberikan beberapa penegasan istilah sebagai berikut : a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : Kriteria paling rendah untuk


(6)

7 b. Teknik Delphi : Sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini seorang ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130).