BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi pada masyarakat sebagai dampak dari berbagai krisis menuntut aparatur pemerintah untuk mengadakan
inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan yang terjadi pada masyarakat dan berupaya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan
masyarakat. Suatu organisasi yang baik haruslah mampu menyusun kebijakan yang ampuh untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi. Keberhasilan
penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian adalah manajemen yang menyangkut pemberdayaan sumberdaya manusia. Dalam rangka mengakomodasi
berbagai kepentingan masyarakat yang semakin meningkat khususnya dalam permasalah pendidikan, sudah selayaknya setiap lembaga pendidikan memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, dengan menekankan pada peningkatan kinerja guru.
Penilaian Prestasi Kerja yang dilakukan setiap akhir tahun melalui pengisian Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan DP3 yang dilakukan oleh atasan
langsung Kepala sekolah merupakan suatu penilaian yang kurang obyektif. Penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh setiap Kepala sekolah bukan berarti
penilaian atas prestasi kerja guru yang sebenarnya, tetapi penilaian tersebut merupakan kebiasaan dengan mengacu nilai pada DP3 pada tahun berikutnya.
Sehingga bagi guru beranggapan bahwa Penilaian tersebut bukanlah nilai riil atas prestasi kerja, tetapi cenderung merupakan nilai sebagai persyaratan administratif.
Oleh karena itu diperlukan penelitian sesungguhnya untuk mengetahui kinerja guru.
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja. Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap kinerja guru. Kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan kemungkinan dapat
menimbulkan gairah guru dalam meningkatkan kinerjanya. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pada saat ini cenderung diminati dan disenangi oleh
bawahan. Dengan kepemimpinan model ini kepala sekolah mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para
anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,
mencipatakan suasana
persahabatan serta
hubungan-hubungan saling
mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok Indriyo Gitosudarmo, 2002: 17
Dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DAN SUASANA KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI SATU ATAP KERUGMUNGGANG KECAMATAN BOROBUDUR,
KABUPATEN MAGELANG”
B. Perumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri Satu Atap Kerugmunggang Kecamatan Borobudur
Kabupaten Magelang? 2. Apakah ada hubungan suasana kerja dengan kinerja guru SMP Negeri Satu
Atap Kerugmunggang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang? 3. Apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja
dengan kinerja guru SMP Negeri Satu Atap Kerugmunggang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri Satu Atap Kerugmunggang Kecamatan
Borobudur Kabupaten Magelang 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan suasana kerja dengan kinerja guru
SMP Negeri Satu Atap Kerugmunggang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja dengan kinerja guru SMP Negeri Satu Atap
Kerugmunggang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang Dengan diketahuinya hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
suasana kerja dengan kinerja guru SMP Negeri Satu Atap Kerugmunggang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, maka dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
2. Bagi Pihak lain Untuk menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya teknologi pendidikan.
BAB II LANDASAN TEORI