MAKNA GAYA HIDUP REMAJA PEROKOK( Studi Di SMUN 1 Padangan Kabupaten Bojonegoro )

MAKNA GAYA HIDUP REMAJA PEROKOK( Studi Di SMUN 1 Padangan
Kabupaten Bojonegoro )
Oleh: AGUNG ARIANTO ( 03240021 )
Sociology
Dibuat: 2008-01-30 , dengan 2 file(s).

Keywords: GAYA HIDUP, REMAJA PEROKOK
ABSTRAKSI

Makna sosial merupakan seperangkat wawasan, perasaan dan kecendrungan tindakan yang
diakibatkan dari suatu gagasan, sesuatu akan bermakna apabila sesorang memikirkan objek itu,
baik dalam bentuk symbol maupun dalam bentuk isyarat dari orang lain.
Secara nasional Departemen Pendidikan Nasional (2001) mencatat bahwa jumlah perokok di
kalangan remaja dengan usia rata-rata antara 15-24 tahun sekitar 26,56%. Yayasan Kesehatan
Indonesia secara khusus mencatat bahwa 18% remaja yang duduk di bangku SLTP dan SLTA
diketahui mulai merokok, dan 11% di antaranya mampu menghabiskan 10 batang per hari.
Perokok di kalangan remaja berkembang pesat pada kota-kota sub urban maupun rural urban.
Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kota sub urban di mana tingkat perokok di
kalangan remaja sangat signifikan. Jumlah perokok aktif di Kabupaten Bojonegoro naik dari
33,5% pada tahun 1995-an menjadi 50% dari jumlah penduduk pada tahun 2005. Dalam sepuluh
tahun terakhir, konsumsi rokok di kalangan remaja di Kabupaten Bojonegoro mengalami

peningkatan sebesar 55,1% dan jumlah perokok mencapai 60% penduduk Kota Bojonegoro,
50% di antara perokok adalah para pelajar dan remaja pengangguran Berdasarkan penelitian
yang penulis lakukan di Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro yang dijadikan obyek
penelitian pada awal tahun 1999, remaja mulai merokok terutama di kalangan pelajar. Dari 57
responden menunjukkan usia 14 – 19 tahun pelajar di Kecamatan Padangan Kabupaten
Bojonegoro mulai merokok. Sedangkan sebelum tahun 1999 menunjukkan tingkat remaja
perokok masih minim. Iklan dinilai meningkatkan konsumsi tembakau, dengan menciptakan
situasi pemakaian tembakau dianggap baik dan biasa. Pemberian sponsor serta promosi melalui
berbagai kegiatan tampaknya menjadi kunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkul
para remaja. Semua perusahaan besar rokok di Indonesia menjadi sponsor pada kegiatan
olahraga, acara remaja, film dan konser musik. Hal ini berakibat terbentuknya image pada anakanak yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan atau prestasi dan kebahagian.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana makna gaya hidup remaja
perokok di SMUN 1 Padangan Kabupaten Bojonegoro.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna gaya hidup remaja perokok di SMUN
1 Padangan Kabupaten Bojonegoro.
Penelitian ini dilakukan di SMUN 1 Padangan Kabupaten Bojonegoro. Tehnik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, etnometodologi, interview, dan dokumentasi. Analisis
datanya menggunakan deskriptif kualitatif, dengan jumlah informan 26 yang diambil dari jumlah
populasi secara purposive sampling.
Hasil yang didapat dari observasi, etnometodologi dan interview tentang makna gaya hidup

remaja perokok, para remaja melakukan suatu tindakan berdasarkan tindakan berdasarkan hasil
pemaknaan terhadap masyarakat atau komunitas perokok, para remaja selalu

menginterpretasikan hasil dari interaksi yang dilakukan. Dari hasil penelitian makna gaya hidup
remaja perokokadalah sebagai lambing kejantanan pria, memper-erat hubungan antar sesame,
dan nilai prestise serta kenyamanan. Karena seringnya para pelajar berkumpul dengan
masysrakat atau komunitas perokok diwarung kopi atau tempat-tempat nongkrong atau dengan
melihat ikaln ditelevisi yang ikonnya pria jantan, para pelajar tersebut kemudian
menginterpretasikan symbol-simbol. Hasil dari interpreatasi simbol tersebut, kemudian para
remaja meniru merokok sebagai gaya hidup. Gaya hidup perokok kemudian merambat pada
tingkat remaja pelajar.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tindakan para pelajar yang dilakukan berdasarkan
pemaknaan atau dari hasil mempelajari symbol yang ada pada masyarakat atau komunitas
perokok, dan dari tindakannya itu dapat melambangkan kejantanan pria, atau dapat memper-erat
hubungan antar sesame, dan ada nilai prestise serta kenyamanan.

Abstract

Social meaning is a set of insights, feelings and actions resulting tendency of an idea, something
will be meaningful if someone think of the object, either in the form of symbols or in the form of

cues from other people.
Nationally, the Ministry of National Education (2001) noted that the number of smokers among
adolescents with an average age between 15-24 years of about 26.56%. Indonesian Health
Foundation specifically noted that 18% of teens who sit on the bench of junior and senior high
note start smoking, and 11% of them are able to spend 10 cigarettes per day. Smokers among
young people thrive in cities, suburbs and rural urban. Bojonegoro is one of the city suburbs
where the rate of smokers among adolescents is very significant. The number of active smokers
in Bojonegoro rose from 33.5% in 1995's to 50% of the total population in 2005. In the last ten
years, cigarette consumption among teenagers in Bojonegoro increased by 55.1% and the
number of smokers to reach 60% of the population Bojonegoro, 50% among smokers is the
students and youth unemployment Based on research conducted by the author on Padangan Sub
District Bojonegoro who made the object of study in early 1999, teens start smoking, especially
among students. Of the 57 respondents indicated the age of 14-19 years old students in District
Padangan Bojonegoro start smoking. While prior to 1999 showed the level of teen smokers is
still minimal. Advertising is considered to increase the consumption of tobacco, by creating a
situation of tobacco use is considered good and normal. Sponsorship and promotion through
various activities appear to be key in tobacco industry strategy to embrace the youth. All the
major tobacco companies in Indonesia to be a sponsor at sporting events, youth events, movies
and music concerts. This lead to the formation of images of children that associate smoking with
success or achievement and happiness.

The formulation of the problem in this research is how the meaning of life style teen smokers in
SMU 1 Padangan Bojonegoro.
The purpose of this research is to know the meaning of life style teen smokers in SMU 1
Padangan Bojonegoro.
This research was conducted at SMU 1 Padangan Bojonegoro. Data collection techniques used
were observation, ethnometodology, interviews, and documentation. Analysis using descriptive
qualitative data, with the number of informants 26, drawn from a population with purposive
sampling.

The results obtained from observation, and interviews about the meaning ethnometodology
lifestyle adolescent smokers, the teenagers perform an action by action based on the meaning of
community or community of smokers, young people always interpret the results of interactions
that are made. From the research, the meaning of life style as a symbol perokokadalah adolescent
male virility, treating close relationship between the fellow, and the value of prestige and
comfort. Because often those students gathered with community smoker diwarung masysrakat or
coffee or places to hang out or see on television that its icon ikaln manly man, the students will
then interpret the symbols. Results from interpreatasi symbol, then the teenagers imitate smoking
as a lifestyle. Lifestyle smoker then propagate to the level of adolescent students.
The conclusion from this study that the actions of the students who carried out based on the
interpretation or the results of studying the symbols that exist in society or the community of

smokers, and of actions that can represent male virility, or can treat close relationship between
the fellow, and there is the prestige value and convenience.