Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH GAYA HIDUP DAN RESPON ATAS IKLAN

TERHADAP PREFERENSI MEREK (Studi Kasus Pada

Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan

Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)

SKRIPSI

OLEH:

MAULANA HAKIM 050502128 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Maulana Hakim (2010). “Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, SE. MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MSi (Penguji I), Drs. Ami Dilham, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Gaya Hidup (X1) merupakan variabel yang dominan

dalam penelitian ini. .


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Merek Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara”.

Penulis telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas Ekonomi ke arah yang lebih baik.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selalu melakukan terobosan baru yang lebih baik dalam Departemen Manajemen. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Rismayani, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membantu dan


(4)

membimbing serta memberi pengarahan dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Dr. Arlina Nurbaiti, SE, MSi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

6. Drs. Ami Dilham, MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, saran, motivasi serta nasehat yang membangun dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini, serta kebaikan yang diberikan kepada penulis dengan sangat tulus.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dari awal sampai penelitian ini selesai dan juga selama masa perkuliahan. 8. Kepada seluruh pegawai di Kantor Departemen Manajemen dan Pegawai

di Fakultas Ekonomi Sumatara Utara, terima kasih untuk semua jasa-jasanya dan bantuan administrasi selama perkuliahan.

9. Kepada warga pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, terima kasih atas kerjasamanya dalam mengisi data kuesioner dengan baik.

10. Kepada pihak dari Kantor Kepala Desa Kedai Damar, terima kasih atas informasi mengenai profil Pabatu, dimana sangat berguna sebagai data penunjang.

11. Kepada kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabaran dalam menunggu penulis dalam


(5)

menyelesaikan skripsi ini. Penulis hanya bisa memberikan balasan ini atas segala pengorbanan yang telah dilakukan.

12. Kepada keluargaku yang tersayang, terima kasih atas segala dukungan dan doanya. Serta kesabaran untuk menunggu penulis dalam menyelesaikan program studi ini.

13. Kepada sahabat terbaikku Camphut Community yang sudah tulus untuk membantu penulis selama masa perkuliahan.

14. Kepada sahabat-sahabatku Denson Ronaldo Malau SE, Terima Kasih untuk dukungan dan doanya kepada penulis.

15. Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini, semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun serta membantu untuk perbaikan di masa depan.

Medan, Maret 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional ... 7

3. Pengukuran Variabel ... 9

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

6. Teknik Pengumpulan Data ... 10

7. Jenis dan Sumber Data ... 11

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9. Metode Analisis Data ... 15

10.Uji Asumsi Klasik ... 18

BAB II URAIAN TEORITIS ... 21

A. Penelitian Terdahulu ... 21

B. Pengertian Pemasaran ... 22

C. Teori Perilaku Konsumen ... 23

1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 23

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 23

3. Gaya Hidup ... 30

4. Iklan ... 31

5. Merek dan Preferensi Merek ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36

A. Sejarah Yamaha Motor Indonesia ... 36

B. Filosofi Yamaha ... 39

C. Produk Sepeda Motor ... 39

1. Kelas Automatic ... 39

2. Kelas Moped ... 40


(7)

BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Analisis Deskriptif ... 44

1. Karakteristik Responden ... 44

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 45

B. Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

C. Uji Asumsi Klasik ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Heteroskedastisitas ... 53

3. Uji Multikolinieritas ... 56

D. Pengujian Hipotesis ... 57

1. Uji variabel bebas secara simultan (Uji-F) ... 57

2. Uji variabel bebas secara parsial (Uji-t) ... 59

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Penjualan Sepeda Motor Nasional Tahun 2005-2009 ... 2

Tabel 1.2 : Definisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.3 : Uji Validitas ... 13

Tabel 1.4 : Uji Reliabilitas ... 14

Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45

Tabel 4.3 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Gaya Hidup... 46

Tabel 4.4 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Respon Atas Iklan ... 47

Tabel 4.5 : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Preferensi Merek ... 48

Tabel 4.6 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

Tabel 4.7 : Kolmogorov-Smirnov ... 53

Tabel 4.8 : Uji Glejser ... 55

Tabel 4.9 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 56

Tabel 4.10 : Hasil Uji F ... 58

Tabel 4.11 : Hasil uji t ... 60


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 3.1 Logo Yamaha ... 36

Gambar 3.2 Mio ... 39

Gambar 3.3 Mio Soul ... 40

Gambar 3.4 Jupiter Z ... 40

Gambar 3.5 Vega ZR ... 41

Gambar 3.6 Jupiter MX ... 41

Gambar 3.7 Scorpio Z ... 42

Gambar 3.8 V-Ixion ... 42

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 51

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas ... 52


(10)

ABSTRAK

Maulana Hakim (2010). “Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, SE. MSi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Arlina Nurbaiti Lubis, SE, MSi (Penguji I), Drs. Ami Dilham, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Gaya Hidup (X1) merupakan variabel yang dominan

dalam penelitian ini. .


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sepeda motor merupakan sarana transportasi primadona masyarakat Indonesia selama beberapa dekade terakhir. Akibatnya, puluhan merek sepeda motor membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar merek setiap produk jelas akan semakin tajam dalam merebut konsumen.

Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk, tipe dan merek yang banyak. Konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli dan menentukan preferensinya terhadap produk dan merek tertentu. Diantaranya yaitu konsumen akan membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya dan daya belinya. Selain itu, faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi juga sangat mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan akhir produk yang akan dibelinya.

Preferensi diawali dari proses pencarian informasi mengenai beberapa merek produk, dan kemudian mengumpulkannya untuk di evaluasi lebih lanjut satu per satu, hingga akhirnya menetapkan satu merek yang akan dibeli.

Dalam pasar sepeda motor nasional sendiri terdapat setidaknya 4 pabrikan atau merek besar yang dari tahun ke tahun terus mendominasi, yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki, semuanya berasal dari Jepang. Honda dari tahun ke tahun selalu memimpin pasar, sedangkan Yamaha dengan setia terus menempel posisi Honda. Akan tetapi posisi Yamaha ini tidak bisa di remehkan begitu saja


(12)

oleh Honda. Yamaha terus memperbaiki diri, hingga secara perlahan selisih jumlah penjualannya semakin menipis dengan Honda. Bahkan dari tahun ke tahun penjualannya Yamaha kerap meningkat. Seperti disajikan dalam tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Penjualan Sepeda Motor Nasional Tahun 2005-2009

Tahun

Merek

Honda Yamaha Suzuki Kawasaki

Lain-Lain

Total

2005 2.648.091 1.236.187 1.092.236 77.043 35.329 5.088.886 2006 2.264.168 1.488.561 598.041 34.686 32.886 4.427.342 2007 2.141.025 1.835.251 637.031 38.134 36.822 4.688.263 2008 2.874.576 2.465.546 793.758 44.690 37.295 6.215.865 2009 * 2.190.181 2.150.731 361.774 47.892 2.900 4.753.478 Diolah dari berbagai sumber di internet.

*) hingga Oktober 2009

Kunci keberhasilan Yamaha meningkatkan penjualan antara lain karena sensitifnya mereka dalam menyelami gaya hidup konsumen, sepeda motor produksi Yamaha memiliki keunggulan dalam hal desain fisik dan kecepatan dibanding produk merek lain.

Iklan juga merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan peranannya, Yamaha sangat produktif dalam beriklan, frekuensi iklannya di berbagai media


(13)

mengungguli berbagai merek sepeda motor lain, termasuk Honda.

Tidak saja di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Yamaha juga tidak luput dalam melihat target pasar yang berada di daerah-daerah. Karena pasar di daerah merupakan pasar potensial dimana jumlah konsumennya tidak kecil dan masih belum begitu tergarap.

Perumahan karyawan PTPN IV Pabatu merupakan komplek perumahan yang letaknya relatif jauh dari kota besar, jaraknya dari kota Medan yang merupakan ibukota propinsi mencapai 90 km. Sedangkan kota yang paling dekat di akses dari komplek perumahan ini adalah kota Tebing Tinggi, yang jaraknya kira-kira hanya 6 km. Sehingga dalam keseharian, masyarakat Pabatu menjadikan sepeda motor menjadi alat transportasi utama, bahkan telah menjadi gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas keseharian.

Konsep gaya hidup konsumen menunjukkan bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu. Konsep ini tidak statis, akan tetapi dinamis, seiring dengan berkembangnya peradaban. Dan Yamaha menyadari betul konsep ini, sehingga Yamaha mengutamakan inovasi dan melakukan pengembangan teknologi secara berkesinambungan dalam merancang sepeda motornya.

Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa iklan tetap memegang peranan paling penting untuk mempengaruhi konsumen agar membeli suatu produk. Pesan iklan juga harus efektif dan informatif karena menentukan tepat atau tidaknya iklan tersebut diluncurkan dan mendapat tanggapan memuaskan dari audience. Kenyataan menunjukkan, sebagian besar penonton televisi misalnya, memutuskan


(14)

mengganti saluran saat iklan ditayangkan. Sehingga pemasar perlu jeli memilih dan menentukan pesan iklan yang disampaikan. Iklan yang disajikan harus merupakan “suguhan imajinatif, interaktif, menghibur dan bermanfaat”.

Setiap iklan juga harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan, selama ini ternyata disediakan oleh orang lain, lalu mencoba produk dan terakhir peneguhan pada produk sehingga konsumen akan tetap ingat dan memahami produk tersebut .

Dengan berdasarkan konsep itu, dalam beriklan, Yamaha tidak hanya mengemas iklannya dengan sangat rapi, tapi juga menggandeng tokoh-tokoh ataupun selebriti yang dianggap memiliki kemampuan yang baik dalam mengkomunikasikan informasi tentang produknya ke audience.

Dalam iklan Jupiter MX versi televisi yang terbaru, Yamaha Indonesia menggandeng Valentino Rossi dan Komeng sebagai endorser-nya. Hal ini tentu menimbulkan respon positif dari konsumen yang melihat iklan ini, karena nantinya akan membentuk image bahwa Yamaha umumnya adalah motor dengan kualitas yang bagus. Cepat, tangguh, dan bergengsi. Dalam iklan tersebut Valentino Rossi juga menyebutkan Jupiter MX “very fast”. Itu juga akan menimbulkan rasa percaya (trust) yang kuat oleh konsumen, di karenakan yang berbicara adalah sang juara dunia moto gp.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana gaya hidup dan respon atas iklan berpengaruh terhadap preferensi


(15)

merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi ?”

C. Kerangka Konseptual

Fatmanovita (2005) menyatakan bahwa lifestyle (gaya hidup) yang bervariasi pada konsumen ikut serta dalam penentuan keputusan yang akan diambil. Cara pandangnya dalam situasi yang beragam mampu mempengaruhi brand preference (preferensi merek) konsumen. Hal ini merujuk pada kemampuan merek untuk mengekspresikan sisi karakter pemakainya. Respon atas advertising (iklan) dapat mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu merek, karena konsumen menganggap iklan tersebut adalah suatu titik awal jawaban pemenuhan kebutuhannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Fatmanovita, 2005 (diolah)

Gaya Hidup

Respon Atas Iklan


(16)

D. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Gaya hidup dan respon konsumen atas iklan memiliki pengaruh terhadap preferensi merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gaya hidup dan respon atas iklan berpengaruh terhadap preferensi merek pada pengguna Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini sekiranya dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi Yamaha agar produknya disesuaikan dengan gaya hidup para konsumennya. Selain itu juga agar Yamaha memperhatikan iklan dan promosi produknya, sehingga merek Yamaha selalu menjadi pilihan utama dan melekat erat di hati para pecinta sepeda motor tanah air.

b. Bagi Departemen Manajemen FE USU

Penelitian ini diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah ilmu pemasaran khususnya, di Departemen Manajemen FE USU.


(17)

c. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.

d. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh gaya hidup maupun iklan dalam pemilihan merek yang dilakukan oleh konsumen.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah mengenai gaya hidup dan respon atas iklan dan pengaruhnya terhadap preferensi merek pada pengguna sepeda motor Yamaha di perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi.

2. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel pada penelitian ini, adalah :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari :

1) Variabel gaya hidup (X1) merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

2) Variabel respon atas iklan (X2) adalah tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan.


(18)

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah preferensi merek pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu. Preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.

Penjelasan lebih lengkap mengenai definisi operasional variabel penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Pengertian Indikator Skala

Gaya hidup (X1)

Pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

1. Sepeda motor Yamaha

sangat membantu aktivitas sehari-hari.

2. Model dan desain

sepeda motor Yamaha yang memberi kesan stylish.

3. Sepeda motor Yamaha

dapat membantu hidup lebih hemat.

4. Sepeda motor Yamaha

membuat lebih percaya diri dalam pergaulan.

Likert

Respon atas iklan (X2)

Tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan.

1. Memberikan perhatian terhadap iklan-iklan sepeda motor Yamaha 2. Menancapkan rasa

ketertarikan terhadap iklan-iklan Yamaha

3. Rencana melakukan pembelian setelah melihat iklan sepeda motor Yamaha


(19)

Preferensi merek (Y)

Kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.

1. Memilih sepeda motor Yamaha adalah pilihan tepat.

2. Kualitas produk sepeda motor merek Yamaha lebih baik.

3. Kualitas pelayanan yang diberikan penjual sepeda motor merek

Yamaha lebih memuaskan dibanding

merek lain.

Likert

Sumber : Setiadi, Stuart and Sundeen, Mitchel and Olsen (diolah)

3. Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini variabel yang diukur yaitu variabel gaya hidup, konsep diri, respon atas iklan dan juga preferensi merek dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang sosial (Sugiyono, 2005) misalnya dengan pembagian sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1


(20)

4. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu di Jalan Lintas Medan-Pematang Siantar sejak bulan November - Desember 2009. 5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu yang menggunakan sepeda motor Yamaha berbagai tipe.

b. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2005). Kriteria dari sampel adalah warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas.

Dalam kasus ini populasi tidak dapat diidentifikasi jumlah pastinya oleh penulis, dan untuk setiap populasi yang tidak terindentifikasi, maka digunakan rumus penentuan jumlah sampel sebagai berikut:

(Zα) 2 (p)(q) n =

d2 Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α, bila α = 0,05 → z = 1,67


(21)

bila α = 0,01 → z = 1,96 p = Estimator proporsi populasi q = 1 – p

d = Penyimpangan yang di tolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

(1,96)2 (0,5)(0,5)

n = —————— = 96,04 = 96 orang (0,1)2

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain:

a. Wawancara (Interview)

Dilakukan dengan Kepala Desa Kedai Damar Pabatu untuk memperoleh keterangan dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

b. Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas.

c. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.


(22)

7. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari :

1) Warga Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang memiliki sepeda motor Yamaha berbagai tipe dengan tahun produksi 2005 keatas sebagai responden yang diambil dari sampel.

2) Kantor Kepala Desa Kedai Damar Pabatu b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari perusahaan ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji suatu pertanyaan (kuesioner) layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Sugiyono, 2005). Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows.


(23)

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitu ng positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung positif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden diluar dari responden penelitian yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Uji Validitas

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

p1 .495 0.361 Valid

p2 .486 0.361 Valid

p3 .535 0.361 Valid

p4 .750 0.361 Valid

p5 .875 0.361 Valid

p6 .662 0.361 Valid

p7 .488 0.361 Valid

p8 .404 0.361 Valid

p9 .557 0.361 Valid

p10 .628 0.361 Valid


(24)

Pada Tabel 1.3 diatas menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitu ng dibandingkan dengan rtabel.

Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehinggan r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 1.3 juga menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena rhitung > rtabel yang dapat dilihat dari rhitung pada corrected item total correlation yang pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,361). Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang dkk, 2006) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80


(25)

Tabel 1.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.863 10

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Pada tabel 1.4 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,863 dan rtabel

sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih

besar dari rta bel (0,863 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel

dan dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach's alpha > 0,60 atau 0,80 berdasarkan hasil SPSS pada Tabel 1.4 maka ke 10 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.

9. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2003).


(26)

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (gaya hidup dan respon atas iklan) dan variabel terikat (preferensi merek), maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and Service Solution) versi 15.0.

Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Preferensi merek a = Konstanta

b1-b2 = Koefisien Regresi

X1 = Gaya hidup

X2 = Respon atas iklan

e = Error of term c. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana Ho ditolak).

Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisisnya ada beberapa kriteria ketepatan,

yaitu:

1) Pengujian variabel bebas secara simultan (Uji F)

Merupakan pengujian untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang digunakan, mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau tidak. Adapun rumusnya adalah (Gujarati, 1995) :


(27)

F hitung = R2 / (k – 1)

(1 – R2) / (n – k) F tabel = ( α : k-1, n-k ) α = 5 %

Dimana :

R2 = Koefisien determinan n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas Langkah-langkah pengujian : a) H0 : β1, β2, β3=0

Ha : β1, β2, β3≠0

b) Menentukan level of significance c) Menentukan kriteria pengujian d) Melakukan penghitungan nilai F e) Kesimpulan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, berarti secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

Dan sebaliknya, H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel, berarti secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

2) Pengujian variabel bebas secara parsial (Uji t)

Merupakan pengujian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) secara parsial terhadap variabel bebas (dependent), dengan asumsi bahwa variabel bebas lain dianggap konstan.


(28)

a) H0 : βi = 0 Ha : β1≠ 0

b) Menentukan level of significance c) Menentukan kriteria pengujian

d) Melakukan perhitungan t dengan rumus : thitung = bi - βi

se(bi) Dimana :

bi = koefisien βi βi = nilai hipotesis i se = standar error e) Kesimpulan :

H0 diterima jika –ttabel<thitung<ttabel, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

H0 ditolak jika thitung>ttabel dan thitung<˗ttabel, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

3) Uji Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen.

Nilai R2 berada diantara 0 dan 1. Besarnya R2 dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut (Gujarati, 1995) :

R2 = ESS / TSS, atau R2 = 1 - (RSS / TSS),


(29)

Dimana :

ESS = Explained Sum of Square TSS = Total Sum of Square RSS = Residual Sum of Square 10. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir kuadrat terkecil biasa (OLS) tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model, maka dilakukan pengujian dengan metode Glejser. Langkah-langkah dalam uji Glejser adalah (Gujarati, 1995) :

1) Membuat model regresi yang digunakan tanpa memperdulikan adanya heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai residual ( ).


(30)

2) Meregresikan nilai absolut dari ( ) terhadap variabel X yang diduga mempunyai hubungan yang erat dengan 2.

3) Membuat nilai thitung dan ttabel. Apabila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel,

berarti ada gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya jika –ttabel < thitung < ttabel,

maka tidak ada gejala heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinearitas

Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas, yakni gejala korelasi antar variabel independen. Dengan kata lain, model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi atau hubungan linear yang sempurna atau pasti antar variabel independennya. Cara yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini, dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Semakin besar nilai VIF, maka semakin besar juga kolinearitas antara variabel X (Gujarati, 1995). Jika VIF dari suatu variabel bernilai diatas 10, maka dapat dikatakan multikolinearitas tinggi.


(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Fatmanovita (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lifestyle, Self Concept, dan Respon Atas Advertising terhadap Brand Preference Pada Produk Wewangian Wanita Merek SHE di Surabaya”. Variabel bebas dari penelitian ini adalah lifestyle, self concept dan respon atas advertising. Variabel terikat yang digunakan adalah brand preference. Dan berdasarkan hasil uji t (uji parsial) menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena thitung > ttabel dan uji F

diketahui secara simultan, variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan Fhitung > Fstatistik dengan a = 0,05 dan koefisien determinasi (R

square) = 54,3 %. Lifestyle memiliki pengaruh terbesar secara parsial dengan thitung

= 6,643 > ttabel = 1,96.

Primasari (2006), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Kesesuaian Citra Diri Terhadap Kesukaan Merek Dan Kepuasan Para Pengguna Sepeda Motor Merek Yamaha”. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karanganyar. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dimana data primer dengan penyebaran kuesioner pada 100 penduduk Kecamatan Karanganyar dan yang menggunakan produk sepeda motor merek Yamaha dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling. Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas menggunakan analisis faktor dan reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Analisis data menggunakan regresi linear sederhana yang mencakup uji t. Hasil analisis regresi linear sederhana yang dilakukan pada variable independen kesesuaian citra diri dan variabel dependen


(32)

kesukaan merek menunjukkan bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan nilai koefisien (X = 0,893) dengan variabel kesukaan merek. Dan hasil regresi linear sederhana antara variabel kesesuaian citra diri sebagai variabel independen dan variabel dependen kepuasan menunjukkan bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan koefisien (X = 0,784) dengan variabel kepuasan. Kemudian dari hasil uji t menunjukkan bahwa kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesukaan akan merek, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung (6,847) lebih besar dari nilai t tabel (1,96) serta nilai signifikan dibawah 0,05. Selain itu kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung (6,081) lebih besar dari nilai t tabel (1,96) serta nilai signifikansi dibawah 0,05.

B. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler (2000) adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pemasaran menurut Miller dan Layton (Dalam Tjiptono, 2005) adalah sistim total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.


(33)

Pemasaran menurut Sunarto (2006) adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.

C. Teori Tentang Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut The American Marketing Association (Setiadi, 2003) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut, terdapat tiga ide penting dari perilaku konsumen, yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis, (2) hal tersebut melibatkan interaksi afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar, (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Konsumen mengambil banyak keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak membeli, serta mengapa meraka membeli. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Salah satu cara yang dapat membantu memahami hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian.


(34)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah: a. Faktor-Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam terhadap tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli.

1) Budaya

Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari seseorang anggota masyahrakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku bervariasi amat besar dari negara ke negara. Kegagalan menyesuaikan perbedaan ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.

2) Sub-budaya

Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil, atau kelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Subbudaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografi. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.


(35)

3) Kelas Sosial

Hampir setiap masyahrakat mempunyai semacam bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial adalah divisi masyahrakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh suatu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kebudayaan dan variabel lain. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, aktivitas diwaktu senggang, dan mobil.

b. Faktor-Faktor Sosial

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, keluarga serta peran dan status sosial.

1) Kelompok

a) Kelompok Keanggotaan

Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tetapi informal, seperti keluarga teman, tetangga, dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler.


(36)

b) Kelompok Acuan

Kelompok acuan berfungsi sebagai acuan langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang. Pada kelompok acuan terdapat pemuka pendapat (opinion leader) yaitu orang yang karena keterampilan, pengetahuan kepribadian atau karakteristik lain yang spesial yang memberi pengaruh pada yang lain. Pemasar mencoba mengidentifikasi produknya pada pemuka pendapat dan melakukan usaha pemasaran langsung terhadap mereka.

2) Keluarga

Anggota keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan Status

Seseorang menjadi anggota banyak kelompok keluarga, klub, organisasi. Posisinya dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam bentuk peran dan status. Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.


(37)

c. Faktor-Faktor Pribadi

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

1) Umur dan Tahap Daur Hidup

Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan suatu produk seringkali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup yang dilalui sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.

3) Situasi Ekonomi

Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam psikografikya. Gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO (activities,


(38)

interest, opinion) utama dari para konsumen. Aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas mereka.

d. Faktor-Faktor Psikologis

Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.

1) Motivasi

Seseorang mempunyai kebutuhan psikologis seperti lapar, haus, atau merasa tidak nyaman dan kebutuhan psikologis yang muncul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan kebutuhan ini tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau


(39)

merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif atau dorongan adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari kepuasan.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh berbeda karena mereka memandang situasi secara berbeda.

3) Pengetahuan

Ketika orang melakukan suatu aktivitas, mereka belajar. Pembelajaran melibatkan perubahan dalam perilaku individu yang muncul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan penguatan kembali.

4) Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa orang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Orang mempunyai sikap terhadap agama, politik, pakaian, musik, makanan, dan hampir segala sesuatu yang lain.


(40)

3. Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Sedangkan gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam Setiadi (2003) dipaparkan gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO (activities, interest, opinion) utama dari para konsumen. Aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan opini (mengenai diri mereka sendiri, masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen.

Dalam Setiadi (2003) terdapat empat manfaat yang sangat besar sekali bagi pemasar bila memahami gaya hidup konsumen, antara lain :

a. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup


(41)

sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen konsumen.

b. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.

c. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang paling cocok.

d. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

4. Iklan

Pengertian iklan menurut Assauri (2004) adalah cara untuk mempromosikan produk, jasa atau gagasan yang dibiayai oleh sponsor yang dikenal, dalam rangka untuk menarik calon konsumen guna melakukan pembelian, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa dari perusahaan yang bersangkutan. Media yang sering digunakan dalam iklan adalah: radio, televisi, majalah, surat kabar, kemasan luar, kemasan dalam, gambar bergerak, billboard, brosur, film, poster dan selebaran, tampilan pada tempat pembelian, bahan audio visual, simbol dan logo.

Menurut Lamb dkk (2001), ”Periklanan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi. Periklanan merupakan salah satu tahapan dalam pemasaran yang bertujuan mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap konsumen. Periklanan menuntut adanya interaksi antar tiga sisi periklanan yakni pengiklanan, biro iklan dan pemilik media yang akan memuat iklan. Serangkaian program periklanan dengan sejumlah anggaran tertentu diharapkan dapat berpengaruh secara positif untuk


(42)

meningkatkan atau mempertahankan kesetiaan atau loyalitas merek, meningkatkan pangsa pasar, dan persepsi atas atribut produk. Ketika konsumen sangat loyal terhadap suatu merek, mereka mungkin akan membeli produk tersebut lebih banyak lagi ketika periklanan dinaikkan. Periklanan juga dapat mengubah pentingnya ciri-ciri merek. Pemasar dapat mengubah daya tarik mereka sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen yang berubah atau mencoba mencapai suatu keunggulan atas merek pesaing.

Respon konsumen terhadap iklan berarti tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan. Respon tersebut bisa berupa positif yang berakhir dengan mengadakan tindakan pembelian produk, dan bisa juga menunjukkan respon negatif terhadap iklan dengan tidak mengadakan tindakan yang diharapkan oleh perusahaan.

Menurut Sutherland (2004) ada lima cara agar pesan iklan dapat mempengaruhi respon audiens :

a. Tidak membuat penonjolan

b. Berbicara pelan atau mengurangi penonjolan itu

c. Menempatkan infomasi itu sebagai sesuatu yang telah diketahui d. Mengemas informasi itu sebagai hiburan

e. Membuat audiens merasa memiliki peran, bukan sekedar memposisikan mereka sebagai penonton.


(43)

5. Merek dan Preferensi Merek a. Pengertian Merek

Menurut Aaker, disebutkan merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,cap/kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suat usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain. Merek merupakan kekayaan industri yang termas

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.(www.organisasi.org)

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.


(44)

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

1) Contoh brand name (nama) : Nintendo, Aqua, Bata, Rinso, KFC, Acer, Windows, Toyota, Zyrex, Sugus, Gery, Bagus, Mister Baso, Gucci, C59, dan lain sebagainya.

2) Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor Honda, gambar jendela pada Windows, gambar kereta kuda pada California Fried Chicken (CFC), simbol orang tua berjenggot pada brand Orang Tua (OT), simbol bulatan hijau pada Sony Ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

3) Contoh trade character (karakter dagang) : Ronald Mcdonald pada restoran Mcdonald, si Domar pada Indomaret, burung dan kucing pada produk makanan Gery, dan lain sebagainya.

2. Pengertian Preferensi Merek

Mitchel dan Olsen (1986) menyebutkan bahwa preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.

Simamora (2003) memberikan ilustrasi tentang preferesi merek sebagai berikut :

“Saya lebih menyukai merek ini,” kata Susan sambil menunjuk teh siap minum merek terkenal. Preferensi merek tercermin dari kata: I prefer this brand, sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Bermula dari preferensi merek ini, tinggal selangkah lagi menuju keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini” adalah preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya” adalah keputusan sebelum pembelian. Apakah keputusan pembelian ini benar-benar dilakukan? Belum tentu.


(45)

Masih ada faktor situasi dan pengaruh orang lain yang memungkinkan keputusan pembelian sebenarnya.

Kotler (2000) mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk. Konsumen akan memberi bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Akhirnya konsumen membentuk sikap terhadap alternatif-alternatif merek yang tersedia melalui prosedur tertentu.

Sudibyo (2002) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan preferensi oleh konsumen terbagi menjadi dua : yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non ekonomis. Preferensi konsumen yang bersifat ekonomis meliputi nilai dari pengorbanan serta manfaat yang dapat diraih. Sedangkan preferensi konsumen yang bersifat non ekonomis termasuk didalamnya kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan dari lingkungan.


(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Sejarah Yamaha Motor Indonesia

Gambar 3.1 : Logo Yamaha Sumber : www.yamaha.co.id

Diantara beragam alat transportasi, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan saat itu, Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia pada tanggal 6 Juli 1974. Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama di perhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001 yang lalu.

Pada tahun 2004, Yamaha Indonesia genap berusia 30 tahun, selama kurun waktu 30 tahun, Yamaha telah berhasil mendapat kepercayaan dari pelanggan. Menapak 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”. Investasi dalam fasilitas manufaktur dan fasilitas pendukung yang terus dikembangkan, membuktikan tingginya komitmen Yamaha untuk mencapai sasaran :


(47)

2. Lebih dari 6000 teknisi dan staf yang terlatih 3. Tiga jalur perakitan yang beroperasi selama 24 jam 4. Kapasitas produksi lebih dari 3500 sepeda motor perhari

5. Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap seperti penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus, dan fasilitas penunjang modern

6. Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pasar sepeda motor Indonesia memiliki prospek yang cerah dan sangat menjanjikan. Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor di Indonesia masih berkisar 1 unit : 18 orang. Bila dibandingkan dengan persentase penjualan di negara-negara ASEAN lainnya, penjualan di Indonesia masih dapat ditingkatkan. Karenanya Yamaha bertekad untuk mencapai persentase penjualan 1 unit : 7 orang. Sama halnya dengan daya saing QDC (Quality Delivery Cost) untuk model dan komponen yang diproduksi secara domestik, menunjukkan peningkatan yang signifikan saat ini.

Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi muda sedunia, dan terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim profesional Yamaha memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan telah sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.

Mesin yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha. Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi bagian-bagian mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang berpengalaman,


(48)

dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern. Disertai prosedur pengontrolan kualitas yang ketat pada setiap tahap perakitannya. Secara teratur jalur perakitan Yamaha kini menghasilkan 3000 sepeda motor per hari nya. Dengan standar operasional yang tepat, ketat dan efisien, lebih dari 280 suku cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi, menarik, tangguh, dan seolah langsung menjadi hidup setelah dirakit.

Dalam pengembangan usaha manufaktur yang semakin kompetitif saat ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya teknologi robot yang mutakhir dan kontrol kualitas dengan sistem komputer pada setiap hasil produksi.

Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba ditempat tujuan tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat meninggalkan pabrik. Baik pengiriman melalui darat, laut, maupun udara. Standar dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha.

Untuk menjangkau negara yang terdiri lebih dari 13.000 pulau, tentunya membutuhkan jaringan kerja dealer dan sub-dealer yang terpadu. Untuk memastikan bahwa konsumen Yamaha diseluruh pelosok Nusantara dapat menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang profesional dan dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang.


(49)

B.Filosofi Yamaha

Filosofi yang selalu dipegang oleh Yamaha adalah Kando, bahasa Jepang yang artinya similar atau sama dengan Touching Your Heart. Filosofi ini menjadi roh dan semangat Yamaha sebagai tim, untuk selalu memberi kepuasan bagi konsumen.

C.Produk Sepeda Motor 1. Kelas Automatic a. Mio

Gambar 3.2 : Mio

Sumber : www.yamaha.co.id

Bisa dibilang Mio merupakan bintangnya motor matik di Indonesia. Bagaimana tidak sejak peluncurannya hingga saat ini, penjualan Mio mampu mendongkrak share penjualan Yamaha. Mio berhasil mengedukasi pasar dan membenamkan image bahwa motor matik oke-oke saja digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Kapasitas tangki Mio menurut buku manual adalah 3,7 liter dan silinder mesin mencapai 113 cc.. Dilempar dengan dua varian pada umumnya, spoke wheel dan CW.


(50)

b. Mio Soul

Gambar 3.3 : Mio Soul Sumber : www.yamaha.co.id

Dapat dikatakan Mio Soul adalah anak dari produk induknya, Mio. Awalnya Mio pertam a h adir diperun tukan un tuk kaum h awa. Nam un karen a motor in i juga di sukai oleh para kaum adam , jadi pih ak Yam ah a m elun curkan Mio Soul. Body Mio Soul di desain lebih kekar dan m odis seh in gga relevan den gan kon sep pria yan g m askulin , sty lish, dan din amis.

Spesifikasi Mio Soul, hampir seluruhnya sama dengan Mio. Dan Mio Soul hanya diproduksi dengan satu varian saja yaitu tipe CW.

2. Kelas Moped a. Jupiter Z

Gambar 3.4 : Jupiter Z Sumber : www.yamaha.co.id

Yamaha Jupiter Z merupakan salah satu produk yang signifikan dalam mendongkrak penjualan Yamaha. Produk ini baru saja diluncurkan versi terbarunya pada Desember 2009 lalu.


(51)

Jupiter Z dalam benak pecinta sepeda motor tanah air adalah sosok sepeda motor dengan tampilan stylish yang memiliki kecepatan, terbukti Jupiter Z kerap menjadi juara dalam berbagai event balapan yang diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia.

b. Vega ZR

Gambar 3.5 : Vega ZR Sumber : www.yamaha.co.id

Hasil modifikasi dari sepeda motor Vega ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan pendahulunya. Motor ini memiliki keunggulan dalam hal konsumsi bahan bakar nya yang irit dan mesin yang bandel, dimana dapat dengan mudah menaklukkan segala medan yang belum tentu mampu dilakukan sepeda motor lain sejenis.

c. Jupiter MX

Gambar 3.6 : Jupiter MX Sumber : www.yamaha.co.id

Motor dengan silider 135 cc ini hadir untuk memanjakan para pemuja kecepatan, sebab daya akselerasinya dapat dikatakan melebihi kemampuan para saingan sejenis. Dan Yamaha mematok harga yang tidak terlalu tinggi untuk


(52)

produk ini. Sehingga dengan dana yang tentunya lebih murah, konsumen dapat menikmati pengalaman berkendara dengan cepat dan nyaman, itulah mengapa produk ini sangat digemari penggemar kendaraan roda dua Indonesia.

3. Kelas Sport a. Scorpio Z

Gambar 3.7 : Scorpio Z Sumber : www.yamaha.co.id

Yamaha Scorpio Z adalah salah satu merk dagang sepeda touring yang di produksi oleh desain yang gagah, sehingga sangat cocok bagi pria dinamis masa kini.

Scorpio Z memiliki mesin 4 tak dengan isi silinder 225 cc. Dengan spesifikasi ini Scorpio Z punya kecepatan tetapi tidak terlalu boros bensin.

b. V-Ixion

Gambar 3.8 : V-Ixion Sumber : www.yamaha.co.id

Yamaha V-Ixion adalah produk yang masih fresh hadir meramaikan pasar motor sport di Indonesia. Motor ini memiliki silinder mesin sebesar 150 cc dan mesin 4 langkah. Desain fisik dan teknologi canggih yang dimiliki motor ini,


(53)

mampu memberikan prestasi dengan menjadi Indonesia Motorcycle of The Year pada tahun 2008 versi Forum Wartawan Otomotif Indonesia.


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Karakteristik Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 10 butir pertanyaan, yakni empat butir pertanyaan untuk variabel Gaya Hidup (X1)

dan tiga butir pertanyaan untuk variabel Respon Atas Iklan (X2) serta tiga butir

pertanyaan untuk variabel Preferensi Merek (Y). Kuesioner disebarkan kepada pengguna sepeda motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi. Penulis sebelum mengetahui hasil dari analisis statistik deskriptif, terlebih dahulu pembagian karakteristik responden sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Pria 60 62,5 %

Wanita 36 37,5 %

Total 96 100 %


(55)

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden pria sebanyak 60 orang atau 62,5% dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 36 orang atau 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin pria lebih banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 62,5%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan umur : Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase

18-25 Tahun 40 41,67%

26-34 Tahun 26 27,08%

35-42 Tahun 20 20,83%

>42 Tahun 10 10,41%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 Dapat dilihat bahwa dari 96 responden jika dilihat berdasarkan umurnya, maka responden yang berumur 18-25 tahun adalah sebanyak 40 orang atau 41,67%, responden yang berumur 26-34 tahun adalah sebanyak 26 orang atau 27,08% dan responden yang berumur 35-42 tahun adalah sebanyak 20 orang atau 20,83% serta responden yang berumur >42 adalah sebanyak 10 orang atau 10,41%. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang berumur 18-25 tahun adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:


(56)

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5 Setuju (S) : diberi skor 4 Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1 a. Gaya Hidup sebagai variabel X1

Tabel 4.3

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup

Pertanyaan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

n % n % N % n % n % N %

1 26 27,1 62 64,6 8 8,3 - - - - 96 100 2 22 22,9 61 63,5 12 12,5 1 1,0 - - 96 100 3 22 22,9 56 58,3 15 15,6 2 2,1 1 1,0 96 100 4 16 16,7 70 72,9 10 10,4 - - - - 96 100 Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Gaya Hidup pada Tabel 4.3 yaitu:

1) Pada pertanyaan pertama (Sepeda motor Yamaha dapat mempermudah Anda beraktivitas sehari-hari) sebanyak 26 orang atau 27,1% yang menyatakan sangat setuju, 62 orang atau 64,6% menyatakan setuju, 8 orang atau 8,3 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2) Pada pertanyaan kedua (Sepeda motor Yamaha dapat membantu Anda untuk hidup hemat) sebanyak 22 orang atau 22,9% yang menyatakan sangat setuju, 61 orang atau 63,5 % menyatakan setuju, 12 orang atau 12,5 % menyatakan


(57)

kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pertanyaan ketiga (Anda dapat lebih stylish (bergaya) dengan mengendarai sepeda motor Yamaha) sebanyak 22 orang atau 22,9% yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 58,3 % menyatakan setuju, 15 orang atau 15,6 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan sebanyak 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju. 4) Pada pertanyaan keempat (Sepeda motor Yamaha semakin membuat Anda

percaya diri dalam pergaulan) sebanyak 16 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat setuju, 70 orang atau 72,9% menyatakan setuju, 10 orang atau 10,4 % menyatakan kurang setuju, 0 % menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Respon Atas Iklan sebagai variabel X2 Tabel 4.4

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Respon Atas Iklan

Pertanyaan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

(%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

n % n % N % n % n % n %

1 22 22,9 59 61,5 13 13,5 2 2,1 - - 96 100 2 18 18,8 64 66,7 13 13,5 1 1,0 - - 96 100 3 30 31,2 61 63,5 4 4,2 1 1,0 - - 96 100 Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Respon Atas Iklan pada Tabel 4.4 yaitu:

1) Pada pertanyaan pertama (Pada saat iklan Yamaha ditayangkan Anda fokus memberikan perhatian pada iklan tersebut) sebanyak 22 orang atau 22,9 % yang menyatakan sangat setuju, 59 orang atau 61,5 % menyatakan setuju, 13


(58)

orang atau 13,5 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pertanyaan kedua (Pada saat iklan Yamaha ditayangkan anda merasa tertarik dari berbagai segi sehingga menumbuhkan hasrat untuk membeli sepeda motor Yamaha) sebanyak 18 orang atau 18,8 % yang menyatakan sangat setuju, 64 orang atau 66,7 % menyatakan setuju, 13 orang atau 13,5 % menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pertanyaan ketiga (Anda membeli dan menggunakan Yamaha setelah Anda melihat iklan sepeda motor Yamaha) sebanyak 30 orang atau 31,2 % yang menyatakan sangat setuju, 61 orang atau 63,5 % menyatakan setuju, 4 orang atau 4,2 % menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

c. Preferensi Merek sebagai variabel Y Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Preferensi Merek

Pertanyaan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total

(%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

n % n % n % n % n % n %

1 20 20,8 53 55,2 21 21,9 2 2,1 - - 96 100 2 28 29,2 50 52,1 12 12,5 5 5,2 1 1,0 96 100 3 20 20,8 56 58,3 18 18,8 1 1,0 1 1,0 96 100 Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 96 orang responden untuk variabel Preferensi Merek pada Tabel 4.5 yaitu:

1) Pada pertanyaan pertama (Memilih sepeda motor Yamaha adalah pilihan tepat menurut Anda) sebanyak 20 orang atau 20,8 % yang menyatakan sangat


(59)

setuju, 53 orang atau 55,2 % menyatakan setuju, 21 orang atau 21,9 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,1 % menyatakan tidak setuju dan 0 % menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pertanyaan kedua (Anda memilih sepeda motor merek Yamaha karena lebih unggul kualitas produknya dibanding merek lainnya) sebanyak 28 orang atau 29,2 % yang menyatakan sangat setuju, 50 orang atau 52,1 % menyatakan setuju, 12 orang atau 12,5 % menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 5,2 % menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pertanyaan ketiga (Kualitas pelayanan yang diberikan tenaga penjual mempengaruhi Anda memilih sepeda motor merek Yamaha) sebanyak 20 orang atau 20,8 % yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 58,3 % menyatakan setuju, 18 orang atau 18,8 %, menyatakan kurang setuju, dan 1 orang atau 1,0 % menyatakan tidak setuju serta 1 orang atau 1,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1 dan X2)

berupa Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan serta variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and Service Solution) versi 15.0 dari Tabel coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut:


(60)

Tabel 4.6

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.538 1.777 -1.991 .049

Gaya Hidup .623 .094 .529 6.603 .000 .911 1.098 Respon Atas

Iklan .430 .118 .292 3.647 .000 .911 1.098 a. Dependent Variable: Preferensi Merek

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.6 Kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -3,538 + 0,623X1 + 0,430X2 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = -3,538. Ini mempunyai arti bahwa Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan dianggap konstan maka Preferensi Merek (Y) sebesar 3,538.

2. Koefisien X1 (b1) = 0,623. Variabel Gaya Hidup terhadap Preferensi Merek

dengan koefisien regresi sebesar 0,623. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan Gaya Hidup sebesar 1 satuan, maka Preferensi Merek akan meningkat sebesar 0,623.

3. Koefisien X2 (b2) = 0,430. Variabel Respon Atas Iklan terhadap Preferensi

Merek dengan koefisien regresi sebesar 0,430. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan Respon Atas Iklan sebesar 1 satuan, maka Preferensi Merek akan meningkat sebesar 0,430.


(61)

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

a. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan meilhat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2:

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah


(62)

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.2 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. b. Analisis Statistik

Uji normallitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribus normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).


(63)

Tabel 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.22472111

Most Extreme Differences

Absolute

.052

Positive .052

Negative -.040

Kolmogorov-Smirnov Z .512

Asymp. Sig. (2-tailed) .956

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,956, ini berarti di atas nilai signifikan 0.05 atau 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorv-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:


(64)

a. Metode Grafik

Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastistas pada model regresi.


(65)

b. Uji Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.8 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.061 1.056 2.899 .005

Gaya Hidup -.099 .056 -.187 -1.759 .082

Respon Atas

Iklan -.039 .070 -.060 -.561 .576

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji glejser sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.


(66)

3. Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS 15. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk, 2008).

Tabel 4.9

Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.538 1.777 -1.991 .049

Gaya Hidup .623 .094 .529 6.603 .000 .911 1.098 Respon Atas

Iklan .430 .118 .292 3.647 .000 .911 1.098 a. Dependent Variable: Preferensi

Merek

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa:

a. Nilai VIF dari Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan lebih kecil atau dibawah 10 (VIF < 10), ini berarti tidak terdapat multikoliniaeritas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.


(67)

D. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian variabel bebas secara simultan (Uji F)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifiken variabel bebas (X1 danX2) berupa

Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi).

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) berupa Gaya Hidup dan Respon Atas

Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek..

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1 danX2) berupa Gaya Hidup dan Respon Atas

Iklan terhadap variabel terikat (Y) berupa Preferensi Merek.. Peneliti dalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 96 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:


(68)

a. df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2 b. df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 96-3 = 93

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS

15,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat

α = 5% (2:93) = 3,11 dengan kriteria uji sebagai berikut:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.10 Hasil Uji F

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 119.995 2 59.998 39.158 .000a

Residual 142.494 93 1.532

Total 262.490 95

a. Predictors: (Constant), Respon Atas Iklan, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Preferensi Merek

Sumber: Hasil Penelitian (Januari, 2010) diolah

Berdasrkan Tabel 4.10 bahwa nilai Fhitu ng > Ftabel (39,158 > 3,11) dengan

hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1 danX2) Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) Preferensi Merek (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi).

Variabel bebas yang terdiri dari Gaya Hidup (X1) dan Respon Atas Merek

(X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan Preferensi Merek (Studi Kasus


(1)

(2)

OUTPUT UJI ASUMSI KLASIK

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 96

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.22472111 Most Extreme

Differences

Absolute .052

Positive .052

Negative -.040

Kolmogorov-Smirnov Z .512

Asymp. Sig. (2-tailed) .956

a. Test distribution is Normal.

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Respon Atas

Iklan, Gaya Hidupa

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Absut

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .212a .045 .025 .73539

a. Predictors: (Constant), Respon Atas Iklan, Gaya Hidup

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.375 2 1.187 2.196 .117a

Residual 50.294 93 .541

Total 52.669 95

a. Predictors: (Constant), Respon Atas Iklan, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Absut


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.061 1.056 2.899 .005

Gaya Hidup -.099 .056 -.187 -1.759 .082

Respon Atas

Iklan -.039 .070 -.060 -.561 .576

a. Dependent Variable: Absut

OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 N Valid 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 8 8.3 8.3 8.3

4 62 64.6 64.6 72.9

5 26 27.1 27.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

P2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 12 12.5 12.5 13.5

4 61 63.5 63.5 77.1

5 22 22.9 22.9 100.0


(4)

P3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 2 2.1 2.1 3.1

3 15 15.6 15.6 18.8

4 56 58.3 58.3 77.1

5 22 22.9 22.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

P4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 10 10.4 10.4 10.4

4 70 72.9 72.9 83.3

5 16 16.7 16.7 100.0

Total 96 100.0 100.0

P5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 2.1 2.1 2.1

3 13 13.5 13.5 15.6

4 59 61.5 61.5 77.1

5 22 22.9 22.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

P6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 13 13.5 13.5 14.6

4 64 66.7 66.7 81.2

5 18 18.8 18.8 100.0


(5)

P7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.0 1.0 1.0

3 4 4.2 4.2 5.2

4 61 63.5 63.5 68.8

5 30 31.2 31.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

P8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.1 2.1 2.1

3 21 21.9 21.9 24.0

4 53 55.2 55.2 79.2

5 20 20.8 20.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

P9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 5 5.2 5.2 6.2

3 12 12.5 12.5 18.8

4 50 52.1 52.1 70.8

5 28 29.2 29.2 100.0


(6)

P10

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.0 1.0 1.0

2 1 1.0 1.0 2.1

3 18 18.8 18.8 20.8

4 56 58.3 58.3 79.2

5 20 20.8 20.8 100.0


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha

0 28 79

PENGARUH KREATIVITAS IKLAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPEDA MOTOR (Studi Pada Konsumen Sepeda Motor Merek Honda Di Semarang).

6 21 99

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (STUDI PADA MAHASISWA Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA-ZR.

0 11 5

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY (Studi Kasus : Pengguna Sepeda Motor Honda Scoopy pada Mahasiswa S1 UNAND).

2 16 76

PENGARUH ASSOSIASI MEREK TERHADAP RESPON KONSUMEN PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA SCORPIO DI SURABAYA.

1 1 86

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA MIO DI KABUPATEN KUDUS

0 0 12

PENGARUH ASSOSIASI MEREK TERHADAP RESPON KONSUMEN PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA SCORPIO DI SURABAYA

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION (STUDI: PENGGUNA SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION DICONDONGCATUR) - STIE Widya Wiwaha Repository

0 0 79

PENGARUH CITRA MEREK, DESAIN PRODUK, GAYA HIDUP, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA 150CC - repository perpustakaan

0 0 17