Pendugaan Parameter Pendugaan parameter model dinamik dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dan implementasinya dengan mathematica

populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif mengalami kenaikan secara pesat dari Y = 94 sampai Y = 325 dalam selang waktu t = 0 sampai t = 32, kemudian tebaran data perlahan menaik dari Y = 327 sampai Y = 329 dalam selang waktu t = 34 sampai t = 100. Tebaran data jumlah kasus AIDS menaik secara pesat dari Z = 2 sampai Z = 146 dalam selang waktu t = 0 sampai t = 22. Kemudian data mengalami kenaikan secara perlahan dari Z = 148 sampai Z = 151 dalam selang waktu t = 24 sampai t = 100.

4.2 Pendugaan Parameter

Parameter model dinamik ini akan diduga dari segugus data yang sebelumnya telah dibangkitkan. Pada kasus ini jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 51 buah data untuk masing-masing kelompok. Parameter yang terdapat pada masing- masing kelompok dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N mengandung parameter , α , μ dan . δ 2. Kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi X mengandung parameter , α , k , μ , β dan . v 3. Kelompok populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi Y mengandung parameter , k , μ dan . β 4. Kelompok populasi jumlah kasus AIDS Z mengandung parameter , β , u dan . ρ Langkah-langkah untuk menduga parameter di atas dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendugaan parameter dilakukan dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat, yang diimplementasikan dengan bantuan software Mathematica. Fungsi utama yang digunakan yaitu NDSolve yang digunakan untuk menentukan solusi numerik dari sistem persamaan diferiensial pada model epidemik HIV yaitu , x f x i i = p dan FindMinimum untuk mencari nilai jumlah kuadrat galat yang paling minimum atau paling kecil. Adapun hasil yang diperoleh dari rangkaian proses di atas adalah: ˆ 0.0100546 ˆ 0.452706 ˆ 0.0152954 ˆ 0.0980932 ˆ 19.4691 k v α μ β = = = = = ˆ 0.294526 ˆ 4.11255 ˆ=27.6102 u ρ δ = = Untuk lebih memperjelas perbedaan antara nilai parameter awal dan parameter yang telah berhasil diduga, maka diberikan tabel perbandingan parameter awal dan parameter akhir di bawah ini: Tabel 1 Perbandingan nilai parameter awal dan parameter akhir. Parameter Nilai Awal Nilai Akhir α 0.01 0.0101 k 0.4554 0.4527 μ 0.0053 0.0153 β 0.1087 0.0981 v 20 19.4691 u 0.3027 0.2945 ρ 1 4.1126 δ 27 27.6102 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai parameter awal dan parameter hasil dugaan memiliki nilai yang hampir sama kecuali untuk parameter ρ. Selanjutnya, dari hasil pendugaan parameter di atas maka persamaan 4 dapat dibuat menjadi: 0.0101 0.0153 27.6102 dN NX N dt = − − + 0.0101 0.4527 0.0153 0.0981 19.4691 dX NX X dt = − + + + 5 0.4527 0.0153 0.0981 dY X Y dt = − + 0.0981 0.0981 0.2945 4.1126 4.1126 dZ X Y Z dt = + − + + Berikut adalah gambar grafik model dinamik epidemk HIV dengan parameter yang sudah diduga. . Gambar 5 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan Nt. Pada Gambar 5 terlihat bahwa jumlah populasi yang aktif secara seksual atau rentan menurun dengan cepat dari N = 50 sampai N = 17 dalam selang waktu t = 0 sampai t = 2, kemudian menaik dari N = 24 sampai N = 29 dalam selang t = 4 sampai t = 6 dan kemudian konstan di antara N = 32 dalam selang t = 8 sampai t = 100. Gambar 6 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi Xt. Pada Gambar 6 terlihat bahwa jumlah populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV menurun dengan cepat dari X = 230 sampai X = 81 dalam selang waktu t = 0 sampai t = 10. Kemudian jumlah populasi Xt konstan disekitar X = 82 dari selang t = 12 sampai t = 100. Gambar 7 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok poulasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Yt. Pada Gambar 7 terlihat bahwa jumlah populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif menaik secara linear logaritmik dari Y = 94 sampai Y = 327 dalam selang t = 0 sampai t = 42. Kemudian konstan diantara N = 328 dari dalam selang waktu t = 44 sampai t = 100. Gambar 8 Grafik dengan parameter dugaan untuk jumlah kasus AIDS Zt. Pada Gambar 8 terlihat bahwa jumlah kasus AIDS menaik secara linear logaritmik dari Z = 3 sampai Z = 149 dalam selang t = 0 sampai t = 34. Kemudian konstan di sekitar Z = 150 dalam selang t = 36 sampai t = 100. 20 40 60 80 100 20 25 30 35 40 45 50 Waktu, t P op u las i N 20 40 60 80 100 80 100 120 140 160 180 200 220 Waktu, t P op u las i X 20 40 60 80 100 100 150 200 250 300 Waktu, t P op u las i Y 20 40 60 80 100 20 40 60 80 100 120 140 Waktu, t P opu las i Z Gambar 9 Gabungan grafik dengan parameter dugaan Nt, Xt, Yt dan Zt. Pada Gambar 9 terlihat bahwa jumlah populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Yt memiliki jumlah yang paling besar, diikuti oleh jumlah kasus AIDS Zt, kemudian diikuti jumlah populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Xt dan yang paling kecil adalah jumlah populasi yang aktif secara seksual atau rentan Nt. Untuk lebih memperjelas hasil yang diperoleh, berikut perbandingan antara data bangkitan dengan model pada persamaan 5 yang telah menggunakan parameter dugaan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 10-14 Gambar 10 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk populasi Nt. Gambar 11 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk populasi Xt. Gambar 12 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan populasi Yt. Gambar 13 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan populasi Zt. Y t Z t X t N t 20 40 60 80 100 100 200 300 400 Waktu, t P op u las i 20 40 60 80 100 20 25 30 35 40 45 50 Waktu, t P op u las i N 20 40 60 80 100 80 100 120 140 160 180 200 220 Waktu, t P opu las i X 20 40 60 80 100 100 150 200 250 300 Waktu, t P op u las i Y 20 40 60 80 100 20 40 60 80 100 120 140 Waktu, t P opu las i Z Gambar 14 Gabungan antara gafik tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk Nt, Xt, Yt, dan Zt. Terlihat dari Gambar 10, 11, 12 dan 13, pada kolompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N, kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi X, kelompok populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi Y, dan kelompok jumlah kasus AIDS Z, gafik masing-masing kelompok berada di sekitar tebaran data. Juga terdapat sebagian data yang tepat dilalui oleh grafik dengan parameter dugaan tersebut. 4.3 Analisis Akurasi Pendugaan Untuk melihat seberapa besar galat yang diperoleh, dapat ditentukan dari persentase rataan galat mutlak MAPE, implementasi secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 5. Berikut akan ditampilkan tabel analisis persentase rataan galat mutlak untuk setiap state variable. Tabel 2 Nilai MAPE untuk setiap state variable. State Variable MAPE Populasi yang aktif secara seksual atau rentan N 1.6150 Populasi yang tidak tahu mereka terinfeksi HIV X 0.5653 Jumlah kasus AIDS Z 0.3553 Populasi yang tahu mereka terinfeksi HIV Y 0.2002 Nilai MAPE untuk setiap state variable secara berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai MAPE yang diperoleh berkisar 0.20-1.62. Nilai MAPE ini menyatakan seberapa besar persentase penyimpangan data pengamatan terhadap model. Kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N memiliki persentase MAPE yang paling besar yaitu 1.62. Ini berarti penyimpangan data pengamtan terhadap model untuk kelompok jumlah kasus AIDS memiliki persentase yang paling besar. Populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Y memiliki MAPE paling kecil yaitu 0.20 yang berarti untuk data populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif memiliki rataan penyimpangan mutlak sebesar 0.20 dari model dugaan. Semakin kecil nilai MAPE maka semakin kecil tingkat penyimpangan data terhadap model. Cara lain untuk melihat hasil galat untuk setiap state variable adalah menggunakan diagram kotak box-plot. Pada Gambar 18 diberikan diagram kotak untuk keempat state variable untuk model epidemik HIV. Selisih 3 Q dan 1 Q menggambarkan tingkat keragaman suatu data, semakin besar nilainya maka data semakin beragam. Data yang digunakan dalam diagram kotak ini adalah persentase galat mutlak dari masing- masing state variable. Gambar 15 Diagram kotak untuk setiap state variable N, X, Y, dan Z. Untuk lebih memperjelas box-plot di atas, berikut akan diberikan tabel tentang Q 1 , Q 2, Q 3 , nilai maksimum, nilai minimum dan rataan dari galat untuk setiap state variable. Y t Z t X t N t 20 40 60 80 100 100 200 300 400 Waktu, t P op u las i ææ N X Z Y 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 3 Q 1 , Q 2, Q 3 , nilai max, nilai min dan rataan dari galat untuk setiap state variable. State variable Q 1 Q 2 Q 3 Max Min Rataan N 0.5837 1.6150 2.1889 3.8718 0.0586 1.4875 X 0.3268 0.5653 0.8195 1.2107 0.0181 0.5945 Y 0.1187 0.2002 0.2407 0.3093 0.0122 0.1835 Z 0.2401 0.3553 0.4981 0.4981 0.0010 0.4840 Dari diagram kotak dan tabel di atas dapat dilihat bahwa kesalahan relatif hasil parameter dugaan untuk metode kuadrat terkecil secara umum mempunyai tingkat keragaman yang relatif kecil yaitu berkisar antara 0.58-2.19 untuk populasi yang aktif secara seksual atau rentan N, 0.33-0.82 untuk populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV X, 0.12-0.24 untuk populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV Y, dan 0.24-0.50 untuk jumlah kasus AIDS Z. Dari diagram kotak juga teridentifikasi adanya sebuah data pencilan outlier untuk state variable Z. V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan