digunakan sebagai bahan baku arang aktif. Selain itu, arang tempurung kelapa secara langsung juga banyak digunakan sebagai bahan penjernih air pada daerah
yang kualitas airnya kurang baik, yaitu menghilangkan bahan-bahan polutan seperti organik besi, mangan, sisa khlor dalam air, bau busuk H
2
S dan penyebab warna pada air Hudaya dan Hartoyo 1990. Sekarang di Amerika, arang
digunakan untuk mencegah kanker paru-paru, sebagai filter rokok hingga gas hidrogen sianida yang beracun dapat dicegah memasuki paru-paru Muhammad
2002. Menurut Gusmailina et al. 2000, di Indonesia hingga saat ini arang lebih
dikenal sebagai sumber energi, namun ternyata arang dan arang aktif selain sebagai sumber energi juga dapat berperan sebagai pembangun hara soil
conditioning karena secara morfologis arang mempunyai pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara dalam tanah.
Menurut Saeni 1989, penyerapan zat-zat nutrisi dari dalam tanah oleh arang terjadi sesuai dengan prinsip keseimbangan. Kandungan zat nutrisi dalam
tanah akan meningkat jika kandungan zat tersebut pada arang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya, kandungan zat nutrisi dalam tanah akan menurun jika kandungan
zat tersebut pada arang rendah. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian arang
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman Acacia mangium dan Eucalyptus urophylla, baik pada tingkat semai maupun anakan Gusmailina et al.
2000. Berdasarkan penelitian Gusmailina dan Pari 2002, perlakuan penambahan arang dengan dosis 10 menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman
tertinggi.
2.4 Bokashi Pupuk Kandang
Bahan organik merupakan bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang baik
dan merupakan sumber hara bagi tanaman. Peran pupuk organik menurut Suriawiria 2002 antara lain: sebagai pengatur kelembaban tanah, sebagai
pengatur sirkulasi udara di dalam tanah, dapat mempermudah penetrasi akar di dalam tanah, dapat mempermudah masuknya air ke dalam tanah, sebagai sumber
unsur mikro, dan dapat menyimpan air konservasi air hujan. Salah satu pupuk organik yang sudah cukup dikenal adalah bokashi.
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 Effective Microorganisms 4
Nasir 2008. EM-4 merupakan campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan. EM-4 ini bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun
pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. Penggunaan EM-4 akan lebih efisien bila terlebih dahulu ditambahkan ke bahan organik berupa
pupuk organik bokashi ke dalam tanah atau menurut Purwani et al. 1998 hasil fermentasi bahan organik dengan EM-4 dikenal dengan istilah bokashi. Bokashi
sendiri merupakan suatu istilah dalam bahasa Jepang yang berarti bahan organik yang difermentasikan dengan menggunakan EM Choliq et al. 1999.
EM-4 sendiri mengandung mikroorganisme fermentasi dan fotosintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat Lactobacillus sp., bakteri fotosintetik
Rhodopseudomonas sp., Actinomycetes sp., Azotobacter sp., ragi, dan jamur pengurai selulosa Marsono dan Sigit 2001. Bahan untuk pembuatan bokashi
dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Menurut Nasir
2008 beberapa pengaruh EM-4 yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut di antaranya adalah dapat memperbaiki perkecambahan bunga, buah dan
kematangan hasil tanaman, dapat memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah, dapat
meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman, dapat menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan dapat meningkatkan manfaat
bahan organik sebagai pupuk. Gaur 1980 dalam Choliq et al. 1999, pupuk organik selain menyuburkan
tanah juga dapat memperbaiki sifat-sifat kimia dan biologi tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah menahan air dan
meningkatkan ketersediaan unsur mikro serta memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Bokashi sendiri banyak digunakan para petani di Jepang dalan perbaikan
tanah secara tradisional untuk meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan persediaan unsur hara bagi tanaman Sani 2007 dalam
Pristyaningrum 2010. Nasir 2008 menambahkan, bila bokashi dimasukan kedalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai pakan oleh
mikroorganisme efektif untuk berkembangbiak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman. Sifat kimia dan kandungan
mikroba pada bokashi dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil penelitian yang ditunjukkan pula oleh Juhaeti et al. 2006 bahwa
pemupukan dengan dosis 2gpot dapat membantu meningkatkan pertumbuhan sengon buto di tanah tailing. Selain itu, hasil penelitian Suhartati dan Rahmayanti
2007 menunjukkan bahwa bokashi dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi gmelina sebesar 79,9 dan diameter 60,6. Hasil penelitian yang sama juga
ditunjukkan oleh Pristyaningrum 2010, menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman
jabon disebabkan adanya perbedaan kandungan unsur hara yang terkandung di dalam masing-masing tanaman.
Tabel 3 Komposisi kimia dan kandungan mikroba pada bokashi pupuk kandang Purwani et al. 1998
Bahan Satuan
Besaran Nitrogen
1,3 Phospor
Ppm 27,2
Kalium Mg100 g
41,0 CN
14,0 Actinomycetes
X 10
4
koloni gtanah 45,0
Azotobacter sp. X 10
4
koloni gtanah 110,0
BAB III METODOLOGI