2004 9.297.927.500,00
5.504.982.567,55 59,21
2005 10.782.250,00
9.265.506,55 85,93
2006 5.879.098,84
4.081.365,09 69,42
Sumber : Laporan Keuangan KBSI
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan unit usaha dilihat dari omzet penjualan dari tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Seperti telah
dijelaskan dalam perkembangan anggota, salah satu faktor penurunan omzet penjualan adalah karena banyaknya karyawan PT. INTI yang mengajukan pensiun dini dan juga
habisnya masa bekerja bagi karyawan kontrak, yang menyebabkan penurunan tingkat partisipasi anggota sebagai pelanggan. Penurunan yang sangat besar adalah pada tahun
2000 dimana pada tahun 1999 hasil penjualan mencapai angka 5 miliar lebih, sedangkan tahun 2000 menurun drastis menjadi 9 juta, begitupun tahun 2001 yangkembali
mengalami penurunan menjadi 4 juta lebih.
3.1.5. Keadaan Permodalan dan Keuangan KBSI. A. Keadaan Permodalan
Modal merupakan factor yang sangat penting dan sangat membantu dalam menjalankan dan mengembangkan kegiatan usaha, baik yang sifatnya modal sendiri
maupun modal asing modal pinjaman. Modal pada koperasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu mensejahterakan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya melalui pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh koperasi.Adapun sumber permodalan pada KBSI terdiri dari :
a. Modal Asing
Yaitu modal yang berasal dari luar koperasi, sifatnya sementara dan bagi koperasi merupakan hutang, yang pada suatu saat harus dikembalikan. Komponen dari modal
asing ini berupa kredit atau pinjaman yang termasuk hutang jangka pendek atau jangka 57
panjang. Modal ini diperoleh dari pinjaman Bank atau lembaga keuangan lainnya. Badan-badan usaha yang terlibat diantaranya:
1. Bank Muamalat Indonesia BMI 2. Bank MEGA
Modal asing diperlukan karena terbatasnya modal sendiri. Apabila koperasi hanya mengandalkan modal sendiri maka koperasi akan sulit mengembangkan aktivitas
usahanya. Peminjaman modal ini diberikan kepada koperasi dengan keringanan- keringanan seperti tingkat bunga yang rendah sehingga tidak memberatkan KBSI.
b. Modal Sendiri
Yaitu modal yang berasal dari dalam koperasi yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, SHU yang tidak dibagikan dan cadangan koperasi.
Untuk mengetahui perkembangan simpanan anggota dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15. Perkembangan Simpanan Anggota Tahun 2003 – 2006 No
Bentuk simpanan Tahun 2003
Rp Tahun 2006
Rp
1 Simpanan Pokok
12.897.075,00 109.177.075,00
2 Simpanan Wajib
1.177.161.756,00 1.286.960.301,00
3 Simpanan Sukarela
67.921.748,00 103.632.021,23
Sumber: Laporan RAT KBSI
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan SHU KBSI selama periode 2003 – 2006.
Tabel.16. Perkembangan SHU KBSI 2003 – 2006 No
Tahun Jumlah SHU
Rp
1 2
3 4
2003 2004
2005 2006
610.155.879,57 179.798.223,03
503.242.430,60 279.842.623,00
Ket.Perkembangan berdasarkan tahun per tahun Sumber : Laporan RAT KBSI
Sisa hasil usaha tahun 2005 mengalami kenaikan, hal ini diakibatkan adanya keuntungan kegiatan unit usaha non anggota yang dialokasikan ke dalam SHU anggota.
Sedangkan keadaan modal sendiri KBSI dan perkembanganya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 17. Perkembangan keadaan modal sendiri KBSI tahun 2005 – 2006
Komponen Modal Sendiri
Tahun 2005 Rp
Tahun 2006 Rp
Simpanan anggota Cadangan
SHU 1.303.530.722,00
63.647.748,22 503.242.430,00
1.257.980.579,23 84.153.978,13
279.842.623,00 Jumlah
1.870.420.900,00 1.621.977.180,00
Sumber : Laporan RAT KBSI
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa adanya penurunan komponen modal sendiri yang diakibatkan oleh penurunan jumlah anggota, maka kenyataan ini haruslah
dijadikan tolok ukur bagi perkembangan KBSI selanjutnya. Berikut adalah strukur permodalan Koperasi Bina Sejahtera Inti KBSI yang
menggambarkan perbandingan antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang yang dimiliki oleh koperasi, yaitu :
Tabel 18. Struktur Modal KBSI Rp Struktur Modal
31 Desember 2004 Rp
31 Desember 2005 Rp
31 desember 2006 Rp
Modal Sendiri : Simpanan Pokok
Simpanan Wajib Donasi
13.232.075,00 1.145.539.931,00
93.124.580,75 12.897.075,00
1.177.161.756,00 93.124.580,75
109.177.075,00 1.286.960.301,00
93.124.580,75 59
Cadangan SHU
1.140.280.393,80 156.729.004,73
63.647.748,22 503.242.430,60
84.153.978,13 279.842.623,12
Jumlah 2.235.447.004,73
1.850.073.320,57 1.853.258.558,00
Hutang jk panjang Hutang bank
Hutang lain-lain -
- -
- -
125.914.871,00
Jumlah -
- 125.914.871,00
Sumber : Laporan RAT KBSI Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat dilihat perbandingan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri yang dimiliki oleh koperasi Long Term Debt to Equity Ratio yaitu untuk mengetahui bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk hutang jangka panjang. Perbandingan tersebut dapat dilihat hanya untuk tahun 2006 karena tahun 2004 dan 2005 KBSI tidak mempunyai hutang jangka panjang,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 19. Perbandingan Hutang Jangka Panjang Dengan Modal Sendiri KBSI Rp
Keterangan Tahun
2006 Perbandingan
Modal Sendiri 1.853.258.558,00
93,64
Hutang jangka panjang 125.914.871,00
6,36
Total 1.979.173.429,00
100 Sumber : Laporan RAT dan pengolahan data
Prosentase nilai pada data tabel di atas menunjukan bahwa perbandingan modal sendiri dengan total modal sebesar 93,64 dan modal asing dengan total modal sebesar
6,36. Hal ini mengambarkan bahwa sebagian besar kegiatan usaha KBSI dibiaya dengan modal sendiri.
B. Keadaan Keuangan KBSI.
Menilai keadaan keuangan adalah salah satu cara untuk melihat sampai sejauh mana koperasi mampu berdiri sendiri.Berbeda dengan analisis permodalan, analisis
keuangan menbandingkan perbandingan antara modal sendiri yang dimiliki dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.Dalam penelitian keadaan keuangan
KBSI dianalisis dengan mengunakan analisis keuangan yang terdiri dari analsis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas usaha serta aktivitas perusahaan.
a. Rasio Likuiditas.